Senin, 09 Februari 2015

kegunaan Utama tanaman Iler bagi kesehatan



Iler | Coleus scutellarioides (L.) Benth.



Iler termasuk dalam Familia Labiatae (Lamiaceae). Iler atau miana ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias atau tanaman obat, kadang ditemukan tumbuh liar pada tempat-tempat yang lembab dan terbuka seperti di tepian air, pematang sawah atau tepi jalan di pedasaan. Herba ini dapat ditemukan dari ketinggian 1-300 m di atas permukaan air laut.



Iler merupakan terna menahun dengan batang bersegi empat dan alur yang agak dalam pada masing-masing sisinya dan bercabang banyak. Tanaman ini berwarna ungu kemerahan dan berambut yang tumbuh tegak atau berbaring pada pangkalnya. Bagian yang menyentuh tanah akan keluar akar. Tanaman ini mempunyai tinggi sekitar 0,5 – 1,5 m.



Daunnya berupa daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 3-4 cm dan berwarna ungu kecoklatan sampai ungu kehitaman. Helaian daunnya berbentuk bulat telur yang panjangnya 7-11 cm dan lebarnya 3,5-6 cm dengan pangkal membulat atau melekuk menyerupai bentuk jantung dan ujung runcing. Tepi daun beringgit dan tulang daunnya menyirip jelas berupa alur yang membentuk gambaran seperti jala. Permukaan daun agak mengkilap dan berambut halus.



Bunganya berupa bunga majemuk yang tersusun dalam malai berwarna putih keunguan yang keluar dari ujung tangkai.



Buahnya berupa buah kotak, berbentuk bulat dan setelah tua berwarna coklat.



Bijinya kecil, keras, pipih, dan mengkilap serta berwarna coklat kehitaman.



Iler berasal dari Asia Tenggara dan mempunyai rupa-rupa bentuk daun dan warna yang beraneka ragam, tetapi yang berkhasiat untuk pengobatan adalah yang berwarna merah kecoklatan. Bagian-bagian tanaman ini apabila diremas akan berbau harum. Tanaman ini dikembangbiakkan dengan stek batang dan biji.



Iler mempunyai sifat kimiawi dengan rasa agak pahit dan berbau harum yang berfungsi sebagai peluruh haid, penambah napsu makan, menetralisir racun (anti toksik), menghilangkan gumpalan darah, mempercepat pematangan bisul, dan obat cacing (vermifuge).



Kandungan kimia yang terdapat dalam batang dan daun herba ini antara lain minyak atsiri, tanin, lemak, phytosterol, kalsium oksalat, dan pectic substance.



Daun dan akar tanaman ini dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan daun dan akar herba ini, yaitu :



Daun :



-Wasir



-Bisul, abses, borok, luka bernanah



-Terlambat haid, keputihan



-Kencing manis



-Sembelit, dyspepsia



-Cacingan



-Demam, demam nifas



-Radang telinga



-Gigitan ular dan serangga beracun



Akar :



-Diare



-Mulas



Pengobatan menggunakan herba ini untuk pemakaian dalam dilakukan dengan cara merebus 5-15 lembar daun iler kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dilakukan dengan cara :



1. Menggiling daun segar sampai halus lalu diturapkan pada bisul, abses, borok, luka, sakit kepala, demam, gigitan ular dan serangga beracun.



2. Menggiling daun segar sampai halus lalu diperas dan diambil airnya, kemudian airnya dipakai untuk mengobati radang telinga dan antiseptik untuk memotong tali pusat bayi.



Air rebusan daun dipakai untuk obat radang mata dan mencuci luka.



Cara pengobatan menggunakan herba ini untuk beberapa penyakit dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut :



-Wasir :



1. Mencuci bersih 25 gr daun segar lalu direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit dan ditambahkan gula merah kemudian diaduk sampai merata. Setelah dingin disaring dan diminum sekaligus.



2. Mencuci 1/3 genggam daun iler, 2 jari kulit pulai, ¾ genggam bunga sidowayah, dan 3 jari gula enau lalu dipotong-potong seperlunya dan direbus dengan 4 gelas air bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum. Sehari 3 x ¾ gelas.



-Bisul, abses, borok : mencuci bersih 10 lembar daun segar lalu ditumbuk sampai halus dan ditambahkan sedikit air bersih sampai menjadi seperti bubur kental. Adonan ini dipakai untuk menutup bisul, abses, borok lalu dibalut. Diganti 2-3 kali sehari.



-Demam nifas :



1. Mencuci 1 genggam daun iler, 2 sendok makan jungrahab, asam kawak sebesar telur ayam lalu digiling halus dan ditambahkan air matang secukupnya kemudian diaduk sampai merata. Adonan ini dibubuhkan di seluruh permukaan perut lalu dibalut. Diganti 2-3 kali sehari.



2. Mencuci daun iler, daun jinten, daun sambiloto, daun srigading, daun legundi, daun sendok masing-masing ¼ genggam, 1 jari kayu rapat,  asam kawak sebesar telur ayam, dan 3 jari gula enau lalu direbus dengan 4 gelas air sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelh dingin disaring lalu diminum. Sehari 3 x ¾ gelas.



-Radang telinga : mencuci 15 lembar daun segar lalu digiling halus dan ditambahkan 3 sendok air matang kemudian diaduk sampai merata. Setelah itu, diperas dan disaring dengan sepotong kain. Air perasannya dipakai untuk menetesi telinga yang sakit. Lakukan 4-6 kali sehari, setiap ali 2-3 tetes.



-Demam dan sembelit : mencuci bersih 1tangkai daun berikut batangnya lalu dipotong-potong seperlunya dan direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum. Sehari 2 x ½ gelas.



-Cacing gelang : mencuci 7 lembar daun segar sampai bersih lalu digiling sampai halus dan ditambahkan  ½ cangkir air minum dan 1sendok makan madu kemudian diperas dan disaring lalu diminum. Sehari 2-3 kali.



-Kencing manis : mencuci daun iler, daun meniran, daun sembung, dan pegagan masing-masing ¼ genggam, daun murbei dan daun kumis kucing masing-masing 1/5 genggam, ¾ sendok teh adas, dan ¾ jari pulosari lalu direbus dengan 4 gelas air bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum. Sehari 3 x ¾ gelas.



-Keputihan : mencuci bersih 7-10 lembar daun segar lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 ½ gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum dengan madu seperlunya. Sehari 3 x ½ gelas.



-Luka bernanah : mencuci 10 lembar daun iler, 6 lembar daun legundi, ½ jari rimpang temulawak, ½ jari rimpang dringo, 2 jari asam terngguli, dan 3 jari gula enau lalu dipotong-potong seperlunya dan direbus dengan 4 ½ gelas sampai tersisa setengahnya. Setelah dingin disaring lalu diminum. Sehari 3 x ¾ gelas.



-Pencernaan terganggu (dyspepsia) : mencuci 10 lembar daun segra sampai bersih lalu direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring dan diminum, sehari 2 x ½ gelas.

kegunaan Utama tanaman Jarak Bali bagi kesehatan



Jarak Bali | Jatropha podagrica Hook.



Khasiat-Obat-dan-Manfaat-dari-Tanaman-Jarak-Bali

Tweet



Jarak bali termasuk dalam Familia Euphorbiaceae. Tanaman ini dapat ditemukan sebagai tanaman hias yang ditanam di pekarangan, atau tempat rekreasi. Jarak bali berasal dari Amerika tropis.



Tanaman ini merupakan perdu tegak dengan tinggi 0,5-1,5 m, mengandung getah yang berwarna putih. Batangnya tunggal atau sedikit bercabang dengan pangkal batang yang membesar dan melembung seperti umbi.



Daunnya bertangkai yang panjangnya 20-30 cm. Helaian daunnya berbentuk perisai dan berbentuk bulat telur melebar dengan ukuran penampang 20-40 cm yang bercangap 3 atau 5 serta bertaju runcing atau membulat.



Bunganya terdapat dalam malai rata yang bertangkai panjang dengan bunga betina dan bunga jantan berada dalam satu tangkai yang berwarna merah orange.



Buahnya berbentuk elips melebar, berkendaga tiga dengan panjang 1,5 cm. Bijinya berbentuk lonjong atau bulat panjang.



Jarak bali mempunyai sifat kimiawi dengan rasa manis, pahit, dan dingin yang berfungsi menghilangkan rasa sakit, menghilangkan pembengkakan, menghilangkan racun, dan membersihkan panas.



Seluruh bagian jarak bali dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan tanaman ini, antara lain :



-Demam



-Bengkak terpukul



-Digigitan ular berbisa



Pengobatan menggunakan jarak bali dilakukan dengan cara merebus 10-15 gr jarak bali lalu ampasnya digunakan untuk ditempelkan di tempat yang sakit.

kegunaan Utama tanaman Jarak Ulung bagi kesehatan



Jarak Ulung | Jatropha gossypifolia L.

Jarak ulung termasuk dalam Familia Euphorbiaceae. Tanaman ini umumnya tumbuh liar di tepi jalan, lapangan berumput atau di semak, pada tempat terbuka yang terkena sinar matahari di dataran rendah. Jarak ulung berasal dari Amerika Selatan.



Tanaman ini merupakan perdu tahunan yang tumbuh tegak dengan tinggi 1-2 m dengan rambut kelenjar yang kebanyakan berbentuk bintang yang bercabang dan getahnya bersabun. Batangnya berkayu, berbentuk bulat dan berwarna coklat serta bercabang banyak.



Daunnya berupa daun tunggal, bertangkai panjang dengan helaian daun berbentuk bulat telur sungsang sampai bulat, berbagi 3-5 serta bertaju runcing. Panjang daun 7-22 cm dan lebarnya 6-20 cm. Daun mudanya berwarna keunguan, sedangkan daun tuanya berwarna ungu kecoklatan.



Bunganya berupa bunga majemuk yang terdapat dalam malai rata bertangkai, berbentuk corong, kecil, dan berwarna keunguan yang keluar dari ujung batang. Dalam satu pohon terdapat bunga jantan dan bunga betina.



Buahnya berkendaga tiga, berbentuk bulat telur,sedikit berlekuk tiga dengan 6 alur memanjang serta berwarna hijau yang apabila masak menjadi hitam.



Bijinya berbentuk bulat dan berwarna coklat kehitaman. Bijinya mengandung minyak yang apabila diperas, minyak tersebut dapat digunakan untuk lampu.



Kandungan kimia yang terdapat dalam bagian-bagian jarak ulung antara lain :



-Akarnya mengandung : alkaloid



-Daunnya mengandung : tanin, kalsium oksalat, sulfur, dan pectic substance.



-Batangnya mengandung : tanin dan sulfur



Daun dan biji jarak ulung dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati dengan daun dan biji tanaman ini, yaitu :



Daunnya dapat mengobati :



-Susah buang air besar



-Radang anak telinga



-Pembengkakan dan penyakit kulit



-Demam



Minyak dari bijinya dapat mengobati :



-Sembelit



-Perangsang muntah



-Lepra (Morbus Hansen)



Pengobatan menggunakan jarak ulung hanya untuk pemakaian luar yaitu dengan melumatkan daun segar yang telah dibersihkan kemudian dipakai untuk pemakaian setempat (bagian yang sakit) seperti pada bengkak akibat terpukul, dan sakit kulit. Atau dengan cara merebus daun herba lalu menggunakan air rebusannya untuk mandi pada penderita demam.



Khusus untuk pengobatan susah buang air besar dilakukan dengan cara :



1. Mencuci bersih daun segar sebanyak 3-4 lembar lalu diolesi minyak kelapa dan dilayukan di atas api. Saat hangat ditempelkan pada perut.



2. Membakar biji yang telah masak sebanyak 20 butir lalu ditumbuk sampai halus dan dimakan.

kegunaan Utama tanaman Jayanti bagi kesehatan



Jayanti | Sesbania sesban Merr.

Jayanti termasuk dalam Familia Papilionaceae (Leguminosae) dengan nama sinonimnya S.aegyptiaca Pers. Jayanti banyak ditemukan di Jawa, biasa ditanam di pekarngan, galengan sawah atau di perkebunan, sebagai tanaman naungan, penahan angin atau pupuk hijau. Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah yang jelek dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 800 m di atas permukaan air laut.



Jayanti merupakan perdu atau pohon kecil dengan tinggi 2-6 m, bercabang banyak, dan tumbuhnya cepat.



Daunnya berupa daun majemuk menyirip dengan 7-25 pasang anak daun. Anak daun berbentuk garis sampai memanjang, bertangkai pendek, berujung bulat, dan bertepi rata.



Bunganya terdapat dalam tandan dan berwarna kuning. Buahnya berupa buah polong yang tumbuh menggantung dan berbentuk garis.



Daunnya dapat dimasak dan dimakan sebagai sayur. Selain itu, daunnya juga dapat digunakan untuk pupuk hijau dan sebagai makanan ternak.



Tanaman ini dikembangbiakkan dengan bijinya.



Daun, akar, kulit, biji, dan minyak jayanti dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan masing-masing bagian tersebut, yaitu :



Daunnya dapat mengobati :



-Demam



-Cacingan



-TBC paru (Tuberculosa)



-Radang selaput lendir mata



-Infeksi ginjal



Kulitnya dapat mengobati :



-Sukar berkeringat



-Kencing kurang lancar



-Kencing nanah



Bijinya dapat mengobati :



-Kepala pusing



-Batuk



-Keguguran



-Datang haid tidak teratur



Akarnya dapat mengobati :



-Kencing nanah



-Sifilis



Minyaknya dapat mengobati :

-Borok, koreng, kudis



-Trachoma



Pengobatan menggunakan tanaman ini untuk pemakaian dalam dilakukan dengan cara merebus ¼ – 1 genggam daun jayanti kemudian air rebusannya diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dilakukan dengan cara menggiling daun sampai halus lalu ditempelkan ke tempat yang sakit.



Cara pengobatan untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut :



-TBC paru : mencuci ¼ genggam daun jayanti lalu ditumbuk sampai halus dan ditambahkan ½ gelas air masak dan 1 sendok makan madu, kemudian diaduk sampai merata , lalu diperas dan disaring. Minum sehari 3 kali.



-Kencing nanah : mencuci 1 jari akar jayanti, 6 lembar daun sirih, 6 buah kemukus, juntan hitam dan adas masing-masing ¾ sendok teh, ¾ jari pulosari dan 3 jari gula enau lalu dipotong-potong seperlunya. Setelah itu, direbus dengan 4 gelas air bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin disaring dan diminum, sehari 3 x ¾ gelas.



-Infeksi ginjal : mencuci 1 genggam daun jayanti lalu dibilas dengan air matang, kemudian masukkan daun tersebut ke dalam ¾ gelas air dan diremas-remas daunnya sampai airnya berbusa. Setelah itu, disaring dan diminum. Lakukan setiap hari sampai kencingnya menjadi lancar dan jernih kembali.



-Demam : mencuci daun secukupnya sampai bersih lalu diremas-remas dengan adas, kemudian balurkan pada badan  dan akan memberikan rasa sejuk pada penderita demam.

kegunaan Utama tanaman Kamboja bagi kesehatan



Kamboja | Plumeria rubra L.cv. Acutifolia



Kamboja termasuk dalam Familia Apocynaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika tropik, biasa ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan, taman-taman, kuburan atau tumbuh liar dan dapat ditemukan dari 1- 700 m di atas permukaan air laut.



Pohon kamboja kecil dan banyak bercabang yang tingginya 3-7 m serta mengandung getah. Batang pokoknya besar dan tumbuh membengkok, berkayu,dan keras dengan cabang-cabang gemuk berdaging. Cabang mudanya lunak dan terdapat tanda bekas tangkai daun yang telah lepas.



Daunnya berupa daun tunggal, duduk berkarang bergerombol diujung tangkai  serta bertangkai panjang. Helaian daunnya berbentuk lanset, kaku seperti kulit yang panjangnya 20-40 cm dan lebarnya 6-12,5 cm. Ujung daun runcing dan pangkal daunnya menyempit dengan tulang daun menyirip serta bertepi rata.



Bunganya terdapat dalam malai rata, berkumpul di ujung ranting, berbentuk terompet serta berwarna agak kuning dengan sisi bagian dalam berambut. Mahkota bunganya berwarna putih atau merah serta berbau harum.



Buahnya berupa buah bumbung, 1 atau 2 yang saling berjauhan dan berbentuk tabung memanjang yang gepeng dengan panjang 18-20 cm dan lebar 2 cm. Buahnya berongga dua, berwarna hitam kecoklatan, dan berbiji banyak.



Kamboja dikembangbiakkan dengan bijinya.



Bunga kamboja mempunyai sifat kimiawi dengan rasa manis, sejuk, dan harum yang berfungsi sebagai penurun panas (anipretik), peluruh kencing (diuretik), menghentikan batuk (antitusif), dan menghilangkan hawa panas. Kulita kayunya mempunyai efek farmakologis melancarkan buang air besar (laxant).



Getah kamboja berwarna putih yang mengandung damar dan kautacuk, senyawa sejenis karet, dan senyawa triterpenoid amyrin dan lupeol. Kulit batangnya mengandung plumierid, suatu zat pahit yang beracun, yang berfungsi sebagai laxant (dengan dosis 0,2 – 0,3 gr) dan dimakan sebelum tidur,maka besok paginya bisa buang air besar 1-2 kali. Bila dimakan dengan dosis lebih dari 0,3 gr akan berkhasiat melancarkan kencing. Daun dan batangnya mengandung fulvoplumierin. Dosis 1,5 mg akan menghambat perkembangan kuman TBC.



Getah, daun, kulit batang, dan akar dapat digunakan untuk pengobatan. Bunga kamboja yang telah dikeringkan (dijemur) juga dapat digunakan untuk pengobtan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan tanaman ini antara lain :



-Mencegah pingsan karena udara terlalu panas (heat stroke)



-Radang usus, disentri basiler



-Gangguan pencernaan, gangguan penyerapan makanan pada anak, kurang gizi (malnutrisi)



-Hepatitis infectiosa



-Radang saluran napas (bronchitis)



-Cacingan



-Sembelit



-Kencing nanah, sifilis (lues)



-Busung air, biri-biri



-Sakit gigi



-Luka, bisul, bengkak, pecah-pecah pada telapak kaki, tertusuk duri, tulang ikan



-Tumor



Pengobatan menggunakan pohon kamboja untuk pemakaian dalam dilakukan dengan cara merebus 10-15 gr bunga kamboja lalu menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dilakukan dengan cara melumatkan herba kemudian dibubuhkan ke tempat yang sakit.



Cara pengobatan untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut :



-Disentri, mencret karena panas dalam : merebus 12-24 gr bunga kering lalu menggunakan air rebusannya untuk diminum.



-Kencing nanah :



1. Merebus sepotong akar kamboja dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas air. Setelah dingin disaring dan diminum.



2. Mencuci bersih 3 jari kulit kamboja lalu dipotong-potong seperlunga dan direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin disaring dan diminum dengan madu seperlunya. Sehari 3 x ¾ gelas.



-Bisul :



1. Mencuci bersih daun kamboja lalu dipanaskan sampai lemas dan diolesi minyak kelapa. Setelah itu, tempelkan pada bisul.



2. Mengoleskan beberapa tetes getah batang kamboja langsung pada bisulnya. Lakukan 2 kali sehari.



-Gigi berlubang : melumasakn beberapa tetes getah kamboja pada kapas lalu dipakai untuk menutup gigi yang berlubang. Hati-hati, jangan sampai mengenai gigi yang sehat.



-Benjolan keras (tumor) : menggiling kulit kayu sampai halus lalu ditambahkan air secukupnya sampai seperti bubur, kemudian tempelkan pada bagian badan yang ada benjolannya.



-Tertusuk duri, tulang ikan atau terkena pecahan beling : mengoleskan getah kamboja ke daerah yang sakit dan benda yang masuk akan keluar.



-Busung air : mencuci 6 jari batang kulit kamboja lalu dipotong-potong seperlunya dan direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring dan diminum.



-Busung air, frambusia : mencuci 3 ukuran telapak tangan kulit kamboja lalu dipotong-potong seperlunya dan direbus dengan 20 liter air sampai mendidih selama 15 menit. Air rebusannya digunakan untuk mandi berendam dan bersiram. Lakukan 1-2 kali sehari.



-Biri-biri : mencuci 2 jari kulit kamboja, 1 jari kuli kacang kayu laut, 1 jari kulit pulai, 2 butir bawang merah, 1 sendok teh adas, 1 jari pulosari, dan 3 jari gula enau lalu dipotong-potong seperlunya dan direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa ½ -nya. Setelh dingin disaring dan diminum. Sehari 2-3 x ½ gelas.



-Syphilis (raja singa, lues) : mencuci 4 jari kulit batang kamboja lalu dipotong-potong seperlunya dan ditebus dengan 4 ½ gelas air bersih sampai tersisa setengahnya. Setelah dingin disaring dan diminum. Sehari 3 x ¾ gelas.



-Clavus (kapalan) : setiap hari diteteskan getah kamboja sampai sembuh.

kegunaan Utama tanaman Keji Beling bagi kesehatan



Keji Beling | Strobilanthes crispus BI.

Keji beling termasuk dalam Familia Acanthaceae dengan nama sinonim Sericocalyx cripus (L.) Bremek. Tanaman ini dapat ditemukan tumbuh liar di hutan, tepi sungai atau di  tebing-tebing, dan sering ditanam sebagai pagar hidup di pekarangan atau di taman-taman. Jenis ini terdapat di Madagaskar sampai Indonesia yang tumbuh pada ketinggian 50 – 1200 m di atas permukaan air laut.



Keji beling merupakan semak dengan tinggi 1-2 m. Batangnya beruas, berbentuk bulat, bercabang dan berambut kasar serta berwarna hijau. Percabangan yang menyentuh tanah akan keluar akar sehingga dapat dipisah dari tanaman induknya.



Daunnya berupa daun tunggal, bertangkai pendek yang letaknya berhadapan serta berbentuk lanset lonjong atau hampir jorong. Tepi daunnya bergerigi atau beringgit, dengan ujung dan pangkal daun runcing. Kedua permukaan daun kasar, tulang daunnya menyirip yang panjangnya 9-18 cm dan lebarnya 3-8 cm serta berwarna hijau.



Bunganya berupa bunga majemuk yang berkumpul dalam bulir padat. Mahkota bunganya berbentuk corong, tebagi 5 dan panjangnya 1,5 – 2 cm. Mahkota bunganya berambut dan berwarna kuning.



Bijinya bulat, pipih, dan kecil-kecil serta berwarna coklat.



Keji beling dikembangbiakkan dengan biji, stek batang, atau cabang yang cukup tua.



Kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman ini antara lain kalium dengan kadar tinggi, asam silikat, kalsium, natrium, dan beberapa persenyawaan lain seperti saponin, sterol, glikosida, flavonoid, golongan terpen, lemak, dan lain-lain. Kalium bersifat diuretik kuat serta dapat melarutkan batu yang terbentuk dari garam kalsium oksalat dan kalsium karbonat pada kandung empedu, kandung kencing, dan ginjal. Asam silikat dapat merangsang lambung, sehingga penderita sakit lambung (gastritis) tidak dapat memakan tanaman obat ini. Untuk mengurangi efek tersebut, pembuatan ramuannya dicampur dengan daun wungu.



Daun keji beling dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan herba ini, antara lain :



-Wasir



-Sembelit



-Kencing kurang lancar



-Batu saluran kencing



-Batu saluran empedu



-Kencing manis



Pengobatan menggunakan herba ini untuk pemakaian dalam dilakukan dengan cara merebus 25 – 50 gr daun segar lalu air rebusannya diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dilakukan dengan cara membersihkan daun secukupnya llau digiling sampai halus dan dibubuhkan di atas luka akibat gigitan ular dan binatang berbisa serta serangga lainnya.



Cara pengobatan menggunakan herba ini untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut :



-Kencing kurang lancar : mencuci bersih 25 gr daun segar lalu direbus dengan 2 gelas air bersih selam 15 menit. Setelah dingin disaring dan diminum sekaligus. Lakukan pada pagi atau siang hari.



-Batu kandung kencing : mencuci segenggam daun keji beling dan 4 tongkol jagung muda lalu direbus dengan 2 liter air bersih sampai tersisa 1 liter. Setelah dingin disaring lalu diminum. Lakukan pagi dan sore hari, masing-masing ½ gelas.



-Batu kandung empedu : mencuci 5 lembar daun keji beling dan 7 lembar daun wungu yang segar lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 gelas. Minum seperti teh.



-Batu ginjal :



1. Mencuci 50 gr daun keji beling, 7 batang tanaman meniran segar, dan 7 lembar daun wungu lalu direbus dengan 4 gelas air bersih sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring dan dibagi untuk 3 kali minum. Lakukan pada waktu pagi, siang, dan sore hari.



2. Mencuci daun keji beling dan daun tempuyung segar masing-masing 6 lembar, 6 buah tongkol jagung lalu direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin disaring dan dibagi untuk 3 kali minum. Lakukan setiap hari sampai rasa sakit menghilang.



-Sembelit : mencuci ½ genggam daun keji beling segar lalu direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum.



Catatan :



Tanaman obat ini sudah dibuat obat paten dan dijual di apotek, seperti :



-Batugin elixir produksi Kimia Farma



-Nephrolit kapsul produksi Bintang Todjoe



-Capsul Keji Beling

kegunaan Utama tanaman Kembang Bugang bagi kesehatan

Kembang Bugang | Clerodendrum calamitosum L.

Kembang bugang termasuk dalam Familia Verbenaceae.  Tanaman ini terdapat di Jawa dari dataran rendah sampai ketinggian 750 m di atas permukaan air laut, terutama pada daerah dengan musim kemarau yang panjang dan di tempat-tempat yang ternaungi. Tanaman ini dapat ditemukan di sekitar kampung, di kebun, tepi hutan, dan jalan, kadang ditanam di pekarangan sekitar rumah sebagai tanaman hias atau tanaman obat.



Kembang bugang merupakan perdu yang tumbuh tegak dengan tinggi 0,5 – 1 m, berakar tunggang dengan tunas akar menjalar di bawah tanah dan bagian yang muda berambut pendek dan rapat. Batangnya berkayu dan bercabang dengan diameter sekitar 1 cm serta berwarna putih kehijauan.



Daunnya berupa daun tunggal, bertangkai dan letaknya berhadapan serta berbentuk bulat telur dengan tepi daun bergerigi. Ujung dan pangkal daunnya meruncing dengan panjang daun 4-9 cm dan lebarnya 1,5 – 4cm, bertulang menyirip dan berwarna hijau.



Bunganya berupa bunga majemuk yang berkumpul dalam malai yang keluar dari ketiak daun dengan 5 mahkota bunga berwarna putih dan bercangap sampai pada pangkalnya. Benangsari dan tangkai putik menjulang diluar mahkotanya.



Buahnya berupa buah batu, berbentuk bulat pipih, dan berwarna hitam mengkilat dengan diameter 1 cm  yang kelopak buahnya berwarna merah mengkilap. Bijinya keras, kecil, dan berwarna hitam.



Kembang bugang dikembangbiakkan dengan biji dan tunas akar.



Kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman ini antara lain saponin, flavonoida, polifenol, alkaloid, dan kalium.



Daun dan akar kembang bugang dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan daun dan akar tanaman ini, yaitu :



Daunnya dapat mengobati :



-Disentri



-Demam



-Wasir



-Kencing tidak lancar, kencing nanah



-Kencing batu jenis kalsium oksalat dan triple-phosphate



-Sifilis (lues)



Akarnya dapat mengobati :



-Racun akibat gigitan ular



Buahnya dapat mengobati :



-Disentri



Pengobatan menggunakan kembang bugang untuk pemakaian dalam dilakukan dengan cara merebus 9 lembar daun ukuran sedang atau 7 lembar daun ukuran besar dan menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dilakukan dengan cara mencuci bersih daun herba lalu digiling sampai halus dan ditambahkan sedikit minyak. Ramuan tersebut dipakai untuk pengobatan : perut kembung (meteorismus), luka bakar, bisul, borok, framboesia, radang ginjal (nephritis).



Cara pengobatan untuk beberapa penyakit dapat djelaskan lebih rinci sebagai berikut :



-Demam : mencuci 10 gr daun segar lalu direbus dengan segelas air selama 15 menit. Setelah dingin disaring dan diminum sekaligus.



-Digigit ular : mencuci bersih sepotong akar sebesar ibu jari lalu dibilas dengan air matang dan dikunyah. Airnya ditelan dan ampasnya diletakkan pada luka gigitan.



-Wasir : mencuci 9 lembar daun lalu dipotong-potong seperlunya dan direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 ½ gelas. Setelah dingin disaring dan diminum dengan madu seperlunya, sehari 2 x ¾ gelas.



-Kencing batu :



1. Mencuci 8 lembar daun kembang bugang lalu dipotong-potong seperlunya dan direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin, disaring da diminum dengan madu seperlunya. Sehari 3 x ¾ gelas.



2. Merebus campuran dari daun kembang bugang, daun sarap, daun pecut kuda, dan daun kumis kucing masing-masing 7 lembar dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 3 gelas. Setelah dingin, disaring dan diminum. Sehari 3 x 1 gelas.



-Kencing anah : mencuci 6 lembar daun kembang bugang, 10 lembar daun pegagan, 20 lembar daun picisan, 25 lembar daun jinten, 12 sirip daun meniran, 9 lembar daun murbei, 8 lembar daun sendok, 50 lembar daun kumis kucing, 8 lembar daun bengang, dan 3 jari gula enau lalu dipotong-potong seperlunya dan direbus dengan 4 gelas air bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin, disaring dan diminum. Sehari 3 x ¾ gelas.



Catatan :



Clerodendrum calamitosum L. atau kembang bugang dikenal juga dengan nama Keci Beling.