Senin, 09 Februari 2015

kegunaan Utama tanaman Kunyit bagi kesehatan



Kunyit | Curcuma longa Linn.



Kunyit termasuk dalam familia Zingiberaceae. Kunyit tumbuh dan ditanam di Asia Selatan, China Selatan, Taiwan, Indonesia, dan Filipina. Tanaman ini tumbuh baik pada tempat-tempat terbuka atau sedikit naungan dengan drainase yang baik. Kunyit biasa ditanam sebagai tanaman penyedap atau pewarna serta sebagai bahan obat tradisional. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 2000 m di atas permukaan air laut, tumbuh liar di hutan jati, umumnya dibudidayakan atau ditanam di pekarangan.



Kunyit merupakan terna dengan tinggi 70 cm, berbatang pendek yang merupakan batang semu dan terbentuk oleh pelepah-pelepah daun, membentuk rimpang yang berwarna jingga dan bercabang-cabang. Setiap tanaman berdaun 3-8 helai.



Daunnya berupa daun tunggal, bertangkai panjang, berbentuk lanset lebar, ujung dan pangkal runcing, serta bertepi daun rata. Panjang daun 20-40 cm dan lebarnya 8-12,5 cm dengan pertulangan daun menyirip dan warna daun hijau pucat.



Bunganya berupa bunga majemuk, terminal, bersisik, dan mempunyai panjang gagang 16-40 cm, serta berwarna putih atau kuning muda.



Rimpang terdiri dari rimpang induk dan anak rimpang. Rimpang induk berbentuk bulat telur disebut empu atau kunir lelaki. Anak rimpang letaknya lateral dan berbentuk seperti jari (tabung). Kadang-kadang terdapat pangkal upih daun dan pangkal akar. Rimpang kunyit mempunyai panjang 2-6 cm, lebar 0,5 – 3 cm, dan tebal 0,3 – 1 cm.



Rimpang kunyit dipakai sebagai obat, yang dikumpulkan pada saat batang tumbuhan mulai menjadi layu atau mongering. Rimpang kunyit yang sudah besar dan tua (rimpang induk atau empu) berkhasiat sebagai obat. Kunyit tua mempunyai warna kulit coklat tua dan apabila diiris bagian dalamnya berwarna jingga terang kekuning-kuningan atau kemerah-merahan. Anak rimpang (lateral rhizomes) digunakan untuk penyedap atau pewarna masakan. Pewarna kuning dari kunyit selain digunakan untuk mewarnai berbagai macam bahan makanan, juga digunaka untuk mewarnai obat-obatan atau alat kecantikan.



Kunyit dikembangbiakkan dengan memeah rumpun atau menanam rimpang.



Kuyit mempunyai sifat kimiawi dengan rasa pahit, sedikit pedas, sejuk, tidak beracun dengan bau khas aromatic yang berfungsi melacarkan darah dan vital energi, menghilangkan sumbatan, peluruh haid (emenagog), antiradang (anti inflamasi), mempermudah persalinan, peluruh kentut, anti bakteri, memperlancar pengeluaran empedu (kolagogum), dan astringent.



Kandungan kimia dalam kunyit antara lain minyak atsiri 3-5 % (turmerone, zingiberene, phellandrene, sesquiterpen alcohol, dan borneol), kurkumin (pewarna kuning), desmetoksikurkumin, bidesmetoksi kurkumin, pati, tannin, dan damar.



Rimpang kunyit dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan rimpang kunyit antara lain :



-Demam, pilek dengan hidung tersumbat



-Rematik



-Diare, disentri



-Kadar lemak darah tinggi (hyperlipidemia)



-Nyeri dada, asma



-Rasa begah di perut (dyspepsia) dan dada



-Rasa baal di bahu



-Terlambat haid akibat darah tidak lancer



-Haid tidak teratur



-Sakit perut sehabis melahirkan



-Radang hidung, radang telinga, radang gusi



-Radang Rahim, keputihan



-Radang usus buntu



-Radang amandel (tonsillitis)



-Sakit kuning (jaundice), hepatitis



-Batu empedu (cholelithiasis)



-Tekanan darah tinggi



Pengobatan menggunakan tanaman ini untuk pemakaian dalam dilakukan dengan cara merebus 1-6 gr rimpang kering atau 4-20 gr rimpang segar lalu dibuat juice. Sedangkan untuk pemakaian luar dilakukan dengan cara memanggang rimpang yang tua lalu diparut dan dicampur dengan minyak kelapa. Adonan tersebut atau air perasannya dipakai untuk mengobati luka, bisul, atau bengkak.



Cara pengobatan untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut :



-Demam : mencuci 20 gr rimpang segar lalu diparut dan ditambahkan ½ gelas air matang. Setelah itu, diaduk merata dan diperas dengan sepotong kain. Air perasannya diminum 2x sehari.



-Dispepsia (perut kembung, nyeri, mual, tidak napsu makan) : membersihkan 50 gr kunyit segar lalu diparut dan ditambahkan 3 sendok air minum lalu diaduk merata. Setelah itu, diperas dan disaring, kemudian dibagi untuk 3 x minum.



-Terlambat haid : merebus campuran rimpang kunyit dan daun srigading maisng-masing 15 gr, biji pala dan kapulaga 10 gr, ketumbar, jinten, dan cengkeh masing-masing 5 gr dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, dan dibagi untuk 3 x minum.



-Hidung tersumbat akibat flu : sepotong kunyit diiris-iris secukupnya lalu direbus dengan 1 gelas air sampai mendidih. Uapnya dihirup melalui hidung yang tersumbat.



-Eksim : memarut sepotong kunyit (sebesar ibu jari) lalu ditambahkan 1 sendok teh air kapur sirih dan perasan 1 buah air jeruk nipips kemudian diaduk sampai merata. Adonan tersebut dioleskan pada bagian tubuh yang sakit.



-Diare : mengirs tipis-tipis sepotong kunyit  segar sebesar ½ jari tangan lalu direbus dengan 1 gelas air bersih sampai tersisa 1/3 gelas. Setelah itu, ditambahkan satu sendok teh air kapur sirih dan diaduk sampai merata. Setelah dingin disaring lalu diminum. Lakukan 3 x sehari sampai sembuh.



-Diare dengan lender dan darah : mencuci bersih segenggam patikan cina berikut akarnya, empu kunyit, pulasari dan temulawak masing-masing sebesar ½ ibu jari (diiris tipis-tipis) dan 5 butir adas lalu direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 x minum, pagi dan sore hari.



-Keputihan : kunyit sebesar ibu jari yang cukup tua dibuang kulitnya lalu diparut dan ditambahkan ¾ cangkir larutan air asam dan larutan gula jawa secukupnya kemudian diaduk merata. Setelah itu, diperas dengan sepotong kain dan diminum. Lakukan setiap hari.



-Radang Rahim, keputihan, Radang usus buntu, hepatitis, sakit kuning : mencuci bersih ½ jari empu kunyit lalu diparut dan ditambahkan 2 sendok makan air minum dan 1 sendok makan madu. Setelah itu, diperas dan disaring kemudian diminum. Lakukan 3 x sehari sampai sembuh.



-Menghilangkan bau badan : memarut kunyit sebesar ibu jari lalu ditambahkan ¾ cangkir air hangat dan diaduk merata. Setelah itu, disaring dan diminum.



-Gatal akibat cacar air : mencuci bersih segenggam daun asam dan sepotong empu kunyit lalu digiling halus sampai menjadi adonan seperti bubur. Setelah itu, dipakai untuk mengoles bagian badan yang gatal.



-Radang gusi : mencuci 3 potong gambir dan ½ jari empu kunyit lalu diiris tipis-tipis dan direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, dipakai untuk kumur-kumur. Lakukan 3-4 kali sehari.



-Radang amandel : mencuci ¾ jari empu kunyit lalu diparut dan ditambahkan 2 sendok makan air minum dan diaduk sampai merata lalu diperas. Air perasannya ditambah 1 butir kuning telur ayam dan sedikit air kapur sirih. Adonan dikocok merata lalu diminum. Lakukan 1-2 kali sehari.



-Tekanan darah tinggi : mencuci ½ jari empu kunyit lalu diparut dan ditambahkan 1 sendok makan madu lalu diaduk merata. Setelah itu, diperas dan diminum. Sehari 2-3 kali sehari .



-Luka-luka di kaki : menggiling halus 1 jari empu kunyit dan asam kawak sebesar kelereng sampai menjadi adonan seperti saleb. Oleskan adonan tersebut pada luka.



-Sesak napas : menggiling halus ½ jari empu kunyit dan sepotong gambir lalu ditambahkan 1 sendok teh air kapur dan diaduk sampai merata. Setelah itu, diperas dan disaring, kemudian diminum.







Catatan :



-Efek samping : sering buang air besar dan sedikit rasa tidak enak pada lambung, dapat timbul pada beberapa orang yang memakai ramuan ini.



-Obat paten :Rheumakur soft capsul

kegunaan Utama tanaman Lenglengan bagi kesehatan



Lenglengan | Leucas lavandulifolia Smith

Lenglengan termasuk dalam familia Labiatae (Lamiaceae) dengan nama sinonim L. linifolia Spreng. Tanaman ini tumbuh liar di tanah kering sepanjang tepi jalan, tenah telantar, dan kadang ditanam di pekarang sebagai tanaman obat. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian kurang dari 1500 m di atas permukaan air laut.



Lenglengan merupakan terna semusim, tumbuh tegak dengan tinggi 20-60 cm. Batangnya berkayu, berbuku-buku, berbentuk segi empat, bercabang, berambut halus, dan berwarna hijau.



Daunnya berupa daun tunggal yang terletak berhadapan, dan bertangkai. Helaian daunnya berbentuk lanset dengan ujung dan pangkal daun runcing, serta bertepi daun bergerigi. Panjang daun 1,5 – 10 cm dan lebarnya 2 – 10 mm dengan warna daun hijau muda.



Bunganya kecil-kecil, berwarna putih serta berbentuk lidah yang tumbuh tersusun dalam karangan semu yang padat.



Buahnya berupa buah batu dan berwarna coklat. Bijinya bulat, kecil, dan berwarna hitam.



Herba ini mempunyai khasiat yang sama dengan Leucas zeylanica (L.) R. Br.



Lenglengan mempunyai sifat kimiawi pahit, pedas, dan hangat yang berfungsi sebagai penenang dan antiseptic.



Daun dan akar herba ini mengandung saponin, flavonoida, dan tannin. Daun lenglengan juga mengandung minyak atsiri.



Seluruh bagian herba ini dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan herba ini, antara lain :



-Sukar tidur, rasa gelisah



-Sakit kepala



-Influensa



-Batuk rejan, batuk, difteri



-Jantung berdebar



-Tidak dating haid



-Pencernaan terganggu



-Cacingan



-Kencing manis



-Kejang, ayan (epilepsy)



Pengobatan menggunakan herba ini untuk pemakain dalam dilakukan dengan cara merebus 10-15 gr herba dan menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan , untuk pemakaian luar dilakukan dengan cara mencuci bersih seluruh herba lalu digiling halus dan diturapkan di bagian yang sakit, seperti pada luka, koreng atau kudis.



Cara pengobatan untuk beberapa penyakit dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut :



-Sukar tidur : mencuci bersih 15 gr daun segar lalu direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin disaring, dan dibagi menjadi 2 bagian. Diminum pagi dan sore hari.



-Sukar tidur, rasa gelisah : mengisi bantal kepala untuk tidur dengan daun yang telah dikeringkan.



-Epilepsi : mencuci ¾ genggam daun segar lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 ½ gelas. Setelah dingin disaring, dan diminum dengan gula secukupnya. Sehari 3 x ½ gelas.



-Kejang pada anak : mencuci bersih segenggam daun segar lalu diging halus dan ditambahkan air garam secukupnya. Setelah itu, diaduk sampai menjadi adonan seperti bubur dan digunakan untuk menggosok dan melamur badan anak yang sedang kejang.



-Sakit kepala, gelisah : mencuci 1 genggam daun segar lalu digiling halus dan ditambahkan 1 cangkir air bersih. Ramuan tersebut dipakai untuk mengompres kepala dengan handuk kecil yang dibasahi dengan ramuan tadi. Lakukan 3 x sehari.



-Batuk rejan : mencuci 1 batang tanaman berikut akarnya lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 ½ gelas. Setelah dingin disaring dan diminum dengan air gula secukupnya. Sehari 3 x ½ gelas.



-Difteri : mencuci dan memotong-motong seperlunya ½ genggam daun berikut bunga lenglengan, 1/3 genggam daun jinten, 1 jari asam trengguli, 1 sendok teh adas, dan ¾ jari pulosari llau direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 ½ gelas. Setelah dingin disaring, dan dipakai untuk berkumur dalam mulut dan tenggorokkan selama 2-3 menit lalu dbuang.



-Cacing kremi : mencuci 3/5 genggam daun segar lalu direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 ½ gelas. Setelah dingin disaring, dan diminum dengan madu seperlunya. Sehari 2 x ¾ gelas.



-Jantung berdebar : mencuci 3 genggam daun herba lalu direbus dengan 15 liter air bersih sampai mendidih selama 15 menit. Hangat-hangat dipakai untuk mandi berendam. Lakukan 2 x sehari.



-Luka, koreng, kudis : mencuci bersih 1 batang tanaman segar lalu direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih selama 15 menit. Ramuan tersebut dipakai untuk mencuci luka, koreng, atau kudis.

kegunaan Utama tanaman Gambir bagi kesehatan



Kandungan utama yang terdapat pada tanaman ini adalah flavonoid, 51 % katekin, 22-50% zat penyemak, serta sejumlah alkaloid seperti gambirtannin dan turunan dihidro serta okso-nya.



Selain digunakan untuk menyirih, tanaman ini memiliki kegunaan lain, seperti penstimulus keluarnya getah empedu yang membantu kelancaran proses di perut dan usus. Selain itu gambir juga digunakan sebagai bahan campuran obat luka bakar, sakit kepala, diare, disentri, kumur-kumur, sariawan, serta sakit kulit. Manfaat lai dari tanaman ini yaitu digunakan untuk bahan penyamak kulit, bahan pewarna tekstil, dan bahan perekat kayu lapis atau papan partikel

kegunaan Utama tanaman Gendola bagi kesehatan



Tanaman obat dengan nama daerah lembayung (Minangkabau), gandola (Sunda), gendola (Melayu dan Bali), genjerot atau gedrek atau uci-uci (Jawa), kandula (Madura), tatabuwe (Sulawesi Utara), poiloo (Gorontalo), duyu numuno (Buol), kandola (Timor), dan rinutu (ulias) ini seluruh bagiannya bisa digunakan sebagai obat berbagai macam penyakit.



Gendola dapat ditemukan tumbuh liar di ketinggian 1-500 m dpl, tetapi kadang juga ditanaman untuk dirambatkan pada pagar atau pergola sebagai tanaman hias.

Terna, melilit ke kiri, tumbuh merayap atau memanjat dengan panjang mencapai 6 m. Batangnya tidak berkayu dan sangat lemah, berbentuk bulat, lunak, bercabang, merayap dan melilit pada tonggal atau para-para. Batang yang merayap di atas tanah akan mengeluarkan akar. Daunnya tunggal, bertangkai, tumbuh berseling, berwarna hijau, berbentuk bulat telur dengan ujung dan pangkal tumpul dan bertepi rata kadang berombak. Panjang daun 2-18 cm dan lebar 1-13 cm dengan pertulangan menyirip.

Bunganya bunga majemuk yang keluar dari ketiak daun, duduk sepanjang poros bulir dengan panjang 3-21 cm, bermahkota putih dan berujung ungu.

Buahnya buah buni, berbentuk bulat dengan diameter 4-7 mm, berwarna hijau saat masih muda dan menjadi ungu setelah masak. Berbiji satu, bulat, keras, dan berwarna merah keputihan.



Ada dua warna gendola, putih dan merah. Perbedaannya pada warna batang dan tulang daun. Gendola merah memiliki batang dan tulang daun yang berwarna merah, daunnya dapat disayur, dan buahnya bila diperas mengeluarkan warna merah yang dapat digunakan sebagai pewarna makanan. Pekembangbiakannya dengan biji atau stek batang.



Gendola memiliki sifat kimiawi dan efek farmakologis berupa dapat menghilangkan panas dalam, menghilangkan racun, serta mengeluarkan organisme penyebab timbulnya penyakit dari darah. Daun gondola mengandung glucan c, carotene, organic acid, dan mucopolysacharida seperti L-arobinase, D-galactose, L-rhamnose, dan aldonic acid. Juga mengandung saponin, vitamin A, B, dan C.



Beberapa penyakit yang bisa diobati menggunakan tanaman gendola beserta cara pengobatannya antara lain:

1. Radang usus buntu

Cuci bersih 60-70 gr tanaman gendola, potong-potong lalu rebus dengan air bersih secukupnya hingga seluruh bahan terendam. Setelah airnya tersisa setengah, angkat dan dinginkan, lalu minum.

2. Influenza

Cuci 15 gr daun gendola segar lalu rebus dengan 2 gelas airhingga tersisa 1 gelas. Saring setelah dingin, tambahkan sedikit garam dan aduk sampai larut lalu minum.

3. Sembelit

Masak daun gendola segar lalu makan.

4. Kencing sedikit dan sakit (anyang-anyangan)

Cuci bersih 70 gr daun gendola segar lalu rebus dengan air secukupnya. Minum setelah dingin.

5. Berak darah

25 gr tanaman gendola, 35 gr kapulaga, dan seekor ayam betina tua yang telah dibuang kepala, kaki, dan jeroannya, dimasak dengan air secukupnya.

6. Dada terasa panas dan sesak

Rebus 70 gr tanaman gendola segar dengan air secukupnya sampai kental. Campur dengan arak lalu minum.

Selain enam penyakit di atas, tanaman gendola juga bisa digunakan untuk mengobati disentri, radang kandung kencing, borok, bisul, dan abses. Bunganya dapat digunakan untuk mengobati campak (measles), cacar air (varicella), dan puting susu pecah-pecah. Akarnya bisa digunakan untuk mengobati pegal linu dan rematik, dan buahnya bisa digunakan untuk mengobati radang selaput mata (conjungtivitis). Cara pemakaiannya adalah dengan merebus 15-30 gr tanaman gendola atau 30 gr akarnya untuk diminum.

kegunaan Utama tanaman Gandarusa bagi kesehatan



Gandarusa pada umumnya ditanam sebagai pasar hidup atau tumbuh liar di hutan, tanggul sungau atau dipelihara sebagai tanaman obat, dan tumbuh berupa semak. Di wilayah Jawa tanaman ini tumbuh pada ketinggian 1-500 m dpl. Tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 2 m, percabangannya banyak dimulai dari dekat pangkal batang. Cabang-cabang yang masih muda berwarna ungu gelap dan bila sudah tua warnanya menjadi coklat mengkilat. Daunnya berwarna hijau gelap dan letaknya berhadapan, berupa daun tunggal berbentuk lanset dengan panjang 5-20 cm dan lebar 1-3,5 cm, tepinya rata dengan ujung daun meruncing dan pangkal berbentuk biji bertangaki pendek (5-7,5 mm). Bunganya kecil berwarna putih atau dadu yang tersusun dalam rangkaian berupa malai atau bulir yang menguncup, berambut menyebar dan keluar dari ketiak daun atau ujung tangkai. Buahnya berbentuk bulat panjang. Selain gandarysa berbatang hitam, ada juga yang berbatang hijau namun tidak lebih populer dari yang berbatang hitam.



Tanaman ini juga biasa disebut besi-besi (Aceh); gandarusa (Melayu); handarusa (Sunda); gandarusa, tetean atau trus (Jawa); ghandharusa (Madura); gandarisa (Bina); dan puli (Maluku). Memiliki rasa pedas, sedikit masam, dan bersifat netral. Mengandung justicin, minyak atsiri, kalium, dan alkaloid yang agak beracun.



Berikut beberapa penyakit yang bisa diobati menggunakan gandarusa:

1. Patah tulang dan bisul

Lumatkan daun gandarusa segar atau haluskan daun gandarusa kering lalu aduk dengan arak dan cuka secukupnya. Gunakan untuk mengompres. Dengan catatan tulang yang patah sudah dalam posisi yang benar dan terfiksasi.

2. Memar, keseleo, dan reumatik

Rebus 15-30 gr daun gandarusa kering atau 30-60 gr daun gandarusa segar lalu minum airnya.

3. Memar

Oleskan minyak pada daun gandarusa lalu layukan di atas api. Tempelkan pada tempat yang sakit.

4. Borok dan koreng

Lumatkan daun gandarusa segar lalu tempelkan pada tempat yang sakit atau rebus lalu gunakan airnya untuk mencuci bagian yang sakit.

5. Melancarkan peredaran darah

Rebus 15-30 gr daun gandarusa lalu minum airnya atau tumbuk lalu peras dan minum airnya.

Selain itu kulit pohon gandarusa bisa digunakan untuk merangsang muntah dan daunnya bisa digunakan untuk membunuh serangga.



CATATAN: di India dan Asia Tenggara digunakan sebagai penurun panas, merangsang muntah, anti reumatik, mengobati sakit kepala, kelumpuhan otot wajah, eczema, sakit mata dan teling.

PERHATIAN: Wanita hamil dilarang memakai tanaman ini.

kegunaan Utama tanaman Ginje bagi kesehatan



AMILIA: Apocynaceae



SINONIM:

▪ Thevetia neriifolia juss. ex. Steud.

▪ Cerbera peruviana Pers.

▪ C. thevetia Lin.



NAMA DAERAH: ginje, ki hujan (Sunda)



URAIAN TANAMAN:

Perdu atau pohon kecil yang banyak bercabang, tegak, tinggi 2-5 m, mengandung getah berwarna putih yang sangat beracun. Tanaman yang mempunyai nama asing Yellow Oleander ini berasal dari Amerika tropis dan dipelihara sebagai tanaman hias di taman-taman atau di pinggir jalan. Termasuk tanaman beracun karena mengandung glikosida jantung dan mempunyai efek seperti digitalis (obat penguat jantung). Menurut kepustakaan, di pulau Oahu mempunyai frekuensi yang tinggi sebagai penyebab keracunan yang serius pada manusia.

Batangnya bulat, berwarna hijau keabu-abuan dengan tonjolan-tonjolan bekas ranting dan daun yang telah gugur. Baunya tidak enak, digunakan untuk menuba ikan.

Daunnya berbentuk garis lanset, bertangkai sangat pendek dengan ujung runcing dan pangkal agak membengkok, permukaan atas berwarna hijau dan bagian bawahnya berwarna lebih muda. Daun agak mengkilat dengan ibu tulang daun menonjol, panjang daun 8-15 cm dengan lebar 0,6-1,8 cm, berkumpul terutama di ujung ranting. Ada yang mengisap daunnya sebagai tembakau rokok. Bunganya seperti terompet di ujung ranting atau berhadapan daun, dalam karangan bunga yang mekar tidak berbarengan, warnanya kuning. Buahnya buah batu berbentuk segitiga lebar, berwarna hijau mengkilat dan bila telah masak berwarna hitam, bergetah dengan diameter sekitar 5 cm. Bijinya satu, besar, berwarna abu-abu. Tanaman ini didatangkan ke Indonesia dari India Barat.



SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS:

Rasa pedas, pahit, hangat, dan sangat beracun. Menguatkan jantung, peluruh kemih, menghilangkan bengkak, dan obat cacing.



KANDUNGAN KIMIA:

Buah: thevetin A, thevetin B, peruvoside, neriifoline, ruvoside (theveneriine), perussitin, cerberin.

Biji: thevetin A, cerberoside, thevebioside, neriifolin, cerberin, thevefolin, ruvoside, theveneriine, peruvoside, theveside, theviridoside, vertiaflavone, peruvoside 2-monoa-cetate.

Kulit: peruvoside, neriifolin, lupeol acetate, theviridoside.

Cabang muda dan daun: L – (+)– bornesitol.

Akar: neriifolin, thevelene, neriperside.



BAGIAN YANG DIPAKAI: daun, biji, kulit batang, tangkai, dan akar. Biji diambil bila buah telah masak dan dikeringkan dengan sinar matahari.



KEGUNAAN:

□ Gagal jantung dengan berbagai manifestasinya seperti Paroxymal Supraventricular Tachycardia (gejalanya berdebar). Atrial fibrillation (serambi jantung hanya bergetar karena cepatnya denyut jantung).

□ Membunuh serangga seperti lalat dan belatung.

□ Radang di pinggir kuku (cantengan)

□ Penurun panas



CARA PEMAKAIAN:

▪ Tanaman ini beracun, tidak dianjurkan untuk pemakaian dalam (minum) dari bahan segar maupun dikeringkan karena bahaya kelebihan dosis. Hanya dianjurkan untuk pemakaian luar.

Untuk pemakaian dalam (minum) sudah dibuah ekstrak menjadi bentuk tablet atau suntikan yang berisi bahan aktif neriperside. Digunakan pada penyakit gagal jantung yang penyebabnya darah tinggi dan penyakit jantung koroner, radang paru pada anak dengan kelemahan jantung, melambatkan denyut jantung pada Paroxymal Supraventricular Tachycardia dan Paroxymal Atrial fibrillation.

▪ Paronychia: daun segar dilumatkan, diaduk dengan madu, dibubuhkan pada tempat yang sakit. Diganti 2-3 kali sehari.



GEJALA KERACUNAN:

Gangguan sistem pencernaan dan sistem syaraf seperti mual, muntah, tidak nafsu makan, nyeri lambung, mencret, air liur berlebihan, lesu, nafas pendek, sakit kepala (pening), nadi tidak teratur, pupil melebar, jari-jari dingin, coma, denyut jantung berhenti, dan meninggal.



CARA PENANGANAN KERACUNAN:

Merangsang muntah, cuci lambung, mengkonsumsi obat murus, mengkonsumsi putih telur, mengkonsumsi vitamin C, minum teh kental dalam jumlah banyak, dan cara-cara pertolongan darurat lainnya.



Catatan: hati-hati untuk minum

kegunaan Utama tanaman Eceng Gondok bagi kesehatan



Eceng gondok termasuk dalam Familia Pontederiaceae dan mempunyai sinonim E. speciosa Kunth. Eceng gondok merupakan terna air atau rawa tahunan yang tumbuh mengapung di air dan berakar pada bagian dasarnya.



Tanaman ini mempunyai tinggi 20 – 60 cm dan mengeluarkan tunas merayap yang keluar dari ketiak daun yang akan menjadi tumbuhan baru. Eceng gondok diimport oleh Kebun Raya dari Brazilia pada tahun 1894 sebagai tanaman hias yang dapat tumbuh dari ketinggian 1 – 1600 m di atas permukaan air laut. Karena pembiakkan vegetatif eceng gondok terjadi sangat cepat, maka tumbuhan ini menjadi gulma dan bukan tanaman hias.



Daun eceng gondok tersusun dalam roset akar, tumbuh tegak, dan berbentuk bulat telur lebar yang bertepi rata dan panjangnya 7 – 25 cm dengan warna hijau mengkilap. Tangkai daun dewasanya panjang, sedangkan daun yang muda pendek dan menggelembung.



Letak bunganya duduk dan terdiri dari 6 – 12 kuntum bunga yang berkumpul dalam bulir dengan panjang 13 – 30 cm dan berwarna ungu. Buahnya berbiji banyak dan berbentuk bulat persegi panjang.



Eceng gondok biasanya digunakan untuk makanan ternak atau dibuat pupuk.



Seluruh bagian eceng gondok mengandung SiO2, calsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (Na), chloride (Cl), copper (Co), mangan (Mn), dan ferrum (Fe). Bagian akarnya mengandung sulfate dan fosfat. Bagian daunnya mengandung carotene dan bagian bunganya mengandung delphinidin-3-diglucoside.



Seluruh bagian tanaman ini atau akarnya dapat digunakan sebagai tanaman obat yang berfungsi meredakan panas dan menghilangkan lembab serta racun. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan eceng gondok antara lain :



-Tenggorokan terasa panas



-Kencing tidak lancar



-Biduran (urtika)



-Bisul, abses



Pengobatan menggunakan eceng gondok untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 15 – 30 gr tanaman kemudian menggunakan air rebusan untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara melumatkan eceng gondok kemudian menempelkannya ke tempat yang sakit.



Cara pengobatan menggunakan tanaman ini untuk beberapa jenis penyakit dapat dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut ini :



-Kencing tidak lancar, biduran : merebus batang segar kemudian menggunakan air rebusan untuk diminum.



-Bisul, abses : melumatkan daun atau akar segar kemudian menambahkan garam secukupnya lalu menempelkannya ke tempat yang sakit.