Rabu, 11 Maret 2015

Khasiat Utama tanaman Malaka bagi kesehatan





Malaka | Phyllanthus emblica L.



Malaka termasuk dalam Familia Euphorbiaceae dengan nama asing Myrobalan. Tanaman ini merupakan pohon kecil yang tumbuhnya lambat dengan tinggi mencapai 7 m dan kadang-kadang bisa sampai 19 m. Malaka tumbuh liar di hutan, di padang rumput, belukar, pedesaan, dan tempat-tempat lain yang berhawa panas pada ketinggia 20 – 1200 m di atas permukaan air laut.



Daunnya tersusun menyirip, keil-kecil dan berbentuk bulat panjang dengan panjang sekitar 1 cm dan terletak berseling. Bunganya kecil dan berwarna kuning serta berkelamin tunggal di satu pohon.



Buahnya berdaging, berbentuk bulat seperti kelereng dengan diameter sekitar 1,5 cm dan berwarna kuning hijau dan setelah matang warnanya menjadi merah kuning.



Buahnya dapat dimakan mentah atau dibuat manisan. Daun dan kulit pohon tanaman ini mengandung zat samak untuk menyamak kulit dan memberi warna biru pada kain dan anyaman bambu.



Sifat kimiawi dan efek farmakologis pada masing-masing bagian malaka, yaitu :



-Buah : pahit, manis, sedikit astringent dan berfungsi sebagai penurun panas (antipiretik), anti radang, menyejukkan tenggorok, memelihara paru, dan obat batuk. Herba ini masuk meridian limpa dan lambung.



-Daun : pedas dan netral serta berfungsi sebagai diuretik.



-Akar : tawar, netral, astringent, hypotensif dan berfungsi membersihkan panas dan racun.



Kandungan kimia dalambuah, biji, daun, dan akar malaka antara lain :



-Buah : mengandung vitamin C, tanin, glucogallin, gallic acid, ellagic acid, corilagin, terchebin, chebulagic acid, chebulinic acid, chebulic acid, 3,6-digalloylglucose, mucic acid, phyllemblic acid, dan emblicol.



-Biji : mengandung linolenic acid, linoleic acid, oleic acid, dan stearic acid.



-Daun : mengandung amlaic acid, lupeol, beta-sitosterol, ellagic acid, gallic acid, 3,6-digalloyl-glucose, corilagin, chebulagic acid, chebulinic acid, dan glucogallin.



-Akar : lupeol, ellagic acid, dan beta-sitosterol.



Buah, akar, kulit pohon, dan daun tanaman ini dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati oleh masing-masing bagian pohon ini antara lain :



-Buah :



-Demam, flu, batuk



-Sakit tenggorok, sakit gigi



-Sariawan, gusi berdarah dan bernanah



-Kencing manis



-Kekurangan vitamin C



-Menghilangkan dahak dan haus



-Diphteria.



-Akar :



-Darah tinggi (hipertensi), radang saluran napas



-Sakit ulu hati (epigastric pain), diare



-Sifilis, chancre, digigit lipan



-TBC kelenjar (Tuberculous lymphadenopathy)



-Daun :



-Bengkak (edema), eczema, bisul



-Digigit lipan dan ular berbisa



-Fistula ani (anal fistula)



Pengobatan menggunakan tanaman ini untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 10 – 30 gr buah atau 15- 30 gr akar atau 25 – 50 gr daun kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara :



-Buah : diperas airnya kemudian dioleskan ke bagian yang sakit.



-Akar : merebus akar kemudian menggunakan air rebusannya untuk mencuci luka.



-Daun : melumatkan daun dan menurapkannya ke tempat yang sakit atau merebus daundan menggunakan air rebusannya untuk mencuci bagian yang sakit.



Cara pengobatan menggunakan malaka untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :



-Panas influenza, batuk, sakit tenggorok, haus, kekurangan vitamin C : mencuci buah segar sebanyak 10 – 30 gr kemudian direbus dan menggunakan air rebusannya untuk diminum.



-Kencing manis : merebus 15 – 20 gr buah kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum.



-Ekzema, radang kulit : merebus air dengan air bersih, kemudian setelah dingin airnya dipakai untuk mencuci bagian yang sakit.



-Ekzema, edema, digigt ular berbisa : mencuci bersih daun herba sebanyak 25 – 50 gr kemudian direbus dan menggunakan air rebusannya untuk diminum.



-Diare, radang usus, tekanan darah tinggi : merebus 25 – 30 gr akar kering kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum.



-Radang saluran napas, radang lambung : merebus 25 – 50 gr akar kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum.

Khasiat Utama tanaman Mamam bagi kesehatan





Mamam | Gynandropsis gynandra (L.) Briq.



Mamam termasuk dalam Familia Capparidaceae. Tanaman ini merupakan perdu menahun yang tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 1 m, bercabang banyak yang ditumbuhi rambut halus, dan berbau kurang enak. Mamam berasal dari Asia Tenggara dan di Jawa dapat ditemukan sampai 450 m di atas permukaan air laut, tumbuh di semak-semak, ladang, tepi jalan, dan hutan jati muda.



Daun mamam berupa daun majemuk menjari yang beranak daun 3 – 5 dan terletak berseling serta bertangkai dengan panjang 4 – 6 cm. Anak daunnya terletak duduk berbentuk bulat telur sungsang dengan panjang 2,5 – 5 cm dan lebar 1 – 2 cm. Ujung daun meruncing dan pangkalnya menyempit dengan tepi daun rata atau sedikit bergerigi yang berwarna hijau dengan anak daun yang di tengah ukurannya lebih besar.



Bunganya tumbuh berkumpul dalam tandan di ujung batang dan berwarna putih atau kuning muda yang mekar di waktu malam. Buahnya berupa buah polong yang panjangnya 5 – 10 cm dan mempunyai biji berbentuk ginjal dengan lebar sekitar 1 mm serta berwarna coklat hitam.



Daun mamam biasa diasinkan untuk dimakan sebagai lauk atau dibuat campuran masakan.



Mamam mempunyai rasa pahit, pedas, dan sedikit beracun (toxic) yang berfungsi mengusir angin dan dingin, melancarkan peredaran darah, analgetik, astringent. Daun dan bijinya mempunyai khasiat seperti obat gosok yang menghangatkan (Rubefacient). Bijinya digunakan sebagai obat cacing.



Tanaman ini mengandung minyak terbang yang rasany pedas, unsaturated lactone, tanin, dan gula. Bijinya mengandung glucocapparin dan cleomin.



Seluruh tanaman ini termasuk biji dan akarnya dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan mamam antara lain :



-Rematik, sakit pinggang, sakit kepala, leher kaku



-Luka terpukul



-Wasir



-Disentri, cacingan



-Keputihan, gangguan haid pada wanita setelah melahirkan



-Digigit ular



-Abses paru, batuk berlendir



-Sakit telinga



-Menambah napsu makan



Pengobatan menggunakan tanaman ini untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 10 – 15 gr herba kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dilakukan dengan melumatkan herba secukupnya kemudian ditempelkan ke tempat yang sakit atau merebus herba dan menggunakan air rebusannya untuk mencuci bagian yang sakit.



Cara pengobatan menggunakan tanaman ini untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :



-Keputihan : memotong-motong 15 gr daun muda kemudian ditambahkan gula batu dan air secukupnya lalu ditim. Setelah dingin disaring dan diminum airnya.



-Wasir : merebus seluruh herba dengan air secukupnya sampai mendidih kemudian memakai airnya untuk mencuci bagian yang sakit.



-Sakit pinggang, sakit kepala, rematik,leher kaku : menggiling daun sampai halus lalu ditambah sedikit cuka sampai seperti bubur lunak kemudian dibalurkan ke tempat yang sakit.



-Sakit telinga : mencuci bersih daun lalu ditumbuk halus dan ditambahkan sedikit air hangat kemudian diperas dengan kain. Air perasannya diteteskan ke dalam telinga yang sakit.



-Cacingan (cacing gelang) : untuk anak-anak 5 – 10 biji dan untuk orang dewasa 30 – 60 biji. Dimakan 2 x sehar selama 2 hari, 3 hari selanjutnya makan obat pencahar.



-Gangguan menstruasi : mencuci bersih batang mamam secukupnya kemudian ditumbuk dan diseduh dengan air panas satu cangkir. Diminum saat hangat.



-Tidak napsu makan : mencuci bersih 30 lembar daun mamam, kemudian diasapkan sebentar dan dimakan sebagai lalab. Lakukan setiap kali makan.



-Catatan :



Dosis berlebihan mengakibatkan mual, muntah, perut kembung, pusing, banyak keringat, penglihatan kabur, kaki dan tangan lemas, takut cahaya. Cara mengatasi : cuci perut dan tindakan lain yang dibutuhkan.

Khasiat Utama tanaman Nangka bagi kesehatan





Nangka | Artocarpus heterophyllus Lamk.



Nangka termasuk dalam Familia Moraceae dengan nama sinonim A. integra Merr dan A. integrifolia L.f. Pohon nangka bergetah dan berbuah terus-menerus dengan tinggi pohon mencapai 8 – 15 m. Tanaman ini termasuk pohon denga buah-buahan yang banyak ditanam orang di pekarangan, di ladang atau kadang tumbuh liar pada tanah yang tidak tergenang air, tumbuh baik di perbukitan dan dapat ditemukan dari ketinggian 50 – 1200 m di atas permukaan air laut.



Daunnya tebal seperti kulit, terletak berseling dengan panjang tangkai 1 – 4 cm. Helaian daunnya memanjang atau berbentuk bulat telur sungsang yang panjangnya 7 – 15 cm dan lebarnya 4,5 – 10 cm.  Tepi daun rata dan kadang berlekuk 3 – 5, dengan ujung daun meruncing dan pangkal menyempit yang permukaan atasnya mengkilap dan berwarna hijau tua.



Buahnya terletak dalam bulir, berkelamin tunggal dalam satu pohon.



Buahnya besar, bergantung pada batang atau cabang utama dengan bentuk memanjang atau berbentuk seperti ginjal yang panjangnya 30 – 90 cm dan lebarnya sekitar 50 cm. Buah nangka berkulit tebal dengan duri tempel pendek berbentuk piramid yang warnanya hijau kekuningan dan baunya keras. Daging buahnya tebal, berwarna kuning di sekeliling biji. Biji nangka berbentuk lonjong dengan panjang 2,5 – 4 cm.



Pohon nangka merupakan tanaman asli Nusatenggara yang seluruh bagian pohonnya dapat dimanfaatkan, antara lain :



-daging buah dan bijinya dapat dimakan



- buah mudanya dapat dibuat sayur



- kayu dipakai untuk bahan bangunan



- getahnya dapat digunakan sebagai perekat untuk menangkap burung



-daun untuk makanan ternak



-batang dan kulit kayunya mengandung zat warna yang dapat digunakan untuk mewarnai makanan atau bahan pakaian.



Beberapa sifat kimiawi dan efek farmakologis pada pohon nangka, yaitu :



-Buah dan biji : rasanya manis, agak asam, dan netral yang berfungsi menghilangkan haus, melancarkan pencernaan, dan peluruh dahak.



-Getah : rasanya tawar dan kelat.



-Kayu : berfungsi sebagai pereda kejang (Spasmolitik).



Bagian-bagian pohon nangka mengandung bahan kimia antara lain :



-Kayu : mengandung zat warna kuning yang dinamakan morine, alkaloid, saponin, glucoside, dan calsium oksalat.



-Kulit kayu : mengandung resin, cycloheterophyllin, dan tanin.



-Daun : mengandung alkaloid, saponin, glucoside, tanin, dan Ca oxalat.



-Getah : mengandung asam serotat, steroketone, dan artostenone.



-Daging buah : mengandung albuminoid, karbohidrat, dan minyak lemak.



Buah, biji, daun, dan getah nangka dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan tanaman ini, yaitu :



-Daun : luka bakar, borok, dan melancarkan ASI (air susu ibu).



-Getah : bisul, abses, pembengkakan kelenjar, dan gigitan ular.



-Biji : melancarkan ASI, diare, campak, kolik kandung empedu.



-Buah : sembelit.



-Kayu : demam dan malaria.



-Akar : diare dan demam.



Pengobatan menggunakan tanaman ini untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 60 – 120 gr biji nangka kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dilakukan dengan cara melumatkan nangka atau dijadikan bubuk kemudian dibubuhkan ke tempat yang sakit.



Cara pengobatan menggunakan tanaman ini untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :



-Luka luar : mengeringkan daun nangka kemudian digiling menjadi bubuk dan dibubuhkan ke tempat yang sakit.



-ASI tidak lancar : merebus 60 – 120 gr biji nangka kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum dan bijinya dimakan.



-Bengkak, abses : mencampur getah nangka dengan cuka kemudian dibubuhkan ke tempat yang sakit. Bermanfaat untuk mempercepat pemasakan abses.



-Aphrodisiac : memanggang biji nangka kemudian dimakan.



-Malaria : mencuci 5 jari akar nangka lalu ditumbuk seperlunya dan direbus dengan 5 gelas minum air bersih sampai tersisa setengahnya. Setelah dingin disaring, lalu diminum dengan air gula seperlunya. Dibagi untuk 3 x minum.



-Campak : mencuci 5 buah biji nangka lalu digiling sampai halus kemudian diremas dengan air garam seperlunya. Balurkan pada bercak-bercak kulit. Lakukan 2 – 3 kali sehari.







Catatan : Wanita yang sering keguguran tidak boleh mengkonsumsi nangka

Selasa, 10 Maret 2015

MANFAAT DAN KHASIAT BUNGA ASOKA



 Khasiat Bunga Asoka - Asoka yang memiliki nama ilmiah Sarca Indica merupakan tanaman dari family Caesalpiniaceae. Bunga asoka ini merupakan salah satu tanaman suci di India. Bunga asoka ini memiliki warna yang beragam seperti warna merah, oranye dan kuning. Biasanya bunga ini dijadikan tanaman hias karena daunnya dapat dibentuk dan bunganya sangat indah.

Khasiat bunga asoka

Bunga asoka ini memiliki beberapa nama lain seperti: bunga soka, pohon soka, anganapriya, asogam, asokada, ashopalava, asok, asoka, asupala, gandapuspha, kankelli, kenkalimara, vichitrah, dan thawgabo. Selain menjadi tanaman hias yang indah, bunga asoka juga dipercaya sebagai tanaman obat herbal, karena bunga asoka mengandung hematoksilin. Bagian yang biasanya dimanfaatkan adalah pada bagian kulit dan bunga. Sebuah penelitian menunjukan bahwa kulit kayu kering dari tanaman asoka yang sudah dihaluskan mengandung cukup banyak tanin dan zat organic yang mengandung besi. Selain itu bunga asoka juga memiliki beberapa khasiat untuk kesehatan, seperti berikut :

- Bunga asoka yang sudah ditumbuk halus dan dicampur dengan air memiliki khasiat untuk mengobati disentri hemoragik.
- Bunga asoka berkhasiat untuk mengatasi haid yang tidak teratur, dengan meminum air rebusan dari bunga asoka yang dicampur dengan bunga mawar dan daging lidah buaya.
- Bunga asoka berkhasiat untuk mengobati kram betis, dengan meminum air rebusan dari bunga asoka yang dicampur dengan bunga mawardan daun sembung segar.
- Bunga asoka dapat mengobati luka memar, dengan meminum air rebusan dari bunga asoka yang ditambah bunga mawar kering dan umbi daun dewa.

Selain itu bunga asoka juga memiliki khasiat untuk mengatasi dan menurunkan tekanan darah tinggi. Kandungan kimia yang terdapat pada bunga asoka ini adalah saponin, flavonoid, dan tanin. Bunga asoka memiliki rasa yang manis dan menyejukkan.

Semoga informasi diatas dapat bermanfaat bagi anda semua, dan terima kasih sudah menyimak informasi mengenai khasiat bunga asoka

Senin, 23 Februari 2015

Khasiat Utama tanaman Ophiopogon bagi kesehatan



Ophiopogon | Ophiopogon japonicus (L.f.) Ker-Gawl.



Ophipogon termasuk dalam Familia Liliaceae.  Tanaman ini merupakan terna menahun dengan tinggi 15 – 40 cm dan biasa ditanam sebagai tanaman hias.



Daunnya tumbuh berkumpul membentuk roset akar, lurus dan panjang yang panjangnya 15 – 40 cm dan lebarnya 3 – 7 mm. Ujung daun lancip dengan pangkal daun menyempit menjadi tangkai. Warna daun hijau mengkilap dengan kedua bagian tepi bergaris putih.



Bunganya kecil-kecil, tersusun dalam karangan berbentuk malai yang panjangnya 6,5 – 14 cm dan berwarna ungu muda atau putih.



Buahnya bulat dan berwarna hijau tua, apabila masak warnanya biru gelap dengan diameter 5 – 7 mm.



Tanaman ini mempunyai akar serabut dengan pembesaran di beberapa tempat membentuk umbi kecil-kecil.



Ophiopogon mempunyai rasa manis, agak pahit, dan dingin yang masuk meridian lambung, paru, dan jantung. Kandungan kimia dalam umbi ophiopogon, yaitu :



-Steroid saponin : ophiopogonin A,B,C,D dan ophiopogon B’,C’,D’.



-Isoflavonoid : Methylophiopogonanone A,B, isoophiopogonone A, desmethylophiopegonone B.



-D-glucose, D-fructose, sucrose, inulin type fructane, beta-sitosterol, beta-sitosterol glucoside.



Umbi tanaman ini dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan tanaman ini antara lain :



-Batuk kering, abses paru



-Muntah darah, batuk darah



-Panas dalam, haus, mulut dan kerongkongan kering.



-Susah buang air besar



-Melancarkan kencing



Pengobatan menggunakan tanaman ini dapat dilakukan dengan cara merebus 7 – 15 gr umbi lalu menggunakan air rebusannya untuk diminum atau dijadikan pil dan dimakan.







Catatan : Dilarang mengkonsumsi tanaman obat ini bagi penderita dengan lambung lemah dingin, diare, dan batuk flu.

Khasiat Utama tanaman Paku Simpai bagi kesehatan



Paku Simpai | Cibotium barometz (L.) J.Sm.



Paku simpai termasuk dalam Familia Dicksoniaceae. Tanaman ini merupakan tumbuhan paku menahun dengan tinggi 2,5 – 3 m yang tumbuh liar di tepi tebing, lereng bukit, jurang, dan tempat-tempat rindang lainnya atau ditanam sebagai tanaman hias di daerah wisata.



Batangnya kuat, dan pada batang dan tangkai daunnya ditumbuhi rambut berwarna kuning emas yang disebut pili cibotii. Tumbuhan paku ini mempunyai rimpang yang tebal dan berdaging.



Daunnya seperti kulit dan berkumpul di ujung batang dan terletak berseling, bertangkai panjang dengan pangkal daun berambut dan berwarna kuning. Helaian daunnya besar dan berupa daun majemuk menyirip ganda tiga dengan anak daun kecil-kecil yang permukaan atas daunnya berwarna hijau tua dan permukaan bawahnya berwarna abu-abu muda. Ujung daun pada anak daun tumbuhan paku runcing  dengan pangkal daun tumpul dan tepi daun bergerigi.



Paku simpai mempunyai sifat kimiawi dengan rasa pahit, manis, dan hangat yang masuk ke meridian hati dan ginjal sebagai anti rematik, menguatkan tulang punggung dan lutut.



Kandungan kimia yang terdapat dalam paku simpai antara lain alkaloid, essential oil, vitamin E, aspidinol, kanji, dan tanin.



Bagian rimpang dan rambut kuning yang melapisi batang tumbuhan ini dapat digunakan untuk pengobatan yaitu dengan cara membersihkan akar dan rambut-rambut yang melapisi rimpangnya kemudian rimpang dipotong tipis-tipis lalu dikukus dan dijemur sampai kering untuk disimpan. Rambut batang yang berwarna kuning dibersihkan lalu jemur dan setelah kering digiling menjadi bubuk.



Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan tumbuhan ini antara lain :



Rimpangnya dapat mengobati :



-Sakit pinggang (lumbagor), tulang-tulang nyeri akibat flu



-Rematik, keseleo



-Kaki dan tangan lemah dan sakit



-Lumpuh setengah lemah dan sakit



-Lumpuh setengah badan (hemiplegia)



-Rasa baal tangan dan kaki



-Banyak kencing (Polyuria)



-Keluar sperma malam hari



-Keputihan (Leucorrhea)



Rambut batang yang berwarna kuning dapat mengobati :



-Perdarahan pada bisul dan luka



Pengobatan menggunakan tumbuhan ini untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 5 – 15 gr paku simpai atau merendamnya dalam anggur kemudian diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara merebus herba dan menggunakan air rebusannya untuk mencuci bagian yang sakit atau menggiling herba menjadi bubuk dan dibubuhkan ke tempat yang sakit.



Khusus untuk penyakit tangan dan tungkai lemah dan sakit serta lumpuh setenga badan, pengobatan dapat dilakukan dengan cara : merebus campuran dari 15 gr Cibotium barometz dengan masing-masing 12 gr Achyranthes bidentata, Piper kadsura, Chaenomeles lagenaria dan masing-masing 10 gr ranting Morus alba, Dipsacus asper, Eucommia ulmoides, Angelica sinensis, Gentiana macrophylla, ranting Cinnamomum cassia kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum.



Catatan :



Hati-hati untuk penderita lemah Yin dan panas, kencing kurang lancar. Sudah dibuat obat paten berupa pil dan tablet.

Khasiat Utama tanaman Paria Gunung bagi kesehatan



Paria Gunung | Cardiospermum halicacabum L.



Paria gunung termasuk dalam Familia Sapindaceae dengan nama sinonimnya C. Microcarpum H.B.K. Tanaman ini merupakan terna menahun yang tumbuh liar di lapangan rumput,tepi jalan, di hutan dan ladang pada tempat-tempat kering yang terkena sinar matahari dari ketinggian 1 – 700 m di atas permukaan air laut.



Paria gunung mempunyai batang yang lemas dan tumbuh memanjat dengan sulur/ alat pembelit yang keluar dar karangan bunga, berambut halus dan panjangnya mencapai 2 – 3 m.



Daunnya berupa daun majemuk menjari beranak daun tiga ganda dua, yang terletak berseling dengan anak daun bertangkai dan berbentuk bulat telur memanjang serta bercangap menyirip dalam. Ujung daun runcing dengan tepi daun bergerigi dan mempunyai panjang daun 5 – 9 cm.



Bunganya kecil dan berwarna putih dengan sepasang alat pembelit untuk memanjat berkumpul dalam karangan bunga yang keluar dari ketiak daun.



Buahnya berupa selaput, melambung bersegi tiga dengan 3 buah biji yang bentuknya bulat dan berwarna hitam, sedang bagian tengahnya berwarna putih.



Dibeberapa daerah, paria gunung dimakan sebagai sayuran dan bijinya yang telah tua sering dibuat perhiasan oleh anak-anak.



Paria gunung memiliki sifat kimiawi dengan rasa manis, pedas, dan dingin yang berfungsi untuk menghilangkan bekuan darah, menghilangkan bengkak, membersihkan darah, menetralkan panas dan racun, sebagai anti radang, dan melancarkan kencing. Herba ini masuk meridian lever dan ginjal.



Beberapa kandungan kimia yang terdapat pada bagian-bagian herba ini, yaitu :



-Biji : mengandung zat lendir, saponin, lemak, calsium, nitrogen, organic phosphate compound.



-Minyak dari biji : mengandung 1-eicosenoic acid 42%, palmitate acid 3%, linolenic acid 8%, linoleic acid 8%, oleic acid 22%, stearic acid 2%, arachidic acid 10%, dan asam lemak dengan berat molekul rendah 5%.



-Batang dan daun : mengandung saponin, tanin, calsium oksalat, dan sulfur.



Seluruh bagian tanaman ini dapat digunakan untuk pengobatan baik pemakaian segar maupun yang telah dikeringkan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan herba ini antara lain :



-Flu, demam, badan sakit-sakit (rheumatism)



-Radang ginjal (nephritis), infeksi saluran kencing



-Kencing sedikit (oliguria), bengkak (oedem)



-Kencing manis (DM)



-Pertussis (batuk rejan)



-Radang telinga tengah (Otitis media)



-Sakit kuning



-Menormalkan siklus haid, merangsang haid (emmenagogue)



-Diare, disentri



-Obat cacing (anthelmintic)



-Merangsang muntah



-Susah buang air besar (sembelit)



-Luka terpukul, radang kulit bernanah



-Eczema, scabies, bisul, gigitan ular



Pengobatan menggunakan herba ini untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 10 – 15 gr (segar : 30 – 60 gr) herba kemudian menggunakan air rebusan untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara melumatkan herba segar kemudian dibalurkan ke tempat yang sakit atau merebus herba dan menggunakan air rebusan untuk mencuci bagian yang sakit.



Khusus untuk beberapa penyakit berikut, pengobatan menggunakan herba ini dapat dilakukan dengan cara :



-Kencing sedikit (oliguria) : merebus 15 gr herba kering lalu air rebusan digunakan untuk menyeduh arak kuning lalu diminum.



-Kencing manis : merebus 60 gr herba segar kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum.



-Luka terpukul : menumbuk 10 – 15 gr herba segar lalu diperas dan air perasannya diminum dengan arak kuning.



-Bisul : herba segar ditambah nasi dingin dan garam secukupnya lalu digiling sampai halus dan ditempelkan pada bisul.



-Sakit kepala : menggiling daun sampai halus kemudian ditempelkan pada pelipis.



-Merangsang haid : mencuci bersih herba segar kemudian ditumbuk dan diperas. Air perasannya diminum.



-Diare, disentri : merebus daun kering kemudian air rebusannya dipompakan melalui dubur atau merebus daun dan batang lalu menggunakan air rebusannya untuk diminum.