Senin, 09 Februari 2015
khasiat tanaman Buni bagi kesehatan
Buni termasuk dalam Familia Euphorbiaceae. Buni merupakan pohon buah yang tingginya mencapai 15-30 m dan berbatang sedang. Pohon buah ini tersebar di Asia Tenggara dan Australia, di Jawa tumbuh liar di hutan atau ditanam di halaman dan ditemukan dari dataran rendah sampai 1400 di atas permukaan air laut.
Daunnya berupa daun tunggal, bertangkai pendek, dan berbentuk bulat telur sungsang sampai lanset. Panjang daunnya 9-25 cm dengan tepi daun rata agak bergelombang, ujung daun meruncing, dan pangkal tumpul. Daun mudanya berwarna hijau muda dan setelah tua menjadi hijau tua.
Buni berkelamin ganda yang bunganya terdapat dalam tandan dan keluar dari ketiak daun atau di ujung percabangan.
Buahnya kecil-kecil dengan panjang sekitar 1cm, berbentuk elips, dan berwarna hijau yang apabila masak menjadi ungu kehitaman dengan rasa manis sedikit asam.
Bijinya pipih dengan rusuk berbentuk jala.
Daun mudanya rasanya sedikit asam dan dapat disayur atau dimakan mentah sebagai lalab. Buah mudanya dirujak dengan buah lain, sedangkan yang masak dapat dimakan langsung, diekstrak dengan brandi, dibuat selai atau sirop. Daunnya oleh pembuat jamu disebut mojar, biasa dipakai untuk membuat campuran jamu kesehatan.
Pohon buni dikembangbiakkan dengan biji atau okulasi.
Pohon ini mempunyai sifat kimiawi dengan rasa asam yang berfungsi sebagai peluruh keringat, menghilangkan racun, menghilangkan haus, dan meningkatkan sirkulasi darah.
Kulit batang pohon buni rasanya sepat dan mengandung sedikit alkaloida yang beracun. Daun pohon buni mengandung friedelin.
Daun, ranting, dan buah pohon buni dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan pohon buah ini antara lain :
-Kurang darah, darah kotor
-Tekanan darah tinggi
-Jantung berdebar
-Batuk, gangguan pencernaan
-Sifilis, kencing nanah
Pengobatan menggunakan pohon buni untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 30-50 buah masak atau 15-30 gr daun kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dilakukan dengan cara mencuci bersih daun buni lalu digiling sampai halus dan dibubuhkan pada luka sifilis atau bisul pada anak-anak.
Cara pengobatan untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut :
-Darah tinggi : mencuci bersih buah buni yang sudah masak sebanyak 30 buah lalu dikunyah sampai halus dan bijinya dibuang, sedangkan daging buahnya ditelan. Segera minum air hangat 1 cangkir. Lakukan 2-3 kali sehari.
-Jantung berdebar : mencuci bersih dan memotong-motong campuran dari buah buni yang telah masak sebanyak 25 buah, daun muda kacapiring sebanyak 6 lembar, daun sembung sebanyak 10 lembar, kayu manis seukuran 1 jari, jahe sebesar ½ jari, dan gula enau secukupnya lalu direbus dengan 4 gelas air bersih sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Sehari2 kali setiap kali 1 gelas.
-Kurang darah : menumbuk campuran 50 buah buni yang telah masak, 2 jari asam kawak, ¾ jari rimpang kunyit sampai halus dan ditambahkan ½ cangkir air minum dan 1 sendok makan madu lalu diaduk sampai rata. Setelah itu diperas dan disaring. Diminum selama 2-3 kali sehari.
-Sifilis : memotong-motong campuran 50 buah buni yang telah masak, 50 lembar daun sambiloto, 7 lembar daun ngokilo, 10 lembar daun paria hutan, 10 lembar daun pegagangan, 1 jari batang brotowali, dan 3 jari gula enau lalu ditambahkan 4 gelas air bersih dan direbus sampai airnya tersisa dua seperempat gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum. Sehari 3 x ¾ gelas.
khasiat tanaman Cengkeh bagi kesehatan
Cengkeh termasuk dalam Familia Myrtaceae. Cengkeh merupakan tanaman rempah yang berasal dari Maluku, biasa ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan atau di kebun tetapi umumnya dibudidayakan. Tanaman ini tumbuh baik pada iklim tropis, tanah subur dengan drainase baik dan tidak tahan terhadap genangan air, serta tumbuh pada ketinggia 1-900 m di atas permukaan air laut.
Cengkeh termasuk pohon rempah dengan tinggi mencapai 5-10 m dengan percabangan banyak mulai dari bawah. Batangnya apabila memar berbau harum.
Daunnya berupa daun tunggal, bertangkai, dan tebal seperi kulit. Helaian daunnya berbentuk bulat telur sampai lanset memanjang, ujungnya runcing,, sedangkan pangkalnya meruncing dengan tepi daun rata dan tulang daun menyirirp. Panjang daun 6-13,5 cm dan lebarnya 2,5-5 cm, serta panjang tangkai daunnya 1-2 cm. Daunnya berwarna hijau yang terdapat bintik-bintik kelenjar tembus cahaya dengan permukaan atasnya mengkilap. Daun mudanya berwarna hijau muda atau coklat muda, tergantung varietasnya.
Bunganya berupa bunga majemuk dalam malai rata yang keluar dari ujung-ujung ranting. Jumlah bunga pada tiap malai 3-21 bunga. Daun mahkota berbentuk tudung, bulat lingkaran, dan berwarna kemerahan dengan panjang 4-5 mm dan rontok di awal. Warna bunganya mula-mula hijau muda, kemudian kuning pucat dan akhirnya merah, lazimnya hanya pada puncak kelopak, kadang-kadang menyeluruh.
Buahnya berupa buah buni memanjang sampai bulat telur sungsang dengan panjang 2-2,5 cm dan berwarna merah gelap sampai ungu tua.
Bijinya kecil dengan diameter sekitar 4 mm dan berwarna coklat muda.
Ada beberapa macam kultvar cengkeh yang ditanam di Indonesia, seperti sikotok, siputih, zanzibar dan sebagainya. Tunas bunga yang dikeringkan dikenal dengan nama cengkeh yang dipakai antara lain untuk bahan penyedap rokok. Minyak cengkeh dapat dihasilkan dari penyulingan serbuk kuntum cengkeh kering (clove oil), serbuk tangkai kuntum cengkeh (clove stem oil), dan cengkeh kering (clove leaf oil) yang banyak digunakan oleh dokter gigi sebagai penghilang rasa sakit, digunakan dalam industri farmasi, penyedap masakan, dan wewangian. Cengkeh dikembangbiakkan dengan biji.
Cengkeh mempunyai sifat kimiawi dengan rasa hangat dan rasanya tajam yang berfungsi sebagai penghangat tubuh, stimulan, aromatik, antiseptik, peluruh kentut (karminatif), anestetik lokal, menghilangkan kolik (antispasmodik), dan obat batuk.
Kandungan kimia dalam cengkeh antara lain minyak atsiri 16%-20%, eugenol 70%-85%, asetil eugenol, alpha,betha-kariofilen, furfural, eugenin, eugenitin, isoeugenitin, isoeugenitol, dan oleanolic acid.
Kuncup bunga cengkeh dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan rempah ini, yaitu :
-Sakit perut, mulas, mual
-Muntah karena lambung dingin
-Kecegukan (hiccups)
-Rasa sakit di dada dan di perut
-Sakit gigi
-Batuk
-Lemah syahwat
Pengobatan menggunakan rempah ini untuk pemakaian dalam dilakukan dengan cara merebus 1-5 gr (setiap kali pakai) dan menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sehari 3-4 kali. Sedangkan untuk pemakaian luar dilakukan dengan cara cengkeh dibuat serbuk, minyak atau saleb kemudian dipakai sebagai obata gosok untuk perut mules, beri-beri, suara serak, rematik, dsb.
Cara pengobatan menggunakan rempah ini untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :
-Sakit gigi :
1. Gigi yang berlumbang disumbat dengan kapas yang telah diteteskan dengan minyak cengkeh.
2. Menyangrai 10 butir cengkeh lalu digiling sampai halus dan masukkan pada lubang gigi secukupnya kemudian ditutup dengan kapas.
-Perut mulas sewaktu haid : mencuci 7 butir ketumbar, ½ jari rimpang kunyit, ½ butir buah pala, dan 2 butir cengkeh kemudian dipotong-potong seperlunya dan direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah itu, disaring saat hangat lalu diminum.
-Rematik, pegal linu : menumbuk campuran 3 genggam daun muda belimbing wuluh, 10 butir cengkeh, 15 butir merica sampai halus dan ditambahkan cuka secukupnya sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan di tempat yang nyeri.
-Ramuan penghangat badan : mencuci ½ jari rimpang jahe, 1 jari batang sereh, 5 butir cengkeh, ½ butir buah pala, ½ jari kayu manis, 4 lembar daun jeruk purut, 5 biji kemukus, dan gula aren secukupnya lalu dipotong-potong seperlunya dan direbus dengan 5 gelas air sampai tersisa 3 gelas. Disaring saat hangat lalu diminum, sehari 3 x 1 gelas.
-Masuk angin : menyeduh 10 tetes minyak cengkeh dengan ¼ cangkir air panas dan 1 sendok makan madu kemudian diaduk sampai rata. Diminum saat hangat, 2-3 kali sehari.
-Mual : menyeduh beberapa butir cengkeh lalu diminum sebagai teh.
khasiat tanaman Daun Jinten bagi kesehatan
Daun jinten termasuk dalam Familia Labiatae (Lamiaceae). Daun jinten diperkirakan berasal dari India, tersebar di kawasan tropik dan pantropika. Tumbuh liar di pegunungan atau tempat-tempat lainnya, kadang ditanam di halaman dan di kebun pada tempat-tempat yang sedikit terlindung dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1100 m di atas permukaan air laut.
Daun jinten merupakan terna tahunan yang lunak, pangkalnya seringkali agak seperti kayu, menaik, tinggi sampai 1 m dan beruas-ruas. Ruas yang menyentuh tanah akan keluar akar, batang mudanya berambut kasar dan berwarna hijau pucat.
Daunnya berupa daun tunggal, tebal berdaging yang letaknya berhadapan dan bertangkai. Daunnya berbentuk bulat telur agak bundar atau berbentuk ginjal dengan ujung runcing dan pangkal membulat. Tepi daun bergerigi sampai beringgit kecuali bagian pangkalnya. Permukaannya berambut jarang sampai tebal seperti beludru berwarna putih, tulang daun menyirip, dan bercabang-cabang serta menonjol sehingga tampak seperti jala. Panjang daun 5-7 cm dan lebarnya 4-6 cm, berwarna hijau muda yang apabila diremas baunya harum.
Bunganya berupa majemuk dalam tandan yang panjangnya sampai 20 cm, keluar dari ujung cabang dan di ketiak daun serta berwarna biru keunguan. Bijinya keras, berbentuk gepeng, dan berwarna coklat muda.
Daunnya dapat dimasak dengan daging kambing, dipakai untuk melumas dan meremas-remas rambut atau pakaian sewaktu dicuci. Daun jinten dikembangbiakkan dengan bijinya.
Daun jinten mempunyai sifat kimiawi dengan rasa agak pedas, agak asam, getir, baunya harum, dan membuat rasa tebal di lidah yang berfungsi sebagai karminatif, laktogaga, penghilang sakit, penurun panas, dan antiseptik.
Daunnya mengandung kalium dan minyak atsiri 0,2 %, karvakrol, karvakrol, dan isopropil-o-kresol, fenol, dan sineol.
Daun dan seluruh herba ini dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan daun dan biji jinten antara lain :
Daunnya dapat mengobati :
-Batuk, sesak napas (asma), influenza
-Difteri
-Rematik
-Sariawan
-Perut mules, kembung, sembelit
-Demam, sakit gigi, sakit kepala
-ASI sedikit
-Ayan (epilepsi)
-Keracunan tempe bongkrek
Buah dan bijinya dapat mengobati :
-Muntah-muntah
-Batuk rejan
-Panu
Pengobatan menggunakan daun jinten untuk pemakaian dalam dilakukan dengan cara merebus 5-10 lembar daun herba kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum atau menumbuk 10-15 lembar daun dan diperas airnya lalu diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dilakukan dengan cara mencuci bersih daun secukupnya lalu digiling sampai halus dan dipakai di tempat yang sakit seperti luka, borok, dan panu.
Cara pengobatan menggunakan herba ini untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut :
-Sariawan : mencuci bersih 5 lembar daun segar lalu dibilas dengan air matang. Daun yang telah bersih dikunyah perlahan-lahan, airnya ditelan dan ampasnya dibuang.
-Demam : mencuci bersih 7 lembar daun segar lalu dibilas dengan air matang dan ditumbuk sampai seperti bubur, kemudian diperas dan disaring. Air perasannya diminum dan ampasnya dipakai untuk menggosok badan.
-Asma, batuk : mencuci bersih 10 lembar daun lalu dibilas dengan air matang dan ditumbuk sampai seperti bubur, kemudian diperas dan disaring. Air perasannya ditambahkan beberapa tetes minyak wijen dan diminum.
-Batuk rejan :
Menggiling ¾ sendok teh biji jinten sampai halus lalu diseduh dengan ½ cangkir air panas dan ditambahkan 1 sendok makan madu, diaduk sampai rata. Diminum selagi hangat, 2x sehari.
Mencuci bersih 10 lembar daun jinten, 6 lembar daun waru yang masih muda, 1 buah mengkudu yang telah masak, dan ½ jari bidara upas lalu dibilas dengan air matang dan ditumbuk sampai halus, kemudian tambahkan ¾ cangkir air matang dan 1 sendok makan madu. Setelah itu diperas dan disaring. Diminum 2x sehari.
-Sakit kepala : mencuci bersih daun segar lalu dimemarkan kemudian ditempelkan di kepala dan pelipis.
-Influenza : mencuci ¼ genggam daun jinten, ¼ genggam daun pegagan, ¼ genggam daun sembung, 4 buah kapulogo, 2 butir bawang putih, 1 jari rimpang kencur, 1 jari rimpang jahe, dan 3 jari gula enau lalu dipotong-potong seperlunya dan direbus dengan 4 gelas air bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin disaring, dan diminum sehari 3 x ¾ gelas.
-Rematik : mencuci bersih 10 lembar daun segar lalu digiling sampai halus dan ditambahkan air kapur sirih secukupnya kemudian diremas sampai merata. Bubur daun tersebut digunakan untuk melumas dan menggosok bagian yang sakit. Lakukan sehari 3-4 x.
-Ayan : mencuci 30 lembar daun jinten, 10 lembar daun ngokilo, 25 lembar daun lenglengan, 40 lembar daun sambiloto, 8 sirip daun meniran, dan 3 jari gula enau lalu dipotong-potong seperlunya dan direbus dengan 4 gelas air bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum, sehari 3 x ¾ gelas.
-Difteri : mencuci bersih 1/3 genggam daun jinten, ¼ genggam daun legetan-warak, dan 1 buah mengkudu masak lalu dibilas dengan air matang dan ditumbuk sampai halus. Setelah itu, diperas dan disaring kemudian diaduk dengan 4 sendok makan madu murni. Larutan ini dipakai untuk berkumur di tenggorokkan (gargle) lalu ditelan. Setiap kali 2 sendok makan, lakukan 3 x sehari.
-Sembelit : mencuci 1/5 genggam daun jinten, ¼ genggam daun sena, ¼ genggam daun iler, ¼ genggam daun pegagan, 1/5 genggam daun saga, 1/6 genggam daun meniran, ½ pelepah daun pepaya, ¾ jari rimpang kunyit, ½ jari rimpang temulawak, 3/5 jari kelembak, 2 jari asam trangguli, dan 3 jari gula enau lalu dipotong-potong seperlunya dan direbus dengan 4 ½ gelas air sampai tersisa seperuhnya. Setelah dingin disaring lalu diminum, sehari 3 x ¾ gelas.
-Perut mulas dan kembung :
Mencuci ¼ genggam daun jinten, 4 buah kapulogo, 1 jari rimpang kencur, ½ jari rimpang temu lawak, ¾ sendok teh ketumbar, dan 3 jari gula enau lalu dipotong-potong seperlunya dan direbus dengan 4 ½ gelas air bersih sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin disaring lalu diminum, sehari 3 x ¾ gelas.
Mencuci ¾ genggam daun jinten, ¼ genggam daun sendok, 1/3 genggam daun poncosudo, ¼ genggam daun sembung, 1 biji kepayang, 4 buah kapulogo, dan 3 jari gula enau lalu dipotong-potong seperlunya dan direbus 4 gelas air bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin disaring dan diminum, sehari 3 x ¾ gelas.
-Perut kembung : mencuci bersih 5 lembar daun jinten lalu ditumbuk halus dan diseduh dengan ¾ cangkir air panas. Setelah dingin disaring lalu diminum.
-Keracunan tempe bongkrek : mencuci ¼ genggam daun jinten. ¼ genggam daun bidara laut, ¼ genggam daun pegagan, ¾ jari rimpang kencur, dan 2 jari gula enau lalu dipotong-potong dan direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 ½ gelas. Setelah dingin disaring dan diminum, sehari 2 x ¾ gelas.
-Panu : mencuci bersih 5 lembar daun sirih dan 3 butir bawang putih lalu ditumbuk sampai halus dan ditambahkan minyak kelapa seperlunya lalu diremas sampai merata. Setelah itu, dipakai untuk menggosok dan melumas kulit yang terserang panu. Lakukan 2-3 kali sehari.
-Memperbanyak ASI : memasak daun jinten secukupnya dengan sop ayam. Sopnya berikut daunnya dimakan, dan airnya diminum.
khasiat tanaman Daun Kentut bagi kesehatan
Daun kentut termasuk dalam Familia Rubiaceae dengan nama asing Chinese fevervine. Tanaman ini merupakan herba tahunan yang berbatang memanjat dan pangkal berkayu dengan panjang 3-5 m. Daun kentut tumbuh liar di lapangan terbuka, semak belukar atau di tebing sungai, kadang dirambatkan di pagar halaman sebagai tanaman obat dan dapat ditemukan dari ketinggian 1- 2100 m di atas permukaan air laut.
Daunnya berupa daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1-5 cm dan terletak berhadapan. Bentuk daunnya bundar telur sampai lonjong atau lanset. Pangkal daunnya berbentuk jantung dengan ujung runcing dan tepi daun rata yang panjangnya 3 – 12,5 cm dan lebarnya 2 – 7 cm. Permukaan atas daun berambut atau gundul dengan tulang daun menyirip yang apabila diremas akan berbau kentut.
Bunganya berupa mejamuk yang tersusun dalam malai dan keluar dari ketiak daun atau ujung percabangan. Mahkota bunganya berwarna putih, sedangkan bagian dalam tabung berwarna ungu gelap.
Buahnya berbentuk bulat, berwarna kuning, dan mengkilap yang panjangnya 4 – 6 mm.
Daunnya dapat dimakan sebagai lalab atau disayur. Daun kentut dikembangbiakkan dengan stek batang atau biji.
Daun kentut mempunyai sifat kimiawi dengan rasa manis, lama-lama terasa sedikit pahit, dan netral yang berfungsi sebagai anti rematik, penghilang rasa sakit (analgetik), peluruh kentut (karminatif), peluruh kencing, peluruh dahak, penambah napsu makan (stomakik), antibiotik, anti radang, obat batuk (antitussif), menghilangkan racun (detoksifikasi), obat cacing, dan pereda kejang.
Kandungan kimia yang terdapat dalam daun dan batang daun kentut antara lain asperuloside, deacetylasperuloside, scandoside, paederoside, paederosidicacid dan gama-sitosterol, arbutin, olenolic acid, dan minyak menguap.
Seluruh bagian herba atau akarnya dapat digunakan untuk pengobatan. Setelah dikumpulkan, dicuci atau dijemur dan disimpan dalam tempat kering untuk digunakan apabila perlu.
Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan herba ini, yaitu :
-Kejang (kolik) kandung empedu dan saluran pencernaan, perut kembung
-Rasa sakit pada luka, mata atau telinga
-Bayi dengan gangguan pencernaan makanan, malnutrisi
-Sakit kuning (icteric hepatitis), radang usus (enteritis), disentri
-Bronchitis, batuk (whooping cough)
-Rheumatism, luka akibat benturan, tulang patah (fraktur), keselo
-Darah putih berkurang (leukopenia) akbiat penyinaran (radiasi)
-Keracunan organic phosphorus pada produk pertanian
-Kencing tidak lancar
Pengobatan menggunakan daun kentut untuk pemakaian dalam dilakukan dengan cara merebus 15-60 gr herba dan menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan, untuk pemakaian luar dilakukan dengan cara mencuci bersih herba secukupnya lalu digiling sampai halus kemudian diturapkan pada bagian yang sakit atau dengan merebus herba secukupnya dan menggunakan air rebusan untuk mencuci bagian yang sakit. Ramuan ini biasanya dipakai untuk pengobatan radang kulit (dermatitis), eczema, luka, abses, bisul, borok pada kulit, dan gigitan ular berbisa.
Cara pengobatan untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :
-Perut mules karena angin : 25 lembar daun dibuat sayur atau dikukus dan dimakan sebagai lalab matang. Untuk luarnya, daun dipanaskan di atas api lalu diikatkan pada perut.
-Mata terasa panas dan bengkak : mencuci bersih daun secukupnya lalu direbus dengan air. Setelah mendidih diangkat, dan menguapkan uapnya pada penderita. Bila air sudah hangat maka daunnya dibungkus dengan sepotong kain, lalu diletakkan di atas mata yang sakit sampai daun menjadi dingin baru kompres tersebut diganti lagi.
-Sakit lambung (gastritis), perut kembung, disentri : mencuci 15-60 gr daun segar lalu ditumbuk sampai seperti bubur dan ditambahkan 1 cangkir air matang dan 1-2 sendok teh garam, kemudian diaduk sampai merata lalu disaring. Diminum sebelum makan.
- Herpes zooster (cacar ular) : mencuci daun segar lalu ditumbuk sampai seperti bubur, kemudian ditambah sedikit air dan garam secukupnya dan balurkan di sekitar gelembung-gelembung kecil di kulit.
-Sariawan : mencuci 1/6 genggam daun kentut, 1/5 genggam daun iler, ¼ genggam daun saga, 1/5 genggam daun picisan, ¼ genggam daun sembung, ¼ genggam pegagan, ¾ sendok teh adas, ¾ jari pulosari, ¾ sendok teh ketumbar, ½ jari rimpang lempuyang, ½ jari rimpang kunyit, ¾ jari kayu manis, dan 3 jari gula enau lalu dipotong-potong seperlunya dan direbus dengan 4 ½ gelas air bersih sampai tersisa kira-kira setengahnya. Setelah dingin disaring, dan dibagi untuk 3 x minum, habiskan dalam 1 hari.
-Radang telinga tengah : mencuci bersih ½ genggam daun kentut lalu digiling sampai halus dan diremas dengan 1 sendok makan air garam. Setelah itu, diperas dan disaring. Airnya dipakai untuk meneteskan anak telinga yang sakit. Teteskan 4-6 kalis sehari, setiap kali 3 tetes.
-Eczema, kulit gatal (pruritus), neurodermatitis : mencuci bersih batang dan daun segar secukupnya lalu digiling sampai halus dan ditempelkan ke bagian yang sakit.
Catatan :
-Sudah dibuat obat suntik, injeksi obat ini menimbulkan rasa sakit lokal
-Minuman herba ini menimbulkan rasa bau yang khas pada hawa napas dan kencing si pemakai.
khasiat tanaman Daun Wungu bagi kesehatan
Daun wungu termasuk dalam Familia Acanthaceae dengan nama sinonim Graptophyllum hortense Nees. Tanaman ini sering ditemukan tumbuh liar di pedesaan, sebagai tanaman hias atau tanaman pagar dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai di pegunungan dengan ketinggian 1250 m di atas permukaan air laut. Tanaman ini tumbuh baik pada tempat-tempat terbuka yang terkena sinar matahari , dengan iklim kering atau lembab. Daun wungu berasal dari Irian dan Polynesia.
Daun wungu merupakan perdu atau pohon kecil yang tingginya 1,5 – 3 m dan tidak berambut. Kulit dan daunnya berlendir yang baunya kurang enak. Cabangnya bersudut tumpul, berbentuk galah, dan beruas rapat.
Daunnya berupa daun tunggal yang bertangkai pendek dan terletak berhadapn bersilang. Helaian daunnya berbentuk bulat telur sampai lanset dengan ujung dan pangkal daun runcing dan tepi bergelombang. Panjang daun 8-20 cm dan lebarnya 3-13 cm. Tulang daunnya menyirip dan permukaan atas daunnya berwarna ungu mengkilap.
Bunganya berupa bunga majemuk yang keluar di ujung percabangan dan tersusun dalam rangkaian berupa tandan yang panjangnya 3-12 cm dengan warna merah tua.
Buahnya berupa buah kotak, berbentuk lonjong, dan berwarna ungu kecoklatan. Bijinya kadang-kadang 2, berbentuk bulat, dan berwarna putih.
Tanaman ini mempunyai 3 varietas, yaitu yang berdaun ungu, berdaun hijau, dan berdaun belang-belang putih. Varietas yang dapat digunakan sebagai obat adalah varietas yang berdaun ungu dan bernama Graptophyllum pictum (L.) Griff. var. luridosanguineum Sims.
Daun wungu dikembangbiakkan dengan stek batang.
Kandungan kimia dalam daun herba ini antara lain alkaloid non toksik, glikosid, steroid, saponin, tanin, dan lendir. Sedangkan kandungan kimia dalam batang herba ini, yaitu kalsium oksalat, asam format, dan lemak.
Daun, kulit batang, dan bunga herba ini dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan daun wungu, antara lain :
-Wasir (hemorrhoid)
-Bisul
-Borok (ulcus)
-Bengkak terpukul (swelling)
-Melancarkan haid (menstruasi)
-Sembelit / susah buang air besar (constipation)
-Sakit telinga
Pengobatan menggunakan daun wungu untuk pemakaian dalam dilakukan dengan cara merebus 9-10 gr daun segar kemudian air rebusannya digunakan untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dilakukan dengan cara mencuci bersih daun segar lalu digiling sampai halus dan ditempelkan pada bagian yang sakit, seperti bisul, borok, luka, dan pembengkakan.
Cara pengobatan menggunakan herba ini untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut :
-Wasir :
1. Mencuci bersih 10 lembar daun segar lalu direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
2. Mencuci bersih 10gr daun wungu dan 15 gr daun sendok lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 gelas air. Setelah dingin disaring dan diminum pada siang hari. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
3. Mencuci segenggam daun wungu, segenggam pegagan segar, 3 tanaman tempuh wiyang seutuhnya, bawang merah dan adas masing-masing 3 butir, pulosari dan rimpang kunyit masing-masing ½ jari lalu dipotong-potong seperlunya dan direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring dan dibagi untuk 2 kali minum. Lakukan pada pagi dan sore hari.
-Bengkak terpukul : membersihkan kulit batang secukupnya lalu ditumbuk sampai halus dan diletakkan pada bagian tubuh yang bengkak lalu dbalut. Ganti setiap 2 hari sekali.
-Bisul di payudara : mencuci bersih daun segar lalu dioleskan dengan santan kelapa dan dilayukan di atas api. Hangat-hangat diletakkan di atas payudara yang sakit.
-Bengkak dan mematangkan bisul : mencuci bersih daun secukupnya lalu digiling halus sampai menjadi adonan seperti bubur dan bubuhkan di atas bagian yang bengkak atau bisul lalu dibalut. Ganti setiap 2-3 kali sehari.
-Melancarkan haid (menstruasi) : menyeduh 1 genggam bunga kering dengan 5 gelas air panas. Diminum sebagai teh menjelang haid.
-Sembelit : mencuci 7 lembar daun segar lalu direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum.
-Sakit telinga : mencuci bersih daun secukupnya lalu dibilas dengan air masak dan ditumbuk sampai lumat kemudian diperas. Air perasannya digunakan untuk menetes telinga yang sakit.
Catatan :
Khasiat pencahar ringan digunakan untuk pengobatan pada wasir, batu emepdu, dan penyakit lever. Cara penggunaannya lihat pada resep sembelit.
khasiat tanaman Wortel bagi kesehatan
Wortel adalah tumbuhan dengan perkembangbiakan sebagai umbi. Wortel menyimpan karbohidrat dalam jumlah besar untuk pertumbuhan berbunga pada tahun kedua.
Zaman dahulu wortel telah digunakan sebagai obat KB alami. caranya dengan menggiling sebanyak satu sendok teh biji yang masih muda. Penelitian lain menggunakan tikus konformasi didapatkan adanya gangguan pada proses pelengketan embrio pada dinding rahim. Peneliti Cina menemukan kerja dalam proses KB, yaitu menghambat pembentukan hormon progesteron yang diperlukan untuk pertumbuhan embrio. Selain itu wortel juga berkhasiat untuk mengobati demam pada anak, mengatasi luka bakar, batuk, nyeri haid, sembelit, hipertensi, dan kanker paru pada perokok, dan kanker prostat. Sebagai obat luar, wortel yang dihaluskan bisa digunakakn untuk penghalus wajah, dan dalam bentuk minyak wortel digunakan sebagai anti jamur.
Untuk mendapatkan manfaat wortel secara maksimal, perlu diperhatikan jenis wortelnya. Pilihlah wortel yang agak muda dan terang, karena ini menandakan bahwa wortel tersebutmasih muda dan segar.
khasiat tanaman Urang-aring bagi kesehatan
Urang aring termasuk dalam tumbuhan liar. Merupakan famili dari Compositae (Asteraceac). DI beberapa daerah tanaman ini disebut dengan berbagai nama seperti goman (jawa), telenteyan (Madura), daun sipat, keremak janten (Sumatera), daun tinta (Banda), dan Mo han lian (Cina).
Tanaman urang aring mengandung ecliptine, alfa terthienymethanol, 2-(buta-1,3-diynyl)-5-(but-3-en-1-ynyl) triofena, 2-(buta-1,3-diynyl)-5-(4-kloro-3-hydroxybut-1-ynyl) tiofena, 5-(3-buten-1-ynyl)-2,2bithienyl-5-metil asetat, dan wedelolactone.
Beriku ini penggunaan urang aring sebagai obat tradisional
1. Gusi bengkak
- sangrai daun urang aring sampai kering
- jadikan sebagai obat bububk
- oleskan pada tempat yang sakit
2. Penyubur rambut
- lumatkan 1 genggam daun urang aring
- tambahkan 2 gelas air lalu saring
- embunkan perasan air tersebut selama semalam
- basahi kulit kepala dengan air tersebut smabil dipijat
- lakukan 1 kali setiap hari
3. Luka di kepala
- rebus daun urang aring secukupnya
- gunakan airnya untuk mencuci kepala, lalu ampasnya digososkan di kepala
- cara lain : melumatkan daun segar lalu air perasannya dioleskan di kepala
4. Keputihan
- tim daun urang airng segar sebanyak 30 gram
- tambahkan dengan kaldu ayam
- minum
5. Mimisan
- lumatkan dan peras 1 genggam daun urang aring segar
- tambahkan air perasanan dengan 5 sdm air putih
- tim agar panas
- minum 2 kali sehari sesudah makan
6. Diare
- rebus 30 gram daun urang airing segar
- lalu minum
7. Batuk darah
lematkan dan peras 60 gram daun urang aring segar
- air perasannya diseduh dengan air hangat
- lalu minum
Langganan:
Postingan (Atom)