Senin, 23 Februari 2015
Khasiat Utama tanaman Mamang Besar bagi kesehatan
Mamang Besar | Cleome spinosa L.
Mamang besar termasuk dalam Familia Capparidaceae dengan nama sinonim Gynandropsis speciosa (H.B.K) DC. Tanaman ini dapat ditemukan tumbuh liar atau ditanam di pekarangan untuk elemen pengisi kekosongan di tepi taman, kadang dibudidayakan sebagai bunga potong. Mamang besar merupakan tanaman asli Amerika tropis, banyak ditemukan tumbuh di dataran rendah sampai 1400 m di atas permukaan air laut, tumbuh pada tempat terbuka yang terkena sinar matahari dengan temperature udara yang sedang.
Mamang besar merupakan herba tahunan yang tumbuh tegak dengan tinggi 60-160 cm, sering bercabang, gundul atau berambut tidak rapat serta berbau keras.
Daunnya bertangkai dan terletak berseling. Daunnya berupa daun majemuk menjari beranak daun 3-5. Anak daun letaknya duduk, berbentuk lanset, ujung runcing, tepi rata, dan bertulang daun menyiri serta berwarna hijau. Anak daun yang di tengah ukurannya lebih besar.
Bunganya berupa bunga majemuk yang keluar dari ujung tangkai dalam rangkaian berupa tandan. Tiap kuntum bunga terdiri dari 4 kelopak bunga yang menggulung dengan benangsari panjang menjuntai, menyerupai laba-laba. Bunganya berwarna ungu atau putih.
Buahnya berupa buah kotak dengan tangkai yang panjang, dengan panjang 7-11 cm serta berwarna hijau. Bijinya banyak dan halus.
Tanaman ini dikembangbiakkan dengan biji atau stek.
Mamang besar mempunyai sifat kimiawi pedas, manis, dan hangat yang berfungsi melancarkan peredaran darah, melemaskan otot yang tegang.
Seluruh tanaman ini dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan tanaman ini, antara lain :
-Rematik
-Luka terpukul (memar)
Pengobatan menggunakan tanaman ini untuk pemakaian luar dilakukan dengan cara mencuci seluruh tanaman secukupnya lalu digiling halus untuk dipakai di tempat yang sakit, apabila perlu dibalut. Dapat juga dengan mencuci bersih seluruh tanaman lalu direbus. Air rebusannya hangat-hangat dipakai untuk merendam bagian tubuh yang sakit.
Khasiat Utama tanaman Nona Makan SIrih bagi kesehatan
Nona Makan SIrih | Clerodendrum thomsonae Balf.f.
Nona makan sirih termasuk dalam Familia Verbenaceae. Tanaman ini biasa ditanam sebagi tanaman hias di halaman atau di taman-taman, dan dapat ditemukan sampai ketinggian 1000 m di atas permukaan air laut. Nona makan sirih berasal dari Afrika tropis. Tanaman ini dapat ditanam di pot atau di tanah, menyukai lokasi yang sedikit terlindung atau terkena matahari penuh untuk berbunga bagus.
Tanaman ini merupakan perdu memanjat atau merambat dengan tinggi 2-5 m. Nona makan sirih mempunyai ranting muda yang berbentuk persegi empat.
Daunnya berupa daun tunggal, bertangkai, berbentuk bulat telur memanjang, dengan ujung daun runcing dan tepi daun rata.
Bunganya keluar dari ujung ranting atau ketiak daun, dalam rangkaian yang bersifat rasemos, serta berwarna merah dan berseludang putih kekuningan.
Buahnya berbentuk bulat, berwarna hijau dengan 2-4 biji yang apabila masak berwarna coklat hitam.
Tanaman ini dikembangbiakkan dengan biji, stek, atau pemecahan akar.
Nona makan sirih berfungsi membersihkan panas dan racun (toksin).
Daun tanaman ini dapat dipakai untuk mengobati penyakit radang kronis selaput gendang telinga (typanitis kronis) pada anak-anak.
Pengobatan menggunakan tanaman ini digunakan untuk pemakaian dalam yaitu dengan cara merebus 5-10 gr daun kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum.
Khasiat Utama tanaman Pohon Merah bagi kesehatan
Pohon Merah | Euphorbia pulcherrima Willd. et Klotzsch.
Pohon merah termasuk dalam Familia Euphorbiaceae dengan nama sinonim Poinsettia pulcherrima R.Grah. Tanaman ini merupakan tanaman hias yang berasal dari Meksiko, dan dapat ditemukan dari 1 – 1400 m di atas permukaan air laut, tetapi untuk mendapatkan warna daun yang cerah lebih cocok bila ditanam pada ketinggian sekitar 600 m di atas permukaan air laut.
Pohon merah merupakan perdu tegak dengan tinggi 1,5 – 4 cm, berkayu, bercabang, dan bergetah seperti susu.
Daunnya berupa daun tunggal, bertangkai, terletak tersebar, berbentuk bulat telur sampai elips memanjang yang terbesar kerapkali dengan 2-4 lekukan. Ujung dan pangkal daun runcing, serta pertulangan daun menyirip. Panjang daun 7-15 cm dan lebarnya 2,5-6 cm. bagian bawah daun berambut halus dengan tangkai daun muda berwarna merah yang berwarna hijau setelah tua.
Bunganya berupa bunga majemuk berbentuk cawan dalam susunan yang khas disebut cyathium dan keluar di ujung percabangan. Tiap cyathium berhadapan dengan daun pelindung yang besar, berbentuk lanset, serta berwarna merah dan kadang-kadang kuning. Cyathium mempunyai tinggi 1 cm, berwarna hijau dengan taju merah dan 1 kelenjar besar, pada sisi perut berwarna kuning orange. Tangkai sari berwarna merah orange.
Buahnya berupa buah kotak dengan panjang 1,5 cm, berwarn hijau saat masih muda dan apabila tua berwarna coklat. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna coklat.
Pohon merah mempunyai banyak varietas yang berasal dari Eropa, yang merupaka hasil pemuliaan. Tanamannnya lebih pendek, daunnya lebih lebar dengan warna daun pelindung bermacam-macam, seperti merah, putih, atau merah muda.
Pohon merah mempunyai sifat kimiawi dengan rasa pahi, sepat, sejuk, dan sedikit beracun yang berfungsi sebagai perangsang muntah, melancarkan pengeluaran air susu ibu (galaktagog).
Daun tanaman ini mengandung alkaloid, saponin, lemak, dan amylodextrin. Batang tanaman ini mengandung seponin, sulfur, lemak, amylodextrin, asam format, dan kanji.
Daun, bunga, dan seluruh bagian tanaman ini dapat digunaka untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan tanaman ini, antara lain :
-Infeksi kulit, erysipelas
-Melancarkan haid
-Air susu ibu sedikit
-Tulang patah
-Bengkak karena terpukul
-Luka bakar
Pengobatan menggunakan tanaman ini untuk pemakaian dalam dilakukan dengan cara merebus 10-15 gr lalu menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan, untuk pemakaian luar dilakukan dengan cara menumbuk herba secukupnya kemudian ditempelkan ke bagian yang sakit.
Cara pengobatan untuk beberapa penyakit dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut :
-Radang kulit, erysipelas : mencuci bersih daun secukupnya lalu ditumbuk sampai halus dan dibalurkan ke bagian yang sakit.
-Melancarkan ASI : mencuci 10 gr bunga kemudian direbus dan menggunakan air rebusannya untuk diminum.
Khasiat Utama tanaman Poslen bagi kesehatan
Poslen | Talinum triangulare (Jacq.) Willd.
Poslen termasuk dalam Familia Portulacaceae dengan nama sinonim T. racemosum Rohrbach. Tanaman ini banyak ditemukan sebagai gulma di daerah tropika atau dibudidayakan sebagai tanaman sayur atau tanaman obat. Poslen merupakan tanaman asli Amerika tropis yang didatangkan pada tahun 1915 ke Jawa dari Suriname dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1000 m di atas permukaan air laut.
Poslen merupakan terna menahun yang tumbuh tegak atau pangkalnya berbaring dengan tinggi 35-60 cm dengan akar yang menggelembung seperti wortel.
Batangnya lunak, banyak bercabang, bagian pangkal berwarna coklat kemerahan, sedangkan berwarna muda berwarna hijau.
Daunnya bertangkai pendek yang terletak tersebar dengan panjang 3-13 cm dan lebar 1,5-5 cm serta berbentuk telur sungsang. Ujung daun tumpul, pangkal daun runcing, serta tepi daun rata dengan warna daun hijau.
Bunganya berupa bunga majemuk yang berkumpul dalam malai , keluar dari ujung tangkai. Bunganya mekar siang hari, dengan 5 daun mahkota yang berwarna ungu kemerah-merahan.
Buahnya berbentuk bulat memanjang yang berwarna hijau kekuningan yang bergaris merah serta berisi banyak biji.
Daun dan batang muda dapat dimakan sebagai lalab atau disayur.
Tanaman ini dikembangbiakkan dengan biji atau stek batang yang tua.
Poslen berfungsi sebagai peluruh kencig dan menghilangkan pembengkakan.
Umbi tanaman ini dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan tanaman ini, antara lain :
-Bisul
-Bengkak
Pengobatan menggunakan tanaman ini untuk pemakaian dalam dilakukan dengan cara merebus 9-15 gr umbi lalu menggunakan air rebusannya untuk diminum.
Khasiat Utama tanaman Mondokaki bagi kesehatan
Mondokaki | Ervatamia divaricata (L.) Burk.
Mondokaki termasuk dalam Familia Apocynaceae. Tanaman ini biasanya ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan dan di taman-taman. Mondokaki berasal dari India, tersebar di kawasan Asia Tenggara serta kawasan Asia tropic lainnya, dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 d atas permukaan air laut.
Tanaman ini merupakan perdu tegak yang banyak bercabang dengan tinggi 0,5 – 3 m, batangnya bulat berkayu serta mengandung getah seperti susu.
Daunnya berupa daun tunggal, tebal seperti kulit yang letaknya berhadapan dan bertangkai pendek. Helaian daunnya berbentuk bulat telur memanjang atau jorong, ujung dan pangkal daun runcing, serta tepi daun rata. Permukaan atas daun licin mengkilap, tulang daun menyirip, serta daunnya berwarna hijau. Panjang daun 6-15 cm dan lebarnya 2-4 cm.
Tangkai bunga keluar dari ketiak daun, 1 atau sepasang, pendek dengan beberapa bunga. Bunganya biasanya double, berwarna putih dengan bagian tengah berwarna kuning, berbau harum dan mempunyai diameter 5 cm.
Buahnya berupa buah kotak, berbentuk bulat panjang, dan berbulu. Bijinya berdaging, berselaput, dan berwarna merah.
Tanaman ini mempunyai akar tunggang, berbentuk silindrik dengan diameter 1-5 cm, berwarna kuning yang permukaan luar bergabus tipis dan tidak mudah terkelupas.
Mondokaki dikembangbiakkan dengan stek atau cangkok.
Tanaman ini mempunyai sifat kimiawi dengan rasa asam dan sejuk yang berfungsi membersihkan panas dan racun (toksik), menghilangkan sakit (analgetik), menurunkan tekanan darah, peluruh dahak, dan obat cacing (athelmintik).
Kulit batang dan akar mengandung tabernaemontanin, koronarin, koronandin, dregamin, vobasin, korin, kortin, lupeol, dan tannin.
Akar, daun, bunga, dan kulit batang tanaman ini dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan tanaman ini, antara lain :
Daun :
-Bisul
-Batuh berdahak
-Radang kelenjar payudara
-Digigit anjing gila
-Takanan darah tinggi
-Terkilir
Getah daun :
-Radang mata, kekeruhan kornea
-Mencegah timbul radang pada luka
Akar :
-Tenggorok bengkak dan sakit, batuk
-Tulang patah (fraktur), sakit gigi
-Cacing kremi
-Diare
-Gigitan binatang berbisa seperti kalajengking
Pengobatan menggunakan tanaman ini untuk pemakaian dalam dilakukan dengan cara merebus 15-25 gr herba kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan, untuk pemakaian luar dilakukan dengan cara melumatkan daun secukupnya lalu dipakai untuk menurapkan radang kulit, radang payudara, luka, dan bisul.
Cara pengobatan menggunakan mondokaki untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut :
-Diare : mencuci 10-15 gr akar lalu dipotong tipis-tipis dan direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, dan diminum sedkit-sedikit.
-Sakit Gigi : mencuci bersih akar secukupnya lalu dikunyah dengan gigi yang sakit.
-Sakit mata, radang kulit dan luka : mencuci bersih daun secukupnya lalu dibilas dengan air matang dan ditumbuk sampai halus. Air perasannya dapat menyejukkan bila diteteskan pada mata yang sakit atau dioleskan pada radang kulit dan luka.
–Cacing kremi : mencuci 4 jari akar mondokaki lalu dipotong-potong seperlunya dan direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring dan dibagi untuk 2 x minum. Habiskan dalam sehari.
-Trachoma (radang mata kronis) : mencuci dan memotong-motong ¾ jari akar mondokaki, 1/3 genggam daun saga, daun sena dan daun tempuh wiyang masing-masing ¼ genggam, ½ jari kayu secang, ¾ jari kulit mesoyi, ¾ jari kulit kayu seriawan lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 ½ gelas. Setelah dingin disaring, dan airnya digunakan untuk merambang mata yang sakit. Lakukan 3 x sehari.
-Batuk : mencuci bersih 12 lembar daun lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring, dan ditambahkan air gula seperlunya. Bagi untuk 3 x minum, habiskan dalam sehari.
-Radang payudara : mencuci 20 lembar daun mondokaki lalu ditumbuk sampai halus dan diremas dengan 2 sendok makan air garam. Ramuan ini dipakai untuk menurap payudara yang sakit lalu dibebat. Lakukan 2 x sehari.
-Radang kulit bernanah : mencuci bersih bunga segar secukupnya lalu ditumbuk sampai halus dan ditambahkan sedikit minyak kelapa kemudian diaduk sampai merata. Ramuan ini dipakai untuk menurap kulit yang meradang.
Khasiat Utama tanaman Patah Tulang bagi kesehatan
Patah Tulang | Euphorbia tirucalli L.
Patah tulang termasuk dalam Familia Euphorbiaceae. Tanaman ini berasal dari Afrika tropis dan menyukai tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung. Di Indonesia ditanam sebagai tanaman pagar, tanaman hias di pot, atau tumbuh liar dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 600 m di atas permukaan ar laut.
Patah tulang merupakan perdu yang tumbuh tegak dengan tinggi 2-6 m, pangkal berkayu, banyak bercabang, serta bergetah seperti susu yang beracun. Tangkainya setelah tumbuh sekitar 1 jengkal akan segera bercabang dua yang letaknya melintang, demikian seterusnya sehingga tampak seperti percabangan yang terpatah-patah.
Patah tulang mempunyai ranting bulat silindris berbentuk pensil, beralur halus membujur, dan berwarna hijau.
Daunnya jarang, terdapat pada ujung ranting yang masih muda, berbentuk lanset kecil-kecil dengan panjang 7-25 mm dan cepat rontok.
Bunganya terdapat di ujung batang, berupa bunga majemuk yang terusun seperti mangkok dan berwarna kuning kehijauan. Buahnya apabila sudah masak akan pecah dan melemparkan biji-bijinya.
Selain digunakan sebagai tanaman obat, cabang dan ranting yang telah dikeringkan bila dibakar dapat mengusir nyamuk. Getahnya digunakan untuk meracun ikan sehingga mudah ditangkap, tetapi berbahaya bila mengenai mata karena dapat menyebabkan buta. Di Jawa tanaman ini jarang berbunga.
Tanaman ini dikembangbiakkan dengan stek batang.
Getah patah tulang mengandung senyawaan euphorbone, taraksasterol, alpha-laktucerol, euphol, senyawaan damar yang menyebabkan rasa tajam ataupun kerusakan pada selaput lender, kautschuk (zat karet), dan zat pahit.
Akar, batang, kayu, ranting, dan getah tanaman ini dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan tanaman ini, antara lain :
Akar dan ranting :
-Sakit lambung
-Rematik/ tulang sakit
-Sifilis
-Wasir
-Tukak rongga hidung
-Nyeri syaraf
Batang kayu :
-Penyakit kulit
-Kusta
-Kaki dan tangan baal
Pemakaian luar :
-Penyakit gatal, kudis, bisul
-Tahi lalat membesar dan gatal
-Herpes zooster, penyakit kulit menahun
-Frambusia
-Sakit gigi
-Radang telinga, rematik, keselo/terkilir
-Kapalan/ penebalan kulit (calvus), kutil
-Tulang patah (fraktur)
-Tertusuk duri, pecahan kaca, tulang ikan, dsb.
Pengobatan menggunakan tanaman ini untuk pemakaian dalam dilakukan dengan cara menumbuk akar dan ranting kering menjadi bubuk lalu dicampur dengan lontong beras sampai merata dan dibuat pil kecil-kecil sebesar telur cecak dan dijemur. Dimakan apabila perlu. Sedangkan untuk pemakaian luar dilakukan dengan cara menumbuk herba sampai halus kemudian diturapkan ke bagian yang sakit, seperti bisul, kurap, keseleo, patah tulang, luka. Atau dengan caar menumbuk herba sampai halus lalu dicampur dengan susu untuk penyakit gatal-gatal, penyakit kulit, kurap, tumor, kutil, dan calvus.
Cara pengobatan untuk beberapa penyakit dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut :
-Kulit tertusuk duri, pecahan kaca, dsb : mengoleskan bagian tubuh yang kulitnya tertusuk duri atau pecahan kaca dengan getah patah tulang. Getah tersebut akan mengeluarkan sendiri duri-duri dari kulit.
-Kapalan (calvus), kutil : mencuci bersih ½ kg dahan dan ranting patah tulang kemudian direbus dengan 4 liter air sampai tersisa 2 liter. Bagian tubuh yang kulitnya menebal atau ada kutilnya direndam dengan air rebusan tersebut sewaktu hangat selama ½ jam. Setelah dikeringkan, oleskan param yang dibuat dari trusi yang telah ditumbuk halus dan dicampur dengan putih telur kemudian dibalut.
-Tulang patah (fraktur) :
Kulit di atas tulang yang patah digosok dengan getah patah tulang.
Kulit luar dahan patah tulang digiling haluslalu ditempelkan di atas tulang yang patah kemudian dibalut.
Mencuci ¾ genggam tangkai dan daun patah tulang serta 1 genggam daun srigi kemudian digiling sampai halus dan diremas dengan 4 sendok makan air garam lalu dihangatkan sebentar. Setelah itu, dipakai untuk menurap bagian tubuh yang patah, lalu dibalut dengan daun bakung/ kulit randu. Diganti 2 hari sekali.
-Frambusia : mencuci ½ genggam patah tulang dan ½ kepalan tangan gadung cina lalu ditumbuk sampai halus dan diaduk merata dengan 1 sendok makan getah buah gondang dan 2 sendok makan getah buah papaya muda. Ramuan ini dipakai untuk melumas dan menurap kulit yang sakit. Lakukan 2 hari sekali.
-Tahi lalat yang membesar dan gatal : tahi lalat digosok dengan air jeruk nipis lalu dengan kapas tahi lalat tersebut dilumaskan getah patah tulang. Lakukan beberapa kali sehari, bila sudah kering diulang. Hati-hati jangan sampai kena mata.
-Sakit gigi : melumaskan beberapa tetes getah patah tulang dengan kapas yang bersih pada gigi yang sakit atau berlubang. Lakukan 1-2 kali sehari, hati-hati jangan sampai mengenai gigi yang sehat.
Catatan :
Getah berbahaya bagi mata, dapat menyebabkan buta. Bila getah masuk ke dalam mata, segera dibials dengan air kelapa/ santan.
Khasiat Utama tanaman Pinang bagi kesehatan
Pinang | Areca catechu L.
Pinang termasuk dalam Familia Arecaceae (Palmae) dengan nama sinonim A. hortensis Lour. Tanaman ini umumnya ditanam di pekarangan, di taman-taman, atau dibudidayakan, kadang tumbuh liar di tepi sungai dan tempat-tempat lain serta dapat ditemukan dari 1 – 1400 m di atas permukaan air laut.
Pohon pinang berbatang langsing, tumbuh tegak dengan tinggi 10 – 30 m dan mempunyai diameter 15 – 20 cm, serta tidak bercabang dengan bekas daun yang lepas.
Daunnya berupa daun majemuk menyirip yang tumbuh berkumpul di ujung batang membentuk roset batang. Pelepah daun berbentuk tabung yang panjangnya 80 cm dan bertangkai daun pendek. Panjang helaian daunnya 1 – 1,8 m, sedangkan anak daunnya mempunyai panjang 85 cm dn lebar 5 cm, dengan ujung daun sobek dan bergerigi.
Tongkol bunga dengan seludang panjang yang mudah rontok, keluar dari bawah roset daun yang mempunyai panjang sekitar 75 cm, dengan tangkai pendek bercabang rangkap. Ada 1 bunga betina pada pangkal yang di atasnya banyak bunga jantan tersusun dalam 2 baris yang tertancap dalam alur. Panjang bunga jantan sekitar 4 mm, berwarna putih kuning dan terdiri dari 6 benangsari. Panjang bunga betina sekitar 1,5 cm, berwarna hijau dengan bakal buah beruang satu.
Buahnya berupa buah buni, berbentuk telur sungsang memanjang yang panjangnya 3,5 – 7 cm dengan dinding buah berserabut dan apabila masak berwarna merah orange.
Bijinya satu, bentuknya seperti kerucut pendek dengan ujung membulat dan pangkal agak datar dengan suatu lekukan dangkal serta mempunyai panjang 15 – 30 mm. permukaan luar berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk menyerupai jala dengan warna yang lebih muda.
Umbutnya dimakan sebagai lalab atau acar, sedangkan buahnya merupakan salah satu ramuan untuk makan sirih, dan merupakan tanaman penghasil zat samak. Pelepah daun yang bahasa Sundanya disebut upih, digunakan untuk pembungkus makanan, bahan campuran untuk pembuatan topi, dsb.
Pohon pinang dikembangbiakkan dengan biji.
Biji pinang mempunyai rasa pahit, pedas, dan hangat yang berfungsi sebagai obat cacing (anthelmintic), peluruh kentut (antiflatulent), peluruh kencing, peluruh haid, peluruh dahak, memperbaiki pencernaan, pengelat (astringen), dan pencahar (laksan).
Sabut pinang mempunyai rasa hangat dan pahit yang berfungsi sebagai peluruh kencing, pencahar, dan melancarkan sirkulasi tenaga. Daun pinang berfungsi sebagai penahan napsu makan.
Biji pinang mengandung 0,3 – 0,6 % alkaloid, seperti Arekolin, arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine, dan isoguvasine. Selain itu juga mengandung red tannin 15 %, lemak 14% (palmitic, oleic, steraic, caproic, lauric, caprylic, myristic acid), kanji, dan resin. Biji segar mengandung kira-kira 50 % lebih banyak alkaloid dibandingkan dengan biji yang telah diproses. Arekolin berfungsi sebagai obat cacing dan berkhasiat sebagai penenang.
Biji, daun, dan sabut pinang dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan tanaman ini, antara lain :
Biji (Binglang) :
-Cacingan : taeniasis, fasciolopsiasis
-Perut kembung akibat gangguan pencernaan
-Bengkak karena retensi cairan (edema)
-Rasa penuh di dada
-Luka
-Batuk berdahak
-Diare
-Terlambat haid
-Keputihan
-Beri-beri, edema
-Malaria
-Memperkecil pupil mata (miosis) pada glaucoma
Daun :
-Tidak napsu makan
-Sakit pinggang (lumbago)
Sabut :
-Gangguan pencernaan (dyspepsia)
-Sembelit
-Edema, beri-beri
Pengobatan menggunakan tanaman ini untuk pemakaian dalam dilakukan dengan cara merebus 5 – 10 gr biji kering atau 5 – 10 gr sabut, lalu menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian dalam dilakukan dengan merebus biji secukupnya lalu menggunakan air rebusan untuk mencuci luka dan infeksi kulit yang lainnya.
Cara pengobatan beberapa penyakit dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut :
-Cacingan : merebus 30 gr serbuk biji pinang dengan 2 gelas air, didihkan perlahan-lahan selama 1 jam. Setelah dingin disaring, minum sekaligus sebelum makan pagi.
-Luka : menumbuk biji sampai halus dan dibalurkan pada luka.
-Kudis : menggiling biji pinang sampai halus lalu ditambahkan sedikit air kapur sirih sampai menjadi adonan seperti bubur. Ramuan tersebut dipakai untuk mengoles bagian tubuh yang berkudis.
-Koreng : mencampur pinang, gambir, kapur sirih masing-masing sebesar telur cecak, tembakau sebesar ibu jari, dan 1 lembar daun sirih segar lalu digiling sampai halus dan lumurkan pada koreng yang telah dibersihkan.
-Disentri : mencuci buah pinang yang berwarna kuning muda lalu direndam dalam satu gelas air selama beberapa jam, kemudian air rendaman pinang diminum.
-Membersihkan dan memperkuat gigi dan gusi : mengiris tipis-tipis biji pinang lalu dikunyah setiap hari selama beberapa menit kemudian ampasnya dibuang.
-Sakit pinggang : mencuci bersih daun secukupnya lalu digiling sampai halus dan ditambahkan minyak kelapa secukupnya kemudian dipanaskan sebentar di atas api. Hangat-hangat dipakai untuk mengompres bagian pinggang yang sakit.
-Difteri : menggiling 1 butir biji pinang sampai halus lalu diseduh dengan ¾ cangkir air panas dan1 sendok makan madu. Setelah dingin, dipakai untuk berkumur-kumurdi tenggorokkan selama 2-3 menit lalu dibuang. Lakukan 3 x sehari.
Efek samping :
Senyawa alkaloid yang dikandung pada buah cukup berbahaya untuk system syaraf. Yang umum terjadi adalah mual dan muntah (20 – 30 %), sakit perut, pening, dan nervous. Untuk mengurangi kejadian muntah, minumlah rebusan obat setelah dingin. Efek samping yang jarang terjadi adalah luka pada lambung yang disertai muntah darah.
Tanda-tanda kelebihan dosis : banyak keluar air liur (salivation), muntah, mengantuk, dan seizure. Pengobatan : mencuci lambung dengan larutan Potassium permanganate dan injeksi atropine.
Untuk mengurangi efek racunnya, pemakaian biji pinang sebaiknya yang telah dikeringkan, atau lebih baik lagi bila biji pinang direbus dahulu sebelum diminum.
Kebiasaan mengunyah biji pinang dapat meningkatkan kejadian kanker mukosa pipi (buccal cancer).
Langganan:
Postingan (Atom)