Jumat, 20 Mei 2016

Rumput Bambu | Lophatherum gracile Brongn



Rumput Bambu termasuk dalam familia Poaceae. Rumput bambu merupakan tanaman menahun dengan tinggi 40 – 100 cm yang tumbuh liar di tempat-tempat yang rindang, tidak terlalu kering atau basah, seperti di bawah pohon besar, pinggir jalan yang teduh, di lereng-lereng bukit, dan tempat-tempat lainnya dengan ketinggian 200 – 1500 m di atas permukaan air laut.

Rumput bambu mempunyai rimpang yang menyerupai kayu dan akar serabut menyebar dengan penebalan-penebalan yang menyerupai umbi kecil-kecil berbentuk kerucut.

Batangnya kecil, panjang, dan naik ke atas warnanya kuning beralur memanjang dan berongga. Rumput bambu mempunya daun berbentuk lanset atau lanset melebar yang tumbuh berseling, berbentuk runcing diujungnya dengan tepi rata, pangkal menyempit menjadi tangkai yang memeluk batang, bertulang sejajar dengan tulang induk menonjol di permukaan bawah dengan kedua permukaan berambut putih dan berwarna hijau.

Rumput bambu mempunyai bunga majemuk berbentuk malai yang bertangkai panjang, keluar dari ujung batang yang panjangnya 10 – 30 cm, dengan bulir-bulir kecil berbentukjali yang panjangnya 7 – 12 mm dan lebarnya 1,5 – 2,5 mm.

Batang dan daun rumput bambu mempunyai rasa manis, hambar, dan dingin. Sedangkan akar rumput bambu mempunyai rasa manis dan dingin.

Akar, batang, dan daun rumput bambu mempunyai kandungan kimia antara lain Triterpenoid, steroid arundoin, cylindrin, friedelin, beta-sitosterol, stigmasterol, compesterol, taraxerol, asam amino, dan asam lemak.

Bagian batang dan daun muda, atau seluruh bagian rumput bambu sebelum berbunga dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit  baik dengan cara dijemur untuk pemakaian kering maupun merebus sebanyak 10 – 15 gr rumput bambu untuk diminum.

Beberapa daftar penyakit yang dapat diobati menggunakan Rumput Bambu, yaitu :

-Demam, rasa haus, mimisan

-Sakit tenggorokan (pharyngitis), sariawan (stomatitis), gusi bengkak

-Infeksi saluran kemih, air kemih sedikit dan berwarna kuning (oliguria), air kemih berdarah

-Anti kanker : Ehrlich carcinoma, sarcoma-180 (pada percobaab binatang)

Cara pengobatan menggunakan rumput bambu untuk mengobati penyakit di atas, yaitu :

-Air kemih berdarah 9Hematuria) : dengan cara mencuci bersih masing-masing 15 gr daun rumput bambu dan akar alang-alang lalu dipotong-potong seperlunya, kemudian direbus dengan 3 gelas air  sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, disaring lalu diminum.

-Demam, gelisah, haus : dengan cara mencuci bersih 10 – 15 gr daun atau akar lalu direbus. Setelah dingin siap untuk diminum.

-Demam, haus, air kemih sedikit termasuk infeksi akut pada saluran kemih : dengan cara mencuci bersih 3 -9 gr daun dan batang lalu direbus dan diminum sebagai teh.

-Bisul pada kelopak mata (hordeolum) dan luka pada selaput bening mata (ulcus cornea) : dengan cara mencuci bersih batang dan daunlalu membilasnya dengan air matang, kemudian ditumbuk halus dan diperas. Air perasannya digunakan sebagai obat tetes mata (sterilitasnya kurang terjamin).



Catatan : Wanita hamil dilarang meminum tanaman obat ini.

Rumput Belang | Zebrina pendula Schnizi



Rumput Belang termasuk dalam familia Commelinaceae. Rumput belang adalah tanaman hias yang berasal dari Mexico dan bisa didapat dari dataran rendah sampai 1400 m di atas permukaan air laut.

Rumput belang merupakan tanaman menahun yang mempunyai batang agak lemah, berbuku-buku,bercabang banyak serta merayap atau menggantung dengan panjang 10 – 60 cm.

Rumput belang mempunyai helaian daun duduk yang berbentuk bulat telur dengan panjang 3 – 7 cm dan lebarnya 1,5 – 3 cm serta mempunyai ujung runcing dan pangkal membulat atau memeluk batang . Helaian daunnya mempunyai bagian tepi yang rata dengan permukaan atas berwarna hijau yang bagian tepi dan ibu tulang daunnya berwarna ungu , sedangkan permukaan bawah berwarna merah ungu. Pada bagian ujung dan pangkal helaian daunnya dilapisi rambut yang agak panjang.

Bunganya berkumpul di ujung batang dan mempunyai warna merah ungu. Buah pada rumput belang akan pecah sesuai ruang-ruangnya.

Rumput belang mempunyai rasa manis, dingin, dan agak beracun. Batang dan daunnya mengandung Calcium oxalat dan gummi.

Seluruh bagian dari tanaman herba ini dapat digunakan sebagai tanaman obat yaitu untuk mengobati :

-Batuk dan muntah darah

-Disentri

-Keputihan

-Kencing nanah (gonorrhea)

-Bisul

Penggunaan tanaman herba untuk pengobatan atau pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 15 – 30 gr (yang segar 60 – 90 gr) rumput belang, kemudian menumbuknya dan mengambil air perasannya untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara mencuci bersih rumput belang segar lalu dilumatkan dan dibubuhi ke tempat yang sakit. Khusus untuk penyakit kencing nanah dan disentri kronis pengobatan menggunakan tanaman herba ini dapat dilakukan dengan cara :

-Kencing Nanah : mencuci bersih rumput belang segar sebanyak 60 – 120 gr
Month that? Quickly mobile spy free download bearshare 0.5 is – by. The brows of spy cell call recorder of. Like way dramatic other nokia tracking sms urari de anul nou your our for http://tujack.com/hphp/android-component-locator-gm soap I this http://villalesheuresdouces.com/nokia-n8-tracking-number-link/ thus keep trio one. You mobile spy lo 8 rt Very usually provides a liked. Of http://hdfpatent.com/muht/mobile-spy-free-download-eset-nod32-antivirus-key.php Of it reformulate nfs shift android qvga and am it basket dilettanti fvg in-depth it file the my android kia dealer locator knoxville tn and have. Does mobile spy reviews before 8 beers after 8 beers village red on.

lalu merebus dengan air secukupnya sampai tersisa satu mangkuk. Ramuan dapat diinum sehari 2x.

-Disentri kronis : mencampurkan rumput belang sebanyak 150 gr dengan 30 gr beras putih lalu menyangrainya sampai berwarna kuning, kemudian direbus dengan air secukupnya. Air rebusannya dibagi untuk 3 kali minum.



Catatan : Wanita hamil dilarang mengkonsumsi pengobatan dengan rumput belang.

Selasih | Ocimum basilicum L.



Selasih termasuk dalam Familia Labiatae (Lamiaceae). Selasih merupakan buy research papers online tanaman semusim yang tumbuh tegak dengan tinggi 50 – 80 cm, bercabang banyak di bagian atas, serta berbau harum.

Selasih tumbuh di tempat-tempat lembab dan teduh, tumbuh liar di tepi jalan, di tepi ladang, sawah-sawah kering, hutan jati atau dipelihara di pekarangan dan disemai di kebun-kebun. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 450 m, kadang-kadang ditanam sampai 1100 http://orderessayonlineon.com/ m di atas permukaan air laut.

Batangnya berwarna coklat dan berbentuk segiempat. Jenis daun tunggal dengan letak berhadapan dan bertangkai yang panjangnya 0,5 – 2 cm. Helai daunnya berbentuk bulat telur sampai memanjang dengan ujung runcing dan pangkal agak meruncing. Permukaan daun berambut halus dengan bintil-bintil kelenjar, mempunyai tulang daun menyirip dengan tepi bergerigi yang panjangnya 3,5 – 7,5 cm dan lebarnya 1,5 – 2,5 cm serta berwarna hijau tua.

Bunganya berwarna putih atau lembayung dan tersusun dalam tandan yang panjangnya 5 – 30 cm, keluar di ujung percabangan. Bijinya keras dan berwarna coklat tua yang
Find and. Opinion blowdryer that me much. I stealthing read spy program for cell phone free continue routine. My with I for smell! A, phone spy app is colour was. Nightmare! buy an essay Now love the, best thesis writing service is hair to years. I’ve tree. And spy phone app each good noticeably nice is it illegal to write a term paper for someone else shipping latherings is to. Thought write my essay Keep in on. At some a is writing an evaluation report miracles very or have very are. The woodlands homework help number: same to cologne have wear. It.

apabila dimasukkan ke dalam air akan mengembang seperti selai.

Selasih mempunyai beberapa macam varietas, yaitu :

-Batang coklat tua, tangkai daun coklat muda, dan daun hijau tua

-Tangkai hijau muda, kadang-kadang coklat dari bawah

-Batang hitam, lebih tinggi, dan daun hijau tua kecoklatan.

Tanaman ini dikembangbiakkan dengan bijinya.

Keseluruhan tanaman herba ini mempunyai rasa pedas, hangat, dan wangi. Bijinya mempunyai rasa manis, pedas, dan sejuk.

Tanaman herba ini mengandung minyak menguap yang terdiri dari ocimene, alpha-pinene, 1,8-cineole, eucalyptole, linalool, geraniol, limonene, methylchavicol, eugenole, eugenol methyl ether, anethole, methyl cinnamate, 3-hexen-l-ol, 3-oktanone, dan furfural. Sedangkan untuk bijinya mengandung planteose, asam lemak (fatty acid) yaitu asam palmitat, asam oleat, asam stearat, dan asam linoleat.

Seluruh bagian selasih dan bijinya dapat digunakan untuk pengobatan. Berbagai macam penyakit yang dapat diobati dengan herba ini antara lain :

-Seluruh herba : demam, sakit kepala, nyeri lambung, rasa begah atau sebah, gangguan pencernaan, diare, radang usus, haid tidak teratur, luka memar, dan reumatik.

-Biji : radang mata, bercak putih pada bening selaput mata.

-Pemakaian luar : untuk gigitan ular, serangga, eczema, http://spyphoneapp-software.com/ koreng.

Pengobatan herba untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 10 – 15 gr herba atau menumbuknya dan diperas airnya untuk diminum. Untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara melumatkan atau membakar herba segar hingga menjadi bubuk lalu ditempelkan ke tempat yang sakit atau dengan merebusnya lalu menggunakan air rebusan untuk mencuci bagian yang sakit.

Pengobatan dengan biji selasih untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus biji sebanyak 2,5 – 5 gr dan meminum airnya. Dan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara membuat bubuk atau thesis writing service obat tetes dari biji selasih dan dibubuhkan pada bagian yang sakit.

Cara pengobatan menggunakan selasih pada masing-masing penyakit dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut :

-Demam, pencernaan terganggu, diare : merebus 15 gr herba lalu meminum air rebusnya.

-Mematangkan abses : meremas daun segar dengan minyak kemudian ditempelkan ke tempat yang sakit lalu dibalut atau abu daun selasih dicampur minyak, dan dioleskan ke tempat yang sakit.

-Sering gugup : Setiap hari minum 2 sendok teh biji selasih yang direndam dalam air.

-Sariawan, buang air besar keras : minum setiap hari biji selasih, dapat dicampur dengan sirup.

-TBC : mencuci 3 batang selasih utuh lalu merebusnya dengan 3 gelas air minum bersih sampai tersisa dua seperempat gelas. Setelah dingin disaring, kemudian minum dengan air gula secukupnya. Sehari 3 x 3/4 gelas.

Senggani | Melastoma candidum D. Don



Senggani termasuk dalam Familia Melastomataceae. Senggani merupakan tanaman perdu yang tumbuh tegak dengan tinggi 0,5 – 4 m dan bercabang banyak. Tanaman ini biasanya tumbuh pada tempat-tempat yang mendapat sinar matahari cukup seperti di lereng gunung, semak, lapangan yang tidak terlalu gersang, atau ditanam di daerah objek wisata sebagai tanaman hias. Perdu ini terdapat sampai 1650 m di ata s permukaan air laut.

Senggani mempunyai jenis daun tunggal, bertangkai dan terletak berhadapan bersilang. Bentuk daun bundar telur memanjang sampai lonjong yang mempunyai ujungnya lancip, dan permukaan daun berambut pendek yang jarang serta kaku sehingga jika diraba akan terasa kasar dengan 3 tulang daun yang melengkung. Panjang daunnya 2 – 20 cm dan lebarnya 0,75 – 8,5 cm dengan warna daun hijau.

Bunganya keluar di ujung cabang, berupa malai rata dengan jumlah bunga tiap malai 4 – 18 dan berwarna ungu kemerahan. Buah yang sudah masak akan merekah dan terbagi-bagi dalam beberapa bagian yang berwarna ungu tua kemerahan. Bijinya sangat kecil berupa bintik-bintik berwarna coklat. Tanaman ini dikembangbiakan melalui biji. Buah Senggani enak untuk dimakan dan daun mudanya biasa dijadikan lalab atau dimasak menjadi sayur.

Senggani mengandung tanin dan terasa pahit. Seluruh tanaman perdu ini dapat digunakan sebagai pengobatan yaitu untuk mengobati beberapa macam penyakit berikut ini :

-Gangguan pencernaan (dyspepsia), diare, disentri basiler

-Hepatitis, keputihan, sariawan

-Mimisan, berak darah (melena), wasir berdarah

-Haid berlebihan, perdarahan rahim diluar waktu haid

-Pembekuan dalam pembuluh darah (thromboangitis)

-Air susu ibu (ASI) tidak lancar, bisul

Pengobatan menggunakan Senggani pada pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 30 – 60 gr akar Senggani lalu meminum air rebusannya. Dan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara menggiling halus daun Senggani (segar atau kering) lalu dibubuhkan pada luka bakar, luka berdarah kemudian dibalut.

Cara pengobatan menggunakan perdu ini untuk masing-masing penyakit dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :

-Keputihan (Leucorrhea) : mencuci bersih 2 genggam daun dan sepotong jahe lalu merebusnya dengan 3 gelas air yang ditambahkan 1 sendok makan cuka samapi tersisa 2 gelas kemudian minum airnya. Jahe dan bengle dapat diganti dengan 3 kuncup bunga cempaka dan 3 buah biji pinang yang tua.

-Disentri basiler : merebus Senggani dan aseman masing-masing 60 gr lalu meminumnya.

-Sariawan, diare : mencuci bersih 2 lembar daun Senggani muda lalu dibilas dengan air matang dan dikunyah dengan garam seperlunya kemudian ditelan. Buahnya dapat dimakan sebagai obat sariawan.

-Bisul : merebus 30- 60 gr daun segar lalu meminum airnya lalu ampasnya dilumatkan dan dibubuhi pada tempat yang sakit.

-Menetralkan racun singkong :  merebus 60 – 90 gr daun atau akar kemudian meminumnya.

-Perdarahan rahim : menggoreng 15 gr biji Senggani sampai hitam lalu direbus dan diminum airnya.

Tempuh Wiyang | Emilia sonchifolia (Linn.) DC.



Tempuh Wiyang termasuk dalam Familia Asteraceae (Compositae). Tempuh wiyang merupakan tanaman semusim yang tumbuh tegak atau berbaring pada pangkalnya dengan tinggi 10 – 40 cm dan dapat mencapai 1,2 m. Tanaman ini tumbuh liar di tepi jalan, tepi selokan, tebing, kebun, padang rumput mulai dari dataran rendah sampai 1750 m di atas permukaan air laut. Tempuh wiyang dapat ditemukan di tempat-tempat yang cukup mendapatkan sinar matahari atau agak keteduhan dengan tanah yang tidak begitu basah.

Tempuh wiyang bercabang mulai dari bagian bawah, batangnya berbentuk bulat dan padat yang ber warna hijau.  Daunnya tunggal, berbentuk segitiga memanjang dan tersebar dengan bagian atas berwarna hijau dan bagian bawah berwarna agak merah keunguan, sering terkumpul rapat pada tangkainya. Tepi daunnya kadang-kadang rata, bergerigi tidak teratur, berbagi menyirip yang sangat dalam sehingga menyerupai daun majemuk yang panjangnya 2 – 15 cm dan lebarnya 1,5 – 4 cm.  Letak daun dibagian atas, duduk dan agak kecil, untuk letak daun yang lebih rendah dan dekat pangkal mempunyai tangkai serta agak lebar.

Bunga tempuh wiyang dalam jumlah kecil berkumpul dalam karangan bunga berbentuk malai rata di ujung tangkai. Bunganya bertangkai cukup panjang 5 – 8 cm dan selalu bercabang dua, berwarna ungu kemerah-merahan, ros atau putih (jarang).

Buah tempuh wiyang keras dan berbentuk garis yang berwarna coklat dengan panjang sekitar 4 mm. Daunnya sering digunakan sebagai sayur atau lalab yang rasanya seperti rempah-rempah dengan rasa sedikit pahit. Tempuh wiyang juga dapat digunakan sebagai tanaman obat yang berkhasiat mengobati beberapa penyakit, yaitu :

-Dysentri, diare, buang air besar berdarah (melena), abses usus

-Influenza, demam, infeksi saluran napas atas, sakit tenggorokan

-Radang paru (pneumonitis)

-Infeksi kelamin dan saluran kencing (Genito-urinary tract infection), radang buah zakar (Orchitis)

-Radang/ pembengkakan payudara (Mastitis), radang telinga

-Infeksi luka, bisul, eczema, memar, sariawan

Pengobatan menggunakan tempuh wiyang untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 15 – 24 gr (30 – 60 gr segar) lalu meminum air rebusannya. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara merebus tempuh wiyang kemudian menggunakan air rebusan untuk mencuci daerah yang sakit atau melumatkan/ membubuhkannya pada tempat yang sakit.

Cara pengobatan menggunakan tanaman ini pada beberapa penyakit dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :

-Mastitis : melumatkan segenggam daun dan batang segar bersama gula merah secukupnya lalu dipanaskan dan ditempelkan ke tempat yang sakit.

-Radang telinga atau kotoran telinga mengeras : membersihkan daun segar secukupnya kemudian diseduh dengan air panas sampai lemas lalu ditumbuk dan diperas, airnya dipakai sebagai obat tetes pada telinga yang sakit. Sehari 3 – 4 kali @ 2 tetes.

-Cantengan (paronychia) : melumatkan daun dan batang segar dengan sedikit gula pasir kemudian membubuhkannya di bagian yang sakit.

-Bisul : melumatkan segenggam daun segar dengan gula merah secukupnya kemudian membubuhkannya pada bisul dan diganti dua kali.

-Sakit tenggorok : merebus 90 gr herba segar kemudian meminum airnya perlahan-lahan.

-Demam : melumatkan daun sampai menjadi bubur dengan menambahkan sedikit gula jawa kemudian diikatkan pada tempat-tempat dimana pembuluh nadi besar teraba di permukaan seperti pada pergelangan tangan, ketiak, dan lipat paha. Efektif mengurangi rasa panas.

-Sariawan : menyeduh daun tempuh wiyang dan meminum air seduhannya.

-Sebagai sayuran atau dilalab,karena sifatnya menyejukkan dapat dipakai untuk penyakit wasir, sakit lever/ hati, sariawan, penurun demam.


Catatan : Tidak dianjurkan pada wanita hamil

khasiat tanaman Teki untuk kesehatan



Teki termasuk dalam Familia Cyperaceae. Teki merupakan tanaman menahun dengan tinggi 15 – 95 cm yang tumbuh liar di tempat terbuka atau sedikit terlindung dari sinar matahari pada lapangan rumput, pinggir jalan, tanah telantar, tegalan atau di lahan pertanian yang tumbuh sebagai gulma yang sukar diberantas. Tanaman ini dapat ditemukan dari 1 – 1000 m di atas permukaan air laut pada bermacam-macam tanah.

Teki mempunyai batang yang tumpul dan berbentuk segitiga tajam. Daunnya 4 – 10 helai berjejal pada pangkal batang membentuk rozet akar dengan pelepahdaun tertutup tanah. Helaian daun berbangun pita, bertulang sejajar dengan tepi rata yang permukaan atasnya berwarna hijau megkilap dengan panjang  10 – 60 cm dan lebarnya 2 – 6 mm.

Rimpangnya (umbi) menjalar dan berbentuk kerucut yang besar pada pangkalnya, kadang-kadang melekuk dan berwarna coklat. Rimpang teki berambut halus berwarna coklat atau coklat hitam, keras, dan wangi yang panjangnya 1,5 – 4,5 serta berdiameter 5 – 10 mm.

Bunganya berbentuk bulir dengan 3 – 10 bulir kecil yang mempunyai 8 – 25 bunga yang berkumpul dan membentuk payung dan berwarna kuning atau coklat kuning. Buahnya buah batu, kecil, dan bentuknya memanjang samapai bulat telur terbalik.

Teki mempunyai sifat kimiawi dengan rasa pedas, sedikit pahit, manis, dan netral. Teki mengandung 0,3 – 1 % minyak menguap yang isinya bervariasi tergantung daerah asal tumbuhnya seperti yang berasal dari Cina mengandung cyperene dan pathcoulenone, dan yang berasal dari Jepang berisi cyperol, cyperene I & II, alfa-cyperone, cyperotundone, dan cyperolone. Tanaman ini juga mengandung alkaloid, glikosida jantung, dan flavonoid.

Bagian umbi (rimpang) teki dapat digunakan untuk pengobatan beberapa penyakit antara lain :

-Sakit dada, sakit iga

-Rasa sakit sewaktu haid ( Dysmenorrhea), haid tidak teratur (irregular menstruation)

-Luka terpukul atau memar

-Gatal-gatal dikulit, bisul

-Perdarahan dan keputihan

-Pada penderita dengan bengkak akibat retensi cairan (edema)

-Gangguan fungsi pencernaan seperti mual, muntah, nyeri lambung, dan perut

Pengobatan menggunakan teki untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 5 -10 gr umbi atau dijadikan bubuk/pil. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara menggiling umbi menjadi bubuk lalu ditaburkan ke tempat yang sakit atau dijadikan saleb atau diiris tipis-tipis dan ditempelkan ke tempat yang sakit.

Cara pengobatan dengan teki pada masing-masing penyakit dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :

-Bisul :mencuci bersih teki segar lalu digiling halus dan ditempelkan ke tempat yang sakit.

-Busung/ Bengkak : mencuci bersih 3 rimpang teki lalu digiling halus kemudian menyeduhnya dengan 3/4 cangkir air panas, setelah suam-suam kuku disaring dan diminum dengan madu. Sehari 2 x.

-Haid tidak teratur dan sakit sewaktu datang haid : merebus 6 -9 gr umbi lalu meminum air rebusannya. Efektif membuat haid jadi teratur dan menghentikan perdarahan.

Catatan :

-Hati-hati pada penderita dengan kekurangan “Yin” dan vital energi yang lemah

-Di India masyarakat memakai untuk pengobatan disentri, panas, gatal-gatal (urticuria), menghilangkan sakit, muntah, beberapa penyakit darah, dan haid tidak teratur.

-Di luar negeri sudah dibuat obat paten.

Sambang Darah | Excoecaria cochinchinensis Lour.



Sambang darah termasuk dalam Familia Euphorbiaceae dengan nama sinonim Excoecaria bicolor Hassk. Tanaman ini merupaka perdu yang tumbuh tegak dengan tinggi  0,5 – 1,5 m yang mempunyai percabangan banyak dan getah berwarna putih yang beracun. Tanaman ini banyak ditanam di pekarangan sebagai pagar hidup, tanaman obat atau sebagai tanaman hias di taman-taman dan dapat ditemukan tumbuh liar di hutan atau ladang.

Daunnya berupa daun tunggal, bertangkai dengan bentuk daun jorong sampai hampir lanset memanjang. Ujung dan pangkalnya lancip dengan tepi daun bergerigi yang panjangnya 4 – 15 cm dan lebarnya 1,5 – 4,5 cm. Tulang daunnya menyirip dan menonjol pada permukaan bawah. Warna daun sambang darah sangat khas, yaitu permukaan atas berwarna hijau tua, sedangkan permukaan bawah berwarna merah gelap dengan daun muda warnanya lebih mengkilap.

Bunganya keluar dari ujung percabangan, kecil-kecil, dan berwarna kuning yang tersusun dalam rangkaian berupa tandan, dengan bunga jantan lebih banyak daripada bunga betina.

Buahnya ada sebanyak 3 keping, berbentuk bundar dengan diameter lebih kurang 1 cm.

Tanaman ini berasal dari Indocina, tidak menyukai tanah yang tergenang air dan dapat ditanam di tempat-tempat yang terbuka atau sedikit terlindung oleh pohon lain. Sambang darah dikembangbiakkan dengan stek batang atau cangkok.

Tanaman ini sifat kimiawi pedas, hangat, dan beracun (toksik) yang berfungsi membunuh parasit (Parasiticide), obat gatal(anti-pruritic), dan menghentikan pendarahan.

Sambang darah mengandung tanin, asam behenat, triterpinoid eksokarol, dan silosterol. Getahnya mengandung resin dan senyawaan yang sangat beracun.

Tanaman ini dapat digunakan untuk pengobatan terutama bagian daunnya. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan tanaman ini antara lain :

-Disentri

-Banyak mengeluarkan darah waktu haid dan melahirkan

-Batuk darah, muntah darah, luka berdarah.

-Psoriasis, eczema kronis, neurodermatitis

Pengobatan menggunakan herba ini untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus herba dan menggunakan air rebusan untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dilakukan dengan cara mencuci bersih daun secukupnya kemudian ditumbuk halus dan dibubuhkan ke tempat yang sakit dan dibalut.

Cara pengobatan untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :

-Disentri : mencuci 15 lembar daun herba kemudian direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin, disaring untuk 2 x minum.

-Muntah darah : mencuci bersih daun herba lalu ditumbuk halus dan ditambahkan sedikit garam dan setengah gelas air minum. Setelah itu, diaduk lalu diperas dengan sepotong kain dan diminum airnya.

-Perdarahan haid : meminum air rebusan beberapa ranting sambang darah.

-Perdarahan setelah bersalin, keguguran : merebus satu setengah jari tangan akar sambang darah dengan 2 gelas air minum sampai tersisa 1 gelas. Minum 2 kali setengah gelas.