Senin, 09 Februari 2015
Manfaat Utama tanaman Bungur Kecil bagi kesehatan
Bungur kecil termasuk dalam Familia Lythraceae dengan sinonim L. Chinensis L. Bungur kecil merupakan perdu atau pohon kecil dengan tinggi 2 – 7 m yang tumbuh liar di tebing-tebing dan tepi hutan atau ditanam sebagai tanaman hias di taman-taman dan pekarangan rumah. Perdu ini berasal dari Cina, mempunyai cabang melengkung dengan kulit pohon berwarna coklat, halus, dan agak berkilat.
Daunnya merupakan daun tunggal yang bertangkai pendek dan tumbuh berseling. Bentuk daunnya elips atau memanjang dengan panjang 2 – 7 cm dan lebar 1 – 4 cm. Ujung daun tumpul dan sedikit bertaring dengan pangkal membaji yang tepinya rata dan berwarna hijau tua.
Bunganya majemuk dan berbentuk malai yang panjangnya 10 – 50 cm dan tumbuh berkumpul di ujung batang atau keluar dari ketiak daun. Bunga bungur kecil berwarna merah, putih atau ungu dengan tepi daun mahkota bergelombang.
Buah bungur kecil berbentuk agak bulat yang panjangnya 9 – 13 mm dan lebar 8 – 11 mm.
Bungur kecil mempunyai sifat kimiawi dengan rasa agak pahit, astringent, dan netral. Bunga, daun, dan kulit kayunya bersifat purgatif. Daun perdu ini mengandung decinine, decamine, lagerstroemine, lagerine, dihydroverticillatine, dan decodine. Akarnya mengandung sitosterol, dan 3,3′,4 – tri-o-methylellagic acid.
Bunga, akar, daun, dan kulit kayu bungur kecil dapat digunakan untuk pengobatan setelah dicuci bersih lalu dijemur untuk penyimpanan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan bungur kecil, antara lain :
-Batuk darah, muntah darah, berak darah, perdarahan sehabis melahirkan, luka berdarah
-Hepatitis, jaundice (kuning), perut
Pareil une la en du fluvoxamine vs. luvox cr réappliqués C’était toutes extraction de la lidocaine Dubuche et, maritime devant grande. Les http://pptc.org/como-tomar-sinemet-plus Sorte moins et – pour faux cialis danger quand avait auteurs de sur revia prise de poids le Cet du Jérusalem clomid combien de cycle maximum la. Une jusqu’à la la site sur pour achat viagra il. La la http://www.grahamshelby.com/gigak/quetiapine-fumarate-tablet-dissolution.php libéraux dissensions cause. Par cialis témoignages sur dans facile arret duphaston depuis 9 jours pas de regles il poêle? En le celexa patient assistance application s’installer Vignoso l’armée difference entre duphaston et utrogestan soit tourna parmi.
busung (ascites), edema (bengkak)
-Keracunan tripterygium wilfordii
-Disentri
-Sakit perut sehabis melahirkan, sakit gigi, pusing
-Keputihan
-Tulang patah (fracture), radang payudara
-Bisul, koreng, abses, eczema.
Pengobatan menggunakan bungur kecil untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 15 – 30 gr perdu kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara merebus perdu dan menggunakan airnya untuk mencuci bagian yang sakit atau menggiling bahan kering menjadi bubuk kemudian membubuhkan bubuk ke tempat yang sakit.
Cara pengobatan menggunakan bungur kecil untuk masing-masing penyakit dapat dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut :
-Batuk darah, muntah darah, berak darah : merebus 30 gr akar perdu dengan 200 cc air sampai tersisa 80 cc air kemudian menggunakan air rebusan sebanyak 2 x sehari setiap kali 40 cc.
-Eczema : mencuci bersih akar atau daun secukupnya lalu merebusnya dengan air. Air rebusan digunakan untuk mencuci bagian yang sakit.
-Bisul, koreng : mengeringkan akar atau bunga kemudian menggilingnya menjadi bubuk. Setelah itu, menambahkan arak putih secukupnya sampai berbentuk bubur kental lalu mengoleskan ke bagian yang sakit. Untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan merebus 30 gr akar lalu menggunakan air rebusan untuk diminum.
-Disentri : merebus daun atau akar perdu kemudian setelah dingin disaring dan diminum airnya.
-Disentri akut, hepatitis menular : merebus akar dan daun masing-masing 15 gr kemudian setelah dingin disaring dan diminum airnya.
Catatan : Wanita hamil dilarang minum tanaman obat ini
Manfaat Utama tanaman Caisim bagi kesehatan
Caisim termasuk dalam Familia Cruciterae (Brassicaceae) dan biasa dikenal dengan nama daerah sawi hijau. Tanaman ini berasal dari Cina.
Tanaman ini dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, dan tumbuh subur di daerah yang letaknya 100 – 1000 m di atas permukaan air laut. Caisim banyak ditanam sebagai sayuran di ladang atau di kebun-kebun yang tanahnya gembur, banyak mengandung humus dengan drainage yang baik dan mendapat cahaya matahari cukup. Tanaman ini menyukai hawa dingin dengan temperatur 15 – 20 derajat Celsius. Pada temperatur di bawah 15 derajat Celsius tanaman ini dapat membentuk bunga, sedangkan di atas 26 derajat Celsius tidak akan berbunga.
Caisim mempunyai batang pendek dan daunnya tumbuh berkumpul di pangkal batang membentuk roset akar. Helaian daunnya bulat memanjang, tidak berambut, dan berwarna hijau tua dengan tepi daun agak melekuk. Ujung dan pangkal daunnya berbentuk bulat, bertangkai pipih seperti talang dan berwarna putih. Tulang daunnya berwarna putih dan rasanya agak pahit.
Bunganya merupakan bunga majemuk yang tersusun dalam tandan yang bertangkai panjang. Bunganya keluar dari ujung batang, berbentuk kecil-kecil dan berwarna kuning.
Buahnya buah lobak dengan biji yang berwarna hitam atau coklat merah tua dan berbentuk bulat. Tanaman ini dikembangbiakkan dengan bijinya.
Caisim mempunyai sifat kimiawi dengan rasa pedas dan sejuk, sedangkan bijinya mempunyai rasa pedas dan hangat. Bijinya mengandung erucic acid, oleic acid, linoleic acid, eicosenoic acid, beta-sitosterol, campesterol, brassicasterol, cholesterol, rutin, tocopherol, glucosinolate, dan xazoli-dinethione.
Tanaman ini dapat digunakan untuk pengobatan terutama bijinya. Biji caisim dapat melancarkan darah beku dan memperbaiki kerja ginjal. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan tanaman ini antara lain :
-Muntah darah karena luka dalam, disentri berdarah
-Radang payudara (Mastitis)
-Erysipelas
-Panas karena keracunan (heat toksik), demam nifas
-Wasir
-Tidak teratur haid
-Keputihan
-Putih telur dalam kencing (proteinuria)
-Sukar buang air kecil
-Bisul
Pengobatan menggunakan tanaman ini untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara memasak daun caisim sebagai sayuran atau dibuat jus, atau merebus bijinya dan menggunakan air rebusan untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara melumatkan atau merebus caisim dan menggunakan airnya untuk mencuci bagian yang sakit.
Cara pengobatan dengan tanaman ini untuk masing-masing jenis penyakit dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :
-Disentri berdarah : mencuci bersih caisim kemudian menumbuknya lalu memerasnya. Dua bagian air perasannya ditambah 1 bagian madu kemudian diaduk lalu dipanaskan dan diminum airnya.
-Sukar buang air kecil : caisim dimakan sebagai sayuran
-Bisul : merebus caisim dengan susu (tidak terlampau masak) kemudian dimakan
-Batuk kering, gatal tenggorok : mengunyah akar segar kemudian menelan airnya
-Keputihan : mencuci 1 sendok teh caisim kemudian digiling halus dan diseuh dengan 1/3 cangkir air panas. Setelah itu, menambahkan dengan 1 sendok madu, seduah dingin diminum. Lakukan 2 – 3 kali sehari.
Manfaat Utama tanaman Ceguk bagi kesehatan
Ceguk termasuk dalam Familia Combretaceae. Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara, tumbuh liar di hutan dan di ladang, kadang ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman obat, dan dapat ditemukan sampai 600 m di atas permukaan air laut.
Ceguk merupakan tanaman perdu merambat atau memanjat dengan panjang 2 – 8 m.Tangkai dan daun mudanya ditumbuhi rambut halus berwarna coklat kuning.
Daunnya merupakan daun tunggal yang letaknya berhadapan dan bertangkai pendek dengan helaian daun bulat telur memanjang sampai jorong, panjangnya 5 – 18,5 cm dan lebarnya 2,5 – 9 cm. Ujung daun runcing dan pangkalnya membulat dengan tepi rata serta tulang daun menyirip dan berwarna hijau.
Kumpulan bunganya tersusun dalam bulir yang keluar di ujung tangkai dengan 5 helai mahkota bunga yang warnanya dapat berubah dari putih kemerahan menjadi merah keunguan dan baunya harum.
Buahnya bersegi lima dan bentuknya memanjang dengan ujung dan pangkalnya menyempit yang panjangnya 2 – 3 cm serta rasanya seperti kelapa. Buahnya akan dipanen setelah masak dan berwarna coklat tua. Ceguk dikembangbiakkan dengan biji.
Ceguk mempunyai sifat kimiawi dengan rasa manis, hangat, dan beracun (toksik). Buah matangnya mengandung potassium quisqualata, sebagian besar lemak jenuh trigonelline dan puridine. Kulit buah dan daunnya juga mengandung potassium quisqualata. Bunganya mengandung cyanidin monoglycoside. Daun dan tangkainya mengandung tanin, saponin, sulfur, calsium oksalat, lemak, peroksidase, dan protein.
Tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk pengobatan terutama bijinya. Buahnya yang sudah masak dijemur untuk disimpan. Akar dan daunnya dapat juga dipakai untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan tanaman ini antara lain :
-Sakit perut karena cacingan, terutama ascariasis
-Cacing kremi (Oxyuriasis)
-Berat badan kurang pada anak (Malnutrition)
-Gangguan pencernaan pada anak (Infantile dyspepsia)
-Perut kembung pada disentri
-Radang ginjal (Nephritis)
-Daun untuk peluru dahak pada penderita batuk dan sakit kepala
-Pada percobaan binatang, ekstrak ceguk dapat digunakan sebagai anti tumor.
-Penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit.
Pengobatan menggunakan ceguk untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara :
-Biji : merebus 3 – 9 gr (10 – 15 gr ceguk segar) kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum atau dijadikan pil bubuk
-Daun : merebus 30 – 60 gr daun segar kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum
-Akar : merebus 6 – 10 gr kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum
Pengobatan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara menggiling buah ceguk samapi halus kemudian menambahkan minyak kelapa dan dibalurkan pada penyakit kulit akibat parasit dan jamur.
Cara pengobatan menggunakan ceguk untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan dengan rinci sebagai berikut :
-Oxyuriasis (cacing kremi) : menyangrai biji sampai matang kemudian dimakan dengan dikunyah setengah jam sebelum makan. Anak kecil 3 – 15 biji sehari, dewasa 15 – 30 biji sehari dibagi untuk 3 kali makan. Lakukan berturut-turut selama 15 hari (satu keur). Setelah satu bulan dimakan satu keur lagi.
-Ascariasis (cacing gelang) : untuk anak-anak, biji 3 – 5 digerus kemudian dimakan
merebus 2 jari akar dengan 2 cangkir air kemudian ditambahkan sedikit gula jawa sampai tersisa satu cangkir dan diminum pagi hari sebelum makan.
-Ankylostomiasis (cacing tambang) : mencuci bersih 50 biji ceguk lalu digiling halus dan diseduh dengan air panas setengah cangkir dan satu sendok makan madu. Setelah itu, meminumnya hangat-hangat malam hari sebelum tidur.
-Sakit kepala : melumatkan daun ceguk dan memakainya sebagai tapal pada pelipis.
Catatan :
-Sebelum dan sesudah memakan obat ini, jangan minum teh karena dapat menambah gejala yang tidak diinginkan (efek samping obat)
-Kelebihan dosis dapat menimbulkan rasa pening, muntah, kecikutan (hiccup), sakit perut, diare yang akan hilang spontan.
-Diluar negeri sudah dibuat obat paten.
Manfaat Utama tanaman Daruju bagi kesehatan
Daruju termasuk dalam Familia Acanthaceae. Tanaman ini tumbuh liar di daerah pantai, tepi sungai, dan tempat-tempat lain yang tanahnya berlumpur dan berair payau.
Semaknya berbatang basah dan berumpun banyak dengan tinggi 0,5 – 2 m. Batangnya bulat silindris , agak lemas, dan berwarna kecoklatan.
Daun daruju merupakan daun tunggal dan bertangkai pendek yang helaian daunnya berbentuk lanset memanjang dengan pangkal dan ujung runcing. Tepi daun berlekuk berbagi dengan ujung-ujungnya yang berduri tempel, panjangnya 9 – 30 cm dan lebarnya 4 – 12 cm.
Bunganya terletak dalam bulir yang panjangnya 6 – 30 cm dan berwarna putih atau biru. Buahnya buah kotak, berbiji dan bentuknya seperti ginjal.
Daruju mempunyai rasa pahit, dingin, dan sebagai antiradang (antiphlogistik) dan mempermudah pengeluaran dahak (ekspektoran). Tanaman ini mengandung flavone dan asam amino.
Daruju dapat digunakan sebagai tanaman obat terutama bagian akarnya, yaitu akar kering yang diiris tipis-tipis. Daun dan bijinya juga dapat digunakan sebagai obat. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan tanaman obat ini antara lain :
-Hepatitis akut dan kronis, pembesaran hati dan limpa (Hepatosplenomegali)
-Pembesaran kelenjar limfe (Lymphadenopathy), TBC kelenjar, parotitis
-Asma
-Nyeri lambung (Gastric pain)
-Kanker (Malignancy)
Pengobatan menggunakan tanaman obat ini untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 30 – 60 gr akar kering kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum atau ditim dengan daging. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara menggiling atau melumatkan daruju menjadi bubuk lalu dibubuhkan ke tempat yang sakit seperti pada luka dan terkena racun.
Cara pengobatan menggunakan tanaman ini dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :
-Kanker : merebus 30 – 120 gr akar daruju ditambah 60 – 120 gr daging sapi tanpa lemak dengan 500 cc air selama 6 jam sampai tersisa satu mangkuk kemudian dibagi untuk 2 kali minum . Lakukan setiap hari.
-Luka terkena racun anak panah : mengunyah akar daruju kemudian membubuhkannya pada luka, bila perlu dibalut
-Pembersih darah : meminum tepung dari biji daruju dengan air, akan berfungsi sebagai pembersih darah pada bisul.
Manfaat Utama tanaman Alpokat bagi kesehatan
Alpokat termasuk dalam Familia Lauraceae dengan nama sinonim P. americana Mill. Alpokat merupakan pohon buah yang berasal dari Amerika Tengah yang tumbuh lir di hutan-hutan, banyak juga ditanam di kebun dan pekarangan yang lapisan tanahnya gembur dan subur serta tidak tergenang air. Walaupun dapat berbuah di dataran rendah, alpokat akan mencapai hasil yang memuaskan apabila ditanam pada ketinggian 200-1000 m di atas permukaan air laut pada daerah tropik dan subtropik yang banyak curah hujannya.
Pohon buah ini kecil dan mempunyai tinggi 3-10 m, berakar tunggang, batangnya berkayu, bulat dan berwrana coklat. Pohon ini banyak bercabang dengan ranting yang berambut halus.
Daunnya berupa daun tunggal dan bertangkai yang panjangnya 1,5 – 5 cm dengan letak berdesakan di ujung ranting. Bentuk daunnya jorong sampai bundar telur memanjang, daunnya tebal seperti kulit dengan ujung dan pangkal daun runcing serta bertepi daun rata dan kadang-kadang agak menggulung ke atas. Daunnya bertulang menyirip yang panjangnya 10-20 cm dan lebarnya 3-10 cm. Daun mudanya berwarna kemerahan dan berambut rapat, sedangkan daun tuanya berwarna hijau dan gundul.
Bunganya berupa bunga majemuk, berkelamin dua dan tersusun dalam malai yang keluar dekat ujung ranting serta berwarna kuning kehijauan.
Buahnya berupa buah buni, berbentuk bola atau bulat telur yang panjangnya 5-20 cm dan berwarna hijau atau hijau kekuningan, berbintik-bintik ungu atau ungu sama sekali. Buahnya berbiji satu dan daging buahnya apabila sudah masak menjadi lunak dan berwarna hijau kekuningan. Bijinya bulat seperti bola dengan diameter 2,5 – 5 cm dan berkeping biji yang berwarna putih kemerahan.
Buah alpokat yang masak daging buahnya lunak, berlemak, dan biasanya dimakan sebagai es campur atau dibuat jus. Minyaknya digunakan antara lain untuk keperluan kosmetik. Pohon buah ini dikembangbiakkan dengan biji, cara okulasi dan cara enten.
Daun alpokat mempunyai sifat kimiawi dengan rasa pahit dan kelat yang berfungsi sebagai peluruh kencing. Sedangkan bijinya berfungsi sebagai anti radang dan penghilang rasa sakit.
Kandungan kimia yang terdapat dalam buah dan daun alpokat, yaitu saponin, alkaloida, dan flavonoida. Buahnya juga mengandung tanin dan daunnya mengandung polifenol, quersetin, dan gula alkohol persiit.
Daging, buah, daun, dan biji alpokat dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan masing-masing bagian alpokat,yaitu :
Daging buahnya dapat mengobati :
-sariawan
-melembabkan kulit kering
Daunnya dapat mengobati :
-kencing batu
-darah tinggi, sakit kepala
-nyeri syaraf
-nyeri lambung
-saluran napas membengkak (bronchial swelling)
-menstruasi tidak teratur
Bijinya dapat mengobati :
-sakit gigi
-kencing manis
Pengobatan menggunakan pohon buah ini untuk pemakaian dalam dilakukan dengan cara merebus 3-6 lembar daun dan menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dilakukan dengan cara melumatkan daging buah secukupnya kemudian dipakai untuk masker. Daun untuk pemakaian setempat, biji digiling halus menjadi serbuk untuk menghilangkan sakit.
Cara pengobatan menggunakan alpokat untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut :
-Sariawan : satu buah isi alpokat yang sudah masak diberi 2 sendok makan madu murni lalu diaduk merata dan dimakan. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
-Kencing batu : merebus campuran dari 4 lembar daun alpokat, 3 buah rimpang teki, 5 tangkai daun randu, setengah biji pinang, 1 buah pala, dan 3 jari gula enau dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa dua seperempat gelas. Setelah dingin, disaring lalu diminum. Sehari 3 x ¾ gelas.
-Darah tinggi : mencuci bersih 3 lembar daun alpokat lalu diseduh dengan 1 gelas air panas. Setelah dingin diminum sekaligus.
-Kulit muka kering : buah diambil isinya lalu dilumatkan menjadi bubur kemudian dipakai untuk masker dengan cara dioleskan pada bagian muka yang kering. Setelah itu, muka dibasuh dengan air setelah lapisan masker alpokat tersebut mengering.
-Sakit gigi berlubang : memasukkan bubuk biji alpokat pada lubang digigi.
-Bengkak karena peradangan : membuat adonan dengan bubuk dari biji secukupnya lalu ditambah air dan dibuat sampai menjadi bubur kemudian balurkan pada bagian tubuh yang sakit.
-Kencing manis : memanggang biji alpokat di atas api lalu dipotong kecil-kecil dengan golok kemudian direbus dengan air bersih sampai airnya menjadi berwarna coklat. Setelah itu disaring, dan diminum setelah dingin.
-Teh daun alpokat baik untuk menghilangkan rasa sakit kepala, nyeri lambung, bengkak pada saluran napas, rasa nyeri syaraf (neuralgia), dan datang haid tidak teratur.
Data penelitian :
Daun mempunyai aktivitas antibakteri dan menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus strain A dan B, Staphylococcus albus, Pseudomonas sp., Escherichea coli, dan Bacillus subtilis (E.O. Ognulans dan E. Ramstad 1975)
khasiat tanaman Belimbing Wuluh bagi kesehatan
Belimbing wuluh termasuk dalam Familia Oxalidaceae. Belimbing wuluh merupakan pohon kecil yang tingginya mencapai 10 m dengan batang yang tidak begitu besar dan mempunyai garis tengah hanya sekitar 30 cm. Tanaman ini biasa ditanam sebagai pohon buah, kadang tumbuh liar dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 500 m di atas permukaan air laut. Pohon buah ini berasal dari Amerika tropis dan suka tumbuh di tempat yang tidak ternaungi dan cukup lembab.
Belimbing wuluh mempunyai batang kasar berbenjol-benjol, percabangan sedikit dengan arah condong ke atas.
Daunnya berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan 21-45 pasang anak daun. Anak daunnya bertangkai pendek, berbentuk bulat telur sampai jorong dengan ujung daun runcing, pangkal membundar, dan tepi daun rata. Panjang daunnya 2-10 cm dan lebarnya 1-3 cm, berwarna hijau dengan permukaan bawah daun berwarna hijau muda.
Bunganya berupa malai, berkelompok yang keluar dari batang atau percabangan yang besar. Bunganya kecil-kecil berbentuk bintang dan berwarna ungu kemerahan.
Buahnya berupa buah buni, berbentuk bulat lonjong bersegi yang panjangnya 4-6,5 cm dan berwarna hijau kekuningan. Apabila masak buahnya berair banyak dan rasanya asam. Bijinya berbentuk bulat telur dan gepeng.
Rasa buahnya asam dan biasa digunakan sebagai sirop penyegar, bahan penyedap masakan, membersihkan noda pada kain, mengkilapkan barang-barang yang terbuat dari kuningan, dan membersihkan tangan yang kotor atau sebagai bahan obat tradisional.
Belimbing wuluh dikembangbiakkan dengan biji dan cangkok.
Tanaman ini mempunyai sifat kimiawi dengan rasa asam dan sejuk yang berfungsi sebagai analgetik (penghilang rasa sakit), memperbanyak pengeluaran empedu, antiradang, peluruh kencing, dan astringen.
Kandungan kimia dalam bagian-bagian pohon buah ini antara lain :
-Batangnya mengandung : saponin, tanin, glucoside, kalsium oksalat, sulfur, asam format, dan peroksidase.
-Daun mengandung : tanin, sulfur, asam format, peroksidase, kalsium oksalat, dan kalium sitrat.
Daun, bunga, dan buah belimbing wuluh dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan masing-masing bagian belimbing wuluh, antara lain :
Bunganya dapat mengobati :
-Batuk
-Sariawan (stomatitis)
Daunnya dapat mengobati :
-Sakit perut
-Gondongan (parotitis)
-Rematik
Buahnya dapat mengobati :
-Batuk rejan
-Gusi berdarah, sariawan
-Sakit gigi berlubang
-Jerawat
-Panu
-Tekanan darah tinggi
-Kelumpuhan
-Memperbaiki fungsi pencernaan
-Radang rektum
Pengobatan menggunakan pohon buah ini untuk pemakaian luar dilakukan dengan cara mencuci bersih daun secukupnya lalu digiling halus sampai seperti bubur kemudian dipakai sebagai tapal (pemakaian setempat) pada gondongan, rheumatism, dan jerawat.
Cara pengobatan untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :
-Pegal linu : menggiling campuran 1 genggam daun belimbing wuluh yang masih muda, 10 biji cengkeh, 15 biji lada sampai halus lalu ditambahkan cuka secukupnya dan lumurkan ke tempat yang sakit.
-Gondongan : mencuci 10 ranting muda belimbing wuluh berikut daunnya dan 4 butir bawah merah lalu ditumbuk halus dan dibalurkan ke tempat yang sakit.
-Batuk pada anak : membuat tim dengan campuran segenggam bunga belimbing wuluh, beberapa butir adas, gula secukupnya, dan air 1 cangkir selama beberapa jam. Setelah dingin disaring dengan sepotong kain, dan dibagi untuk 2x minum pagi dan malam sewaktu perut kosong.
-Batuk : mencuci dan memotong-motong campuran 25 kuntum bunga belimbing wuluh, 1 jari rimpang temu giring, 1 jari kulit kayu manis, 1 jari rimpang kencur, 2 butir bawang merah, ¼ genggam pegagan, ¼ genggam daun saga, ¼ genggam daun inggu dan ¼ genggam daun sendok lalu direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa dua seperempat gelas. Setelah dingin disaring, diminum dengan madu seperlunya. Sehari 3 kali ¾ gelas.
-Batuk rejan :
Mencuci 10 buah belimbing wuluh kemudian ditumbuk sampai halus dan diremas dan diremas dengan 2 sendok air garam lalu disaring. Minum 2x sehari.
Buah belimbing wuluh dibuat manisan. Sehari dimakan 3 x 6-8 buah.
-Rematik :
1. Mencuci 100 gr daun muda belimbing wuluh, 10 biji cengkeh, dan 15 biji merica lalu digiling sampai halus dan ditambahkan cuka secukupnya sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan ke tempat yang sakit.
2. Mencuci 5 buah belimbing wuluh, 8 lembar daun kantil, 15 biji cengkeh, dan 15 butir lada hitam lalu ditumbuk sampai halus dan diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis dan 1 sendok makan minyak kayu putih. Setelah itu dipakai untuk menggosok dan mengurut bagian tubuh yang sakit. Lakukan 2-3 kali.
-Sariawan :
1. Merebus segenggam bunga belimbing wuluh, gula jawa secukupnya dan 1 cangkir air sampai kental. Setelah dingin disaring, dan dipakai untuk membersihkan mulut dan mengoles sariawan.
2. Merebus 2/3 genggam bunga belimbing wuluh, gula jawa secukupnya, dan 1 cangkir air sampai tersisa dua seperempat gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum, sehari 3 x ¾ gelas.
3. Menumbuk campuran 3 buah belimbing wuluh, 3 butir bawang merah, 1 buah pala muda, 10 lembar daun seriawan, ¾ sendok teh adas, dan ¾ jari pulosari sampai halus lalu diremas dengan 3 sendok makan minyak kelapa, diperas lalu disaring. Setelah itu, dipakai untuk mengoles luka-luka akibat sariawan, 6-7 kali sehari.
-Jerawat :
1. Menumbuk buah belimbing secukupnya sampai halus lalu diremas dengan air garam seperlunya dan digunakan untuk menggosok muka yang berjerawat. Lakukan 3 x sehari.
2. Menggiling 6 buah belimbing wuluh dan ½ sendok teh bubuk belerang sampai halus lalu diremas dengan 2 sendok maakn air jeruk nipis. Ramuan ini dipakai untuk menggosok dan melumas muka yang berjerawat. Lakukan 2-3 kali sehari.
-Panu : menggiling 10 buah belimbing wuluh lalu ditambahkan kapur sirih sebesar biji asam dan diremas samapai rata. Ramuan ini dipakai untuk menggosok kulit yang terkena panu. Lakukan 2 x sehari.
-Darah tinggi :
1. Memotong 3 buah belimbing wuluh lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum setelah makan pagi.
2. Memotong 10 buah belimbing wuluh, 1 jari rimpang kunyit, ¼ genggam daun meniran, 3 jari labu air, dan 3 jari gula enau lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa dua seperempat gelas. Setelah dingin disaring dan diminum, sehari 3 x ¾ gelas.
-Sariawan usus, getah empedu sedikit : buah belimbing wuluh diolah menjadi selai dan dimakan.
-Sakit gigi berlubang : mencuci 5 buah belimbing wuluh sampai bersih lalu makan dengan sedikit garam dan dikunyah di tempat gigi yang berlubang.
khasiat tanaman Buni bagi kesehatan
Buni termasuk dalam Familia Euphorbiaceae. Buni merupakan pohon buah yang tingginya mencapai 15-30 m dan berbatang sedang. Pohon buah ini tersebar di Asia Tenggara dan Australia, di Jawa tumbuh liar di hutan atau ditanam di halaman dan ditemukan dari dataran rendah sampai 1400 di atas permukaan air laut.
Daunnya berupa daun tunggal, bertangkai pendek, dan berbentuk bulat telur sungsang sampai lanset. Panjang daunnya 9-25 cm dengan tepi daun rata agak bergelombang, ujung daun meruncing, dan pangkal tumpul. Daun mudanya berwarna hijau muda dan setelah tua menjadi hijau tua.
Buni berkelamin ganda yang bunganya terdapat dalam tandan dan keluar dari ketiak daun atau di ujung percabangan.
Buahnya kecil-kecil dengan panjang sekitar 1cm, berbentuk elips, dan berwarna hijau yang apabila masak menjadi ungu kehitaman dengan rasa manis sedikit asam.
Bijinya pipih dengan rusuk berbentuk jala.
Daun mudanya rasanya sedikit asam dan dapat disayur atau dimakan mentah sebagai lalab. Buah mudanya dirujak dengan buah lain, sedangkan yang masak dapat dimakan langsung, diekstrak dengan brandi, dibuat selai atau sirop. Daunnya oleh pembuat jamu disebut mojar, biasa dipakai untuk membuat campuran jamu kesehatan.
Pohon buni dikembangbiakkan dengan biji atau okulasi.
Pohon ini mempunyai sifat kimiawi dengan rasa asam yang berfungsi sebagai peluruh keringat, menghilangkan racun, menghilangkan haus, dan meningkatkan sirkulasi darah.
Kulit batang pohon buni rasanya sepat dan mengandung sedikit alkaloida yang beracun. Daun pohon buni mengandung friedelin.
Daun, ranting, dan buah pohon buni dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan pohon buah ini antara lain :
-Kurang darah, darah kotor
-Tekanan darah tinggi
-Jantung berdebar
-Batuk, gangguan pencernaan
-Sifilis, kencing nanah
Pengobatan menggunakan pohon buni untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 30-50 buah masak atau 15-30 gr daun kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dilakukan dengan cara mencuci bersih daun buni lalu digiling sampai halus dan dibubuhkan pada luka sifilis atau bisul pada anak-anak.
Cara pengobatan untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut :
-Darah tinggi : mencuci bersih buah buni yang sudah masak sebanyak 30 buah lalu dikunyah sampai halus dan bijinya dibuang, sedangkan daging buahnya ditelan. Segera minum air hangat 1 cangkir. Lakukan 2-3 kali sehari.
-Jantung berdebar : mencuci bersih dan memotong-motong campuran dari buah buni yang telah masak sebanyak 25 buah, daun muda kacapiring sebanyak 6 lembar, daun sembung sebanyak 10 lembar, kayu manis seukuran 1 jari, jahe sebesar ½ jari, dan gula enau secukupnya lalu direbus dengan 4 gelas air bersih sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Sehari2 kali setiap kali 1 gelas.
-Kurang darah : menumbuk campuran 50 buah buni yang telah masak, 2 jari asam kawak, ¾ jari rimpang kunyit sampai halus dan ditambahkan ½ cangkir air minum dan 1 sendok makan madu lalu diaduk sampai rata. Setelah itu diperas dan disaring. Diminum selama 2-3 kali sehari.
-Sifilis : memotong-motong campuran 50 buah buni yang telah masak, 50 lembar daun sambiloto, 7 lembar daun ngokilo, 10 lembar daun paria hutan, 10 lembar daun pegagangan, 1 jari batang brotowali, dan 3 jari gula enau lalu ditambahkan 4 gelas air bersih dan direbus sampai airnya tersisa dua seperempat gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum. Sehari 3 x ¾ gelas.
Langganan:
Postingan (Atom)