Senin, 09 Februari 2015
khasiat tanaman Urang-aring bagi kesehatan
Urang aring termasuk dalam tumbuhan liar. Merupakan famili dari Compositae (Asteraceac). DI beberapa daerah tanaman ini disebut dengan berbagai nama seperti goman (jawa), telenteyan (Madura), daun sipat, keremak janten (Sumatera), daun tinta (Banda), dan Mo han lian (Cina).
Tanaman urang aring mengandung ecliptine, alfa terthienymethanol, 2-(buta-1,3-diynyl)-5-(but-3-en-1-ynyl) triofena, 2-(buta-1,3-diynyl)-5-(4-kloro-3-hydroxybut-1-ynyl) tiofena, 5-(3-buten-1-ynyl)-2,2bithienyl-5-metil asetat, dan wedelolactone.
Beriku ini penggunaan urang aring sebagai obat tradisional
1. Gusi bengkak
- sangrai daun urang aring sampai kering
- jadikan sebagai obat bububk
- oleskan pada tempat yang sakit
2. Penyubur rambut
- lumatkan 1 genggam daun urang aring
- tambahkan 2 gelas air lalu saring
- embunkan perasan air tersebut selama semalam
- basahi kulit kepala dengan air tersebut smabil dipijat
- lakukan 1 kali setiap hari
3. Luka di kepala
- rebus daun urang aring secukupnya
- gunakan airnya untuk mencuci kepala, lalu ampasnya digososkan di kepala
- cara lain : melumatkan daun segar lalu air perasannya dioleskan di kepala
4. Keputihan
- tim daun urang airng segar sebanyak 30 gram
- tambahkan dengan kaldu ayam
- minum
5. Mimisan
- lumatkan dan peras 1 genggam daun urang aring segar
- tambahkan air perasanan dengan 5 sdm air putih
- tim agar panas
- minum 2 kali sehari sesudah makan
6. Diare
- rebus 30 gram daun urang airing segar
- lalu minum
7. Batuk darah
lematkan dan peras 60 gram daun urang aring segar
- air perasannya diseduh dengan air hangat
- lalu minum
khasiat tanaman Wijayakusuma bagi kesehatan - Epiphyllum oxypetalum Haw
Wijayakusuma termasuk dalam Familia Cactaceae dengan sinonim Cereus oxypetalus DC. Wijayakusuma dapat tumbuh mencapai 2 – 3 m yang batang induknya berbentuk silinder.
Daunnya pipih, tebal berdaging, dan berbentuk lanset. Bagian tengah tulang daunnya keras dan tebal dengan tepi berlekuk sebagai tempat keluarnya bunga atau tunas baru yang berwarna hijau.
Wijayakusuma mempunyai bunga yang besar, berwarna putih yang keluar dari lekukan daun dengan tangkai lemas yang panjangnya 13 – 15 cm dan penampang bunganya sekitar 10 cm. Bunga Wijayakusuma mekar pada malam hari, hanya beberapa jam saja lalu layu menjadi kuning.
Buahnya berwarna merah, berbentuk bulat, dan bergetah. Bijinya banyak dan berwarna hitam. Wijayakusuma dikembangbiakkan dengan stek daun.
Bunga Wijayakusuma mempunyai sifat kimiawi dengan rasa manis dan netral, sedangkan batangnya mempunyai rasa asin, masam, dan sejuk.
Bunga dan batang Wijayakusuma dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Bunganya dapat dipakai dalam keadaan segar atau dikeringkan, sedangkan batangnya dapat dipakai dalam keadaan segar saja. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan tanaman ini, antara lain :
-TBC paru dengan batuk, batuk darah
-Perdarahan pada wanita (uterine bleeding)
-Infeksi tenggorokan (Pharyngitis)
-Sakit ulu hati (gastritis), muntah darah
Pengobatan dengan wijayakusuma untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 3 – 5 bunga (10 – 20 gr) kemudian meminum air rebusannya. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara menggiling halus batang tanaman lalu membubuhkan ke tempat yang sakit (untuk bisul dan luka berdarah). Bila perlu dibalut.
Cara pengobatan menggunakan Wijayakusuma dapat dijelaskan lebih rinci untuk masing-masing penyakit, yaitu :
-TBC paru dengan batuk, batuk darah : merebus 3 – 5 kuntum bunga dengan menambahkan 15 gr gula kemudian meminum airnya.
Perdarahan pada wanita : membuat tim menggunakan 2 – 3 kuntum bunga ditambah daging tanpa lemak kemudian dimakan bersama nasi.
khasiat utama tanaman Waru Landak untuk pengobatan
Waru landak termasuk dalam Familia Malvaceae. Tanaman ini merupakan perdu tegak dengan beberapa percabangan, biasanya ditanam di taman-taman, di halaman rumah sebagai tanaman pagar, atau tumbuh liar di hutan dan ladang dari ketinggian 1-900 m di atas permukaan air laut.
Waru landak tumbuh dengan tinggi sekitar 2-5 m yang dilapisi dengan rambut halus.
Daunnya besar dan berupa daun tunggal yang terletak berseling dengan kedua permukaan daun dilapisi rambut halus dan mempunyai tangkai daun yang panjangnya 5-8 cm. Panjang daun 10-20 cm dan lebarnya 9-22 cm, bercangap menjari 3-5 dengan pangkal berlekuk, ujung runcing dan tepi bergerigi.
Bunganya berdiameter 7-10 cm dan keluar dari ketiak daun atau berkumpul di ujung tangkai. Pada pagi hari, bunganya berwarna putih atau dadu, dan pada sore hari menjelang layu warnanya berubah menjadi merah.
Buahnya bulat dan panjangnya 2-5 cm, dipenuhi rambut kasar dan bijinya berlekuk.
Lendir dari daun-daunnya dipakai oleh penduduk untuk melunakkan dan mematangkan bisul yang keras.
Waru landak mempunyai sifat kimiawi dengan rasa agak pedas dan sejuk yang berfungsi sebagai antibiotik, anti radang, membersihkan darah, menghilangkan bengkak, melancarkan pengeluaran nanah, dan mengehentikan perdarahan (hemostatik). Herba ini masuk meridian paru-paru dan hati (lever).
Kandungan kimia yang terdapat dalam bunga dan daun waru landak, antara lain :
-Bunga : Anthocyanin, isoquercitrin, hyperin, hyperoside, rutin, quercetin-4-glucoside, spiraeoside, quercimeritrin, cyanidin 3,5-diglucoside, cyanidin 3-rutinoside-5-glucoside.
-Daun : tanin, phenol, asam amino, dan reducing sugar.
Bunga, daun, dan akar tumbuhan ini dapat digunakan untuk pengobatan. Bunga dan akar dikeringkan, sedangkan daun dapat digunakan saat segar atau dikeringkan dengan menjemurnya di bawah pelindung lalu digiling dan dijadikan bubuk.
Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan waru landak, antara lain :
-Infeksi paru-paru (Pulmonary empyema), batuk darah akibat batuk lama
-Darah haid banyak (Menorrhagia), muntah darah
-Keputihan (Leucorrhea)
-Mata merah dan Bengkak
-Cacar ular yang melingkarbadan
Bunganya juga berkhasiat untuk kanker esophagus, cardia, stomach (lambung), paru-paru, payudara, dan kulit.
Pemakaian luar digunakan untuk mengobati bisul, radang kulit bernanah, radang payudara (mastitis), radang saluran dan kelenjar limfe (lyphadenitis), luka tersiram air panas/terbakar, gigitan ular, dan luka terpukul.
Pengobatan menggunakan herba ini untuk pemakaian dalam dilakukan dengan cara merebus 10-30 gr (yang segar 50-150 gr) herba kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum. Atau dengan cara merebus 30-60 gr akar segar kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum. Untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara :
-Menggiling daun dan bunga segar secukupnya lalu ditempelkan ke tempat yang sakit
-Menggiling daun dan bunga kering menjadi bubuk lalu diaduk dengan saleb vaseline. Campuran di atas dengan konsentrasi 25 % disebut Hibiscus ointment yang digunakan untuk pengobatan kanker kulit dan tumor yang mengoreng (ulcus), juga untuk bisul danradang kulit bernanah.
-Menumbuk akar herba sampai hancur kemudian dibubuhkan ke tempat yang sakit.
Cara pengobatan menggunakan waru landak untuk beberapa penyakit dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :
-Muntah darah, darah haid banyak, bisul, abses paru : merebus 10-30 gr bunga waru landak kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum.
-Luka tersiram air panas : menggiling bunga kering menjadi bubuk lalu diaduk dengan minyak wijen secukupnya dan dioleskan ke tempat yang sakit.
-Bisul, radang kulit bernanah : mencuci bersih bunga atau daun segar secukupnya lalu digiling sampai halus dan ditempelkan ke tempat yang sakit.
-Cacar ular yang melingkari badan : mengeringkan daun segar (dengan diangin-anginkan, bukan dijemur) lalu digiling menjadi bubuk dan diaduk dengan tajin. Setelah itu, oleskan pada bagian badan yang sakit.
Catatan : Efek farmakologis tanaman obat ini menghambat sel kanker lambung.
Sabtu, 07 Februari 2015
Manfaat dan Khasiat bagi kesehatan tanaman Daun Pegagan (Antanan)
Tanaman pegagan dikenal juga dengan nama antanan atau daun kaki kuda. Pegagan memiliki nama latin Centella asiatica (Linn) dan termasuk dalam keluarga Umbelliferae.
Daun pegagan ini memiliki sifat manis dan sejuk. Sementara efek farmakologisnya adalah anti-infeksi, antitoxic, penurun panas, peluruh air seni. Karena efek farmakologis tersebut pegagan secara turun temurun sering dijadikan sebagai obat tradisional.
Kandungan kimiawinya terdiri dari asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahminoside, brahmic acid, madasiatic acid, meso-inositol, centellose, carotenoids, garam-garam mineral seperti garam kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi, vellarine dan zat samak.
Manfaat Daun Pegagan untuk Pengobatan
Berikut ini beberapa penyakit yang bisa diobati dengan menggunakan daun pegagan sebagai ramuan obat tradisional.
Darah tinggi
Ambil 20 lembar daun pegagan kemudian direbus dalam 3 gelas air hingga menjadi 3/4-nya. Ramuan tersebut diminum 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas.
Demam
Segenggam daun pegagan segar ditumbuk hingga halus, kemudian ditambah sedikit air dan garam, lalu saring. Airnya diminum pagi-pagi sebelum makan.
Wasir
Ambil 4-5 batang pegagan berikut akar-akarnya, lalu direbus dengan 2 gelas air selama ± 5 menit. Minum air rebusan ini secara rutin selama beberapa hari.
Bisul
Cara pertama, sediakan 30 gram - 60 gram pegagan segar. Cuci bersih lalu direbus, dan air rebusannya diminum. Cara kedua, pegagan segar dicuci bersih, kemudian dilumatkan dan ditempelkan ke bagian tubuh yang sakit.
Batuk darah, muntah darah, mimisan
Ambil 60 - 90 gram pegagan segar lalu direbus atau diperas, kemudian airnya diminum.
Mata merah, bengkak
Daun pegagan bisa juga dijadikan sebagai obat tetes mata. Caranya pun cukup mudah. Pegagan segar dicuci bersih, dilumatkan, diperas, airnya disaring. Teteskan ke mata yang sakit 3-4 kali sehari.
Batuk kering
Ambil segenggam penuh pegagan segar, kemudian dilumatkan, dan peras airnya. Tambahkan air dan gula batu secukupnya. Kemudian minum ramuan tersebut sekaligus.
Menambah nafsu makan
Untuk meningkatkan nafsu makan, ambil 1 genggam daun pegagan segar direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Minum air rebusan daun pegagan tersebut sehari 1 gelas.
Manfaat teh daun pegagan
Teh daun pegagan segar berkhasiat untuk membangkitkan nafsu makan, menyegarkan badan, menenangkan, menurunkan panas, batuk kering, mengeluarkan cacing di perut, mimisan.
Manfaat lalap pegagan
Lalaban pegagan segar berkhasiat Membersihkan darah, terutama pada bisul, tukak berdarah. Memperbanyak empedu, sehingga memperbaiki gangguan pencernaan.
Susah kencing
Jika Anda mengalami susah kencing, ambil 30 gram pegagan segar. Lumatkan atau tumbuk halus. Ramuan tersebut ditempelkan di sekitar pusar.
Lepra
Ambil 3/4 genggam pegagan dicuci bersih, lalu direbus dengan 3 gelas air sampai menjadi 3/4 -nya. Saring, setelah dingin, airnya diminum sehari 3 kali 3/4 gelas.
Campak
Untuk mengobati penyakit campak, ambillah 60 -120 gram pegagan, cuci bersih lalu direbus. Kemudian air rebusannya diminum.
Pembengkakan hati (liver)
Ambil 240 gram - 600 gram pegagan segar, kemudian direbus. Setelah dingin, air rebusannya minum secara rutin.
Manfaat Tanaman lantana camara atau Tembelekan bagi kesehatan manusia
Tembelekan [Lantana camara L.] berasal dari Amerika tropis, terdapat di dataran rendah sampai ketinggian 1700 m diatas permukaan air laut. Tembelekan yang tumbuh liar di tempat-tempat tandus ini banyak juga dipakai sebagai tanaman pagar atau tanaman hias. Habitus perdu, tegak atau setengah merambat, mempunyai banyak cabang, ranting berbentuk segi empat, tinggi ± 2 m, ada varetas berduri dan ada yang tidak berduri, banyak khas. Daun berbentuk bulat telur, ujungnya meruncing, pinggir bergerigi, tulang daun menyirip, permukaan atas daun berambut banyak terasa kasar, sedangkan bagian bawah daun berambut jarang, daun berbau harum dan duduk saling berhadapan. Bunganya berwarna putih, merah muda, jingga, kuning, dan sebagainya, berbentuk dalam rangkaian yang bersifat rasemos, bergerombol, bulat atau gepeng. Buah seperti buah buni, berwarna hitam mengkilat jika sudah matang.
Familia
Verbenaceae.
Sinonim
Lantana aculeata L. = Lantana antillana Rafin. = Lantana mutabilis Salisb. = Lantana polyacanthus SCH. = Lantana scrabrida Soland.
Nama daerah
Sumatra : tembelekan, kembang telek, bunga pagar, kayu singapur, tahi ayam (Melayu).
Jawa : kembang setek, saliyara, saliyere, tahi ayam, tahi kotok, cente (Sunda), kembang telek, oblo, puyengan, pucengan, tembelek, tembelekan, teterapan, waung, wileran (jawa), kamanco, mainco, tamanjho (Madura).
Nama Asing
Wu se mei (T), coronitas, kantutai, lantana (F), lantana (I), coronitas, cinco negritos (S), bourbentjes (B).
Sifat Kimia dan Efek Farmakologis
Akar : rasa manis, sejuk. Berkhasiat sebagai penurun panas (antipiretik), penawar racun (antitoksik), penghilang rasa sakit (analgesik), menghentikan pendarahan (hemostatik).
Daun : rasa pahit, sejuk, berbau, agak beracun (toksik). Berkhasiat menghilangkan gatal (antipruritus), antitoksik, menghilangkan pembengkakan (antiswelling), perangsang muntah (emetikum).
Bunga : rasa manis, sejuk, berkhasiat menghentikan pendarahan (hemortatik).
Kandungan Kimia
Daun mengandung lantadene A (0,31-0,68%), lantadene B (0,2%), asam lantonalat, asam lantat, humulene (mengandung minyak menguap 0,16-0,2%), ß caryophyllene, terpidene, a pinene, p-cymene.
Bagian yang Dipakai
Daun, bunga, akar segar atau dikeringkan.
Kegunaan
1. Akar :
Influenza;
TBC kelenjar;
Gondongan (parotitis epedemica);
Rematik, keseleo;
Memar (haematoma);
Sakit kulit yang berkaitan dengan gangguan emosi (neurodermatitis);
Keputihan (leucorrhea);
Air kemih mengandung nanah (gonorrhoea);
Sering buang air kecil (beser).
2. Bunga :
TBC dengan batuk darah;
Batuk pada anak-anak;
Asma.
3. Daun :
Sakit kulit, bisul (furunculus), radang kulit (dermatitis);
Gatal-gatal (pruritus), memar (haematoma), luka;
Keseleo, rematik;
Panas tinggi;
Perangsang muntah pada keracunan makanan;
Batuk (tussis);
Sering buang air kecil (beser).
Dosis Pemakaian
Pemakaian luar : tembelekan secukupnya, dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian yang sakit.
Pemakaian dalam (minum) : 15-30 gram akar kering dan daun kering, 6-10 gram bunga kering, direbus lalu diminum.
Pemakaian Luar
Penyakit kulit, bisul (furunculus), luka berdarah, memar (haematoma), bengkak-bengkak : daun tembelekan segar secukupnya, dihaluskan lalu ditempel pada bagian yang sakit. Diganti 2-3 kali sehari.
Rematik : cara ke-1 : daun tembelekan segar dan jahe merah (Zingiber officinale Rosc.), direbus dengan air secukupnya lalu tambahkan air dingin hingga hangat dan dipakai untuk mandi. Cara ke-2 : akar tembelekan kering secukupnya, direbus dengan 1 liter air hingga mendidih lalu dicampur dengan air dingin hingga hangat kemudian gunakan untuk mandi.
Radang kulit (dermatitis), eksim (ekzema), jamur kulit) : seluruh bagian tumbuhan tembelekan segar, sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) dan daun ketepeng china (Cassi Alata L.) direbus dengan air secukupnya sampai mendidih, lalu hangat-hangat digunakan untuk mencuci bagian yang sakit.
Keseleo : daun tembelekan secukupnya kemudian dilumatkan, tambahkan arak putih dan tepung terigu yang telah digongseng lalu diaduk dan ditempekan pada bagian yang sakit.
Pemakaian Dalam
TCB dengan batuk darah : 5-10 gram bunga tembelekan kering, 60 gram akar alang-alang (Imperata cylindrica [L.] Beauv.), 15 gram kencur (Kaempferia galanga L.), gula batu secukupnya, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan diminum airnya.
Batuk (tussis) pada anak-anak : 10 gram bunga tembelekan kering, 30 gram kaktus (Opuntia dilleni [Ker-Gawl.] Haw.) yang telah dikupas kulitnya, 3 lembar daun sirih (Piper betle L.), madu secukupnya, direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya.
Sakit kepala, sakit gigi : 30 gram akar kering direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, disaring lalu airnya diminum.
Influenza : cara ke-1 : 30 gram daun tembelekan dan 15 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.) direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, disaring lalu diminum airnya selagi hangat, lakukan dua kali sehari; Atau cara ke-2 : 30 gram akar tembelekan, 2 batang daun bawang putih (Allium sativum L.), dan 15 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.) direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan diminum airnya selagi hangat.
Pembengkakan kelenjar limfe : 15 gram akar tembelekan kering dan 30 gram rumput laut che chai (Porphyra tenera) direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, disaring lalu airnya diminum dan rumput lautnya dimakan.
Sakit perut, diare : 6-9 gram bunga kering digiling hingga menjadi bubuk lalu diseduh dengan air mendidih secukupnya, hangat-hangat airnya diminum.
Keputihan (leucorrhea) : 30 gram akar tembelekan kering, 30 gram kulit delima kering (punica granatum L.) direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan dibagi menjadi dua dosis, kemudian diminum. Lakukan dua kali sehari.
Sering buang air kecil (beser) : 30 gram daun tembelekan, 10 buah ginkgo biloba (pyk ko) yang telah disangrai, keduanya direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan diminum airnya sedangkan pek ko dimakan.
Kencing nanah (Gonorrhoea) : 30 gram akar tembelekan kering, 30 gram sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) 30 gram brotowali (Tinospora crispa [L.] Miers.), direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan diminum airnya.
Perangsang muntah (emeticum) : 30 gram daun tembelekan segar, 100 gram lobak (Raphanus sativus Linn.), direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, airnya diminum hangat-hangat setelah disaring.
Menambah nafsu makan (stomakik) : 30 gram kulit batang tembelekan direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, lalu disaring dan diminum airnya hangat-hangat sebanyak 200 cc. Lakukan satu kali sehari.
Keseleo : 30 gram daun tembelekan, 10 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.), 15 gram daun dewa (Gynura segetum (Lour) Merr.), direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya hangat-hangat.
Sakit pinggang (lumbago) : cara ke-1 : 30 gram seluruh bagian tumbuhan tembelekan segar dan takokak (Solanum torvum Swartz.), direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, lalu disaring dan diminum airnya selagi hangat. Atau cara ke-2 : 3-9 gram bunga tembelekan kering, direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya selagi hangat.
Pegal linu : 30 gram seluruh tumbuhan tembelekan, 30 gram buah takokak (Solanum torvum Swartz.), dan 15 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.), direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, lalu disaring dan diminum airnya.
Rematik : 15 gram akar tembelekan, 10 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.), 15 gram temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, lalu disaring dan diminum airnya.
Bisul (furunculus) : 9 gram bunga tembelekan segar, 30 gram daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) dan 30 gram daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata [Lam.] Pers.), direbus dengan air secukupnya, setelah dingin diminum.
Eksim (ekzema) : bunga tembelekan dikeringkan kemudian digiling hingga halus, ambil 3 gram bubuk tersebut lalu diseduh dengan air panas, kemudian airnya diminum.
Catatan
Kelebihan dosis menyebabkan pusing dan muntah-muntah.
Wanita hamil dilarang menggunakan tanaman ini.
Setiap pengobatan dilakukan secara teratur. Untuk penyakit yang serius tetap konsultasikan ke dokter.
Familia
Verbenaceae.
Sinonim
Lantana aculeata L. = Lantana antillana Rafin. = Lantana mutabilis Salisb. = Lantana polyacanthus SCH. = Lantana scrabrida Soland.
Nama daerah
Sumatra : tembelekan, kembang telek, bunga pagar, kayu singapur, tahi ayam (Melayu).
Jawa : kembang setek, saliyara, saliyere, tahi ayam, tahi kotok, cente (Sunda), kembang telek, oblo, puyengan, pucengan, tembelek, tembelekan, teterapan, waung, wileran (jawa), kamanco, mainco, tamanjho (Madura).
Nama Asing
Wu se mei (T), coronitas, kantutai, lantana (F), lantana (I), coronitas, cinco negritos (S), bourbentjes (B).
Sifat Kimia dan Efek Farmakologis
Akar : rasa manis, sejuk. Berkhasiat sebagai penurun panas (antipiretik), penawar racun (antitoksik), penghilang rasa sakit (analgesik), menghentikan pendarahan (hemostatik).
Daun : rasa pahit, sejuk, berbau, agak beracun (toksik). Berkhasiat menghilangkan gatal (antipruritus), antitoksik, menghilangkan pembengkakan (antiswelling), perangsang muntah (emetikum).
Bunga : rasa manis, sejuk, berkhasiat menghentikan pendarahan (hemortatik).
Kandungan Kimia
Daun mengandung lantadene A (0,31-0,68%), lantadene B (0,2%), asam lantonalat, asam lantat, humulene (mengandung minyak menguap 0,16-0,2%), ß caryophyllene, terpidene, a pinene, p-cymene.
Bagian yang Dipakai
Daun, bunga, akar segar atau dikeringkan.
Kegunaan
1. Akar :
Influenza;
TBC kelenjar;
Gondongan (parotitis epedemica);
Rematik, keseleo;
Memar (haematoma);
Sakit kulit yang berkaitan dengan gangguan emosi (neurodermatitis);
Keputihan (leucorrhea);
Air kemih mengandung nanah (gonorrhoea);
Sering buang air kecil (beser).
2. Bunga :
TBC dengan batuk darah;
Batuk pada anak-anak;
Asma.
3. Daun :
Sakit kulit, bisul (furunculus), radang kulit (dermatitis);
Gatal-gatal (pruritus), memar (haematoma), luka;
Keseleo, rematik;
Panas tinggi;
Perangsang muntah pada keracunan makanan;
Batuk (tussis);
Sering buang air kecil (beser).
Dosis Pemakaian
Pemakaian luar : tembelekan secukupnya, dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian yang sakit.
Pemakaian dalam (minum) : 15-30 gram akar kering dan daun kering, 6-10 gram bunga kering, direbus lalu diminum.
Pemakaian Luar
Penyakit kulit, bisul (furunculus), luka berdarah, memar (haematoma), bengkak-bengkak : daun tembelekan segar secukupnya, dihaluskan lalu ditempel pada bagian yang sakit. Diganti 2-3 kali sehari.
Rematik : cara ke-1 : daun tembelekan segar dan jahe merah (Zingiber officinale Rosc.), direbus dengan air secukupnya lalu tambahkan air dingin hingga hangat dan dipakai untuk mandi. Cara ke-2 : akar tembelekan kering secukupnya, direbus dengan 1 liter air hingga mendidih lalu dicampur dengan air dingin hingga hangat kemudian gunakan untuk mandi.
Radang kulit (dermatitis), eksim (ekzema), jamur kulit) : seluruh bagian tumbuhan tembelekan segar, sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) dan daun ketepeng china (Cassi Alata L.) direbus dengan air secukupnya sampai mendidih, lalu hangat-hangat digunakan untuk mencuci bagian yang sakit.
Keseleo : daun tembelekan secukupnya kemudian dilumatkan, tambahkan arak putih dan tepung terigu yang telah digongseng lalu diaduk dan ditempekan pada bagian yang sakit.
Pemakaian Dalam
TCB dengan batuk darah : 5-10 gram bunga tembelekan kering, 60 gram akar alang-alang (Imperata cylindrica [L.] Beauv.), 15 gram kencur (Kaempferia galanga L.), gula batu secukupnya, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan diminum airnya.
Batuk (tussis) pada anak-anak : 10 gram bunga tembelekan kering, 30 gram kaktus (Opuntia dilleni [Ker-Gawl.] Haw.) yang telah dikupas kulitnya, 3 lembar daun sirih (Piper betle L.), madu secukupnya, direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya.
Sakit kepala, sakit gigi : 30 gram akar kering direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, disaring lalu airnya diminum.
Influenza : cara ke-1 : 30 gram daun tembelekan dan 15 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.) direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, disaring lalu diminum airnya selagi hangat, lakukan dua kali sehari; Atau cara ke-2 : 30 gram akar tembelekan, 2 batang daun bawang putih (Allium sativum L.), dan 15 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.) direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan diminum airnya selagi hangat.
Pembengkakan kelenjar limfe : 15 gram akar tembelekan kering dan 30 gram rumput laut che chai (Porphyra tenera) direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, disaring lalu airnya diminum dan rumput lautnya dimakan.
Sakit perut, diare : 6-9 gram bunga kering digiling hingga menjadi bubuk lalu diseduh dengan air mendidih secukupnya, hangat-hangat airnya diminum.
Keputihan (leucorrhea) : 30 gram akar tembelekan kering, 30 gram kulit delima kering (punica granatum L.) direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan dibagi menjadi dua dosis, kemudian diminum. Lakukan dua kali sehari.
Sering buang air kecil (beser) : 30 gram daun tembelekan, 10 buah ginkgo biloba (pyk ko) yang telah disangrai, keduanya direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan diminum airnya sedangkan pek ko dimakan.
Kencing nanah (Gonorrhoea) : 30 gram akar tembelekan kering, 30 gram sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) 30 gram brotowali (Tinospora crispa [L.] Miers.), direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan diminum airnya.
Perangsang muntah (emeticum) : 30 gram daun tembelekan segar, 100 gram lobak (Raphanus sativus Linn.), direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, airnya diminum hangat-hangat setelah disaring.
Menambah nafsu makan (stomakik) : 30 gram kulit batang tembelekan direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, lalu disaring dan diminum airnya hangat-hangat sebanyak 200 cc. Lakukan satu kali sehari.
Keseleo : 30 gram daun tembelekan, 10 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.), 15 gram daun dewa (Gynura segetum (Lour) Merr.), direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya hangat-hangat.
Sakit pinggang (lumbago) : cara ke-1 : 30 gram seluruh bagian tumbuhan tembelekan segar dan takokak (Solanum torvum Swartz.), direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, lalu disaring dan diminum airnya selagi hangat. Atau cara ke-2 : 3-9 gram bunga tembelekan kering, direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya selagi hangat.
Pegal linu : 30 gram seluruh tumbuhan tembelekan, 30 gram buah takokak (Solanum torvum Swartz.), dan 15 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.), direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, lalu disaring dan diminum airnya.
Rematik : 15 gram akar tembelekan, 10 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.), 15 gram temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, lalu disaring dan diminum airnya.
Bisul (furunculus) : 9 gram bunga tembelekan segar, 30 gram daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) dan 30 gram daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata [Lam.] Pers.), direbus dengan air secukupnya, setelah dingin diminum.
Eksim (ekzema) : bunga tembelekan dikeringkan kemudian digiling hingga halus, ambil 3 gram bubuk tersebut lalu diseduh dengan air panas, kemudian airnya diminum.
Catatan
Kelebihan dosis menyebabkan pusing dan muntah-muntah.
Wanita hamil dilarang menggunakan tanaman ini.
Setiap pengobatan dilakukan secara teratur. Untuk penyakit yang serius tetap konsultasikan ke dokter.
obat ampuh asam urat dengan konsumsi tanaman Sidaguri
Sidaguri (Sida rhombifoli Linn) merupakan salah satu jenis tanaman obat dari famili Malvaceae yang memiliki banyak khasiat sebagai obat. Tanaman ini merupakan tanaman semak yang tumbuh liar dan banyak ditemui di pinggir selokan, sungai dan di bawah pohon besar. Salah satu khasiat utamanya adalah untuk menyembuhkan penyakit asam urat yang sering diderita baik pria maupun wanita di atas usia tiga puluh tahun. Penggunaan tanaman ini untuk obat tidak begitu sulit, yakni dengan memanfaatkan seluruh bagian tanaman berupa daun, batang dan akar. Semua bagian tanaman direbus dan terakhir ditambahkan gula merah untuk menambah rasa. Air seduhan sidaguri ini diminum secara teratur selama tiga hari.
Tanaman obat sidaguri memiliki sinonim Sida spinosa Linn atau Sida retusa Linn, saat ini telah banyak dikenal masyarakat karena dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Dengan adanya kecenderungan pola hidup masyarakat untuk kembali ke alam, maka penggunaan obat tradisional saat ini kembali meningkat. Penggunaan obat-obatan tradisional tersebut disamping biayanya murah, efek penyembuhannya benar-benar dapat dirasakan.
Sidaguri tumbuh tersebar di daerah tropis di seluruh dunia, mulai dari dataran rendah sampai ketingian 1.450 m di atas permukaan laut. Merupakan tanaman semak yang memiliki tinggi mencapai 70 cm. Batang agak berkayu, bulat agak liat dengan warna cokelat. Daun tunggal, letak daun berseling berbentuk jantung, ujung bertoreh, pertulangan menyirip, berbulu rapat dan berwarna hijau. Panjang daun 1,5 - 4,0 cm dan lebar 1,0 - 1,5 cm. Bunga tunggal, bulat telur keluar dari di ketiak daun. Makhota bunga ber-warna kuning agak orange. Bunga mekar pukul 12 siang dan layu sekitar 3 jam kemudian. Buahnya bua batu terdiri dari 8 - 10 kendaga, diameter 6 - 7 mm. Buah muda berwarna hijau dan buah tua berwarna hitam. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada daerah terbuka dan sering ditemui hidup liar di pinggiran selokan, pinggir sungai, dan di bawah tegakan pohon besar.
Sampai saat ini sidaguri masih termasuk tanaman liar karena belum ada yang membudidayakannya. Selama ini perbanyakan tanaman dilakukan secara generatif dengan biji yang secara alami berkecambah di sekitar induknya atau terbawa angin dan berkecambah di tempat lain. Perbanyakan dengan setek tergolong sulit sehingga jarang dilakukan.
Sidaguri memiliki sifat khas manis dan mendinginkan. Kandungan utama tanaman adalah tanin, flavonoid, saponin, alkaloid dan gliko-sida. Di samping itu juga ditemui kalsium oksalat, fenol, steroid, efedrine dan asam amino. Kadar kimia zat tersebut ditemui pada kisaran yang berbeda-beda pada jaringan tanaman. Pada akar ditemui alkaloid, steroid dan efedrine. Pada daun ditemui juga alkaloid, Kalsium oksalat, tanin, saponin, fenol, asam amino dan minyak atsiri, pada batang ditemui calsium oksalat dan tanin.
Seluruh bagian tanaman sidaguri dapat dijadikan simplisia yaitu daun, batang dan akar. Pembuatan simplisia sidaguri cukup mudah. Tanaman sidaguri dicabut dari tanah, lalu semua kotoran yang menempel pada tanaman dibersihkan dengan air mengalir. Setelah itu, dilakukan penjemuran di bawah sinar matahari sampai tanaman benar-benar kering yang ditandai dengan daun, batang dan akar yang gampang dipatahkan. Setelah itu simplisia dimasukan ke dalam kantong plastik putih dan diikat lalu disimpan pada suhu ruang untuk digunakan sewaktu-waktu sebagai bahan obat.
Sidaguri memiliki khasiat anti radang, anti inflamasi, diuretik dan analgesik. Penggunaan tanaman ini sebagai obat telah lama diyakini masyarakat. Pada awalnya tanaman ini sering digunakan untuk mengobati penyakit, diantaranya rematik, demam, disentri, cacing kremi, bisul dan ketombe. Namun akhir-akhir ini sidaguri banyak dimanfaatkan oleh penderita penyakit asam urat. Pada prinsipnya semua orang mengandung asam urat dengan kadar yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan metabolismenya. Kadar normal asam urat di dalam darah berkisar antara 2 - 7 mg% . Bila melebihi dari 7 mg%, maka kondisi tersebut akan dapat menimbulkan GOUT akibat kristalisasi dalam persendian. Gout adalah serangan asam urat yang parah sehingga penderita benar-benar merasa kesakitan. Kondisi ini terjadi akibat ginjal tidak akan sang-gup mengaturrnya sehingga kelebihannya akan menumpuk pada jaringan dan sendi. Tapi jangan salah, kadar asam urat dalam level rendahpun ternyata berbahaya juga karena dapat menimbulkan sakit akibat pelepasan kristal dari tempat-nya menempel di persendian. GOUT yang disebabkan oleh asam urat memang muncul sesekali karena metabolisme purin yang tidak normal. Makin tinggi kadar purin dalam darah akan meningkatkan kadar asam urat.
Dibeberapa daerah tanaman ini sudah banyak diaplikasikan masyarakat untuk mengobati asam urat yang terbukti dengan banyaknya informasi di media mengenai pengalaman keberhasilan menggunakan terhadap tanaman ini. Sebenarnya penggunaannya sebagai obat tidak begitu sulit, hanya dengan mengkonsumsi seluruh bagian dari tanaman yaitu batang, daun dan akarnya. Untuk tujuan menyembuhkan asam urat, akar tanaman lebih berperan penting karena kandungan zat berkhasiat tersebut lebih tinggi di akar. Disarankan menggunakan satu batang lengkap tanaman sidaguri termasuk akarnya (100 g/tanaman), dicuci bersih lalu direbus dengan menggunakan air sebanyak satu liter. Air rebusan ditunggu sampai menjadi setengahnya, kemudian disaring. Air rebusan sidaguri rasanya sedikit langu, perlu ditambahkan sesendok gula pasir atau gula merah ke dalam air seduhan sehingga rasanya menjadi agak manis. Hal ini sebaiknya dilakukan selama tiga hari berturut-turut, sehingga proses penyembuhan asam urat lebih berhasil.
Tanaman obat sidaguri memiliki sinonim Sida spinosa Linn atau Sida retusa Linn, saat ini telah banyak dikenal masyarakat karena dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Dengan adanya kecenderungan pola hidup masyarakat untuk kembali ke alam, maka penggunaan obat tradisional saat ini kembali meningkat. Penggunaan obat-obatan tradisional tersebut disamping biayanya murah, efek penyembuhannya benar-benar dapat dirasakan.
Sidaguri tumbuh tersebar di daerah tropis di seluruh dunia, mulai dari dataran rendah sampai ketingian 1.450 m di atas permukaan laut. Merupakan tanaman semak yang memiliki tinggi mencapai 70 cm. Batang agak berkayu, bulat agak liat dengan warna cokelat. Daun tunggal, letak daun berseling berbentuk jantung, ujung bertoreh, pertulangan menyirip, berbulu rapat dan berwarna hijau. Panjang daun 1,5 - 4,0 cm dan lebar 1,0 - 1,5 cm. Bunga tunggal, bulat telur keluar dari di ketiak daun. Makhota bunga ber-warna kuning agak orange. Bunga mekar pukul 12 siang dan layu sekitar 3 jam kemudian. Buahnya bua batu terdiri dari 8 - 10 kendaga, diameter 6 - 7 mm. Buah muda berwarna hijau dan buah tua berwarna hitam. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada daerah terbuka dan sering ditemui hidup liar di pinggiran selokan, pinggir sungai, dan di bawah tegakan pohon besar.
Sampai saat ini sidaguri masih termasuk tanaman liar karena belum ada yang membudidayakannya. Selama ini perbanyakan tanaman dilakukan secara generatif dengan biji yang secara alami berkecambah di sekitar induknya atau terbawa angin dan berkecambah di tempat lain. Perbanyakan dengan setek tergolong sulit sehingga jarang dilakukan.
Sidaguri memiliki sifat khas manis dan mendinginkan. Kandungan utama tanaman adalah tanin, flavonoid, saponin, alkaloid dan gliko-sida. Di samping itu juga ditemui kalsium oksalat, fenol, steroid, efedrine dan asam amino. Kadar kimia zat tersebut ditemui pada kisaran yang berbeda-beda pada jaringan tanaman. Pada akar ditemui alkaloid, steroid dan efedrine. Pada daun ditemui juga alkaloid, Kalsium oksalat, tanin, saponin, fenol, asam amino dan minyak atsiri, pada batang ditemui calsium oksalat dan tanin.
Seluruh bagian tanaman sidaguri dapat dijadikan simplisia yaitu daun, batang dan akar. Pembuatan simplisia sidaguri cukup mudah. Tanaman sidaguri dicabut dari tanah, lalu semua kotoran yang menempel pada tanaman dibersihkan dengan air mengalir. Setelah itu, dilakukan penjemuran di bawah sinar matahari sampai tanaman benar-benar kering yang ditandai dengan daun, batang dan akar yang gampang dipatahkan. Setelah itu simplisia dimasukan ke dalam kantong plastik putih dan diikat lalu disimpan pada suhu ruang untuk digunakan sewaktu-waktu sebagai bahan obat.
Sidaguri memiliki khasiat anti radang, anti inflamasi, diuretik dan analgesik. Penggunaan tanaman ini sebagai obat telah lama diyakini masyarakat. Pada awalnya tanaman ini sering digunakan untuk mengobati penyakit, diantaranya rematik, demam, disentri, cacing kremi, bisul dan ketombe. Namun akhir-akhir ini sidaguri banyak dimanfaatkan oleh penderita penyakit asam urat. Pada prinsipnya semua orang mengandung asam urat dengan kadar yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan metabolismenya. Kadar normal asam urat di dalam darah berkisar antara 2 - 7 mg% . Bila melebihi dari 7 mg%, maka kondisi tersebut akan dapat menimbulkan GOUT akibat kristalisasi dalam persendian. Gout adalah serangan asam urat yang parah sehingga penderita benar-benar merasa kesakitan. Kondisi ini terjadi akibat ginjal tidak akan sang-gup mengaturrnya sehingga kelebihannya akan menumpuk pada jaringan dan sendi. Tapi jangan salah, kadar asam urat dalam level rendahpun ternyata berbahaya juga karena dapat menimbulkan sakit akibat pelepasan kristal dari tempat-nya menempel di persendian. GOUT yang disebabkan oleh asam urat memang muncul sesekali karena metabolisme purin yang tidak normal. Makin tinggi kadar purin dalam darah akan meningkatkan kadar asam urat.
Dibeberapa daerah tanaman ini sudah banyak diaplikasikan masyarakat untuk mengobati asam urat yang terbukti dengan banyaknya informasi di media mengenai pengalaman keberhasilan menggunakan terhadap tanaman ini. Sebenarnya penggunaannya sebagai obat tidak begitu sulit, hanya dengan mengkonsumsi seluruh bagian dari tanaman yaitu batang, daun dan akarnya. Untuk tujuan menyembuhkan asam urat, akar tanaman lebih berperan penting karena kandungan zat berkhasiat tersebut lebih tinggi di akar. Disarankan menggunakan satu batang lengkap tanaman sidaguri termasuk akarnya (100 g/tanaman), dicuci bersih lalu direbus dengan menggunakan air sebanyak satu liter. Air rebusan ditunggu sampai menjadi setengahnya, kemudian disaring. Air rebusan sidaguri rasanya sedikit langu, perlu ditambahkan sesendok gula pasir atau gula merah ke dalam air seduhan sehingga rasanya menjadi agak manis. Hal ini sebaiknya dilakukan selama tiga hari berturut-turut, sehingga proses penyembuhan asam urat lebih berhasil.
Manfaat bagi kesehatan Tanaman Liar sangketan
Nama latin: Stachytarpheta mutabilis L.
Nama daerah: Jarongan; Pecut Kuda; Ngadi rengo; Jarong lalaki; Daun Sangketan; Nyarang,Nama Lokal :
Jarongan, jarong lalaki, daun sangketan, nyarang (jawa).; Sui in sui, sangko hidung (Sulawesi), ; Rai rai, dodinga (Maluku).; Dao kou cao (China).;
Deskripsi tanaman: Tanaman semak, tegak, tinggi 20-90 cm. Batang berkayu, bulat, bercabang, warna hijau keputih-putihan. Daun tunggal, bulat telur, ujung runcing, tepi beringgit, pangkal meruncing, panjang 4-9 cm, lebar 2,5-5 cm, pertulangan menyirip, berbulu, warna hijau. Bunga majemuk bentuk bulir, tangkai pendek, mahkota bentuk tabung, bagian dalam berambut putih, warna ungu. Buah bentuk bulir, buah muda berwarna hijau setelah tua berwarna hitam.
Habitat: Tumbuh liar di ladang pada daerah yang teduh di dataran rendah sampai 900 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Glikosida; Skakitarfen; Alkaloid
Khasiat: Pembersih darah; Antiradang; Diuretik
Nama simplesia: Stachytarphetae Folium
Resep tradisional:
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, Panas, Malaria, Enteritis, Amandel (Tonsilis), Radang paru; Gondongan, Reumatik, Infeksi Ginjal, Nyeri menstruasi,; Muntah darah, Kencing darah, Mudah persalinan, Kencing Batu;
Nifas:
Daun Jarong 7 helai; Air 110 ml, Dibuat infus atau diseduh, Diminum 2 kali sehaari pagi dan sore; tiap kali minum 100 ml.
Haid tidak teratur:
Daun Jarong 4 g; Sambang Colok 4 g; Air 110 ml, Direbus atau diseduh, 1 kali sehari pagi hari sekali minum 100 ml
Tanaman Obat Jarong
Manfaat:
1. Mengobati demam, panas, malaria, enteritis
2. Mengobati radang amandel, radang paru, gondongan
3. Mengobati radang sendi
4. Mengobati batu saluran kencing, bengkak pada infeksi ginjal
5. Mengobati nyeri menstruasi, mempermudah persalinan
6. Mengobati muntah darah, kencing darah
PEMAKAIAN: 9 -15 gram kering atau 30 - 60 gram segar, rebus, minum.
PEMAKAIAN LUAR: Dilumatkan; tempel ke tempat yang sakit atau direbus, airnya untuk cuci. Dipakai untuk obat luka, gigitan ular/ serangga, bisul (carbuncle).
CARA PEMAKAIAN:
1. Gondongan:
Rebus secukupnya akar jarong, minum, akarnya dilumatkan untuk
ditempelkan ke tempat yang sakit.
2. Kencing batu:
Seluruh tumbuhan 18 - 30 gram (segar) atau 12 sampai 24 gram
(kering), rebus, minum sebelum makan, sehari satu kali.
3. Bisul besar di ketiak (Carbuncle):
60 gram tanaman segar (seluruhnya) ditambah air dan arak
secukupnya, tim, minum. Ampasnya dilumatkan, tempel ke tempat
Nama daerah: Jarongan; Pecut Kuda; Ngadi rengo; Jarong lalaki; Daun Sangketan; Nyarang,Nama Lokal :
Jarongan, jarong lalaki, daun sangketan, nyarang (jawa).; Sui in sui, sangko hidung (Sulawesi), ; Rai rai, dodinga (Maluku).; Dao kou cao (China).;
Deskripsi tanaman: Tanaman semak, tegak, tinggi 20-90 cm. Batang berkayu, bulat, bercabang, warna hijau keputih-putihan. Daun tunggal, bulat telur, ujung runcing, tepi beringgit, pangkal meruncing, panjang 4-9 cm, lebar 2,5-5 cm, pertulangan menyirip, berbulu, warna hijau. Bunga majemuk bentuk bulir, tangkai pendek, mahkota bentuk tabung, bagian dalam berambut putih, warna ungu. Buah bentuk bulir, buah muda berwarna hijau setelah tua berwarna hitam.
Habitat: Tumbuh liar di ladang pada daerah yang teduh di dataran rendah sampai 900 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Glikosida; Skakitarfen; Alkaloid
Khasiat: Pembersih darah; Antiradang; Diuretik
Nama simplesia: Stachytarphetae Folium
Resep tradisional:
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, Panas, Malaria, Enteritis, Amandel (Tonsilis), Radang paru; Gondongan, Reumatik, Infeksi Ginjal, Nyeri menstruasi,; Muntah darah, Kencing darah, Mudah persalinan, Kencing Batu;
Nifas:
Daun Jarong 7 helai; Air 110 ml, Dibuat infus atau diseduh, Diminum 2 kali sehaari pagi dan sore; tiap kali minum 100 ml.
Haid tidak teratur:
Daun Jarong 4 g; Sambang Colok 4 g; Air 110 ml, Direbus atau diseduh, 1 kali sehari pagi hari sekali minum 100 ml
Tanaman Obat Jarong
Manfaat:
1. Mengobati demam, panas, malaria, enteritis
2. Mengobati radang amandel, radang paru, gondongan
3. Mengobati radang sendi
4. Mengobati batu saluran kencing, bengkak pada infeksi ginjal
5. Mengobati nyeri menstruasi, mempermudah persalinan
6. Mengobati muntah darah, kencing darah
PEMAKAIAN: 9 -15 gram kering atau 30 - 60 gram segar, rebus, minum.
PEMAKAIAN LUAR: Dilumatkan; tempel ke tempat yang sakit atau direbus, airnya untuk cuci. Dipakai untuk obat luka, gigitan ular/ serangga, bisul (carbuncle).
CARA PEMAKAIAN:
1. Gondongan:
Rebus secukupnya akar jarong, minum, akarnya dilumatkan untuk
ditempelkan ke tempat yang sakit.
2. Kencing batu:
Seluruh tumbuhan 18 - 30 gram (segar) atau 12 sampai 24 gram
(kering), rebus, minum sebelum makan, sehari satu kali.
3. Bisul besar di ketiak (Carbuncle):
60 gram tanaman segar (seluruhnya) ditambah air dan arak
secukupnya, tim, minum. Ampasnya dilumatkan, tempel ke tempat
Langganan:
Postingan (Atom)