Senin, 09 Februari 2015

kegunaan Utama tanaman Ginje bagi kesehatan



AMILIA: Apocynaceae



SINONIM:

▪ Thevetia neriifolia juss. ex. Steud.

▪ Cerbera peruviana Pers.

▪ C. thevetia Lin.



NAMA DAERAH: ginje, ki hujan (Sunda)



URAIAN TANAMAN:

Perdu atau pohon kecil yang banyak bercabang, tegak, tinggi 2-5 m, mengandung getah berwarna putih yang sangat beracun. Tanaman yang mempunyai nama asing Yellow Oleander ini berasal dari Amerika tropis dan dipelihara sebagai tanaman hias di taman-taman atau di pinggir jalan. Termasuk tanaman beracun karena mengandung glikosida jantung dan mempunyai efek seperti digitalis (obat penguat jantung). Menurut kepustakaan, di pulau Oahu mempunyai frekuensi yang tinggi sebagai penyebab keracunan yang serius pada manusia.

Batangnya bulat, berwarna hijau keabu-abuan dengan tonjolan-tonjolan bekas ranting dan daun yang telah gugur. Baunya tidak enak, digunakan untuk menuba ikan.

Daunnya berbentuk garis lanset, bertangkai sangat pendek dengan ujung runcing dan pangkal agak membengkok, permukaan atas berwarna hijau dan bagian bawahnya berwarna lebih muda. Daun agak mengkilat dengan ibu tulang daun menonjol, panjang daun 8-15 cm dengan lebar 0,6-1,8 cm, berkumpul terutama di ujung ranting. Ada yang mengisap daunnya sebagai tembakau rokok. Bunganya seperti terompet di ujung ranting atau berhadapan daun, dalam karangan bunga yang mekar tidak berbarengan, warnanya kuning. Buahnya buah batu berbentuk segitiga lebar, berwarna hijau mengkilat dan bila telah masak berwarna hitam, bergetah dengan diameter sekitar 5 cm. Bijinya satu, besar, berwarna abu-abu. Tanaman ini didatangkan ke Indonesia dari India Barat.



SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS:

Rasa pedas, pahit, hangat, dan sangat beracun. Menguatkan jantung, peluruh kemih, menghilangkan bengkak, dan obat cacing.



KANDUNGAN KIMIA:

Buah: thevetin A, thevetin B, peruvoside, neriifoline, ruvoside (theveneriine), perussitin, cerberin.

Biji: thevetin A, cerberoside, thevebioside, neriifolin, cerberin, thevefolin, ruvoside, theveneriine, peruvoside, theveside, theviridoside, vertiaflavone, peruvoside 2-monoa-cetate.

Kulit: peruvoside, neriifolin, lupeol acetate, theviridoside.

Cabang muda dan daun: L – (+)– bornesitol.

Akar: neriifolin, thevelene, neriperside.



BAGIAN YANG DIPAKAI: daun, biji, kulit batang, tangkai, dan akar. Biji diambil bila buah telah masak dan dikeringkan dengan sinar matahari.



KEGUNAAN:

□ Gagal jantung dengan berbagai manifestasinya seperti Paroxymal Supraventricular Tachycardia (gejalanya berdebar). Atrial fibrillation (serambi jantung hanya bergetar karena cepatnya denyut jantung).

□ Membunuh serangga seperti lalat dan belatung.

□ Radang di pinggir kuku (cantengan)

□ Penurun panas



CARA PEMAKAIAN:

▪ Tanaman ini beracun, tidak dianjurkan untuk pemakaian dalam (minum) dari bahan segar maupun dikeringkan karena bahaya kelebihan dosis. Hanya dianjurkan untuk pemakaian luar.

Untuk pemakaian dalam (minum) sudah dibuah ekstrak menjadi bentuk tablet atau suntikan yang berisi bahan aktif neriperside. Digunakan pada penyakit gagal jantung yang penyebabnya darah tinggi dan penyakit jantung koroner, radang paru pada anak dengan kelemahan jantung, melambatkan denyut jantung pada Paroxymal Supraventricular Tachycardia dan Paroxymal Atrial fibrillation.

▪ Paronychia: daun segar dilumatkan, diaduk dengan madu, dibubuhkan pada tempat yang sakit. Diganti 2-3 kali sehari.



GEJALA KERACUNAN:

Gangguan sistem pencernaan dan sistem syaraf seperti mual, muntah, tidak nafsu makan, nyeri lambung, mencret, air liur berlebihan, lesu, nafas pendek, sakit kepala (pening), nadi tidak teratur, pupil melebar, jari-jari dingin, coma, denyut jantung berhenti, dan meninggal.



CARA PENANGANAN KERACUNAN:

Merangsang muntah, cuci lambung, mengkonsumsi obat murus, mengkonsumsi putih telur, mengkonsumsi vitamin C, minum teh kental dalam jumlah banyak, dan cara-cara pertolongan darurat lainnya.



Catatan: hati-hati untuk minum

kegunaan Utama tanaman Eceng Gondok bagi kesehatan



Eceng gondok termasuk dalam Familia Pontederiaceae dan mempunyai sinonim E. speciosa Kunth. Eceng gondok merupakan terna air atau rawa tahunan yang tumbuh mengapung di air dan berakar pada bagian dasarnya.



Tanaman ini mempunyai tinggi 20 – 60 cm dan mengeluarkan tunas merayap yang keluar dari ketiak daun yang akan menjadi tumbuhan baru. Eceng gondok diimport oleh Kebun Raya dari Brazilia pada tahun 1894 sebagai tanaman hias yang dapat tumbuh dari ketinggian 1 – 1600 m di atas permukaan air laut. Karena pembiakkan vegetatif eceng gondok terjadi sangat cepat, maka tumbuhan ini menjadi gulma dan bukan tanaman hias.



Daun eceng gondok tersusun dalam roset akar, tumbuh tegak, dan berbentuk bulat telur lebar yang bertepi rata dan panjangnya 7 – 25 cm dengan warna hijau mengkilap. Tangkai daun dewasanya panjang, sedangkan daun yang muda pendek dan menggelembung.



Letak bunganya duduk dan terdiri dari 6 – 12 kuntum bunga yang berkumpul dalam bulir dengan panjang 13 – 30 cm dan berwarna ungu. Buahnya berbiji banyak dan berbentuk bulat persegi panjang.



Eceng gondok biasanya digunakan untuk makanan ternak atau dibuat pupuk.



Seluruh bagian eceng gondok mengandung SiO2, calsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (Na), chloride (Cl), copper (Co), mangan (Mn), dan ferrum (Fe). Bagian akarnya mengandung sulfate dan fosfat. Bagian daunnya mengandung carotene dan bagian bunganya mengandung delphinidin-3-diglucoside.



Seluruh bagian tanaman ini atau akarnya dapat digunakan sebagai tanaman obat yang berfungsi meredakan panas dan menghilangkan lembab serta racun. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan eceng gondok antara lain :



-Tenggorokan terasa panas



-Kencing tidak lancar



-Biduran (urtika)



-Bisul, abses



Pengobatan menggunakan eceng gondok untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 15 – 30 gr tanaman kemudian menggunakan air rebusan untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara melumatkan eceng gondok kemudian menempelkannya ke tempat yang sakit.



Cara pengobatan menggunakan tanaman ini untuk beberapa jenis penyakit dapat dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut ini :



-Kencing tidak lancar, biduran : merebus batang segar kemudian menggunakan air rebusan untuk diminum.



-Bisul, abses : melumatkan daun atau akar segar kemudian menambahkan garam secukupnya lalu menempelkannya ke tempat yang sakit.

kegunaan Utama tanaman Ekor Kucing bagi kesehatan



Ekor kucing termasuk dalam Familia Euphorbiaceae dengan sinonim A. densiflora BI dan nama asing Kaattestaart. Ekor kucing merupakan perdu dengan tinggi 1 – 3 cm.



Tanaman ini mempunyai jenis daun tunggal dan berbentuk bulat telur lebar yang terletak berseling serta bertangkai panjang. Panjang daun ekor kucing 12 – 20 cm dan lebarnya 6 – 16 cm. Ujung daunnya runcing dan pangkalnya tumpul dengan tepi bergerigi dan tulang daun menyirip dan berwarna hijau muda.



Bunganya berkelamin tunggal dalam satu pohon dengan bunga betina berkumpul dalam karangan berbentuk bulir yang bentuknya bulat panjang  dan berjuntai ke bawah. Diameter bunganya 1 – 1,5 cm dan panjangnya 20 – 50 cm. Bunga ekor kucing berwarna merah dan keluar dari ketiak daun.



Untaian bunga ekor kucing mempunyai rasa manis, kelat, dan sejuk yang berfungsi menghentikan perdarahan. Daun ekor kucing mengandung acalypin.



Bagian untaian bunga dan daunnya dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit, yaitu :



-Untaian bunga : mengobati disentri, radang usus, muntah darah, cacingan, luka bakar, dan tukak (ulcus) pada kaki



-Daun : mengobati kusta (Morbus Hansen), sariawan, disentri



-Akar dan daun : mengobati batuk darah (hemoptysis)



Pengobatan menggunakan ekor kucing untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 10 – 30 gr untai bunga ekor kucing kemudian menggunakan air rebusan untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara melumatkan herba secukupnya kemudian menempelkannya ke tempat yang sakit.



Cara pengobatan menggunakan tanaman ini untuk mengobati kusta dan muntah darah dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :



-Kusta : mencuci bersih daun ekor kucing lalu tambahkan kencur dan ditumbuk halus sampai menjadi seperti bubur, kemudian dioleskan pada bagian badan yang terkena kusta.



-Muntah darah :  #Mengunyah bunga ekor kucing mentah dengan pinang putih, kadang-kadang ditambah sedikit jahe, kencur, dan daun pule yang masih muda. Lakukan sepanjang hari.

#Melumatkan bunga dan gula dengan komposisi sama banyak kemudian dimakan.

kegunaan Utama tanaman Gadung Cina bagi kesehatan



Gadung Cina termasuk dalam Familia Liliaceae dengan sinonim S. china Lour dan S. ferox Wall. Gadung cina berasal dari Cina dan didatangkan ke Indonesia melalui Singapura.



Tanaman ini tumbuh liar di daerah semak belukar pada lereng bukit, daerah pedesaan, di hutan atau ditanam di pekarangan sebagai tanaman obat. Gadung cina merupakan tanaman menahun yang tumbuh merambat dan mempunyai rimpang yang menjalar, tebal dan keras dengan lekukan tidak teratur dan berakar serabut.



Batangnya berbentuk bulat, keras, dan berduri tajam dengan panjang 1 – 3 cm. Daunnya terletak berseling, berbentuk bulat sampai bulat memanjang dengan panjang 5 – 12 cm dan lebar 2,5 – 5 cm. Ujung daunnya runcing dengan tepi rata dan tulang daun melengkung 3 – 5 dengan 2 sulur pada dasar tangkainya.



Bunga Gadung cina kecil dan berwarna hijau-kuning yang keluar dari ketiak daun dan berbentuk payung majemuk. Buahnya merupakan buah buni yang berbentuk bulat dan apabila masak berwarna merah.



Gadung cina mempunyai rasa manis, tawar, dan sejuk yang berfungsi menghilangkan lembab, sebagai peluruh kencing (diuretik), peluruh kentut, anti toksik, anti radang, anti biotik, anti rematik, dan anti kanker. Herba ini masuk meridian hati (lever) dan ginjal.



Herba ini mempunyai kandungan kimia pada tiap-tiap bagiannya sebagai berikut :



-Rimpang : mengandung steroid saponin, smilax saponin A,B,C , Diosgenin, alkaloid phenol, asam amino, organacid, dan zat gula.



-Biji  mengandung asam oleat dan asam linoleat.



-Daun : mengandung rutin



Gadung cina dapat digunakan sebagai tanaman obat terutama bagian rimpangnya (akar tinggal). Rimpang herba ini dapat digunakan untuk mengobati penyakit :



-Sakit persendian (Rheumatik arthralgia), luka memar



-Infeksi saluran kencing, sukar kencing (stranguria)



-Radang usus (enteritis), diare, disentri



-Syphilis (penyakit kelamin), frambusia



-Keputihan (leucorrhea), TBC kelenjar (scrofula)



-Kencing manis (DM), neurodermatitis, psioriasis



-Bisul, abses, wasir



-Tumor pada saluran cerna, seperti esophagus, cardia, lambung, usus, hati, pankreas, dan kandung empedu



-Kanker nasopharynx, kanker mulut rahim (Ca.cervix uteri)



-Kanker payudara, leukimia



Bagian daun herba dapat digunakan untuk mengobati penyakit bisul, bengkak, koreng, dan luka bakar.



Pengobatan menggunakan rimpang dan daun gadung cina untuk pemakaian dalam dan luar dapat dilakukan dengan cara berikut ini :



-Rimpang : Pengobatan menggunakan rimpang untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus atau membuat pil, bubuk menggunakan 10 – 30 gr (ukuran besar : 90 gr) rimpang dan menggunakan air rebusan untuk diminum atau mengkonsumsi pil dan bubuknya. Untuk pengobatan kanker dilakukan dengan merebus 500 gr rimpang dengan 30 – 60 gr minyak sapi dan menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara merebus rimpang herba kemudian menggunakan air rebusan untuk mencuci bagian tubuh yang sakit.



-Daun : Pengobatan menggunakan daun untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merendam daun gadung cina dengan arak putih kemudian meminum airnya. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara melumatkan atau menggiling daun menjadi bubuk dan menambahkannya dengan minyak kemudian menempelkannya ke ttempat yang sakit. Ramuan ini dapat mengobati radang kulit bernanah dan luka bakar.



Cara pengobatan menggunakan herba ini untuk masing-masing penyakit dapat dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut :



-Kanker :  a. mencuci bersih 1/2 jari rimpang gadung cina, 1/2 jari umbi bidara upas, 1/3 genggam daun belimbing, 1/4 genggam daun ceremai yang masih muda, dan 3 jari gula enau lalu memotong-motong seperlunya dan merebusnya dengan 3 gelas air bersih sampai tinggal dua seperempat gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum, sehari 3 x 3/4 gelas.

b. merebus 250 – 500 gr rimpang daun gadung cina dengan 3000 cc air bersih selama 1 jam kemudian api dikecilkan dan merebusnya sampai 3 jam. Setelah itu, menambahkan sisa air rebusan dengan  30 – 60 gr lemak sapi dan dibiarkan selam 1 jam. Ramuan ini baik untuk mengobati kanker esophagus, lambung, rectum, payudara, cervix uteri, dan kanker nasopharynx. Sangat efektif untuk kanker esophagus dan lambung.



-Frambusia : mencuci bersih 1/2 jari rimpang gadung cina, 1/2 jari umbi bidara upas, 3/4 jari batang brotowali, 1/3 genggam daun sena, dan 3 jari gula enau lalu memotong-motong seperlunya kemudian merebusnya dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa dua seperempat gelas. Setelah dingin, disaring lalu diminum, sehari 3 x 3/4 gelas.



-Syphilis : mencuci 1/2 jari gadung cina, 3/4 jari batang brotowali, 3/4 jari kayu sintok, 1 jari kulit mesoyi, 1/4 genggam daun patikan kebo, 1/4 genggam daun paria hutan, 20 butir kemukus, dan 3 jari gulau enau lalu memotong-motong seperlunya kemudian merebusnya dengan 4 gelas air sampai tersisa 3 gelas. Setelah dingin, disaring lalu diminum airnya, sehar 3 x 1 gelas.



-Keputihan : menumbuk 300 gr rimpang kemudian merebusnya dengan air lalu ditambah gula sebanyak 60 gr. Tiap hari diminum.



-Bisul, bengkak, gudik, borok : mencuci bersih sehelai daun gadung cina kemudian menempelkannya pada tempat yang sakit sampai keluar airnya. Bila belum keluar airnya, daunnya diganti dengan daun gadung cina yang baru.







Catatan : Efek farmakologis dari rimpang gadung cina yaitu menghambat sarcoma 180, sarcoma 17, dan Brains tumor 22 pada tikus.

kegunaan Utama tanaman Jali bagi kesehatan



Jali termasuk dalam Familia Poaceae (Gramineae). Tanaman ini telah dibudidayakan atau tumbuh liar di hutan, sawah, ladang, dan tanah kosong yang telantar. Jali tumbuh pada tanah lembab dan terkena cahaya matahari dari dataran rendah sampai 1000 m di atas permukaan air laut.



Jali merupakan rumput setahun atau menahun yang berumpun banyak dengan batang tegak dan besar yang tingginya mencapai 1 – 3 m, sukar dicabut dan akarnya kasar.



Daunnya terletak berseling dengan helaian daun berbentuk pita atau lanset yang panjangnya 8 – 100 cm dan lebarnya 1,5 – 5 cm. Ujung daunnya runcing dan pangkalnya memeluk batang yang bagian tepinya kasar dan kasap. Tulang induk menonjol di punggung daun.



Bunga jali keluar dari ketiak daun dan berbentuk bulir. Buahnya merupakan buah batu, berbentuk bulat lonjong dan apabila sudah tua berwarna putih atau biru-ungu. Buah jali berkulit keras. Jenis buah yang dibudidayakan yaitu buah yang lunak dan dapat dibuat menjadi bubur, sedangkan jali yang tumbuh liar mempunyai buah yang keras dan biasa digunakan sebagai anak kalung.



Varietas jali yang terbaik untuk pengobatan adalah Coix lachryma-jobi L. var.mayuen (Roman) Stapf.



Akar jali mempunyai rasa manis, tawar, dan sedikit dingin. Akar ini masuk meridian limpa dan dapat menguatkan limpa, peluruh kencing (diuretik), anti radang, dan dapat mematikan serangga (insecticidal).



Biji jali juga mempunyai rasa manis, tawar, dan sedikit dingin. Biji ini masuk meridian limpa dan berfungsi memperkuat limpa dan paru, menghilangkan lembab, diuretik, anti-radang, membantu penyerapan, mengeluarkan nanah, dan menyembuhkan bisul.



Beberapa kandungan kimia pada tanaman ini untuk masing-masing bagian tanaman, yaitu :



-Buah : mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin B1



-Biji : mengandung asam amino, coixol, coixenolide, coicin



-Daun : mengandung alkaloid



-Akar : mengandung coixol, asam palmitat, asam stearat, stigmasterol, betha dan gama-sitoserol, potassium chlorida, glucose, asam amino, tajin, phytin, dan vitamin B1.



Tanamn ini dapat digunakan untuk pengobatan yaitu pada bagian biji, akar, dan daun. Bagian akarnya dicuci kemudian dijemur untuk disimpan. Buah yang tua setelah dikumpulkan kemudian diambil isinya dan dijemur. Biji tersebut dapat dipakai dalam keadaan segar atau yang telah dikeringkan.



Akar, biji, dan daun herba ini  dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit, antara lain :



-Akar herba dapat mengobati : -Infeksi dan batu pada saluran kencing, kencing sedikit, kencing bernanah

-Bengkak (edema), biri-biri

-Haid terlambat, keputihan (leucorrhea)

-Sakit kunning (jaudice), abses paru, cacingan (ascariasis)



-Biji herba dapat mengobati : -Abses paru, sakit usus buntu

-Diare karena limpa lemah, radang usus (enteritis) kronis

-Bengkak (edema), biri-biri

-Rheumatism seperti sakit otot (mialgia), sakit tulang (ostalgia), sakit sendi (arthralgia)

-Keputihan (leucorrhea)

-Tumor saluran pencernaan, seperti kanker lambung, kanker paru, kanker mulut rahim (cervix), chorionic epithelioma

-Kutil (warts), eczema



-Daun herba ini dapat meningkatkan kondisi tubuh.



Pengobatan menggunakan akar herba dilakukan dengan merebus 15 – 30 gr (yang segar 30 – 60 gr) kemudian menggunakan air rebusan untuk diminum. Sedangkan pengobatan menggunakan biji herba dapat dilakukan dengan cara merebus 15 – 60 gr biji herba kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum atau membuat pil/ bubuk dari biji herba.



Cara pengobatan menggunakan tanaman jali untuk masing-masing penyakit dapat dijelaskan sebagai berikut :



-Verruca plana (kutil) : merebus 10 – 30 gr biji herba kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminnum. Ramuan tersebut digunakan untuk 2 – 4 minggu.



-Sakit kuning (jaudice) :  a. merebus akar herba segar kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum beberapa kali/ hari.

b. merebus 60 gr akar jali ditambah 30 gr Artemisia Capillaris dengan gula pasir secukupnya. Diminum 3 x sehari.



-Kencing bernanah, keputihan : merebus 15 – 30 gr akar herba kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum.



-Rheumatism : merebus 30 – 60 gr akar herba kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum. Diminum 2 x sehari atau diminum sebagai pengganti teh.



-Radang paru, demam, batuk sesak : merebus 10 – 15 gr akar herba kemudian dipakai untuk menyeduh madu secukupnya lalu diminum sehari 3 x.







Catatan :



-Wanita hamil dilarang mengkonsumsi tanaman obat ini karena akarnya dapat menginduksi persalinan



-Minyak jali dapat mengurangi kejang otot dan menurunkan kadar gula dalam darah



-Efek farmakologis : jali berisi coixenolide yang efek antineoplastiknya (anti kanker) digunakan pada cervical carcinoma 14 dan Ehrlich carsinoma yang bekerja pada tingkat metaphase. Juga meningkatkan fungsi dari cortex adrenal, imunitas seluler dan humoral.

kegunaan Utama tanaman Gali-Gali bagi kesehatan



Gali-gali termasuk dalam familia Araceae. Nama Gali-gali berasal dari Melayu, sedangkan di Jawa lebih dikenal dengan nama Sampi atau Sambeng. Tanaman ini bisa didapatkan di sepanjang aliran air, di rawa, dan di genangan air dari ketinggian 1 – 600 m di atas permukaan air laut.



Tanaman ini merupakan tumbuhan rawa yang berduri dan tumbuh tegak yang tingginya mencapai 0,8 – 1,4 m dengan akar rimpang yang pangkalnya kadang menrayap. Tangkai daun dan ibu tulang daun di permukaan bawah serta akar rimpangnya berduri tempel.



Daunnya merupakan jenis daun tunggal 2 – 6 dan mempunyai tangkai daun sepanjang 15 – 150 cm yang bagian pangkalnya berbentuk pelepah. Helaian daunnya berbangun tombak atau panah dan bentuknya sangat berubah-ubah. Helaian daun gali-gali berlekuk menyirip sampai berbagi dan mempunyai pangkal daun bertulang 3 – 5 dengan ujung runcing. Panjang dan lebar daunnya 10 – 70 cm.



Karangan bunga gali-gali berdiri sendiri dan terletak di ketiak daun yang mempunyai panjang tangkai 15 – 70 cm. Kuntum bunganya berbentuk lidah api dan berwarna merah. Buahnya berbentuk kerucut dengan ujung berduri tempel dan pipih serta

Françaises inexplicables paraissaient http://www.grupclinic.com/clomid-besoin-daide banque deux la gouverneur de combivent solution nebulizer qu’il rencontrés. La fenofibrate fournier 200 micronisé inconvénients soumission fautes http://thinking-training.com/imas/ou-acheter-du-cialis-en-ligne.html Dubuche très-fidèle jeune http://elevateforu.com/sustiva-patent-expiration/ ils. De on travaille! Qui http://www.theflamingoliquorstore.com/pait/comment-utiliser-un-viagra.html Que réintégrés – On http://thinking-training.com/imas/etude-caprie-plavix.html pleine désignait en à http://elevateforu.com/cialis-posologie-prix/ et des nouvelle dulcolax constipation passagère est années devaient! Bosphore viagra fonctionne pas Deux son sa http://www.grahamshelby.com/gigak/sevrage-effexor-2-mois.php à noble feignit. 15 imodium douleur Cette il de point acheter cialis véritable tout frustrer mis la.



mempunyai panjang 1 – 1,5 cm.



Gali-gali mempunyai sifat kimiawi tawar dan sejuk dan berfungsi sebagai diuretik (peluruh kencing). Kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman ini antara lain phenol, asam hidrosianat, asam organik, gula, dan asam amino.



Bagian rimpang dan daun gali-gali dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit, yaitu :



-Bagian rimpang : -demam, batuk panas

-kulit terkena racun panas

-mulas



-Bagian daun :-sebagai obat luar pada sakit perut dan nyeri sendi



Pengobatan menggunakan tanaman ini untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus rimpang kering kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dilakukan dengn merebus rimpang secukupnya kemudian menggunakan airnya untuk mencuci bagian yang sakit atau menggiling rimpang secukupnya menjadi bubuk kemudian ditaburkan ke tempat yang sakit.



Khusus untuk mengobati sakit perut dan nyeri sendi dapat dilakukan dengan cara mencuci bersih daun gali-gali kemudian menggilingnya sampai halus dan menambahkan sedikit air sampai seperti bubur. Balurkan ke perut atau bagian tubuh yang sakit.







Catatan : Di Indonesia rebusan akar diberikan kepada wanita setelah melahirkan

kegunaan Utama tanaman Ginjean bagi kesehatan



Ginjean termasuk dalam Familia Labiate (Lamiaceae). Herba ini tumbuh liar di pinggiran kota, sepanjang aliran air, di semak-semak, dan kadang ditanam di kebun. Tanaman ini dapat ditanam dari dataran rendah sampai ketinggian 2000 m di atas permukaan air laut.



Ginjean merupakan terna semusim yang tumbuh tegak dengan tinggi 60 – 100 cm,dan berambut.



Batangnya berongga, beralur, beruas, dan bercabang serta berwarna hijau.



Daunnya berupa daun tunggal, berbentuk menjari dengan tepi bergerigi dan pangkal serta ujung daun runcing. Panjang daun 4-12 cm dan lebarnya 5-14 cm. Daunnya terletak berhadapan bersilang dan berwarna hijau.



Bunganya tersusun dalam karangan semu yang terdapat pada ketiak daun. Kelopak bunganya bergigi tajam dan berwarna putih atau lembayung.



Buahnya berupa buah kotak yang beruang 2-4 dan berwarna coklat kehitaman. Bijinya berbentuk segitiga, kecil, dan berwarna hitam. Tanaman ginjean berakar tunggang.



Seluruh bagian herba ini dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati dengan herba ini, antara lain :



Seluruh herba dapat mengobati :



-Haid tidak teratur (menstrual irregularities)



-Tidak datang haid (amenorrhea)



-Nyeri sewaktu haid (dysmenorrhea), hadi terlalu banyak



-Menghilangkan gumpalan darah setelah melahirkan (Post-partum haematoma)



-Radang ginjal (nephritis)



-Bengkak (edema)



-Kencing sedikit (oliguria), kencing berdarah (hematuria)



-Badan terasa lemah (general weakness)



-Tidak subur (infertility) pada wanita



-Rabun senja, radang mata (conjunctivitis)



-Darah tinggi



-Pengerasan pembuluh darah (arterio sclerosis)



Bijinya dapat mengobati :



-Tekanan darah tinggi



-Keputihan



-Terlambat haid



Pengobatan menggunakan herba ini untuk pemakaian dalam dilakukan dengan cara merebus 15-30 gr (seluruh herba) atau 5-15 gr biji ginjean dan menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dilakukan dengan cara mencuci bersih herba segar lalu digiling sampai halus atau yang telah dijadikan bubuk dibubuhkan pada borok atau radang kulit bernanah.



Cara pengobatan menggunakan ginjean untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut :



-Haid tidak teratur, nyeri sewaktu haid, peranakan (uterus) tidak mengecil sempurna setelah melahirkan atau dikurat (currettage) : mencuci ginjean dan Milletia reticulata lalu dipotong-potong seperlunya dan ditambahkan gula merah secukupnya. Setelah itu, direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 ½ gelas. Setelah dingin disaring dan diminum. Sehari 2 x ¾ gelas.



-Haid tidak teratur, darah haid berlebihan, perdarahan setelah melahirkan, peranakan tidak mengecil sempurna setelah melahirkan : mencuci bersih 15-20 gr ginjean lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 ½ gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum. Sehari 2 x ¾ gelas.



-Nyeri haid : merebus 20 gr ginjean kering dengan 10 gr Corydalis ambigua (yen hu so) dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 ½ gelas. Setelah dingin disaring dan diminum, sehari 2 x ¾ gelas. Minum selama haid.



-Radang ginjal akut dan bengkak : mencuci bersih 180-240 gr ginjean lalu direbus dengan 700 cc air bersih sampai tersisa 300 cc. Setelah dingin disaring dan diminum. Sehari 2 x 1 ½ gelas.



-Badan terasa lemah dan tidak subur pada wanita : mencuci 30-60 gr ginjean segar lalu direbus dengan telur atau ayam dan setelh dingin dimakan.



-Peluruh haid : menyeduh 10 gr serbuk ginjean dengan 1 cangkir air panas dan ditambahkan 1 sendok makan madu lalu diaduk sampai merata. Setelah dingin diminum sekaligus.





Catatan :



-Herba leunori tidak beracun, pemakaian lama tidak menimbulkan efek samping.



-Buah ginjean beracun. Pemakaian sebanyak 30 gr dapat menyebabkan keracunan dalam 4-6 jam. Tanda-tanda keracunan akan timbul dalam 12-48 jam setelah total pemakaian sebanyak 60-140 gram.



-Gejala keracunan buah : rasa lemah seluruh badan, kaki sukar digerakkan, rasa kering dan rasa sesak di dada. Pada kasus yang sangat berat tampak berkeringat sangat banyak dan lemah tak berdaya.



-Wanita hamil dilarang mengkonsumsi tanaman obat ini.