Panggung Rakyat Itu Bernama Dangdut
GagasMedia, Jakarta. Mendadak Dangdut, sebuah novel adaptasi terbaru karya Ninit Yunita terbitan GagasMedia akan diluncurkan pada tanggal 14 Agustus 2006. Novel yang diangkat dari film berjudul sama karya Rudi Soedjarwo akan digelar di Bugs Cafe, padang golf Pondok Indah, Jalan Metro Pondok Indah, pukul 12.00 sampai 14.00 wib.
Mendadak Dangdut adalah novel adaptasi kedua dari Ninit Yunita. Sebelumnya, Ninit juga telah mengadaptasi sebuah film romantis berjudul Heart. Terbukti, novel adaptasi pertamanya ini meledak di pasaran, mencapai cetak ulang delapan kali. Ninit pun ketagihan menulis novel adaptasi lagi, yang menurut penulis bersuamikan Adhitya Mulya (Penulis novel Jomblo) ini memiliki tingkat kesulitan dan keasyikan sendiri yang berbeda dengan menuliskan karya asli.
Bagi para penikmat novel-novel bergenre chicklit, nama Ninit Yunita memang sudah tidak asing lagi. Ninit dikenal sebagai penulis yang senang bermain-main dengan karakternya. Script karya Monty Tiwa ini dipoles Ninit menjadi sebuah bacaan yang menyegarkan. Dengan tetap mempertahankan ciri khas kepenulisannya; ringan dan tak sok tahu. Sebagai seorang pencerita, Ninit dengan lancar menceritakan kisah seorang diva pop yang mendadak dangdut.
Sinemart sendirilah yang memilih Ninit untuk mengadaptasi film karya biangnya drama action, Rudy Soedjarwo ini. Dalam karier kepenulisannya, Ninit telah menelurkan beberapa buah novel, di antaranya Kok Putusin Gue dan Test Pack. Pada bulan Agustus ini juga, ia akan kembali merilis novel terbarunya yang berjudul Kamar Cewek.
Selain Ninit Yunita, akan hadir juga para artis pendukung film Mendadak Dangdut. Di antaranya Titi Kamal dan Kinaryosih. Dalam film terbaru produksi Sinemart ini, Titi Kamal berperan sebagai Petris Pontoh, seorang penyanyi pop, ikon generasi MTV yang banting setir, mendadak dangdut. Tentunya, pindah haluannya si Petris dari jalur awalnya dipicu oleh beberapa hal. Sementara, Kinaryosih berperan sebagai Yulia Pontoh. Kakak Petris yang merangkap menjadi manajer Petris. Yulia, yang sabar, adalah satu-satunya orang yang tahan banting menghadapi kelakuan egois adiknya. Petualangan kedua kakak-beradik keturunan Manado ini dimulai ketika polisi menemukan lima kilogram kokain di dalam mobil mereka. Keduanya digelandang ke penjara.
Takut dihukum mati, keduanya menyusun rencana kabur agar tidak dijebloskan ke penjara. Dalam pelarian inilah mereka bersembunyi di sebuah perkampungan di mana lagu dangdut menjadi hiburan yang menyegarkan dan selalu ditunggu-tunggu. Agar identitasnya tak ketahuan, Petris menyamar menjadi penyanyi dangdut organ tunggal keliling. Tak dinyana, pengalaman ini pulalah yang mengubah pola pikir Petris yang individualis.
Dangdut, musik yang sehari-hari kita dengar di berbagai sudut tempat. Musik yang dianggap remeh dan tak berkelas, telah mengubah seorang Petris Pontoh lebih menghargai dan menyayangi orang lain.
Dan ini pulalah yang tercermin lewat novel adaptasi Mendadak Dangdut. Dalam novel setebal 182 halaman ini, Ninit mencoba mengambil sudut pandang dari persoalan yang cukup sederhana: Menghargai orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar