Senin, 18 April 2011

ALQURAN DAN PENDIDIKAN

الــسّــلام عــلـــيـكـم ورحــمــة الله وبــركـاتـــه

الـحـمـــد لله ربّ الـعـالـمـــيـن الــذى دعـانـا إلى الـتــوحـــيـد, وبــه جـعــل حــيـاتـنـا بـالــســعـــيــد, الــصــلاة والــســلام عـلى مـحــمـد وعـلـى ألــه وأصـحـابـه ومـن تـبـعــه بـإحـــســان إلـى يــوم وعـــيـد, أمــا بـعـــد :

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT

Kesempatan yang sangat baik ini perkenankan saya mengajak hadirin untuk memohon kepada Allah SWT agar  senantiasa diberi kemantapan dan pening- katan iman dan taqwa, karena hanya dengan iman dan taqwa itulah pintu menuju kebahagiaan dan kesejahteraan dunia dan akherat. Tidak lupa saya ucapakan terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk memberikan ceramah pendidikan pada even yang angat membanggakan ini, karena dengan ini saya dapat memberikan kontribusi dalam upaya menambah pengetahuan bahwa betapa penting dan vitalnya masalah pendidikan ini bagi kita semua, khususnya bagi generasi Muslim mendatang baik dalam konteks kebutuhan individu, agama dan sosial kemasyarakatan untuk mewujudkan izzul Islam wal Muslimin. Tema yang diberikan adalah “ Pendidikan Genarasi Qur’ani  yang Berprestsi, Tonggak Kegemilangan ‘Izzul Islam wal Muslimin “

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT.

Kesan yang muncul dengan tema di atas adalah pendidikan yang diberikan kepada anak didik yang berdasarkan nilai-nilai yang dikandung dalam Al-quran akan menghantarkan pada kejayaan dan kemuliaan bagi Islam dan Umat Islam.

Aspek Normatif

Ada beberapa petunjuk Al-quran maupun al-Hadits, baik secara langsung maupun tidak langsung menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan masalah pendidikan ini  bersamaan dengan datangnya dinul Islam. Bahkan dapat dikatkan bahwa semua ayat-ayat al-Quran adalah ayat-ayat pendidikan. Dalam makalah ini hanya diuraikan dalam beberapa hal saja hal sbb. :

1.      Dalam Al-quran ditegaskan bahwa Allah menciptakan  manusia agar menjadikan tujuan akhir dari seluruh aktivitasnya sebagai pengabdian kepada Allah SWT. Aktifitas  dimaksud ditegaskan dalam konteks manusia sebagai khalifah Allah di bumi.  Sebagai khalifah, manusia mendapat tugas untuk memakmurkan bumi  sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan-Nya. Khalifah itu sebagai sebuah amanah dan tugas yang sangat berat, dan tugas ini hanya dapat diaktualisaikan jika manusia dibekali dengan pengetahuan. Semua itu dapat dipenuhi hanya dengan proses pendidikan.

2.      Kesan yang muncul pada ayat al-quran yang pertama turun (al-‘alaq 1-5). Mengapa Iqro’ merupakan perintah Allah yang pertama kepada Nabi SAW padahal  Rasulullah adalah seorang ‘ummi. Hal ini hanya dapat difahami jika Iqro dimaknai bukan hanya sekedar membaca dalam pengertian membunyian huruf, akan tetapi iqro sesuai dengan akar katanya berarti “menghimpun”, juga bermakna menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu dan membaca, baik teks tertulis maupun tidak tertulis. Lalu apa yang dibaca ? Allah tidak menjawab dalam lanjutan ayat tersebut. Hal ini mengisyaratkan Allah menghendaki agar Nabi SAW dan ummatnya membaca apa saja selama bacaan tersebut “bismi Rabbika”,  dalam arti bermanfaat untuk kemanusiaan. Bacalah Al-quran, bacalah ilmu pengetahuan, sejarah, tanda-tanda zaman, diri sendiri, yang tertulis dan tidak tertulis dan segala sesuatu yang dapat dijangkaunya. Semua itu demikian terpadu dapat ditempuh manusia untuk meningkatkan kemampuannya, dan semua itu hanya dapat diaktualisasikan dalam proses pendidikan.

3.      Allah menetapkan dalam Al-qur’an bahwa derajat yang tinggi, kemuliaan, kejayaan, kehormatan dan segala penghargaan hanya dapat dicapai oleh orang yang beriman dan berilmu

يــرفـع الله الــذيـن أمـــنــوا مـنـكـم والــذيــن أوتــوا الــعـــلــم دىجــات

Allah akan mengangkat (meninggikan) orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajad

Aspek Empiris

Dalam kenyataan sejarah dapat diungkapkan :

1.      22 tahun 2 bulan dan 22 hari lamanya, ayat-ayat Al-quran turun silih berganti. Dan selama itu pula Nabi SAW dan para Sahabatnya tekun membaca dan mengajarkan kepada ummatnya sehingga pada akhirnya mereka berhasil membangun masyarakat yang di dalamnya terpadu iman dan ilmu, nur dan hidayah, keadilan dan kemakmuran di bawah lindungan ridla dan ampunan Allah SWT. Sebaliknya ketika ummat Islam sudah tidak lagi mengamalkan al-Quran dan tidak memiliki perhatian terhadap ilmu pengetahuan, maka satu persatu kehormatan ummat Islam runtuh,satu persatu wilayah kekuasaannya lepas dan akhirnya di mana-mana ummat Islam Islam terjajah. Terjajah imannya oleh thoghut, terjajah ubudiyahnya dengan praktek-praktek bid’ah dan riya’, terjajah akhlaqnya oleh dajjal, terjajah tanah, ekonomi dan semua sumber kehidupannya oleh kekuatan-kekuatan yang dapat merampas khasanah keilmuan ari ummat Islam.

2.      Kenapa 20 tahun lebih ?

Sebuah penelitian terhadap 40 negara tentang hal-hal yang mempengaruhi kemajuan dan kemunduran negara-negara tersebut menyebutkan bahwa salah satu faktor utamanya adalah materi bacaan dan sajian yang disuguhkan khususnya pada generasi muda. Jadi maju mundurnya ummat Islam 20 tahun ke depan terletak pada apa yang dibaca dan disajikan terhadap anak (generasi muda) saat ini. Dengan demikian jangan menunggu dampak bacaan (didikan) anak-anak kita kecuali 20 tahun kemudian

3.      Perintah membaca adalah  sesuatu yang aling berharga yang pernah dan dapat diberikan kepada ummat manusia. “Membaca” dalam aneka maknanya adalah syarat pertama dan utama pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta membangun   peradaban. Semua peradaban yang pernah maju dan bertahan lama pada umumnya diawali dari satu kitab (bacaan). Peradaban Yunani dimulai dengan “ Illiad “ karya Homer abad ke 9 sebelum masehi dan berakhir dengan hadirnya Kitab Perjanjian Baru. Peradaban Eropa dimulai dengan karya Newton (1641 – 1727) dan berakhir dengan filsafat Hegel (1770 – 1831). Peradaban Islam lahir dengan kehadiran Alquran dan astaghfirullahuntuk menunjuk masa berakhirnya, karena kita yakin bahwa Al-quran tidak akan lekang oleh panas dan tidak lapuk oleh hujan selama ummatnya ikut bersama Allah memeliharanya

Penutup

Al-quran sejak dini telah memadukan antara usaha dan pertolongan Allah SWT. Akal dan kalbu, pikir dan dzikir, iman dan ilmu. Akal tanpa kalbu menjadikan manusia seperti robot, pikir tanpa dzikir akan menjadikan manusia setan, iman tanpa ilmu seperti pelita di tangan bayi sedangkan ilmu tanpa iman bagaikan pelita di tangan pencuri.

YANG ADA SAAT INI ADALAH HASIL DARI APA YANG KITA BACA 20 TAHUN YANG LALU

20 TAHUN KEMUDIAN MERUPAKAN HASIL DARI APA YANG KITA BERIKAN KEPADA GENERASI SAAT INI

*) Penulis adalah guru Al-Islam di SMA Muhammadiyah 1 Blitar, disajikan  pada acara wisuda bersama SD/MI di bawah binaan   Muhammadiyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar