Minggu, 08 Maret 2009

Panglima Besar Jenderal Sudirman dan tapak suci

Panglima Besar Jenderal Sudirman, adalah seorang Pahlawan Kemerdekaan yang merupakan salah satu tokoh besar dalam sejarah RI.  Ia berlatar belakang sebagai seorang guru HIS Muhammadiyah di Cilacap, dan anggota kepanduan Hizbul Wathan. Tak dapat dipungkiri bahwa beliau adalah salah seorang kader Muhammadiyah, yang  mengabdikan dirinya sesuai dengan kemampuan yang beliau miliki, untuk kepentingan bangsa dan negara.

Namun tak banyak khalayak yang tahu, bahwa dibalik sosok kesederhanaan dan rendah hati dari Sudirman itu, ternyata ia juga seorang yang mumpuni dalam hal ilmu pencak silat. Memang, ia tidak menyabet medali di gelanggang, dan ia bukan orang yang disanjung sebagai juara. Namun kiranya, ia telah memberi teladan akan arti 'ketulusan dan ketangguhan' yang sejati.

Di hati para insan TAPAK SUCI, beliau memiliki tempat tersendiri. Tak dapat dipungkiri bahwa beliau adalah salah satu dari sekian cikal bakal TAPAK SUCI. Jika saja ketika beliau masih hidup itu TAPAK SUCI sudah berdiri, tentu orang akan lebih mahfum akan hal ini.
Kenyataan memang telah berkata, bahwa seorang Sudirman bukanlah milik Muhammadiyah saja, bukan milik Hizbul Wathan saja, atau bukan milik TAPAK SUCI saja. Sudirman telah menjadi milik rakyat Indonesia, telah menjadi milik bangsa Indonesia, menjadi milik negara kita, menjadi milik mereka yang berjuang melawan kelaliman, milik mereka yang punya ketulusan dan ketangguhan. Dan rupanya beliau berpesan kepada kita semua, bahwa kita, dirinya, semuanya, tak lain adalah milikNya. Maka ia telah memberi teladan kepada kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar