Kamis, 12 Maret 2015

Khasiat Utama tanaman Teratai bagi kesehatan





Teratai | Nelumbium nelumbo Druce



Teratai termasuk dalam Familia Nymphaeceae. Tanaman ini merupakan tanaman air menahun yang indah dan merupakan tanaman asli dari daratan Asia. Teratai dibudidayakan dalam perairan dan kolam, kedang ditemukan tumbuh liar di rawa-rawa.



Teratai merupakan tanaman air yang tumbuh tegak dengan rimpang tebal yang bersisik dan tumbuh menjalar.



Daun dan bunga keluar langsung dari rimpangnya yang terikat pada lumpur di dasar kolam. Helaian daunnya lebar dan bulat yang disangga oleh tangkai yang panjang dan bulat dengan diameter 0,5 – 1 cm dan panjangnya 75-150 cm. Daunnya menyembul ke atas permukaan air dan menjulang tegak seperti perisai. Permukaan daun berlilin, berwarna putih kehijauan, bertepi daun rata, dan bagian tengah agak mencekung. Tulang daun tersebar dari pusat daun kea rah tepid an berdiameter 30-50 cm.



Bunganya harum dan tumbuh menjulang di atas permukaan air dengan tangkai bulat panjang dan kokoh yang panjangnya 75-200 cm. Diameter bunganya 15-25 cm, benangsarinya banyak dan kepala sari berwarna kuning. Mahkota bunganya lebar, ada yang engkel dan ada yang double dengan warna merah jambu, putih, dan kuning. Bunganya mekar sehari penuh dari pagi sampai sore hari. Setelah layu, mahkota bunga berguguran sampai akhirnya tersisa dasar bunga yang akan menjadi bakal buah, berbentuk seperti kerucut terbalik dengan permukaan datar semacam spons dan berlubang-lubang yang berisi 15-30 biji serta berwarna kuning kehijauan kemudian hijau dan akhirnya coklat hitam serta mempunyai garis tengah 6-11 cm.



Bijinya berbentuk bulat seperti kacang tanah dan terdapat dalam lubang-lubang buah yang berbentuk seperti sarang tawon. Biji yang sudah tua berwarna hijau kehitaman, umurnya kira-kira 1 bulan sejak bunganya mekar.



Daunnya biasa dipakai sebagai bahan pembungkus, rimpang muda dan bijinya bias dimakan.



Pemeluk agama Budha menganggap bunga ini sebagai lambang kesucian yang tercermin dalam berbagai lukisan dan patung yang menggambarkan Sang Budha sedang duduk bersemedi di atas bunga teratai.



Sifat kimiawi dan efek farmakologis masing-masing dari bagian tanaman teratai, antara lain :



-Biji : memelihara kondisi jantung, bermanfaat bagi ginjal dan menguatkan limpa.



-Tunas biji teratai : menghilangkan panas dalam di jantung, menurunkan panas, menghentikan perdarahan, dan menahan ejakulasi dini.



-Kulit biji teratai : menghentikan perdarahan, menghilangkan panas dalam di lambung, mengeluarkan panas dan lembab di usus.



-Benangsari (kumis bunga teratai) : menghilangkan panas dari jantung, menguatkan fungsi ginjal, menahan ejakulasi dini, dan menghentikan perdarahan.



-Penyangga bunga : membuyarkan darah beku, menghentikan perdarahan, dan menolak lembab.



-Batang teratai (tangkai daun, tangkai bunga) : menurunkan panas dan memperlancar kencing.



-Daun : membersihkan panas dan menghilangkan lembab, menaikkan yang jernih, dan menghentikan perdarahan,



-Dasar daun : menurunkan panas dan menghilangkan lembab, menormalkan menstruasi, dan menguatkan kehamilan.



-Rimpang : dimakan mentah berkhasiat menurunkan panas, mendinginkan darah yang panas, dan membuyarkan darah beku. Bila dimasak berkhasiat menguatkan limpa, menambah selera makan, penambah darah, membantu pertumbuhan otot, dan menyembuhkan diare.



-Akar : menghentikan perdarahan, membuyarkan darah beku, dan sebagai penenang.



-Tepung rimpang : menghentikan perdarahan, menambah darah, mengatur fungsi ginjal dan limpa.



Kandungan kimia yang terdapat pada masing-masing bagian teratai, yaitu :



-Bunga : quercetin, luteolin, isoquercetin, dan kaempferol



-Benangsari : quercetin, luteolin, isoquercetin, galuteolin, dan alkaloid.



-Penyangga bunga (receptacle) : protein, lemak, karbohidrat, carotene, asam nikotinat, vitamin B1, B2, C, dan sedikit mengandung nelumbine.



-Biji : kaya akan pati, juga mengandung raffinose, protein, lemak, karbohidrat, kalsium phosphor dan besi. Kulit biji teratai mengandung nuciferine, oxoushinsunine, N-norarmepavine.



-Tunas biji teratai : liensinine, isoliensinine, neferine, nuciferine, pronuciferine, lotusine, methylcorypalline, demethylcoclaurine, galuteolin, hyperin, dan rutin.



-Rimpang : pati, protein, asparagine, vitamin C. Selain itu juga mengandung catechol, d-gallocatechol, neochlorogenic acid, leucocyanidin, leucodelphinidin, peroxidase, dll.



-Akar : zat tannic dan asparagine.



-Daun : roemerine, nuciferine, nornuciferine, armepavine, pronuciferine, N-nornuciferine, D-N-methylcoclaurine, anonaine, liriodenine, quercetin, isoquercetin, nelumboside, citric acid, tartaric acid, malic acid, gluconic acid, oxalic acid, succinic acid, zat tannic, dll.



-Dasar daun teratai : roemerine, nuciferine, dan nornuciferine.



-Tangkai daun : roemerine, nuciferine, dan zat tannic.



Oxoushinsunine yang terdapat pada kulit biji teratai berkhasiat menekan perkembangan kanker hidung dan tenggorokan, sedangkan biji dan tangkai teratai berkhasiat sebagai anti hipertensi.



Seluruh bagian teratai : rimpang, daun dan tangkai, bunga dan benangsari, biji dan penyangga bunga yang seperti sarang tawon/ spons (receptacle), serta tunas biji dapat digunakan untuk pengobatan  baik pemakaian segar maupun yang telah dikeringkan.



Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan bagian-bagian teratai, yaitu :



Biji :



-Gangguan penyerapan makanan (malababsorbtion)



-Diare karena badan lemah, radang usus kronis (enteritis kronis)



-DIsentri



-Muntah-muntah



-Keputihan, perdarahan pada wanita



-Mimpi basah (spermatorrhea)



-Susah tidur, banyak mimpi



-Kencing terasa sakit dan keruh



-Lesu tidak bersemangat (neurasthenia)



-Kanker nasopharynx



Tunas biji teratai :



-Demam, rasa haus



-Jantung berdebar, gelisah



-Muntah darah



-Ejakulasi dini



-Mata merah dan bengkak



-Susah tidur (insomnia)



-Darah tinggi (hipertensi)



Benang sari :



-Keluar sperma malam hari



-Keputihan (leucorrhea)



-Perdarahan seperti muntah darah, disentri



-Sering kencing



-Tidak dapat menahan kencing (enuresis)



Reseptacle :



-Perdarahan kandungan yang berlebihan



-Darah haid berlebihan



-Perdarahan sewaktu hamil



-Keluar cairan (lochia) yang berlebihan setelah melahirkan



-Sakit perut bawah akibat sumbatan darah



-Berak darah, kencing darah



-Wasir, koreng basah



Rimpang :



-Demam, rasa haus



-Batuk darah, muntah darah, mimisan



-Berak darah, kencing darah



-Tekanan darah tinggi



-Sakit jantung



-Gangguan jantung



-Anemia (kurang darah)



-Gangguan pada mati haid (menopause)



-Neurosis



Akar :



-Muntah darah, mimisan



-Kencing panas dan merah



-Batuk darah, berak darah



Daun :



-Pingsan karena hawa panas (heat stroke)



-Diare karena panas atau lembab



-Pusing, sakit kepala



-Beri-beri



-Perdarahan seperti mimisan, muntah darah, berak darah



-Perdarhan pada wanita



Dasar daun :



-Disentri berdarah, diare



-Bayi dalam kandungan tidak tenang



Batang :



-Heat stroke, pingsan



-Dada terasa tertekan karena panas atau lembab



-Diare, muntah



-Keputihan



Bunga :



-Terpukul



-Perdarahan



-Radang kulit bernanah (impetigo)



Tepung rimpang :



-Menambah selera makan



-Badan lemah dan kurang darah



-Diare



Pengobatan menggunakan masing-masing bagian teratai untuk pemakaian dalam dilakukan dengan cara merebus :



-rimpang : 240 gr



-daun : 5-12 gr



-tangkai 3-5 gr



-bunga : 3-5 gr



-benang sari 3-10 gr



-reseptacle : 10-15 gr



-biji : 5-12 gr



-tunas teratai : 1,5 – 3 gr



Kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum.



Cara pengobatan menggunakan teratai untuk beberapa penyakit dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut :



-Batuk darah, muntah darah : mencuci bersih rimpang teratai lalu dijuice sampai terkumpul 1 gelas ukuran 200 cc kemudian diminum. Lakukan selama 3-5 hari berturut-turut.



-Muntah, diare : mencuci 50 gr rimpang teratai dan 15 gr jahe lalu dijuice atau diparut dan diambil airnya. Minum sehari 3x.



-Disentri : 50 gr rimpang dan 10 gr jahe diparut atau dijuice, lalu air perasannya ditambahkan 100 cc air dan dipanaskan sampai mendidih. Setelah dingin, ditambahkan 1 sendok madu,diaduk dan diminum.



-Darah tinggi :



1. Merebus 10 gr biji teratai dan 15 gr biji teratai (lien sim) dengan 350 cc air sampai tersisa 200 cc. minum setiap hari seperti teh.



2. Merebus tunas biji teratai sebanyak 10-15 gr dengan air secukupnya sampai mendidih dan diminum sebagai teh. Dapat juga dengan menggiling biji teratai sampai halus lalu diseduh dengan air panas dan diminum.



-Panas dalam, gondokan, juga bermanfaat untuk penderita jantung dan lever : mencuci 100 gr rimpang teratai dan 50 gr rimpang segar alang-alang lalu dipotong-potong seperlunya dan direbus dengan 500 cc air bersih sampai tersisa 250 cc. setelah dingin disaring dan diminum sebagai teh.



-Mimisan : mencuci bersih ruas akar teratai lalu dijuice dan airnya diteteskan ke hidung.

Khasiat Utama tanaman Pepaya bagi kesehatan





Pepaya | Carica papaya



Pepaya disebut juga kates adalah buah yang sangat terkenal sehingga Christopher Columbus menjulukinya sebagai “buah bidadari” karena kandungan dan kegunaannya yang penting dalam kehidupan.



Buah Pepaya mengandung banyak vitamin, mineal dan serat. Ideal untuk dikonsumsi 4-5 kali per hari. Mengandung bayak air dan bebas dari kolesterol jelek. Tubuh mudah mencernanya untuk menyerap mineralnya.



Kegunaan Pepaya :



    Buah pepaya, biji, lateks, dan daunnya mengandung karpain, yaitu sejenis alkaloid antihelmintik yang mampu melumpuhkan cacing keluar dari tubuh. Namun jika digunakan dalam dosis tinggi akan membawa bahaya.

    Memperbaiki sistem kardiovaskular dan mencegah kanker

    Membantu mengobati luka dan alergi

    membantu mengatasi sembelit dan mual

    jus pepaya mempunyai efek antiproliferasi pada sel-sel kanker hati

    Buah pepaya muda mampu membantu melunakan serat daging atau protein lainnya




Khasiat Utama tanaman Pare bagi kesehatan





Pare | Momordica charantia Linn.

Siapa yang tak kenal dengan Pare. Buahnya yang pahit dikonsumsi sebagai pelezat makanan. Di Indonesia sendiri, Pare sering dijadikan hidangan makan, digoreng, diberi santan atau dikukus.



Zat pahit pada buah berasal dari momordicin yang berkhasiat mengaktifkan enzim usus. Kandungan nutrisi  per 100 gram terdiri atas energi 20 kkal, karbohidrat 4,32 g, lemak 0,18 g, protein 0,84 g, air 93,95 g. Pare juga kaya akan vitamin A, B kompleks, dan unsur mikro lainnya.



Penggunaan Secara Tradisional



    Pare sering digunakan untuk perbaikan enzim pencernaan, penambah nafsu makan, akan tetapi berbahaya bagi penderita tukak lambung.

    Di Panama, Pare dijadikan sebagai obat malaria dan kencing manis. Caranya yaitu dengan merebus pare dengan air mendidih

    Pare sudah lama digunakan untuk mengobati penyakit disentri, penambah ASI, bisulan, batuk berdahak, nyeri haid, rematik, dan pelangsing tubuh.

    Dari beberapa tes laboratorium membuktikan senyawa pahit pada pare mampu mengatasi infeksi HIV.

    Pare juga bisa digunakan sebagai alat kontrasepsi alami pria. Infus pare terbukti mampu menghambat spermatozoa, menghambat tansportasi sperma, dan menghalangi penyimpanan sperma.

    Ekstrak tanaman pare yang mengandung senyawa sitotoksik seperti saponin, titerpen, dan cucurbitacin dapat menyebabkan menurunnya kualitas sprema. Dengan demikian ini tidak dianjurkan untuk orang hamil.




Khasiat Utama tanaman Pegangan bagi kesehatan





Pegangan | Cantella asiatical [L.] Urb.

Tanaman ini memiliki potensi sebagai sumber bahan pengobatan terhadap penyakit yang disebabkan tujuh jenis bakteri, yaitu Rhizobacter spharoides, Escherichia coli, Plasmodium vulgaris, Micrococcus luteus, Baccillus subtilis, Entero aerogenes, dan Staphylococcus aureus. Manfaat ini berkaitan dengan adanya komponen minyak atsiri.



Pegangan, baik dalam keadaan segar, kering, maupun yang telah menjadi jamu, sudah lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional.



Khasiat :



    Obat tonik

    Antiinfeksi

    Antirematik

    Obat penenang

    Menmpercepat Penyembuhan luka

    Diuretik

    Sebagai obat penyembuhan HIV, dengan menaikan ketahanan tubuh penderita

    Memperlancar sirkulasi darah

    Mengurangi lesi tiberkular di paru-paru, hati, dan limpa

    Sebagai pengganti gingkobiloba, mengatasi kepikunan dini atau meningkatkan kecerdasan



Cara Penggunaan :



Membasmi tuberkolosis di paru-paru



    cuci 30-60 gram pegangan segar

    rebus dalam 3 gelas air, sampai tersisa 1 gelas

    minum 3 kali sehari



TB Kulit



    lumatkan pegangan

    tempelkan pada bagian yang sakit



Pengganti gingkobiloba



    sebanyak 2-4 gram pegangan (seluruh tanaman kecuali akar) yang sudah dikeringkan atau sekitar 15-30 gram pegangan segar diseduh dengan air panas selama 10 menit (dijadikan seperti teh)





--------------






Introduction





Centella asiatica, known as Gotu Kola, is a medicinal plant that has been used in folk medicine for hundreds of years as well as in scientifically oriented medicine is a perennial, herbaceous creeper with kidneyshaped leaves. It has beenused in traditional medicine as an antipyretic, diuretic andantibacterial drug and in the treatment of skin disease, veininsufficiency andmental disorders. It is native to Asia andmainly found in India, Pakistan and Madagascar, but the plant also grows in tropical and equatorial Africa, America and thetropical regions of Oceania. It has been widely cultivated as avegetable or spice in China, Southeast Asia, India, Sri Lanka,Africa and Oceanic countries.Is frequently blended as a daily drink and eaten as vegetable in Southeast Asia.





The primary active constituents of CA are saponins (also called triterpenoids), which include asiaticosides, in which a trisaccharide moiety is linked to the aglycone asiatic acid, madecassoside and madasiatic acid. These triterpene saponins and their sapogenins are mainly responsible for the wound healing and vascular effects by inhibiting the production of collagen at the wound site. Other components isolated from CA, such as brahmoside and brahminoside, may be responsible for CNS and uterorelaxant actions, but are yet to be confirmed by clinical studies. Crude extract containing glycosides isothankuniside and thankuniside. In addition, the total extract contains plant sterols, flavonoids, and other components with no known pharmacological activity.





Wound Healing





Applied to open wounds in rats (3 times daily for 24 days) resulted in increased cellular proliferation and collagen synthesis at the wound site, as shown by an increase in collagen content and tensile strength wounds epithelialized faster and the rate of wound contraction was higher when compared to the untreated control wounds.


Asiaticoside, a constituent in CA, has been reported to possess wound healing activity by increasing collagen formation and angiogenesis. Apart from showing a stimulation of the collagen synthesis in different cell types, the asiaticoside were shown to increase the increased hydroxyproline tensile strength of the newly formed skin collagen content and epithelialization, then the healing of the wounds. Also, it was shown to inhibit the inflammatory process which may provoke hypertrophy in scars and improves the capillary permeability. Furthermore, triterpenes from C. asiatica were shown to increase remodeling of the collagen matrix and stimulate glycosaminoglycan synthesis in a rat wound. Oral administration of madecassoside(6, 12, 24 mg/kg) isolated from C. asiatica herbs facilitated burn wound healing in mice through its antioxidative activity, collagen synthesis and angiogenesis.





Our in vitro assay results were in line with the prior reports that asiaticoside and madecassoside could elevate collagen synthesis via activating TGF-β pathway. In vivo assay further confirmed that asiaticoside and madecassoside are entities with wound healing activities in C. asiatica, and madecassoside showed a faster healing speed under macroscopic observation and a better healing pattern from the histological aspect than asiaticoside, which is consistent to in vitro assay results. Noteworthily,asiatic acid and madecassic acid, which are the metabolites of asiaticoside and madecassoside and were formerly assumedas active entities of C. asiatica, showed no wound healing activities either in vitro or in vivo, as compared to the control group.


The triterpenoid components were also able to stimulate glycosaminoglycan, especially hyaluronic acid synthesis.





Keloid, a result of abnormal wound healing, is characterized as exuberant collagen deposition and invasive growth beyond original wound margins. The high recurrence rate after surgical excision and lack of effective therapeutic modalities still remain unresolved. In our current study, we demonstrated for the first time that asiatocoside suppressed phosphorylation of Smad 2/3 induced by TGF-β1 stimulation, and thus inhibited collagen type I expression in keloid fibroblasts. Moreover, asiaticoside elevated Smad 7 protein level and suppressed PAI-1 expression in TGF-β1-treated keloid fibroblasts. Noteworthy, the effects of asiaticoside on keloid fibroblasts were mediated by PPAR-γ since these effects were abrogated byPPAR-γ antagonist GW9662 and by PPAR-γ silencing.


Venous insufficiency





One of primary effects of CA (Centella Asiatica) was postulated to be on connective tissues by strengthening the weakened veins. It was postulated that CA might assist in the maintenance of connective tissue. In the treatment of scleroderma, it might also assist in stabilizing connective tissue growth, reducing its formation as it reportedly stimulated the formation of hyaluronidase and chondroitin sulfate, as well as exerted a balancing effect on the connective tissue. CA was reported to act on the connective tissues of the vascular wall, being effective in hypertensive microangiopathy and venous insufficiency and decreasing capillary filtration rate by improving microcirculatory parameters.


Centella asiatica herb water extracts also shows a beneficial effect in treating systemic scleroderma and focal scleroderma.





Centella Asiatica in cosmetology





In cosmetology C. asiatica has been used as an effective anti-photoaging agent, mainly due to enhancement of type I collagen, which amount in skin decreases with age. The action was confirmed in a randomized, double blind clinical trial conducted among 20 female participants(45-60 years old) with photoaged skin to examine the impact of topically applied 0.1% madecassoside in conjunction with 5% vitamin C on their skin. Six-month treatment resulted in a significant improvement in firmness, elasticity and skin hydration, which was confirmed by appropriate biometrological tests. It is considered that the beneficial effect of C. asiatica on improving the condition of skin was due to madecassoside, a known inducer of collagen expression by activating the SMAD signaling pathway. In the previous study, the same investigators confirmed the beneficial effect of 5% vitamin C on photoaged skin, which resulted from stimulation of collagen synthesis in fibroblasts and control of matrix metalloproteinase enzymes responsible for degradation of collagen, while in photoaged skin, the level of vitamin C in tissues was significantly reduced. Thus, it follows that the mixture of vitamin C and madecassoside is an attractive combination of two active compounds characterized by different mechanisms of activity, which exert an additive or synergistic effect “causing the remodeling of the superficial dermis”.





Centella asiatica is a common ingredient of cosmetics used in cellulite and striae. Cellulite, known as liposclerosis, is a non-inflammatory change within the subcutaneous adipose tissue caused by an increase in the volume of fat cells or by increased division of the connective tissue, which causes constriction of small blood vessels. The result is a disorder of metabolism in the subcutaneous adipose tissue, resulting in "distended" fat cells in this tissue, particularly around hips, buttocks, abdomen, thighs and arms. Cellulite is an ailment that affects many people, most frequently women, especially obese and leading stationary lifestyle, but may even be ncountered in children. Preparations that affect the adipose tissue, connective tissue and improve microcirculation are applied in the treatment of cellulite. They can be used topically, internally and transdermally. It is recommended to include medicines of plant origin in the fight against cellulite. Methylxanthines (caffeine, theobromine, theophylline) have a lipophilic effect, while the extract of C. asiatica normalizes the metabolism occurring in the cells of the connective tissue, shows anti-inflammatory and draining activity and regulates microcirculation.


The study confirmed the influence of triterpenes of C. asiatica on increasing the metabolism of lysine and proline, the amino acids building the collagen molecule. In addition ,these compounds increased the synthesis of tropocollagen, and mucopolysaccharide in the connective tissues. The results obtained showed the impact of C. asiatica on improving nutrition of tissues and connective vascular stimulation.The positive effects of the treatment of cellulite with the C. asiatica extract were confirmed by a few clinical studies that used different methodologies.








Antinociceptive and antiinflammatory properties





The effects of CA upon pain (antinociception) and inflammation in rodent models were reported.The antinociceptive activity of the aqueous CAE (10, 30, 100 and 300 mg/kg) was studied using acetic acid-induced writhing and hot-plate method in mice while the antiinflammatory activity of CA was studied by prostaglandin E2-induced paw edema in ratsThe aqueous CAE revealed significant antinociceptive activity with both the models similar to aspirin but less potent than morphine and significant antiinflammatory activity comparable to mefenamic acid. These results suggested that the aqueous CA extracts possesses antinociceptive and antiinflammatory activities which justified the traditional use of this plant in the treatment of inflammatory conditions or rheumatism. Recently, antirheumatoid arthritic effect of madecassoside in type II collagen-induced arthritis (CIA) in mice was studied to investigate the therapeutic potential and underlying mechanisms of madecassoside on CIA. Madecassoside (10, 20 and 40 mg/kg), orally administered from the day of the antigen challenge for 20 consecutive days, dose-dependently alleviated the severity of the disease based on the reduced clinical scores, and elevated the body weights of mice. Also, a histopathological examination indicated that madecassoside alleviated infiltration of inflammatory cells and synovial hyperplasia as well as provided protection against joint destruction. Moreover, madecassoside reduced the serum level of antiCII IgG, suppressed the delayed type hypersensitivity against CII and moderately suppress CII-stimulated proliferation of lymphocytes from popliteal lymph nodes in CIA mice. In vitro, madecassoside was proved to be ineffective in the activation of macrophages caused by lipopolysaccharide.It was concluded in the study that madecassoside substantially prevented mouse CIA, and might be the major active constituent of CA responsible for its clinical uses in rheumatoid arthritis and that the underlying mechanisms of action may be mainly through regulating the abnormal humoral and cellular immunity as well as protecting from joint destruction.


Khasiat Utama tanaman Pisang bagi kesehatan





Pisang | Musa paradisiaca



Pisang merupakan makanan merakyat yang kaya manfaat. Pisang atau banana (inggris) dari genus Musa, famili Musaceae adalah tumbuhan berbatang lunak. Buah pisang rata0rata beratnya masing-masing 125 gram yang terdiri atas 75% air dan 25% bahan padat. Baik kulit ataupun daging pisang dapat dikonsumsi mentah atau dimasak. Buah pisang kaya akanvitamin B6, vitamin C, dan kalium.



Masyarakat Indonesia biasanya meggunakan pisang sebagai makanan yang diolah sebagai pisang goreng, pisang rebus, atau pisang panggang. Pisang dibedakan menjadi dua : (1) pisang panganan, warnanya kuning setelah masak, setelah masak baru bisa dimakan, (2) pisang hijau, untuk dimasak.



Manfaat mengkonsumsi pisang



    Dengan tingginya kadar kalium, pisang dapat mencegah darah tinggi dan komplikasinya. Efek ini diperkuat dengan kandungan serat yang tinggi. Kalium tinggi juga mencegak pengeluaran kalsium via urine atau menghindari keropos tulang

    Dapat membantu penggantian elektrolit dan meningkatkan absorpsi makanan pada penderita diare.

    Mempunyai efek antasida dan menjaga dari terjadiya tukak lambung.

    Mengobati sembelit, karena dalam kandungan pisang terdapat pektin, suatu hidrokoloid, yang berfungsi menormalkan gerakan peristaltik usus.

    Rendahnya indeks glikemik, buah pisang muda cukupmembawa keuntungan bagi penderita diabetes

    Kadar frukooligosakarida yang inggi berfungsi sebagai prebiotik, yang akan memberikan nutrisi bagi flora intestinal penghasil vitamin dan enzim

    Kandungan karotenoid memberikan efek antioksidan dan mencegak keurangan vitmin A penyebab buta senja

    Konsumsi yang moderat mengurangi mengurangi resiko kanker ginjal. Hal ini disebabkan karena pengaruh antioksidan senyawa fenol. Namun sebaliknya, jika mengonsumsi jus pisang berlebihan dapat menimbulkan kanker ginjal



Dalam penelitian Hamilton dan Jensen (2001) semua jenis pisang mengandung kalori per berat adalah sama. Nilai kepadatannya adalah 163 kkal. Penggunaan yang teratur akan mengurangi resiko degenerasi makuler mata.



Selain buah pisang, bagian lain yang dimanfaatkan untuk dikonsumsi adalah jantung pisang. Rasa jantung pisang sepat dan pahit, itu karena kandungan tanin yang tinggi. Penemuan baru akan jantung pisang adalah denjapi atau dendeng jantung pisang. Kandungan gizinya terdiri atas protein 12,051%, karbohidrat 34,831%, dan lemak total 13,050%. Makanan ini telah memiliki izin kesehatan.

Khasiat Utama tanaman Temulawak bagi kesehatan





Temulawak | Cucurma xanthorrhiza Roxb.



Temulawah, temu putih, koneng gede (Sunda), temulabak (Madura) Merupakan tanaman jenis rimpang yang sudah sering didengar untuk ramuan obat. Aroma dan warna yang khas, berbau tajam dan daging buah berwarna kekuning-kuningan. Pada temulawak terkandung protein, pati, zar warna kuning kukuminoid, dan mintak atsiri. Kandungan minyak atsirinya antara lain feladren, kamfer, turmenol, tolilmetilkarbinol, arkurkumen, zingiberen, kuzerenon, germakron, beta tumeron, dan xanthorizol yang memiliki kandungan tertinggi yaitu sebayak 40%.



Bedasarkan hasil penelitian, ekstrak temulawak sangat manjur untuk pengobatan penyakit hati. Di samping itu juga sudah terbukti bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan sel hati. Semua khasiat itu karena adanya kandungan kurkumin, yakni zat yang berguna untuk menjaga dan menyehatkan hati. Komposisi temulawak adalah protein pati sebesar 29-30%, kurkumin 1-2%, dan minyak atsiri 6-10%. Selain itu industri obat juga sudah memasarkan temulawak yang mengandung kurkumin sebagai hepatiprotektor, antiulser, anti inflamasi, anti diare, anti malaria, imunomodulator, anti kanker, dan sediaan minuman kesehatan.



Selain khasiat di atas, temulawak juga memili khasiat lain diantanya :



    penambah darah

    menambah nafsu makan

    mengobati sakit kuning

    mengatasi gangguan perut kembung

    mengatasi gangguan lambung perih dan kembung

    obat keputihan

    penguat daya tahan tubuh




khasiat tanaman Mahkota Dewa bagi kesehatan





Mahkota Dewa | Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl



Mahkota dewa merupakan tanaman asli Indonesia yang akhir-akhir ini menjadi populer sebagai tanaman yang dapat mengobati berbagai macam penyakit. Mahkota dewa mengandung saponin, flavonoid, dan folivenol. Saponin sebagai fitonutrien, yang sering disebut deterjen alami, bersifat antibakteri, dan antivirus. Flavanoid berfungsi sebagai antiperadangan dan antikanker, sedangkan polifenol berfungsi sebagai antihistamin. Zat lain yang terdapat pada tanaman ini adalah tanin, sterol, dan terpen.



Penggunaan mahkota dewa sebagai ramuan obat

1. Kanker payudara, rahim

a. Kanker yang tidak terlalu parah

Untuk mengobatinya cukup dengan menggunakan satu sendok makan ramuan instan yang diseduh degan segelas air minum. Minumlah sehari dua kali pada pagi dan sore.



b. Kanker serius

Rebus teh racik mahkota dewa sebanyak satu sendok teh dalam tiga gelas air hingga air tersisa separuhnya. Kemudian tambahkan satu sendok teh kunyit putih instan. Ramuan ini diminum tiga kali sehari.



c. Kanker sangat serius

Dosis di atas (1.b) dibuat dua kali lipat. Pengobatan ini memerlukan waktu 3-6 bulan. Setelah pasien merasa sembuh, ramuan tetap dikonsumsi dengan takaran dikurangi.



2. Kencing manis

a. Belum parah

Sebanyak 3-5 potong teh racik mahkota dewa direbus dalam 3 gelas air bersama 3 lembar daun salam. Rebus hingg air tersisa setengahnya. Ramuan ini diminum tiga hari sampai seminggu sekali.



b. Kencing manis parah

Buatlah ramuan seperti di atas (2.a). Bedanya adalah Ramuan diminum tiga kali sehari



Selain khasiat di atas,penelitian terhadap daun dan buah mahkota dewa menunjukan efek sitostatik terhadap sel kanker rahim. Demikian pula denga efek hipoglikemik/ penurun gula darah yang didapat dari daunnya, efek hepatoprotektor, dan sfek antiradang dari daun dan buah, serta efek antibakteri pada stahylicoccus sp dan streptococcus sp.



Mahkota dewa juga efektif dalam menurunkan panas, mengurangi rasa sakit, anti hipertensi, diuretik, antiobesitas, antihiperkolesterolmia, antikejang, antioksidan, efek terhadap kardiovaskular, dan efek penenang.