Seseorang tidak bisa menargetkan bagian tubuh mana yang lemaknya berkurang lebih dulu. Tapi ternyata perempuan akan kehilangan berat badan terlebih dahulu di bagian payudaranya ketimbang paha.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses penurunan berat badan dan lemak di tubuh seperti genetik dan komposisi lemak dalam tubuhnya. Tapi jika terjadi secara alami, maka payudara akan lebih dulu kehilangan berat badannya.
"Secara alami perempuan cenderung menyimpan lemak di bagian bawah tubuh seperti sekitar paha, bokong dan pinggul," ujar Patrick J Bird, dekan College of Health and Human Performance di University of Florida, seperti dikutip dari Livestrong, Senin (9/4/2012).
Patrick menuturkan daerah-daerah ini secara genetik memang digunakan untuk menyimpan lemak sehingga terbilang lebih sulit dihilangkan selama penurunan berat badan. Kondisi ini yang membuat payudara akan terlihat berkurang ukurannya lebih dulu dibanding paha.
Faktor lainnya adalah sebagian besar payudara terdiri dari jaringan lemak adiposa. Tidak seperti paha, payudara tidak mengandung otot sehingga tidak ada sesuatu yang bisa membantunya tetap bertahan. Namun untuk membantunya bisa dengan memperkuat otot dada yang mendasarinya.
Latihan sederhana tertentu bisa membantu memperkuat otot dada, salah satunya adalah latihan mendorong tembok. Cobalah berdiri menghadap tembok dan menempatkan tangan setinggi dada. Dorong dinding dengan keras selama 10 detik, rileks dan ulangi lagi hingga beberapa kali.
Namun jika lemak tidak berkurang di bagian tertentu seperti paha maka bisa dilakukan dengan olahraga, karena kelebihan berat badan di paha membuat otot tersembunyi di bawah lapisan lemak.
Langkah pertama adalah melakuakn latihan cardio secara rutin untuk membakar lemak, misalnya dengan berlari, jalan cepat atau bersepeda yang merupakan latihan cardio yang baik untuk tubuh bagian bawah. Setelah itu dilanjutkan dengan latihan untuk mengencangkan paha, salah satunya melalui latihan jongkok.
Senin, 09 April 2012
Dipahami Sebelum Berhubungan Intim
Sebelum melakukan hubungan seksual, pasangan perlu memahami konsekuensi dan risiko yang bakal terjadi. Contohnya seperti penyakit menular seksual ataupun kehamilan yang tak direncanakan. Banyak hal yang harus disiapkan agar kedua pasangan sama-sama siap dengan konsekuensi apa yang akan terjadi dan bagaimana menghadapinya.
"Saya menghabiskan sebagian besar waktu saya membantu orang tua memahami bagaimana berbicara dengan anak-anak dan remaja tentang seks, seksualitas, gender dan semua masalah yang berkaitand engan hal itu. Satu pertanyaan yang sering ditanyakan adalah bagaimana untuk memastikan seseorang benar-benar siap berhubungan seks," kata dr Karen Rayne, konseling seks untuk orang tua dan remaja
Menurut dr Rayne, beberapa pasangan ada yang melakukan hubungan seks tanpa persiapan matang dan berakhir dengan infeksi penyakit menular seksual atau kehamilan yang tak direncanakan.
Berikut adalah beberapa hal yang harus dipersiapkan agar terhindar dari seks yang berisiko namun tetap menyehatkan.
1. Memahami orgasme.
Sebelum mulai berhubungan seks, sebaiknya perlu memahami apakah itu orgasme dan bagaimana cara untuk mencapai orgasme. Sangat penting untuk memahami bagaimana diri sendiri bisa mencapai orgasme sebelum melakukan aktivitas seks bersama pasangan.
2. Tahu riwayat seksual pasangan
Mengetahui riwayat seksual pasangan perlu untuk mengetahui risiko penyakit menular seksual dan seberapa banyak pengetahuan pasangan mengenai seks. Bercinta dengan orang yang sering bergonta-ganti pasangan atau pemakai narkoba tentu berisiko tinggi tertular penyakit.
3. Mengetahui kemungkinan penyakit menular seksual
Satu-satunya cara untuk mengetahui hal ini dengan pasti adalah lewat tes kesehatan. Jika kedua pasangan belum pernah berhubungan seks, maka waktu tesnya hanya singkat saja. Baik diri sendiri dan pasangan sebaiknya menjalani tes ini agar sama-sama merasa yakin akan kondisi kesehatan reproduksinya.
4. Membicarakan mengenai alat kontrasepsi yang akan digunakan
Alat kontrasepsi penting untuk mengatur kelahiran. Kehamilan yang tak direncanakan seringkali berakhir dengan stres dan juga berisiko bagi keselamatan bayi karena kedua pasangan belum siap merawat bayi.
5. Membicarakan apa yang harus dilakukan jika terjadi kehamilan
Sebuah pernikahan tentu menghendaki lahirnya seorang anak. Namun kehadiran seorang anak tentu mengubah banyak hal. Mempertimbangkan masak-masak mengenai rencana kehamilan, persalinan dan perawatan anak akan membuat pasangan memiliki gambaran yang sama mengenai anak sehingga pasangan lebih menikmati hubungan seks.
6. Meminta saran dari sahabat
Saat jatuh cinta, seseorang sering tidak melihat orang yang dicintainya dengan jernih. Yang dapat menilai dengan lebih objektif biasanya adalah orang lain dan orang terbaik yang dapat memberikan saran seperti ini adalah seorang sahabat. Dengarkan saran dari sahabat meskipun terkadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Akan lebih baik lagi jika mendengar saran dari beberapa orang.
7. Menyediakan kondom
Jika berniat menunda kehamilan, pastikan kondom yang akan digunakan pas atau sesuai, belum kadaluarsa, dan tidak terkena kondisi ekstrem seperti habis disimpan di dalam mobil yang panas. Kondom yang sudah rusak atau kadaluarsa tak hanya berisiko bocor, tapi juga menyebabkan kulit lecet saat digunakan untuk bercinta.
8. Pastikan pasangan juga telah melakukan hal yang sama
Hubungan seksual yang sehat adalah memperhatikan kebutuhan emosional dan kesehatan fisik masing-masing pasangan. Dengan demikian, setiap pasangan bisa saling menjaga pasangannya satu sama lain.
"Saya menghabiskan sebagian besar waktu saya membantu orang tua memahami bagaimana berbicara dengan anak-anak dan remaja tentang seks, seksualitas, gender dan semua masalah yang berkaitand engan hal itu. Satu pertanyaan yang sering ditanyakan adalah bagaimana untuk memastikan seseorang benar-benar siap berhubungan seks," kata dr Karen Rayne, konseling seks untuk orang tua dan remaja
Menurut dr Rayne, beberapa pasangan ada yang melakukan hubungan seks tanpa persiapan matang dan berakhir dengan infeksi penyakit menular seksual atau kehamilan yang tak direncanakan.
Berikut adalah beberapa hal yang harus dipersiapkan agar terhindar dari seks yang berisiko namun tetap menyehatkan.
1. Memahami orgasme.
Sebelum mulai berhubungan seks, sebaiknya perlu memahami apakah itu orgasme dan bagaimana cara untuk mencapai orgasme. Sangat penting untuk memahami bagaimana diri sendiri bisa mencapai orgasme sebelum melakukan aktivitas seks bersama pasangan.
2. Tahu riwayat seksual pasangan
Mengetahui riwayat seksual pasangan perlu untuk mengetahui risiko penyakit menular seksual dan seberapa banyak pengetahuan pasangan mengenai seks. Bercinta dengan orang yang sering bergonta-ganti pasangan atau pemakai narkoba tentu berisiko tinggi tertular penyakit.
3. Mengetahui kemungkinan penyakit menular seksual
Satu-satunya cara untuk mengetahui hal ini dengan pasti adalah lewat tes kesehatan. Jika kedua pasangan belum pernah berhubungan seks, maka waktu tesnya hanya singkat saja. Baik diri sendiri dan pasangan sebaiknya menjalani tes ini agar sama-sama merasa yakin akan kondisi kesehatan reproduksinya.
4. Membicarakan mengenai alat kontrasepsi yang akan digunakan
Alat kontrasepsi penting untuk mengatur kelahiran. Kehamilan yang tak direncanakan seringkali berakhir dengan stres dan juga berisiko bagi keselamatan bayi karena kedua pasangan belum siap merawat bayi.
5. Membicarakan apa yang harus dilakukan jika terjadi kehamilan
Sebuah pernikahan tentu menghendaki lahirnya seorang anak. Namun kehadiran seorang anak tentu mengubah banyak hal. Mempertimbangkan masak-masak mengenai rencana kehamilan, persalinan dan perawatan anak akan membuat pasangan memiliki gambaran yang sama mengenai anak sehingga pasangan lebih menikmati hubungan seks.
6. Meminta saran dari sahabat
Saat jatuh cinta, seseorang sering tidak melihat orang yang dicintainya dengan jernih. Yang dapat menilai dengan lebih objektif biasanya adalah orang lain dan orang terbaik yang dapat memberikan saran seperti ini adalah seorang sahabat. Dengarkan saran dari sahabat meskipun terkadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Akan lebih baik lagi jika mendengar saran dari beberapa orang.
7. Menyediakan kondom
Jika berniat menunda kehamilan, pastikan kondom yang akan digunakan pas atau sesuai, belum kadaluarsa, dan tidak terkena kondisi ekstrem seperti habis disimpan di dalam mobil yang panas. Kondom yang sudah rusak atau kadaluarsa tak hanya berisiko bocor, tapi juga menyebabkan kulit lecet saat digunakan untuk bercinta.
8. Pastikan pasangan juga telah melakukan hal yang sama
Hubungan seksual yang sehat adalah memperhatikan kebutuhan emosional dan kesehatan fisik masing-masing pasangan. Dengan demikian, setiap pasangan bisa saling menjaga pasangannya satu sama lain.
Selasa, 03 April 2012
Senjata khas tapak suci
Senjata Khas TAPAK SUCI adalah Senjata Segu (Serba Guna), yang diciptakan oleh Pendekar M.Barie Irsjad, belafaz "Muhammad". Sebagai perguruan yang melestarikan seni budaya bangsa yang luhur, TAPAK SUCI merupakan perguruan pencak silat yang juga melestarikan seni beladiri bersenjata. Teknik permainan senjata ini dilestarikan dan dikembangangkan masing-masing oleh para anggota TAPAK SUCI di pusat maupun di daerah.
Senjata khas beladiri itu di antaranya Pisau, Golok, Toya, Rante, Tekken, Clurit, Pedang, Trisula, Double-stick, Kerambit, Pecut, dan Keris. Selain itu, TAPAK SUCI secara serius mengembangkan permainan senjata yang merupakan tradisi TAPAK SUCI, yaitu Senjata Alif, Segu, Golok Mawar, Tombak Naga, dan Kipas. Senjata tradisi ini dipelajari sebagai dasar dari senjata jenis lainnya. Sebagai contoh, permainan Golok Mawar dapat diaplikasikan untuk permainan senjata keris beladiri.
Senjata khas beladiri itu di antaranya Pisau, Golok, Toya, Rante, Tekken, Clurit, Pedang, Trisula, Double-stick, Kerambit, Pecut, dan Keris. Selain itu, TAPAK SUCI secara serius mengembangkan permainan senjata yang merupakan tradisi TAPAK SUCI, yaitu Senjata Alif, Segu, Golok Mawar, Tombak Naga, dan Kipas. Senjata tradisi ini dipelajari sebagai dasar dari senjata jenis lainnya. Sebagai contoh, permainan Golok Mawar dapat diaplikasikan untuk permainan senjata keris beladiri.
Tapak suci umy akan ikut berlaga di invitasi unair surabaya
kegiatan Invitasi Pencak Silat Tapak Suci Martial Art Competition Of Java “Airlangga Cup 2012” yang di adakan oleh ukm Tapak Suci Universitas Airlangga (unair), akan di ikuti atlit dari ukm tapak suci kampus umy yogyakarta, meski waktu nya sangat mepet, namun anggota yg akan ikut ber tanding tetap semangat, dan hingga latihan tadi sore sudah ada beberapa nama2 yang sudah lolos verifkasi untuk ikut bertanding, namun tim pelatih dan official tetap membuka pendaftaran atlit dari anngoota ukm ts umy sendiri, agar nantinya atlit yg ke unair lebih banyak dari yang sebelum2nya.
harapan kami smoga temen2 dari umy bisa menyabet juara dan pulang kejogja dengan penuh suka cita.
invitasi ini bakal berlangsung mulai tanggal 6 mei 2012 hingga tgl 12 mei 2012 ( 7 hari), untuk tempat mess belum di tentukan di mana nantinya t4 nya yg jelas pengennya nyari t4 yg sederhana dan ga memkan anggaran biaya banyak.
harapan kami smoga temen2 dari umy bisa menyabet juara dan pulang kejogja dengan penuh suka cita.
invitasi ini bakal berlangsung mulai tanggal 6 mei 2012 hingga tgl 12 mei 2012 ( 7 hari), untuk tempat mess belum di tentukan di mana nantinya t4 nya yg jelas pengennya nyari t4 yg sederhana dan ga memkan anggaran biaya banyak.
Jelang makrab tapak suci umy 2012
setelah sempat beberapa kali tertunda acara makrab alias malam ke akraban sesama anggota tapak suci khususnya TS UMY dan tapak suci Undangan UMUM nya, maka panitia mengambil inisiatif agar makrab segera di laksanakan dan akhirnya acaranya akan di laksanakan pada tanggal 8 april 2012 di pantai parangtritis yogyakarta, start dari kampus umy pada tanggal 7 april sore hari. acara makrab ini di ketuai oleh mas Akbar.
Dengan adanya acara refreshing ini di harapkan semua anggota ts umy ikut berperan serta supaya acara ini lebih ramai dan silaturrahim semakin terjaga erat laksana satu keluarga. (the big family of tapak suci umy).
harapan dari panitia setelah acara ini terlaksana supaya bisa melahirkan ide2 baru dalam ber organisasi sehingga lancar dalam melaksanakan kegiatan, ts umy masih mempunyai beberapa acara/agenda kegiatan yang mash belum ter wujudkan dan isyaAllah akan terwujud setelah acara makrab ini.....bravo tapak suci umy
Dengan adanya acara refreshing ini di harapkan semua anggota ts umy ikut berperan serta supaya acara ini lebih ramai dan silaturrahim semakin terjaga erat laksana satu keluarga. (the big family of tapak suci umy).
harapan dari panitia setelah acara ini terlaksana supaya bisa melahirkan ide2 baru dalam ber organisasi sehingga lancar dalam melaksanakan kegiatan, ts umy masih mempunyai beberapa acara/agenda kegiatan yang mash belum ter wujudkan dan isyaAllah akan terwujud setelah acara makrab ini.....bravo tapak suci umy
Senin, 02 April 2012
jual dvd beladiri pencak silat
kami dari dvdsilat.com menjual berbagai macam video beladiri pencak silat, kungfu, karate, jiu jutsu, wingschu, jet kundo, dll
Jumat, 30 Maret 2012
KISAH PERAHU NABI NUH DI ACEH
Pagi itu, becak motor yang membawa dua penumpang melaju santai di ruas jalan menuju tempat pendaratan ikan Lampulo, Kota Banda Aceh, Nanggroe Aveh Darussalam. Di sisi kiri jalan, puluhan unit kapal ikan bersandar di dermaga kayu pinggir Sungai (Krueng) Aceh yang airnya bewarna kecoklat-coklatan.
Beberapa nelayan yang bertelanjang dada asyik merajut jaring di atas kapal. Tidak ada aktivitas kapal berlayar di Krueng Aceh pada Ahad, 26 Desember 2010.
"Pak, kenapa tidak ada boat berlayar pagi ini, lazimnya aktivitas nelayan yang pulang atau pergi melaut untuk menangkap ikan pada pagi hari seperti di daerah lain," tanya penumpang becak motor yang mengaku dari Jakarta dan tengah mengisi liburan akhir tahun di Banda Aceh.
"Hari ini, para nelayan seluruh Aceh tidak melaut untuk mengenang kembali peristiwa tsunami enam tahun silam," kata Usman, pengemudi becak motor itu.
Mata wisatawan itu tertuju pada sebuah rumah yang di atasnya terdapat seunit perahu tidak beda dengan boat-boat yang bersandar di TPI Lampulo tersebut. "Kapal nelayan yang ada di atas rumah warga itu merupakan salah satu bukti tsunami dan orang-orang menyebutnya sebagai `perahu Nabi Nuh` yang terhempas gelombang laut enam tahun silam," kata Usman.
Saksi enam tahun lalu menyebutkan, 59 warga di atas kapal ikan nelayan yang terhempas ke daratan terselamatkan saat tsunami, 26 Desember 2004. Dan kisah para korban tsunami itu tertuang dalam sebuah buku saku yang ditulis oleh 10 dari 59 orang yang menjadi penumpang perahu nelayan tersebut, enam tahun silam. Buku saku itu berjudul Mereka Bersaksi.
Abasiah, salah seorang korban selamat, mengisahkan, saat tsunami menjangkau permukimannya di Lampulo dengan ketinggian lebih dari satu meter, tiba-tiba perahu nelayan itu muncul di hadapannya. "Waktu itu, kami sekeluarga yang masih berada di dalam rumah langsung ke luar, dan tanpa pikir panjang memanjat kapal yang sudah berada di hadapan kami," katanya.
Karena air laut yang mencapai daratan terus meninggi, sebagian warga keluar melalui atas rumah untuk mencapai kapal nelayan itu. "Itu kapal bersejarah dan telah banyak warga terselamatkan dari tsunami," kata Abasiah.
Abasiah, warga Lampulo yang rumahnya berdekatan dengan TPI itu menceritakan awal "perahu Nabi Nuh" tersebut bertengger di atas atap rumah permanen miliknya. "Awalnya, saya mengira perahu itu sengaja didatangkan untuk menyelamatkan orang-orang dari amukan air laut menerjang permukiman penduduk," katanya.
Di dalam rumah permanen yang kini masih bersemayam "perahu Nabi Nuh" itu, Abasiah tidak sendiri ketika tsunami sebab ada anak-anaknya yaitu Agin, Ghazi, Thoriq, Zalfa, dan seorang putri angkatnya, Yanti.
"Dari jendela lantai atas, saya melihat banyak boat ikan yang hanyut di depan rumah dengan kecepatan tinggi, seperti mobil-mobilan yang ditarik mundur lalu dilepaskan," ujar Abasiah.
Abasiah mengisahkan, saat itu mereka yang berada di lantai dua bangunan rumahnya, terus berdoa dan berzikir seraya saling meminta maaf karena "akan berakhirnya sebuah kehidupan". "Waktu itu tidak ada tangis, tapi wajah-wajah ketakutan sambil terus berdoa dan berzikir berharap hanya ada pertolongan dari Allah, jika memang kami masih diberi kesempatan untuk hidup," katanya.
Setelah semuanya berada di atas "perahu Nabi Nuh" itu, Abasiah dan orang-orang lainnya terus mengaji, berdoa, berzikir kepada Allah, selain menyaksikan kehancuran akibat diamuk tsunami, 26 Desember 2004. "Kami melihat kapal cepat yang membawa penumpang Pulau Sabang-Banda Aceh tidak bisa berlabuh dan helikopter terbang di atas," katanya.
Saksi peristiwa tsunami lain, Samsuddin Mahmud, mengaku bahwa ia dan beberapa orang tetangga merupakan rombongan pertama yang naik ke atas "perahu Nabi Nuh" itu. "Awalnya kami mengira bahwa perahu ini sengaja didatangkan oleh `malaikat` untuk menyelamatkan orang-orang," kisahnya.
Sebelum menaiki perahu itu, Samsuddin yang sudah berada di lantai dua rumah tetangganya mengaku ketinggian di lantai tersebut lebih satu meter dan bewarna hitam pekat. "Ketika saya sudah berada di lantai dua rumah milik tetangga, air sudah sebahu. Kemudian, tiba-tiba terlihat perahu itu dan kami langsung berebut menaikinya," katanya.
Kisah korban selamat lainnya, Erlina Mariana Rosada Sari, mengisahkan bahwa sewaktu dalam boat tersebut, sempat gelombang laut silih berganti menerjang daratan dan dalam waktu bersamaan guncangan gempa masih terasa. "Orang-orang di dalam perahu ini terus mengumandangkan azan dan berdoa. Hanya doa dan zikir yang bisa kami lakukan saat tsunami itu," katanya.
Erlina menyatakan, dari atas perahu itu menyaksikan rumahnya luluh-lantak dan daratan tanpa bekas karena sudah dipenuhi air keruh. Ibarat hamparan lautan yang luas.
"Perahu Nabi Nuh" yang tidak lagi berlayar dan tetap tegak bersandar di atas atap rumah Abasiah di gampong Lampulo. Bahkan, tidak bertuan. Kini, tempat itu dijadikan sebagai salah satu aset wisata peninggalan tsunami.
"Perahu itu menjadi salah satu objek wisata yang memiliki makna sebagai peringatan Allah, karena dengan melihat ini orang bisa berpikir tentang kekuasaan Sang Maha Pencipta yang tiada tara," kata Wakil Walikota Banda Aceh Illiza Sa`aduddin Djamal.
"Rumah boat" atau "Perahu Nabi Nuh" yang berjarak sekitar dua kilometer dari pusat Kota Banda Aceh itu saat ini menjadi objek wisata yang menarik bagi wisatawan. Tidak hanya warga nusantara, tapi juga turis asing. Selain menyaksikan bukti fisik, para wisatawan juga bisa mendengarkan kisah-kisah unik dan ajaib dari peristiwa tsunami enam tahun silam dari korban selamat di "Rumoh Boat" atau "Perahu Nabi Nuh" itu.
Keusyik (Kades) Gampong Lampulo Alta Zaini mengatakan, warganya sudah siap menerima wisatawan yang akan berkunjung ke situs tsunami tersebut. "Perahu Nabi Nuh" yang kini bersemayam di lantai dua rumah Abasiah itu memiliki sekitar 18 meter, berkonstruksi kayu, dan kini telah dibangun tangga untuk mencapai bagian dalam boat tersebut.
Beberapa nelayan yang bertelanjang dada asyik merajut jaring di atas kapal. Tidak ada aktivitas kapal berlayar di Krueng Aceh pada Ahad, 26 Desember 2010.
"Pak, kenapa tidak ada boat berlayar pagi ini, lazimnya aktivitas nelayan yang pulang atau pergi melaut untuk menangkap ikan pada pagi hari seperti di daerah lain," tanya penumpang becak motor yang mengaku dari Jakarta dan tengah mengisi liburan akhir tahun di Banda Aceh.
"Hari ini, para nelayan seluruh Aceh tidak melaut untuk mengenang kembali peristiwa tsunami enam tahun silam," kata Usman, pengemudi becak motor itu.
Mata wisatawan itu tertuju pada sebuah rumah yang di atasnya terdapat seunit perahu tidak beda dengan boat-boat yang bersandar di TPI Lampulo tersebut. "Kapal nelayan yang ada di atas rumah warga itu merupakan salah satu bukti tsunami dan orang-orang menyebutnya sebagai `perahu Nabi Nuh` yang terhempas gelombang laut enam tahun silam," kata Usman.
Saksi enam tahun lalu menyebutkan, 59 warga di atas kapal ikan nelayan yang terhempas ke daratan terselamatkan saat tsunami, 26 Desember 2004. Dan kisah para korban tsunami itu tertuang dalam sebuah buku saku yang ditulis oleh 10 dari 59 orang yang menjadi penumpang perahu nelayan tersebut, enam tahun silam. Buku saku itu berjudul Mereka Bersaksi.
Abasiah, salah seorang korban selamat, mengisahkan, saat tsunami menjangkau permukimannya di Lampulo dengan ketinggian lebih dari satu meter, tiba-tiba perahu nelayan itu muncul di hadapannya. "Waktu itu, kami sekeluarga yang masih berada di dalam rumah langsung ke luar, dan tanpa pikir panjang memanjat kapal yang sudah berada di hadapan kami," katanya.
Karena air laut yang mencapai daratan terus meninggi, sebagian warga keluar melalui atas rumah untuk mencapai kapal nelayan itu. "Itu kapal bersejarah dan telah banyak warga terselamatkan dari tsunami," kata Abasiah.
Abasiah, warga Lampulo yang rumahnya berdekatan dengan TPI itu menceritakan awal "perahu Nabi Nuh" tersebut bertengger di atas atap rumah permanen miliknya. "Awalnya, saya mengira perahu itu sengaja didatangkan untuk menyelamatkan orang-orang dari amukan air laut menerjang permukiman penduduk," katanya.
Di dalam rumah permanen yang kini masih bersemayam "perahu Nabi Nuh" itu, Abasiah tidak sendiri ketika tsunami sebab ada anak-anaknya yaitu Agin, Ghazi, Thoriq, Zalfa, dan seorang putri angkatnya, Yanti.
"Dari jendela lantai atas, saya melihat banyak boat ikan yang hanyut di depan rumah dengan kecepatan tinggi, seperti mobil-mobilan yang ditarik mundur lalu dilepaskan," ujar Abasiah.
Abasiah mengisahkan, saat itu mereka yang berada di lantai dua bangunan rumahnya, terus berdoa dan berzikir seraya saling meminta maaf karena "akan berakhirnya sebuah kehidupan". "Waktu itu tidak ada tangis, tapi wajah-wajah ketakutan sambil terus berdoa dan berzikir berharap hanya ada pertolongan dari Allah, jika memang kami masih diberi kesempatan untuk hidup," katanya.
Setelah semuanya berada di atas "perahu Nabi Nuh" itu, Abasiah dan orang-orang lainnya terus mengaji, berdoa, berzikir kepada Allah, selain menyaksikan kehancuran akibat diamuk tsunami, 26 Desember 2004. "Kami melihat kapal cepat yang membawa penumpang Pulau Sabang-Banda Aceh tidak bisa berlabuh dan helikopter terbang di atas," katanya.
Saksi peristiwa tsunami lain, Samsuddin Mahmud, mengaku bahwa ia dan beberapa orang tetangga merupakan rombongan pertama yang naik ke atas "perahu Nabi Nuh" itu. "Awalnya kami mengira bahwa perahu ini sengaja didatangkan oleh `malaikat` untuk menyelamatkan orang-orang," kisahnya.
Sebelum menaiki perahu itu, Samsuddin yang sudah berada di lantai dua rumah tetangganya mengaku ketinggian di lantai tersebut lebih satu meter dan bewarna hitam pekat. "Ketika saya sudah berada di lantai dua rumah milik tetangga, air sudah sebahu. Kemudian, tiba-tiba terlihat perahu itu dan kami langsung berebut menaikinya," katanya.
Kisah korban selamat lainnya, Erlina Mariana Rosada Sari, mengisahkan bahwa sewaktu dalam boat tersebut, sempat gelombang laut silih berganti menerjang daratan dan dalam waktu bersamaan guncangan gempa masih terasa. "Orang-orang di dalam perahu ini terus mengumandangkan azan dan berdoa. Hanya doa dan zikir yang bisa kami lakukan saat tsunami itu," katanya.
Erlina menyatakan, dari atas perahu itu menyaksikan rumahnya luluh-lantak dan daratan tanpa bekas karena sudah dipenuhi air keruh. Ibarat hamparan lautan yang luas.
"Perahu Nabi Nuh" yang tidak lagi berlayar dan tetap tegak bersandar di atas atap rumah Abasiah di gampong Lampulo. Bahkan, tidak bertuan. Kini, tempat itu dijadikan sebagai salah satu aset wisata peninggalan tsunami.
"Perahu itu menjadi salah satu objek wisata yang memiliki makna sebagai peringatan Allah, karena dengan melihat ini orang bisa berpikir tentang kekuasaan Sang Maha Pencipta yang tiada tara," kata Wakil Walikota Banda Aceh Illiza Sa`aduddin Djamal.
"Rumah boat" atau "Perahu Nabi Nuh" yang berjarak sekitar dua kilometer dari pusat Kota Banda Aceh itu saat ini menjadi objek wisata yang menarik bagi wisatawan. Tidak hanya warga nusantara, tapi juga turis asing. Selain menyaksikan bukti fisik, para wisatawan juga bisa mendengarkan kisah-kisah unik dan ajaib dari peristiwa tsunami enam tahun silam dari korban selamat di "Rumoh Boat" atau "Perahu Nabi Nuh" itu.
Keusyik (Kades) Gampong Lampulo Alta Zaini mengatakan, warganya sudah siap menerima wisatawan yang akan berkunjung ke situs tsunami tersebut. "Perahu Nabi Nuh" yang kini bersemayam di lantai dua rumah Abasiah itu memiliki sekitar 18 meter, berkonstruksi kayu, dan kini telah dibangun tangga untuk mencapai bagian dalam boat tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)