Senin, 09 Februari 2015

khasiat dan Manfaat Utama tanaman Belimbing Manis bagi kesehatan



FAMILIA: Oxalidaceae



SINONIM: A. pentandra Balnco.



NAMA DAERAH:

Sumatera: asm jorbing, belimbing manis, belimbing manih. Jawa: bilimbing amis, belimbing legi, bhalimbhing manes, blimbing lenger, blimbing lingir, clingcing amis, libi melai. Selawesi: lumpias manis, rumpiasa, lumpiat morominit, lopias eme, lembetue lombiato, lombituko gula, takule, bainang sulapa, pulirang taning, balireng, nggalabola. Maluku: baknil kasiuir, haurela pasaki, taulela pasaki, ifel emroro, malibi totofuo, balibi totofuko, tufuo.



URAIAN TANAMAN:

Pohonnya tinggi sampai 12 m, biasa ditanam sebagai pohon buah, kadang-kadang liar. Tumbuh di daerah tropik yang beriklim panas dan lembab, di Indonesia dapat tumbuh di dataran rendah sampai perbukitan dengan ketinggian kurang dari 500 m dpl. Percabangan banyak dengan arah agak mendatar sehingga pohonnya menjadi rindang. Dunnya berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan anak daun berbentuk bundar telur, ujung runcing, tepi rata, permukaan atas mengkilap, permukaan bawah buram, panjang 1,75-9 cm, lebar 1,25-4,5 cm. Bunganya berupa malai berwarna merah keunguan yang keluar dari ketiak daun dan di ujung cabang, ada juga yang keluar dari dahannya. Berbunga sepanjang tahun. Buahnya buah buni, berusuk lima jika dipotong melintang berbentuk bintang, berdaging dan banyak mengandung air. Panjang buah 4-12,5 cm, bila sudah masak warnanya kuning dan rasanya manis sampai asam. Bijinya putih kotor kecoklatan, gepeng, bentuknya elips dengan kedua ujungnya lancip. Daun dan batangnya mengandung asam oksalat sehingga rasanya asam, dan air perasan belimbing dipakai untuk membersihkan karat pada logam. Perkembangbiakan dengan biji, okulasi, dan cangkok.



SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS:

- Buah: rasa asam, manis, netral. Anti radang, peluruh kemih (diuretik), peluruh liur.

- Bunga: rasa manis, netral. Anti malaria.

- Batang dan daun: rasa asam, kelat, netral. Anti radang, peluruh kemih, menghilangkan panas.

- Akar: rasa asam, kelat (astringent), netral. Menghilangkan sakit (analgetik), anti rematik.



KANDUNGAN KIMIA:

Buahnya mengandung protein, lemak, kalsium, phospor, besi, vitamin A, B, dan C.



BAGIAN YANG DIPAKAI: buah, bunga, daun, dan akar.



KEGUNAAN:

- Buah: batuk, sakit tenggorok, pembesaran limpa akibat penyakit malaria, tekanan darah tinggi, kencing batu.

- Bunga: malaria.

- Batang dan daun: influenza, diare, air kemih sedikit (oliguria), luka terpukul, bisul, dan koreng.

- Akar: sakit persendian, sakit kepala kronis (menahun).



PEMAKAIAN:

- Buah: dimakan sebagai buah, direbus atau dibuat juice (peras airnya) lalu minum.

- Bunga: 9-24 gr direbus lalu minum.

- Daun: 9-12 gr direbus lalu minum.

Untuk pemakaian luar, daun dilumatkan dan bubuhkan pada tempat yang sakit atau peras airnya lalu oleskan pada bagian yang sakit atau rebus dan gunakan airnya untuk mencuci bagian yang sakit.

- Akar: 12-15 gr (segar: 30-45 gr), rebus atau rendam dengan arak lalu minum.



CARA PEMAKAIAN:

- Melancarkan kencing batu

Rebus 3-5 buah belimbing dan seduhkan airnya ke madu lalu minum.

- Pembesaran limpa karena penyakit malaria

5 buah belimbing segar dijuice atau diparut, minum air perasannya dengan air hangat.

- Influenza dan sakit tenggorokan

90-120 gr buah belimbing segar dijuice atau diparut lalu minum air perasannya.

- Darah tinggi

Makan 2 buah belimbing manis yang sudah masak sehabis makan pagi dan sore.

- Kencing kurang lancar

30 gr daun segar dicuci bersih lalu rebus. Airnya diminum sebagai pengganti teh.

- Kanker

¼ genggam daun belimbing, ½ pilah daun pepaya yang agak muda, ¼ genggam daun ceremai muda, 1/3 genggam daun bayam merah, dan 2 jari wortel dicuci bersih lalu digilig halus. Remas dengan 1½ gelas air masak dan 3 sendok makan madu murni lalu peras dan saring. Minum 3 kali ½ gelas sehari.

- Bisul

Daun segar secukupnya dicuci bersih, lalu digiling halus. Aduk dengan air cucian beras sampai adonan menjadi seperti bubur. Tempelkan pada tempat yang sakit lalu balut.

- Koreng

Daun segar secukupnya dicuci bersih lalu direbus sampai mendidih. Hangat-hangat dipakai untuk mencuci bagian yang sakit.

- Malaria

15-24 gr bunga kering diseduh dengan air mendidih. Diminum 2 kali sehari.

- Sakit kepala kronis

30-45 gr akar segar dicuci lalu dipotong-potong, tambahkan 120 gr tahu dan air bersih sampai terendam lalu ditim. Minum 1 kali sehari.

- Sakit pada sendi-sendi

120 gr akar segar dipotong-potong secukupnya lalu rendam dalam 600 cc arak. Minum setelah satu minggu, sehari 1 sloki.

- Sakit lever (hati)

12-15 gr akar kering direbus lalu minum.

khasiat dan Manfaat Utama tanaman Blustru bagi kesehatan



FAMILIA: Cucurbitaceae



SINONIM:

▪ L. cylindrica (L.) Roem.

▪ L. pentandra Roxb.



NAMA DAERAH:

Sumatera: blustru, hurung jawa, ketola, timput. Jawa: blustru, lopang, oyong, bestru, blestru. Maluku: dodahala, petalo panjang, petalo cina.



URAIAN TANAMAN:

Blustru merupakan terna semusim, banyak ditanam orang di ladang, pada pagar halaman sebagai tanaman sayur atau tumbuh liar di semak, tepi sungai, dan pantai laut.

Batangnya bisa mencapai 2-10 m, memanjat dengan sulur-sulur (alat pembelit) yang keluar dari ketiak daun. Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur melebar, berlekuk menjari 5-7, pangkal berbentuk jantung, tulang daun menonjol di bawah, panjang 8-25 cm dan lebar 15-25 cm, panjang tangkai daun 4-9 cm, dan letaknya berseling. Warna daun permukaan atas hijau tua, bagian bawah hijau muda. Bunganya berkelamin tunggal, terdapat dalam 1 pohon, mahkotanya berwarna kuning. Bunganya menggantung atau terletak di atas tanah, bentuknya cylindris, bulat memanjang dengan panjang 10-50 cm dan garis tengah 5-10 cm, bila sudah tua berwarna coklat. Bagian dalam dari buah yang sudah masak terdapat anyaman sabut yang rapat. Bijinya gepeng dengan tepi berbentuk sayap, licin, dan hitam. Buah mudanya dapat disayur dan daun mudanya dapat dibuat gulai atau botok.



SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS:

Buah : manis dan sejuk. Masuk meridian hati, lambung, dan ginjal. Membersihkan panas dan racun, peluruh dahak.

Biji : pahit, dingin, dan beracun. Peluruh kemih dan menghilangkan panas.

Daun : membersihkan darah.

Bunga : manis, sedikit pahit, dan dingin.

Sabut : manis dan netral. Melancarkan sirkulasi peredaran darah dan syaraf, menghilangkan panas dan dahak.

Akar : manis dan netral. Melancarkan peredaran darah dan menghilangkan bengkak.

Batang : pahit, dingin, dan beracun. Masuk meridian jantung, limpa, dan ginjal. Melancarkan peredaran darah dan mematikan cacing.



KANDUNGAN KIMIA:

Buah : saponin, luffein, citrulline, cucurbitacin.

Getah : saponin, lendir, lemak, protein, xylan, vitamin C dan B.

Biji : minyak lemak, squalene, alpha-spinasterol, cucurbitacin B, proein.

Daun : saponin.

Bunga : glutamine, aspartic acid, arginine, lysine, alamine.

Sabut : xylan, cellulose, galaktosa, manitosa.

Batang : saponin.



BAGIAN YANG DIPAKAI:

Buah, kulit buah, tangkai buah, biji, sabut, daun, bunga, batang, dan akar.



KEGUNAAN:

▪ Buah : demam, haus, batuk sesak, pendarahan, keputihan, air kemih berdarah, ASI tidak lancar, bisul.

▪ Biji : muka, tangan, dan kaki bengkak (edema); batu saluran kemih; dan wasir.

▪ Daun : bisul, kurap, gigitan ular, dan luka bakar.

▪ Kulit buah : luka, bisul, abses rektum (daerah dubur).

▪ Bunga : batuk panas, sakit tenggorokan, bisul, wasir, dan sinusitis.

▪ Sabut : sakit dada, sakit perut, sakit pinggang, batuk berdahak, haid tidak datang, produksi ASI sedikit, bisul, dan wasir. Arang dari sabut dapat menghentikan pendarahan, air kemih berdarah, dan pendarahan pada wanita.

▪ Akar : migrain, sakit pinggang, payudara bengkak (mastitis), dan sakit tenggorokan.

▪ Batang : rasa baal, haid tidak teratur, hidung berlendir, dan edema.

▪ Tangkai buah : cacar air pada anak-anak.



PEMAKAIAN:

▪ Buah :

Untuk minum : 10-15 gr (segar 100-150 gr), direbus atau dibakar menjadi bubuk.

Pemakaian luar : dilumatkan lalu diperas airnya untuk dioleskan pada tempat yang sakit atau dijadikan bubuk untuk dibubuhkan pada tempat yang sakit.

▪ Biji :

Untuk minum : 5-10 gr direbus atau disangrai lalu digiling menjadi bubuk.

Pemakaian luar : digiling menjadi bubuk dan dibubuhkan pada tempat yang sakit.

▪ Daun :

Untuk minum : 50-150 gr daun segar direbus atau digiling dan diperas airnya atau dijadikan bubuk.

Pemakaian luar : direbus dan airnya untuk mencuci bagian yang sakit atau dilumatkan atau dijadikan bubuk untuk dibubuhkan pada tempat yang sakit.

▪ Kulit buah :

Pemakaian luar : dipanggang sampai kering lalu digiling menjadi bubuk dan diaduk rata dengan arak untuk dioleskan pada tempat yang sakit.

▪ Bunga :

Untuk minum : 10-15 gr direbus

Pemakaian luar : dilumatkan untuk dibubuhkan pada tempat yang sakit

▪ Sabut :

Untuk minum :10-15 gr direbus atau dipanggang lalu digiling menjadi bubuk.

Pemakaian luar : dijadikan bubuk untuk dibubuhkan pada tempat yang sakit.

▪ Akar :

Untuk minum : 5-15 gr (segar 50-150 gr) direbus atau dijadikan bubuk.

Pemakaian luar : direbus lalu gunakan airnya untuk mencuci tempat yang sakit.

▪ Batang :

Untuk minum : 50-100 gr direbus atau dijadikan bubuk.

Pemakaian luar : dijadikan bubuk untuk dibubuhkan pada tempat yang sakit.

Manfaat Utama tanaman Brojo Lintang bagi kesehatan



FAMILIA: Iridaceae



SINONIM:

▪ B. Punctata Moench.

▪ Ixia chinensis Linn.

▪ Pardanthus chinensis Ker-Gawi.

▪ Gemmingia chinensis O. Kuntze

▪ Moraea chinensis.



NAMA DAERAH:

Jawa: brojo lintang, jamaka, suliga (Sunda); semprit, wordi (Jawa). Selawesi: karlimenga kulo, katna, ketep, ketew, kiris.



URAIAN TANAMAN:

Brojo lintang merupakan terna menahun, tegak, tinggi 50-120 cm, biasa dipelihara sebagai tanaman hias di pekarangan, di luar pagar, kadang-kadang tumbuh liar di daerah pegunungan, dan terdapat dari dataran rendah sampai ketinggian 2.000 m dpl. Tanaman yang berasal dari Cina, Jepang, dan Indocina ini mempunyai rimpang yang menjalar dan berwarda kuning dengan banyak akar serabut. Daunnya tumbuh berseling dalam susunan 2 baris berderetan, bentuknya lanset memanjang berbangun pedang yang miring ke atas, ujung runcing, pangkal membelah berbentuk pelepah yang memeluk batang, dan tepiannya rata. Daunnya terendah panjangnya 25-60 cm, lebar 2-4 cm, bagian atas daun kian mengecil, warnanya hijau, sering berlapiskan bedak berwarna putih dengan tulang daun sejajar. Bunganya berupa bunga majemuk, 6-12 kuntum, di ujung batang berwarna kuning orange dengan bintik-bintik merah. Buahnya bulat lonjong dengan panjang 2,5-3,5 cm, bijinya banyak, bulat berwarna hitam.



SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS:

Pahit, sejuk, dan sedikit beracun. Masuk meridian paru-paru, hati, dan limpa. Menurunkan panas, melancarkan sirkulasi darah, antitosik, peluruh dahak, antibiotik, dan pencahar.



KANDUNGAN KIMIA:

Akar brojo lintang mengandung belamcandin, iridin, tectoridin, tectorigenin. Bunga dan daun brojo lintang mengandung mangiferin.



BAGIAN YANG DIPAKAI: akar dan seluruh tanaman.



KEGUNAAN:

▪ Sakit tenggorok dan batuk berdahak disertai sesak

▪ TBC kelenjar

▪ Malaria, gondongan, dan demam nifas

▪ Haid tidak datang

▪ Bisul, radang kulit, gigitan ular dan anjing

▪ Sembelit dan sakit pinggang



PEMAKAIAN:

Untuk minum : 2,4-4,5 gr direbus atau yang segar ditumbuk atau diperas airnya atau dibuat bubuk.

Pemakaian luar : dijadikan serbuk dan ditiup ke tenggorokan atau dilumatkan dan dibubuhkan ke tempat yang sakit.



CARA PEMAKAIAN:

▪ Gondongan

9-15 gr akar segar direbus dengan air secukupnya, setelah dingin diminum 2 kali sehari sesudah makan.

▪ Sakit tenggorokan

Tanaman segar dilumatkan dan diperas airnya kemudian diminum.

▪ Dermatitis

900 gr tanaman segar ditambah 16 liter air, direbus selama 1 jam, kemudian ditambahkan 120 gr garam. Dipakai untuk mencuci bagian yang sakit.

▪ Sakit pinggang

Daun brojo lintang ditambah adas pulosari, ditumbuk sampai rata, kemudian diurapkan pada bagian pinggang yang sakit.

▪ Mencegah demam nifas

Wanita yang baru melahirkan mengunyah rimpang brojo lintang bersama-sama dengan sirih.



CATATAN: dilarang untuk wanita hamil

Manfaat Utama tanaman Bugenfil bagi kesehatan



FAMILIA: Nyctaginaceae

SINONIM: -

NAMA DAERAH: -

URAIAN TANAMAN:

Tanaman perdu yang memanjat dan berbatang kayu (Liana) ini, mempunyai duri yang berbentuk kait, dan banyak digunakan untuk menghias pagar, dirambatkan pada pergola atau sebagai pengisi taman-taman sebagai tanaman pangkas yang dibentuk bermacam-macam.

Tanaman ini dapat ditemukan di seluruh daerah tropis pada ketinggian 1-1.400 m dpl., menyukai tanah gembur yang mengandung pasir dan terkena sinar matahari langsung sepanjang hari.

Tingginya bisa mencapai 5-15 m dengan ranting, daun, dan karangan bunga kerapkali mempunyai rambut-rambut halus berwarna jingga. Daunnya tunggal duduk berhadapan, bertangkai, berbentuk bulat telur sampai elips, ujung meruncing, tepi rata, panjang 4-10 cm dan lebar 2-6 cm.

Bentuk bunganya kecil-kecil seperti terompet, tumbuh berkelompok 3. Masing-masing bunga mempunyai 1 daun pelindung yang lebar dan warnanya dapat bermacam-macam sehingga ketika bunga tersebut membentuk satu kesatuan seperti sekuntum bunga. Bunga keluar dari ketiak daun atau di ujung ranting dan setiap 1 tangkai bunga bisa terdapat 1-7 kelompok bunga. Warna daun pelindung beraneka ragam, tergantung jenisnya, ada yang berwarna merah, ungu, jingga, putih atau kuning. Buahnya kecil, di Jawa jarang terbentuk.

Nama tanaman hias asal Brazilia ini konon berasal dari nama seorang komodor laut Perancis, Antoine de Bougainville. Perbanyakan dengan stek batang, cangkok, okulasi atau biji.



SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS:

Rasa pahit, kelat, dan hangat. Memperlancar sirkulasi peredaran darah.



KANDUNGAN KIMIA:

Dari B. glabra var. Sanderiana Hort., telah diisolaso 4 jenis bougainvillein yaitu betanidin, isobetanidin, 6-o-beta-sophoriside, 6-0-rhamnosysophoriside.



BAGIAN YANG DIPAKAI: bunga dan batang yang dikeringkan.



KEGUNAAN:

▪ Keputihan

▪ Haid tidak teratur

▪ Hepatitis (batang bugenfil)



PEMAKAIAN:

Untuk minum : 9-15 gr direbus.

Manfaat Utama tanaman Bunga Roos bagi kesehatan



FAMILIA: Rosaceae

SINONIM:

▪ R. indica auctt. non L.

▪ R. sinica L.



NAMA DAERAH: mawar, kembang roos.



URAIAN TANAMAN:

Perdu tegak, tinggi 0,5-1,5 m, batang dan cabangnya bulat, berduri tempel yang letaknya jarang. Daunnya majemuk, menyirip ganjil dengan 3-7 anak daun. Anak daun berbentuk bulat telur sampai memanjang dengan panjang 2-7 cm dan lebar 1-4 cm, ujung meruncing, pangkal membulat, tepian bergerigi. Tangkai daun berambut dan bergerigi. Bunga keluar di ujung tangkai, warnanya merah atau dadu.



SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS:

Rasa manis, hangat. Melancarkan sirkulasi, menormalkan siklus haid, anti radang, menghilangkan bengkak, menetralisir racun. Masuk meridian hati dan ginjal.



KANDUNGAN KIMIA:

Bunga dan minyaknya mengandung zat sitrat, sitronelol, geraniol, linalol, nerol, eugenol, feniletilalkohol, farnesol, nonolaldehida.



BAGIAN YANG DIPAKAI: bunga, akar, dan daun. Bunga dan akar setelah dicuci dijemur sampai kering untuk penyimpanan. Daun untuk pemakaian segar.



KEGUNAAN:

▪ Bunga: siklus haid tidak teratur, nyeri haid, keputihan, pendarahan kehamilan, campak, disentri, TBC kelenjar leher, batuk darah, bengkak terpukul, bisul, dan koreng.

▪ Akar: keputihan, haid tidak teratur, bengkak terpukul.



PEMAKAIAN:

Untuk minum: bunga 3-10 gr (kering) direbus atau dijadikan bubuk. Akar 10-15 gr direbus.

Pemakaian luar: bunga dan daun segar dilumatkan untuk dibubuhkan pada tempat yang sakit.



CARA PEMAKAIAN:

▪ Keputihan: 9-15 gr akar direbus lalu minum.

▪ Haid tidak teratur: 15-21 gr bunga segar diseduh dan diminum beberapa kali setiap hari.

▪ Batuk darah: 10 gr bunga ditambah gula batu lalu minum.

▪ Bengkak terpukul: 3 gr bubuk bunga kering ditambah arak lalu minum.

▪ Peranakan turun setelah melahirkan: 30 gr bunga ditim dengan arak merah lalu minum.

▪ Campak: 15 kuntum bunga mawar dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih hingga tersisa 2¼ gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum sehari 3 kali ¾ gelas. Hanya berkhasiat menurunkan panas. Penyakit ini bila tanpa komplikasi akan sembuh sendiri.



Perhatian:

▪ Hati-hati pada fungsi pencernaan lemah.

▪ Wanita hamil dilarang pakai.

Manfaat Utama tanaman Bunga Pagoda bagi kesehatan



FAMILIA: Verbenaceae

SINONIM:

▪ C. Kaempferi (Jacq.) Sleb.

▪ C. paniculatum L.

▪ Volkameria japonica Thunb.



NAMA DAERAH: senggugu, tumbak raja (Bali) . Pagoda flower (nama asing).



URAIAN TANAMAN:

Perdu meranggas, tinggi 1-3 m. Batangnya penuh dengan rambut halus. Biasa ditanam di taman-taman, pinggir jalan raya daerah luar kota atau di pekarangan sebagai tanaman hias.

Daunnya tunggal, bertangkai, letak berhadapan, bentuknya bulat telur lebar, pangkal berbentuk jantung, daun tua bercangap menjari, panjang dapat mencapai 30 cm.

Bunga majemuk yang terbentuk dari bunga kecil-kecil yang berkumpul membentuk piramid, warnanya merh, keluar dari ujung tangkai. Buahnya bulat.



SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS:

▪ Akar : pahit dan dingin. Anti radang, peluruh kencing, menghilangkan bengkak dan bekuan darah.

▪ Daun : manis, asam, agak kelat, dan netral. Anti radang dan menghisap nanah.

▪ Bunga : manis dan hangat.



BAGIAN YANG DIPAKAI: akar, bunga, dan daun. Akar dikeringkan.

▪ Akar :

◦ sakit pinggang dan ngilu pada rematik.

◦ Luka terpukul

◦ TBC paru yang disertai batuk dan batuk darah

◦ Wasir dan disentri

▪ Daun :

◦ Untuk pemakaian luar pada bisul, koreng, dan luka terpukul.

▪ Bunga :

◦ Penambah darah, keputihan.

◦ Wasir

◦ Susah tidur.



PEMAKAIAN:

▪ Akar :

Untuk minum: 30-90 gr direbus atau dijadikan bubuk.

▪ Daun :

Untuk pemakaian luar: daun segar dilumatkan, bubuhkan pada tempat yang sakit.

▪ Bunga :

Untuk minum: 30-90 gr direbus.

Untuk pemakaian luar: bunga segar dilumatkan halus, air perasannya untuk mengolesi bagian yang sakit.



CARA PEMAKAIAN:

▪ Wasir berdarah: 60 gr akar atau bunga tanaman bunga pagoda dimasak dengan usus sapi untuk dimakan.

▪ Koreng dan bisul: daun segar dicuci bersih lalu dilumatkan dengan madu untuk dibubuhkan pada tempat yang sakit.

▪ Susah tidur: bunga atau akar dijadikan bubuk, dicampur dengan arak manis untuk diminum.

Manfaat Utama tanaman Cabe Rawit bagi kesehatan



FAMILIA: Solanaceae.

SINONIM:

▪ C. fastingatum Bl.

▪ C. minimum Roxb.



NAMA DAERAH:

Sumatera: leudeu jarum, leudeu pentek, setudu langit, lacina sipane, lada ilmu, lada mutia. Jawa: cabe rawit, cabe cengek, lombok jempling, lombok jemprit, lombok rawit, lombok gambir, lombok setan, lombok cempling, cabhi letek. Nusatenggara: tabia krinyi, kurus. Sulawesi: kaluya kapal, marela dodi, malita diti, malita didi, ladda masiwo, lada marica, lada capa, laso meyang, laso meyong, ladang burica, ladang marica, rica halus, rica padi. Maluku: abrisan kubur, katupa batawa, katupu walata, aratupa patawe, katipa batawi, katupu manesane, katupu batawi, maricang katupe, rica gufu. Irian: metrek waktoh, basen tanah.



URAIAN TANAMAN:

Perdu setahun, banyak percabangan, tinggi 50-100 cm, sering di tanam orang atau tumbuh liar di tepi tegalan dan tanah kosong yang terlantar. Asalnya dari Amerika tropik dan menyukai daerah yang kering dari 0,5-1.250 m dpl. Batangnya berbuku-buku atau bagian atasnya bersudut, tidak berambut. Daunnya tunggal, letaknya berseling, berbentuk bundar telur dengan ujung meruncing dan pangkal menyempit bergabung dengan tangkai yang agak panjang. Panjang daun 5-9,5 cm dan lebar 1,5-5,5 cm. Bunganya keluar dari ketiak daun, tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan. Mahkota bunga berbentuk bintang, warnanya putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya tegak, kadang-kadang merunduk, bentuknya bulat telur memanjang, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3 cm dan lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas. Buah mudanya berwarna hijau tua atau putih kehijauan atau putih, bila masak akan berwarna merah terang. Bijinya banyak, warnanya kuning kotor. Dikenal 3 varietas cabe rawit yaitu cabe rawit atau cengek leutik, cengek domba atau cengek bodas, dan ceplik. Buahnya digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Daun mudanya dikukus untuk lalab. Perkembangbiakan dengan biji.



SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS:

Pedas dan panas. Masuk meridian jantung dan pankreas. Melancarkan sirkulasi peredaran darah, meningkatkan nafsu makan, merangsang pengeluaran gas dari saluran cerna, anti rematik, dan menghilangkan bekuan darah.



KANDUNGAN KIMIA:

Buahnya mengandung kapsaisin, capsantin, carotenoid, alkaloid atsiri, resin, minyak menguap, vitamin A dan C. Bijinya mengandung solanine, solamidine, solamargine, solasodine, dan solasomine.



BAGIAN YANG DIPAKAI: seluruh tumbuhan, akar, batang, dan buah.



KEGUNAAN:

▪ Peluruh keringat, peluruh liur, dan peluruh air kemih

▪ Menambah nafsu makan

▪ Rematik, sakit pada tubuh karena kedinginan

▪ Kaki dan tangan lemas

▪ Bisul



PEMAKAIAN:

Pemakaian dalam (minum): direbus atau dibuat bubuk dan pil.

Pemakaian luar: direbus dan uapnya digunakan untuk menguapi bagian yang sakit atau dilumatkan dan dibubuhkan pada bagian yang sakit.



CARA PEMAKAIAN:

▪ Sakit perut

Daun muda digiling halus dicampur dengan sedikit kapur sirih lalu balurkan pada perut yang sakit.

▪ Rematik

Buah cabe rawit digiling halus lalu dicampur dengan sedikit kapur sirih dan air jeruk nipis, balurkan pada bagian tubuh yang sakit.

▪ Frostbite

Kulit cabe rawit ditempelkan pada tempat yang sakit.

▪ Kaki dan tangan lemas seperti lumpuh

2 bonggol akar cabe rawit ditambah 1 pasang cakar ayam (dipotong sedikit di atas lutut), 60 gr kacang tanah, butir hang cao, tambahkan air dan arak sama banyak secukupnya, ditim. Makan setelah dingin.



Perhatian: penderita penyakit usus, sakit tenggorokan, dan sakit mata dianjurkan tidak makan cabe rawit.