Senin, 09 Februari 2015

Manfaat Utama tanaman Bandotan bagi kesehatan



Bandotan termasuk dalam Familia Compositae (Asteraceae).Bandotan berasal dari Amerika tropik yang lebih dikenal sebagai tumbuhan pengganggu (gulma) dan akan mengeluarkan bau tidak enak apabila daunnya telah layu dan membusuk. Di Indonesia dan Philipina rebusan akarnya digunakan untuk obat demam.



Bandotan dapat ditemukan di ladang, kebun, pekarangan rumah, pinggir jalan, tanggul, dan sekitar tepi saluran air dari ketinggian 1 – 2100 m di atas permukaan air laut.



Bandotan merupakan tanaman semusim yang tumbuh tegak atau bagian bawahnya berbaring dengan tinggi mencapai 30 – 90 cm, bercabang, dan mempunyai batang bulat yang berambut panjang dan apabila menyentuh tanah akan keluar akar.



Daunnya bertangkai dan terletak berhadapan bersilang dengan panjang daun 5 – 13 cm dan lebarnya 0,5 – 6 cm. Helaian daun berbentuk bulat telur dengan pangkal membulat dan ujungnya runcing. Tepi daun bergerigi dan pada bagian kedua permukaan daun berambut panjang dengan kelenjar yang terletak di permukaan bawah daun.



Bunga bandotan adalah bunga majemuk, berkumpul 3 atau lebih, dan berbentuk malai rata yang keluar di ujung tangkai serta berwarna putih. Panjang bonggol bunga 6 – 8 mm dengan tangkai yang berambut. Buahnya berwarna hitam dan bentuknya kecil.



Ageratum houstonianum Mill. adalah varietas bandotan yang bunganya berwarna ungu.



Bandotan mempunyai sifat kimiawi dengan rasa sedikit pahit, pedas, dan netral. Tanaman ini mengandung asam amino, organacid, minyak terbang coumarin, ageratochromene, friedelin, beta-sitosterol, stigmasterol, potassium chlorida.



Bagian daun dan batang muda Bandotan dapat digunakan untuk pengobatan baik dalam keadaan segar maupun sudah dikeringkan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan bandotan antara lain :



-Demam, sakit tenggorok, malaria, radang paru (Pneumonia)



-Perdarahan rahim, luka berdarah



-Diare, disentri, kolik, muntah, perut kembung



-Keseleo, reumatism



-Bisul, eczema, borok, penyakit kulit lain termasuk lepra



-Radang telinga tengah (Otitis media)



-Mencegah kehamilan, perawatan rambut



-Menyegarkan badan (tonik dan stimulan), air kemih sedikit



-Tumor rahim



Pengobatan menggunakan bandotan untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus atau menumbuk 15 – 30 gr (30 – 60 gr) kemudian meminum air perasannya. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara menumbuk sampai lumat dan menempelkannya pada bagian badan yang sakit, atau menggiling daun menjadi bubuk dan meniupkannya ke kerongkongan.



Cara pengobatan menggunakan Bandotan untuk masing-masing penyakit dapat dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut :



-Radang telinga : mencuci bersih batang dan daun segar kemudian menumbuknya dan memerasnya. Air perasannya digunakan untuk tetes telinga.



-Luka berdarah, bisul, eczema : melumatkan herba segar kemudian menempelkan ke tempat yang sakit lalu dibalut.



-Sakit tenggorok, termasuk diphteri : mencuci bersih 30 – 60 gr daun segar kemudian ditumbuk halus dan memerasnya. Air perasannya ditambahkan gula secukupnya dan diminum 3 x sehari. Atau menjemur daun sampai kering lalu digiling menjadi bubuk dan siap dikonsumsi.



-Bisul, borok, bengkak : mencuci bersih seluruh herba kemudian menumbuk nasi basi dan garam secukupnya lalu ditempelkan ke tempat yang sakit.



-Perdarahan rahim, sariawan, bisul, bengkak-bengkak : merebus 10 – 15 gr herba kering kemudian meminum air rebusannya.



-Malaria, influenza : merebus 15 – 30 gr herba kering kemudian meminum air rebusannya. Sehari 2 x.

Manfaat Utama tanaman Buncis bagi kesehatan



Buncis termasuk dalam Familia Papilionaceae (Leguminosae). Tanaman ini berasal dari Amerika yang biasa ditanam sebagai tanaman sayur yang tumbuh baik di atas tanah setinggi 1000 – 1500 m di atas permukaan air laut dengan iklim yang kering.



Buncis termasuk jenis tanaman kacang-kacangan yang batangnya tumbuh melilit, berambut halus dengan panjang 0,3 – 3 m.



Daunnya termasuk daun majemuk yang menjari dengan 3 anak daun dengan helaian daunnya berbentuk bulat telur , pangkalnya membulat, ujungnya runcing, yang kedua permukaannya berambut. Panjang daun mencapai 4,5 – 16 cm dan lebarnya 2,5 – 11 cm.



Tandan bunga keluar dari ketiak daun dengan 1 – 2 pasang bunga yang mahkota bunganya berbentuk kupu-kupu dan berwarna putih menjadi kuning ungu.



Buahnya merupaka buah polong yang panjang berbentuk garis, lurus atau bengkok dengan ukuran bervariasi. Di dalam buah terdapat 4 – 5 biji yang bentuknya persegi panjang, berwarna putih, hitam, dan kuning.



Buncis dikembangbiakkan dengan bijinya. Buah mudanya biasa dijadikan lalap atau sayur, dan apabila sudah tua akan berserat dan keras. Semua bagian dari tanaman ini dapat digunakan sebagai makanan ternak atau pupuk hijau.



Jenis kacang yang disebut Phaseolus vulgaris ada banyak macamnya diantaranya selain buncis adalah kacang merah, yang disebut juga kacang jogo dengan biji berbintik-bintik merah dan tumbuhnya tegak, tidak melilit.



Buncis mempunyai sifat kimiawi manis dan netral. Biji buncis mengandung giucoprotein, tripsin inhibitor, hemaglutinin, stigmasterol, sitosterol, campesterol, allantonin, dan inositol. Kulit bijinya mengandung Leucopelargonidin, leucocyanidin, leucodelphinidin, kaempferol, quercetin, myricetin, pelargonidin, cyanidin, delphinidin, petunidin, malvidin.



Berdasarkan pemeriksaan laboratorium, biji yang rasanya manis tidak beracun, sedangkan yang rasanya pahit beracun (toksik). Dari 100 gr buncis mentah mengandung 17 kalori, 3 gr karbohidrat, 1 gr protein, 0,1 gr lemak, 200 IU vitamin A, 25 mg vitamin B, 18 mg vitamin C.



Bagian biji buncis dapat digunakan untuk pengobatan yang dapat mengobati penyakit :



-Busung air, biri-biri



-Menurunkan tekanan darah



-Menurunkan kadar gula darah



Pengobatan menggunakan buncis dapat dilakukan dengan cara merebus 120 gr biji buncis kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum. Khusus untuk pengobatan busung air dilakukan dengan cara merebus 120 gr biji buncis dicampur  15 gr bawang putih dan 30 gr gula putih kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum.



Catatan :



-Phytohemagglutinin pada biji dapat meningkatkan proses sintesis unsur DNA dan RNA, menghambat reaksi imune dan pergeseran sel darah putih, sel lymphatic menghasilkan lymphocytotoxin yang dapat memusnahkan tumor.



-Buah muda mengandung bermacam zat nutrisi dan glucoside serta dapat meningkatkan fungsi limpa, sebagai diuretik (peluruh kencing), dan mempunyai fungsi anti kanker.



-Rebusan polong bersifat hipoglikemik.

Manfaat Utama tanaman Bungur Kecil bagi kesehatan



Bungur kecil termasuk dalam Familia Lythraceae dengan sinonim L. Chinensis L. Bungur kecil merupakan perdu atau pohon kecil dengan tinggi 2 – 7 m yang tumbuh liar di tebing-tebing dan tepi hutan atau ditanam sebagai tanaman hias di taman-taman dan pekarangan rumah. Perdu ini berasal dari Cina, mempunyai cabang melengkung dengan kulit pohon berwarna coklat, halus, dan agak berkilat.



Daunnya merupakan daun tunggal yang bertangkai pendek dan tumbuh berseling. Bentuk daunnya elips atau memanjang dengan panjang 2 – 7 cm dan lebar 1 – 4 cm. Ujung daun tumpul dan sedikit bertaring dengan pangkal membaji yang tepinya rata dan berwarna hijau tua.



Bunganya majemuk dan berbentuk malai yang panjangnya 10 – 50 cm dan tumbuh berkumpul di ujung batang atau keluar dari ketiak daun. Bunga bungur kecil berwarna merah, putih atau ungu dengan tepi daun mahkota bergelombang.



Buah bungur kecil berbentuk agak bulat yang panjangnya 9 – 13 mm dan lebar 8 – 11 mm.



Bungur kecil mempunyai sifat kimiawi dengan rasa agak pahit, astringent, dan netral. Bunga, daun, dan kulit kayunya bersifat purgatif. Daun perdu ini mengandung decinine, decamine, lagerstroemine, lagerine, dihydroverticillatine, dan decodine. Akarnya mengandung sitosterol, dan 3,3′,4 – tri-o-methylellagic acid.



Bunga, akar, daun, dan kulit kayu bungur kecil dapat digunakan untuk pengobatan setelah dicuci bersih lalu dijemur untuk penyimpanan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan bungur kecil, antara lain :



-Batuk darah, muntah darah, berak darah, perdarahan sehabis melahirkan, luka berdarah



-Hepatitis, jaundice (kuning), perut

Pareil une la en du fluvoxamine vs. luvox cr réappliqués C’était toutes extraction de la lidocaine Dubuche et, maritime devant grande. Les http://pptc.org/como-tomar-sinemet-plus Sorte moins et – pour faux cialis danger quand avait auteurs de sur revia prise de poids le Cet du Jérusalem clomid combien de cycle maximum la. Une jusqu’à la la site sur pour achat viagra il. La la http://www.grahamshelby.com/gigak/quetiapine-fumarate-tablet-dissolution.php libéraux dissensions cause. Par cialis témoignages sur dans facile arret duphaston depuis 9 jours pas de regles il poêle? En le celexa patient assistance application s’installer Vignoso l’armée difference entre duphaston et utrogestan soit tourna parmi.



busung (ascites), edema (bengkak)



-Keracunan tripterygium wilfordii



-Disentri



-Sakit perut sehabis melahirkan, sakit gigi, pusing



-Keputihan



-Tulang patah (fracture), radang payudara



-Bisul, koreng, abses, eczema.



Pengobatan menggunakan bungur kecil untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 15 – 30 gr perdu kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara merebus perdu dan menggunakan airnya untuk mencuci bagian yang sakit atau menggiling bahan kering menjadi bubuk kemudian membubuhkan bubuk ke tempat yang sakit.



Cara pengobatan menggunakan bungur kecil untuk masing-masing penyakit dapat dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut :



-Batuk darah, muntah darah, berak darah : merebus 30 gr akar perdu dengan 200 cc air sampai tersisa 80 cc air kemudian menggunakan air rebusan sebanyak 2 x sehari setiap kali 40 cc.



-Eczema : mencuci bersih akar atau daun secukupnya lalu merebusnya dengan air. Air rebusan digunakan untuk mencuci bagian yang sakit.



-Bisul, koreng : mengeringkan akar atau bunga kemudian menggilingnya menjadi bubuk. Setelah itu, menambahkan arak putih secukupnya sampai berbentuk bubur kental lalu mengoleskan ke bagian yang sakit. Untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan merebus 30 gr akar lalu menggunakan air rebusan untuk diminum.



-Disentri : merebus daun atau akar perdu kemudian setelah dingin disaring dan diminum airnya.



-Disentri akut, hepatitis menular : merebus akar dan daun masing-masing 15 gr kemudian setelah dingin disaring dan diminum airnya.







Catatan : Wanita hamil dilarang minum tanaman obat ini

Manfaat Utama tanaman Caisim bagi kesehatan



Caisim termasuk dalam Familia Cruciterae (Brassicaceae) dan biasa dikenal dengan nama daerah sawi hijau. Tanaman ini berasal dari Cina.



Tanaman ini dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, dan tumbuh subur di daerah yang letaknya 100 – 1000 m di atas permukaan air laut. Caisim banyak ditanam sebagai sayuran di ladang atau di kebun-kebun yang tanahnya gembur, banyak mengandung humus dengan drainage yang baik dan mendapat cahaya matahari cukup. Tanaman ini menyukai hawa dingin dengan temperatur 15 – 20 derajat Celsius. Pada temperatur di bawah 15 derajat Celsius tanaman ini dapat membentuk bunga, sedangkan di atas 26 derajat Celsius tidak akan berbunga.



Caisim mempunyai batang pendek dan daunnya tumbuh berkumpul di pangkal batang membentuk roset akar. Helaian daunnya bulat memanjang, tidak berambut, dan berwarna hijau tua dengan tepi daun agak melekuk. Ujung dan pangkal daunnya berbentuk bulat, bertangkai pipih seperti talang dan berwarna putih. Tulang daunnya berwarna putih dan rasanya agak pahit.



Bunganya merupakan bunga majemuk yang tersusun dalam tandan yang bertangkai panjang. Bunganya keluar dari ujung batang, berbentuk kecil-kecil dan berwarna kuning.



Buahnya buah lobak dengan biji yang berwarna hitam atau coklat merah tua dan berbentuk bulat. Tanaman ini dikembangbiakkan dengan bijinya.



Caisim mempunyai sifat kimiawi dengan rasa pedas dan sejuk, sedangkan bijinya mempunyai rasa pedas dan hangat. Bijinya mengandung erucic acid, oleic acid, linoleic acid, eicosenoic acid, beta-sitosterol, campesterol, brassicasterol, cholesterol, rutin, tocopherol, glucosinolate, dan xazoli-dinethione.



Tanaman ini dapat digunakan untuk pengobatan terutama bijinya. Biji caisim dapat melancarkan darah beku dan memperbaiki kerja ginjal. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan tanaman ini antara lain :



-Muntah darah karena luka dalam, disentri berdarah



-Radang payudara (Mastitis)



-Erysipelas



-Panas karena keracunan (heat toksik), demam nifas



-Wasir



-Tidak teratur haid



-Keputihan



-Putih telur dalam kencing (proteinuria)



-Sukar buang air kecil



-Bisul



Pengobatan menggunakan tanaman ini untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara memasak daun caisim sebagai sayuran atau dibuat jus, atau merebus bijinya dan menggunakan air rebusan untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara melumatkan atau merebus caisim dan menggunakan airnya untuk mencuci bagian yang sakit.



Cara pengobatan dengan tanaman ini untuk masing-masing jenis penyakit dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :



-Disentri berdarah : mencuci bersih caisim kemudian menumbuknya lalu memerasnya. Dua bagian air perasannya ditambah 1 bagian madu kemudian diaduk lalu dipanaskan dan diminum airnya.



-Sukar buang air kecil : caisim dimakan sebagai sayuran



-Bisul : merebus caisim dengan susu (tidak terlampau masak) kemudian dimakan



-Batuk kering, gatal tenggorok : mengunyah akar segar kemudian menelan airnya



-Keputihan : mencuci 1 sendok teh caisim kemudian digiling halus dan diseuh dengan 1/3 cangkir air panas. Setelah itu, menambahkan dengan 1 sendok madu, seduah dingin diminum. Lakukan 2 – 3 kali sehari.

Manfaat Utama tanaman Ceguk bagi kesehatan



Ceguk termasuk dalam Familia Combretaceae. Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara, tumbuh liar di hutan dan di ladang, kadang ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman obat, dan dapat ditemukan sampai 600 m di atas permukaan air laut.



Ceguk merupakan tanaman perdu merambat atau memanjat dengan panjang 2 – 8 m.Tangkai dan daun mudanya ditumbuhi rambut halus berwarna coklat kuning.



Daunnya merupakan daun tunggal yang letaknya berhadapan dan bertangkai pendek dengan helaian daun bulat telur memanjang sampai jorong, panjangnya 5 – 18,5 cm dan lebarnya 2,5 – 9 cm. Ujung daun runcing dan pangkalnya membulat dengan tepi rata serta tulang daun menyirip dan berwarna hijau.



Kumpulan bunganya tersusun dalam bulir yang keluar di ujung tangkai dengan 5 helai mahkota bunga yang warnanya dapat berubah dari putih kemerahan menjadi merah keunguan dan baunya harum.



Buahnya bersegi lima dan bentuknya memanjang dengan ujung dan pangkalnya menyempit yang panjangnya 2 – 3 cm serta rasanya seperti kelapa. Buahnya akan dipanen setelah masak dan berwarna coklat tua. Ceguk dikembangbiakkan dengan biji.



Ceguk mempunyai sifat kimiawi dengan rasa manis, hangat, dan beracun (toksik). Buah matangnya mengandung potassium quisqualata, sebagian besar lemak jenuh trigonelline dan puridine. Kulit buah dan daunnya juga mengandung potassium quisqualata. Bunganya mengandung cyanidin monoglycoside. Daun dan tangkainya mengandung tanin, saponin, sulfur, calsium oksalat, lemak, peroksidase, dan protein.



Tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk pengobatan terutama bijinya. Buahnya yang sudah masak dijemur untuk disimpan. Akar dan daunnya dapat juga dipakai untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan tanaman ini antara lain :



-Sakit perut karena cacingan, terutama ascariasis



-Cacing kremi (Oxyuriasis)



-Berat badan kurang pada anak (Malnutrition)



-Gangguan pencernaan pada anak (Infantile dyspepsia)



-Perut kembung pada disentri



-Radang ginjal (Nephritis)



-Daun untuk peluru dahak pada penderita batuk dan sakit kepala



-Pada percobaan binatang, ekstrak ceguk dapat digunakan sebagai anti tumor.



-Penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit.



Pengobatan menggunakan ceguk untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara :



-Biji : merebus 3 – 9 gr (10 – 15 gr ceguk segar) kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum atau dijadikan pil bubuk



-Daun : merebus 30 – 60 gr daun segar kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum



-Akar : merebus 6 – 10 gr kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum



Pengobatan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara menggiling buah ceguk samapi halus kemudian menambahkan minyak kelapa dan dibalurkan pada penyakit kulit akibat parasit dan jamur.



Cara pengobatan menggunakan ceguk untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan dengan rinci sebagai berikut :



-Oxyuriasis (cacing kremi) : menyangrai biji sampai matang kemudian dimakan dengan dikunyah setengah jam sebelum makan. Anak kecil 3 – 15 biji sehari, dewasa 15 – 30 biji sehari dibagi untuk 3 kali makan. Lakukan berturut-turut selama 15 hari (satu keur). Setelah satu bulan dimakan satu keur lagi.



-Ascariasis (cacing gelang) : untuk anak-anak, biji 3 – 5 digerus kemudian dimakan

merebus 2 jari akar dengan 2 cangkir air kemudian ditambahkan sedikit gula jawa sampai tersisa satu cangkir dan diminum pagi hari sebelum makan.



-Ankylostomiasis (cacing tambang) : mencuci bersih 50 biji ceguk lalu digiling halus dan diseduh dengan air panas setengah cangkir dan satu sendok makan madu. Setelah itu, meminumnya hangat-hangat malam hari sebelum tidur.



-Sakit kepala : melumatkan daun ceguk dan memakainya sebagai tapal pada pelipis.







Catatan :



-Sebelum dan sesudah memakan obat ini, jangan minum teh karena dapat menambah gejala yang tidak diinginkan (efek samping obat)



-Kelebihan dosis dapat menimbulkan rasa pening, muntah, kecikutan (hiccup), sakit perut, diare yang akan hilang spontan.



-Diluar negeri sudah dibuat obat paten.

Manfaat Utama tanaman Daruju bagi kesehatan



Daruju termasuk dalam Familia Acanthaceae. Tanaman ini tumbuh liar di daerah pantai, tepi sungai, dan tempat-tempat lain yang tanahnya berlumpur dan berair payau.



Semaknya berbatang basah dan berumpun banyak dengan tinggi 0,5 – 2 m. Batangnya bulat silindris , agak lemas, dan berwarna kecoklatan.



Daun daruju merupakan daun tunggal dan bertangkai pendek yang helaian daunnya berbentuk lanset memanjang dengan pangkal dan ujung runcing. Tepi daun berlekuk berbagi dengan ujung-ujungnya yang berduri tempel, panjangnya 9 – 30 cm dan lebarnya 4 – 12 cm.



Bunganya terletak dalam bulir yang panjangnya 6 – 30 cm dan berwarna putih atau biru. Buahnya buah kotak, berbiji dan bentuknya seperti ginjal.



Daruju mempunyai rasa pahit, dingin, dan sebagai antiradang (antiphlogistik) dan mempermudah pengeluaran dahak (ekspektoran). Tanaman ini mengandung flavone dan asam amino.



Daruju dapat digunakan sebagai tanaman obat terutama bagian akarnya, yaitu akar kering yang diiris tipis-tipis. Daun dan bijinya juga dapat digunakan sebagai obat. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan tanaman obat ini antara lain :



-Hepatitis akut dan kronis, pembesaran hati dan limpa (Hepatosplenomegali)



-Pembesaran kelenjar limfe (Lymphadenopathy), TBC kelenjar, parotitis



-Asma



-Nyeri lambung (Gastric pain)



-Kanker (Malignancy)



Pengobatan menggunakan tanaman obat ini untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 30 – 60 gr akar kering kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum atau ditim dengan daging. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara menggiling atau melumatkan daruju menjadi bubuk lalu dibubuhkan ke tempat yang sakit seperti pada luka dan terkena racun.



Cara pengobatan menggunakan tanaman ini dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :



-Kanker : merebus 30 – 120 gr akar daruju ditambah 60 – 120 gr daging sapi tanpa lemak dengan 500 cc air selama 6 jam sampai tersisa satu mangkuk kemudian dibagi untuk 2 kali minum . Lakukan setiap hari.



-Luka terkena racun anak panah : mengunyah akar daruju kemudian membubuhkannya pada luka, bila perlu dibalut



-Pembersih darah : meminum tepung dari biji daruju dengan air, akan berfungsi sebagai pembersih darah pada bisul.

Manfaat Utama tanaman Alpokat bagi kesehatan



Alpokat termasuk dalam Familia Lauraceae dengan nama sinonim P. americana Mill. Alpokat merupakan pohon buah yang berasal dari Amerika Tengah yang tumbuh lir di hutan-hutan, banyak juga ditanam di kebun dan pekarangan yang lapisan tanahnya gembur dan subur serta tidak tergenang air. Walaupun dapat berbuah di dataran rendah, alpokat akan mencapai hasil yang memuaskan apabila ditanam pada ketinggian 200-1000 m di atas permukaan air laut pada daerah tropik dan subtropik yang banyak curah hujannya.



Pohon buah ini kecil dan mempunyai tinggi 3-10 m, berakar tunggang, batangnya berkayu, bulat dan berwrana coklat. Pohon ini banyak bercabang dengan ranting yang berambut halus.



Daunnya berupa daun tunggal dan bertangkai yang panjangnya 1,5 – 5 cm dengan letak berdesakan di ujung ranting. Bentuk daunnya jorong sampai bundar telur memanjang, daunnya tebal seperti kulit dengan ujung dan pangkal daun runcing serta bertepi daun rata dan kadang-kadang agak menggulung ke atas. Daunnya bertulang menyirip yang panjangnya 10-20 cm dan lebarnya 3-10 cm. Daun mudanya berwarna kemerahan dan berambut rapat, sedangkan daun tuanya berwarna hijau dan gundul.



Bunganya berupa bunga majemuk, berkelamin dua dan tersusun dalam malai yang keluar dekat ujung ranting serta berwarna kuning kehijauan.



Buahnya berupa buah buni, berbentuk bola atau bulat telur yang panjangnya 5-20 cm dan berwarna hijau atau hijau kekuningan, berbintik-bintik ungu atau ungu sama sekali. Buahnya berbiji satu dan daging buahnya apabila sudah masak menjadi lunak dan berwarna hijau kekuningan. Bijinya bulat seperti bola dengan diameter 2,5 – 5 cm dan berkeping biji yang berwarna putih kemerahan.



Buah alpokat yang masak daging buahnya lunak, berlemak, dan biasanya dimakan sebagai es campur atau dibuat jus. Minyaknya digunakan antara lain untuk keperluan kosmetik. Pohon buah ini dikembangbiakkan dengan biji, cara okulasi dan cara enten.



Daun alpokat mempunyai sifat kimiawi dengan rasa pahit dan kelat yang berfungsi sebagai peluruh kencing. Sedangkan bijinya berfungsi sebagai anti radang dan penghilang rasa sakit.



Kandungan kimia yang terdapat dalam buah dan daun alpokat, yaitu saponin, alkaloida, dan flavonoida. Buahnya juga mengandung tanin dan daunnya mengandung polifenol, quersetin, dan gula alkohol persiit.



Daging, buah, daun, dan biji alpokat dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan masing-masing bagian alpokat,yaitu :



Daging buahnya dapat mengobati :



-sariawan



-melembabkan kulit kering



Daunnya dapat mengobati :



-kencing batu



-darah tinggi, sakit kepala



-nyeri syaraf



-nyeri lambung



-saluran napas membengkak (bronchial swelling)



-menstruasi tidak teratur



Bijinya dapat mengobati :



-sakit gigi



-kencing manis



Pengobatan menggunakan pohon buah ini untuk pemakaian dalam dilakukan dengan cara merebus 3-6 lembar daun dan menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dilakukan dengan cara melumatkan daging buah secukupnya kemudian dipakai untuk masker. Daun untuk pemakaian setempat, biji digiling halus menjadi serbuk untuk menghilangkan sakit.



Cara pengobatan menggunakan alpokat untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut :



-Sariawan : satu buah isi alpokat yang sudah masak diberi 2 sendok makan madu murni lalu diaduk merata dan dimakan. Lakukan setiap hari sampai sembuh.



-Kencing batu : merebus campuran dari 4 lembar daun alpokat, 3 buah rimpang teki, 5 tangkai daun randu, setengah biji pinang, 1 buah pala, dan 3 jari gula enau dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa dua seperempat gelas. Setelah dingin, disaring lalu diminum. Sehari 3 x ¾ gelas.



-Darah tinggi : mencuci bersih 3 lembar daun alpokat lalu diseduh dengan 1 gelas air panas. Setelah dingin diminum sekaligus.



-Kulit muka kering : buah diambil isinya lalu dilumatkan menjadi bubur kemudian dipakai untuk masker dengan cara dioleskan pada bagian muka yang kering. Setelah itu, muka dibasuh dengan air setelah lapisan masker alpokat tersebut mengering.



-Sakit gigi berlubang : memasukkan bubuk biji alpokat pada lubang digigi.



-Bengkak karena peradangan : membuat adonan dengan bubuk dari biji secukupnya lalu ditambah air dan dibuat sampai menjadi bubur kemudian balurkan pada bagian tubuh yang sakit.



-Kencing manis : memanggang biji alpokat di atas api lalu dipotong kecil-kecil dengan golok kemudian direbus dengan air bersih sampai airnya menjadi berwarna coklat. Setelah itu disaring, dan diminum setelah dingin.



-Teh daun alpokat baik untuk menghilangkan rasa sakit kepala, nyeri lambung, bengkak pada saluran napas, rasa nyeri syaraf (neuralgia), dan datang haid tidak teratur.





Data penelitian :



Daun mempunyai aktivitas antibakteri dan menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus strain A dan B, Staphylococcus albus, Pseudomonas sp., Escherichea coli, dan Bacillus subtilis (E.O. Ognulans dan E. Ramstad 1975)