Jumat, 01 Juni 2012

inilah khasiat utama buah mengkudu

Pernahkah anda meminum jamu kudu laos yang dijajakan ibu-ibu penjual jamu gendong? Rasanya segar, sedikit pedas-semri



wing, dengan aroma khas mengkudu. Konon khasiatnya adalah memperlancar sirkulasi darah, menghangatkan badan, menurunkan tekanan darah tinggi, menambah vitalitas, memperbaiki pencernaan, menghilangkan pegel-linu dan masuk angin.



Jamu berbahan dasar buah mengkudu, laos, asam Jawa, dan gula (kadang ditambah merica, bawang putih, kedawung, jahe, kencur, dll) ini secara diminum turun-temurun sejak jaman nenek-moyang, menunjukkan bahwa sebagai obat mengkudu telah memiliki sejarah panjang.



tanaman mengkuduSecara tradisional seluruh bagian tanaman mengkudu dapat dimanfaatkan sebagai obat. Akarnya untuk mengobati kejang-kejang dan tetanus, menormalkan tekanan darah, obat demam, dan tonikum. Kulit batang digunakan sebagai obat malaria, tonikum, antiseptik pada luka, atau mengempiskan pembengkakan kulit. Daunnya digunakan sebagai obat disentri, kejang usus, pusing, muntah-muntah, dan demam. Sedangkan buahnya untuk peluruh air kencing, urus-urus, pelembut kulit, kejang-kejang, bengek, gangguan pernapasan, dan radang selaput sendi.



Jaman dahulu daun, akar, dan batang mengkudu memang lebih banyak dimanfaatkan. Namun akhir-akhir ini penggunaanya sebagai obat lebih bergeser ke buahnya. Misalnya untuk mengatasi hipertensi buah mengkudu masak diambil airnya, dicampur madu, kemudian diminum setiap pagi sebelum sarapan. Untuk mengatasi penyakit kuning dua buah mengkudu diambil airnya, dicampur gula batu, kemudian diminum (dilakukan seminggu dua kali sampai sembuh). Untuk batuk dan gatal di tenggorokan, buah mengkudu masak dimakan bersama garam. Untuk meredakan demam satu buah mengkudu direbus bersama 2 cm lengkuas dalam dua gelas air sampai tinggal separonya. Airnya diminum pagi dan malam. Sementara buah mengkudu matang kalau digosok-gosokkan dapat mengubah kulit bersisik dan tumit pecah-pecah jadi mulus kembali.



Masih banyak lagi manfaat mengkudu (Morinda citrifolia) yang juga disebut pace (Jawa), cengkudu (Sunda), kodhuk (Madura), wengkudu (Bali). Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia, yang kemudian menyebar hingga ke Polynesia (Hawaii). Di Polynesia inilah mengkudu yang di sana disebut noni dikembangbiakkan dan dimanfaatkan lebih intensif.



KANDUNGAN MENGKUDU



Buah dan daun mengkudu merupakan bahan pangan dengan kandungan gizi lengkap. Selain berbagai vitamin, protein, dan mineral, mengkudu juga mengandung xeronine, proxeronine, steroid alami, alizarin, lysin, sodium, asam kaprat, asam kaprilat, asam kaproat, arginine, antraquinone, trace elements, fenilalanin, selenium, magnesium, dan lain-lain.



Di antara zat-zat gizi tersebut terdapat zat antibakteri yang dapat membunuh Pseudomonas aeruginosa, Protens morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli (penyebab diare), Salmonella montivideo, S. scotmuelleri, S. typhii (penyebab tifus), dan Shigella dysenteriae, S. flexnerii, S. pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus.



Senyawa scopoletin yang banyak terdapat pada mengkudu selain bersifat antibakteri, antiradang dan antialergi, juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh (imunomodulator).



MENGKUDU SEBAGAI OBAT KANKER



Penggunaan mengkudu untuk pengobatan kanker akhir-akhir ini semakin populer dengan semakin banyaknya penelitian mengenai manfaat mengkudu untuk kanker.



Tim peneliti Universitas Hawai yang dipimpin Annie Hirazumi mendapati bahwa jus mengkudu meningkatkan kerja sistem kekebalan tubuh (terutama sel makrofag dan limfosit) tikus putih yang diinduksi dengan sel kanker paru Lewis, sehingga mampu bertahan hidup 50 hari lebih. Padahal tikus yang tidak diberi mengkudu hanya mampu bertahan hidup antara 9-12 hari saja. Annie juga meneliti bahwa jus mengkudu bermanfaat untuk mengatasi sarcoma.



Tim peneliti Universitas Negeri Lousiana, AS, yang dipimpin Conrad A. Hornick, Ph.D menemukan bahwa jus mengkudu dalam kadar 10% dapat menghentikan pembentukan pembuluh darah (anti angiogenesis) pada sel kanker payudara dan merusak pembuluh darah kanker yang sudah ada, sehingga sel-sel kanker mati.



Sedang Maria Gabriela Manuele dan kawan-kawan berhasil membuktikan bahwa scopoletin dapat mengaktifkan limfosit sekaligus membasmi sel kanker limfoma.



mengkuduTak mau kalah dengan kolega-koleganya, Dr. Rangadhar Satapathy, MD menyatakan bahwa tanaman mengkudu memiliki 150 neutraceutical (zat gizi berkhasiat obat), lima di antaranya merupakan zat antikanker:



(1) Polisakarida yang banyak terdapat pada mengkudu mencegah menempelnya sel yang rusak/bermutasi ke sel lain, sehingga dapat mencegah terjadinya metastase.



(2) Damnacanthal, sejenis anthraquinon, menghambat pertumbuhan sel ganas. Alizarin, anthraquinon lain, menghentikan aliran darah ke jaringan tumor, sehingga menghentikan perkembangannya.



(3) Epigollocatechin gallate (EGCg). Antioksidan golongan flavonoid polifenol yang banyak terdapat dalam mengkudu ini mencegah mutasi sel dan menginduksi apoptosis (bunuh diri) pada sel-sel abnormal.



(4) Terpenoid dalam mengkudu mencegah pembelahan sel ganas dan juga menginduksi apoptosis. Salah satu terpenoidnya, limonen, terbukti efektif untuk mengatasi kanker payudara, kanker liver, kanker paru, dan juga leukemia. Terpenoid yang lain, betakaroten, membantu merangsang kelenjar thymus untuk memproduksi lebih banyak sel Limfosit T yang dapat langsung menghancurkan sel kanker. Sedang asam ursolat yang juga golongan triterpenoid dapat mencegah pertumbuhan sel abnormal (kanker) sekaligus menyuruh sel abnormal yang sudah ada untuk bunuh diri (apoptosis).



(5) Menurut hasil penelitian Dr. Heinicke, proxeronine sangat banyak terdapat dalam mengkudu. Di dalam usus proxeronine diubah menjadi xeronine. Xeronine yang juga diproduksi tubuh dalam jumlah terbatas ini dibutuhkan untuk mengaktifkan protein sel sebelum digunakan dalam seluruh proses kimiawi tubuh. Xeronine juga memperbaiki struktur dan menormalkan fungsi sel-sel tubuh yang rusak. Karena pada dasarnya setiap sel mengandung protein, maka kecukupan xeronine dapat memperbaiki segala jenis sel yang tidak normal. Dari sini diperoleh penjelasan, mengapa efek xeronine berbeda pada tiap orang, namun umumnya menunjukkan perbaikan kondisi sesuai penyakit masing-masing.



Namun di balik manfaat mengkudu yang begitu mengesankan ada satu hal yang sering menjadi kendala dalam mengkonsumsi mengkudu, yaitu aromanya tidak enak. Aroma khas ini cukup menyengat, disebabkan oleh asam kaproat dan asam kaprat yang banyak terdapat pada buah mengkudu matang. Cara yang digunakan untuk mengurangi aroma ini adalah dengan mencampurkan madu atau gula merah ke dalam jus mengkudu, kemudian disimpan dalam gelas atau botol kaca selama 2-4 hari.



Dalam proses fermentasi ini asam kaproat dan asam kaprat akan terurai sehingga baunya berkurang, sayangnya belum diperoleh kejelasan apakah proses fermentasi ini mempengaruhi khasiatnya atau tidak. Menurut kesaksian penggunanya, buah mengkudu tua yang belum masak (belum banyak mengandung asam kaproat dan asam kaprat) ternyata kurang berkhasiat dibanding buah mengkudu yang benar-benar sudah masak.



Manfaat buah mengkudu yang baik untuk kesehatan sudah tidak asing lagi di telinga kita. Mengkudu merupakan tanaman yang mudah tumbuh di daerah dataran rendah. Tanaman ini memiliki buah berwarna hijau dengan bentuk bulat lonjong dan ada bintil-bintil di permukaannya. Tinggi tanaman mengkudu ini sekitar 3-8 meter.

Mengkudu memiliki beberapa istilah di tiap daerah. Antara lain Wengkudu (Bali), Cengkudu (Sunda), Pace (Jawa), Kodhuk (Madura), Nono (bahasa Tahiti), Ach (bahasa Hindi), Ungcoikan (bahasa Myanmar), Noni (bahasa Hawaii), dan Nonu (bahasa Tonga).

Manfaat buah mengkudu ini sangat baik untuk pengobatan alami. Bahkan kini telah banyak diproduksi beberapa produk kapsul dari buah mengkudu. Berbagai ahli medis dari berbagai Negara juga melakukan penelitian tentang manfaat buah mengkudu. Ada laporan yang dirilis oleh jurnal Cancer Letter pada tahun 1993 mengenai manfaat buah mengkudu. Dalam jurnal itu disebutkan bahwa beberapa peneliti Jepang dari The Institute of Biomedical Sciences dan Keio University telah melakukan riset terhadap 500 jenis tanaman. Para peneliti itu menyimpulkan bahwa dalam buah mengkudu terdapat kandungan zat anti kanker (damnacanthal).
Khasiat Buah Mengkudu

Khasiat buah mengkudu tidak hanya sebagai anti kanker. Masih ada banyak manfaat lain yang terdapat pada buah yang pahit ini. Berikut ini beberapa manfaat buah mengkudu yang sudah dibuktikan oleh beberapa penelitian secara ilmiah :

    Mengkudu dapat menjadi zat pencegah kanker dan tumor.
    Mengkudu dapat membantu peningkatan daya tahan tubuh.
    Mengkudu bisa membantu mengurangi rasa sakit.
    Mengkudu dapat menjadi zat anti alergi dan anti radang.
    Mengkudu dapat membantu menormalkan tekanan darah.
    Mengkudu dapat membantu memperlancar siklus energi dalam tubuh.
    Mengkudu dapat menjadi anti bakteri.
    Mengkudu dapat membantu mengatur mood (siklus suasana hati).

Dr. Neil Solomon pernah melakukan sebuah survey terhadap 8000 orang yang mengonsumsi sari buah mengkudu. Dalam survey tersebut ia melibatkan 40 dokter serta beberapa praktisi medis. Dalam surveynya Dr. Neil Solomon ingin membuktikan kemampuan sari buah mengkudu dalam penyembuhan beberapa penyakit. Misalnya: serangan jantung, kanker, diabetes, stroke, gangguan pencernaan, dll.

KEAJAIBAN BERPUASA

1. Ibadah puasa adalah sarana pencegahan dari sejumlah penyakit dan gangguan kesehatan yang timbul akibat kebiasaan makan berlebihan dan berkesinambungan sepanjang tahun tanpa pernah berhenti.

2. Ibadah puasa merupakan sarana terapis untuk beberapa penyakit ganas dan kronis.

3. Ibadah puasa mampu membangkitkan kinerja seluruh proses vital yang berlangsung di dalam tubuh, meningkatkan performanya. Puasa pun meremajakan komponen-komponen sel dasar dan energi yang tersimpan di dalamnya sehingga lebih kuat dan lebih mampu menghadapi hal-hal yang berat atau keadaan damrat di saat tubuh mengalami pasokan makanan yang sedikit atau tidak mendapatkan pasokan selama sekali dalam jangka waktu tertentu.

4. Ibadah puasa menjadi pengontrol dan penekan gejolak sek- sual yang membara, terutama di kalangan ramaja dan anak muda.

5. Ibadah puasa tidak memberatkan atau menyulitkan tubuh. Gejala memberatkan yang dirasakan secara ilusif (termasuk lapar) sebenarnya hanyalah karena menyalahi kebiasaan dan jam makan.

6. Ibadah puasa merangkum dua proses anabolisme dan kata­olisme sekaligus dalam satu waktu, sehingga ia bisa memenuhi pasokan glukosa sebagai satu-satunya bahan bakar untuk sel otak dan sebagai bahan bakar utama seluruh jaringan lainnnya.

Sekarang ini, hakikat puasa semakin terkuak sebagai sebuah mukjizat ilmiah dan kebutuhan humanis. Fakta kebe­naran ini akan terus tersingkap lebih banyak lagi seiring de­ngan peningkatan pengetahuan manusia mengenai hukum- hukum penciptaan.

PUASA CEGAH SERANGAN JANTUNG

Orang yang berpuasa selama Ramadan memperoleh manfaat luar biasa sebab puasa mengurangi risiko serangan jantung, demikian hasil studi yang dilakukan di Dubai, Uni Emirat Arab (AUE) sebagaimana dilaporkan Gulf News.

Penelitian yang dilakukan atas relawan di UAE selama Ramadan tahun lalu memperlihatkan puasa menghasilkan peningkatan kandungan lipid, sehingga mengurangi risiko stroke.

Studi tersebut, yang dilakukan atas 37 relawan yang setuju sampel darah mereka diambil dalam tiga kondisi berbeda selama Ramadan tahun lalu, memperlihatkan penurunan rata-rata 15 persen kandungan triglyceride (TG) dan 10,9 persen low-density lipoprotein cholesterol (LDL) –dua faktor risiko utama serangan jantung.

Kepala Departemen Kardiologi Intervensional di American Hospital Dubai, Dr Omar Kamel Hallak yang memimpin tim peneliti beranggotakan lima orang, mengatakan itu untuk pertama kali satu studi memperlihatkan hubungan konsisten antara puasa dan profil lipid.

“Studi tersebut secara konsisten telah memperlihatkan kenaikan rata-rata kolesterol baik (HDL), sementara LDL (kolesterol jahat) dan triglyceride turun. Ini mengurangi risiko serangan sakit jantung,” kata Hallack.

Profil lipid adalah ukuran kolektif total kolesterol seseorang, high-density lipoprotein cholesterol (HDL, atau kolesterol baik), LDL (kolesterol jahat) dan TG, jenis lemak yang terdapat di dalam darah.

Secara umum, kandungan tinggi HDL mengurangi risiko sakit jantung, sementara kandungan tinggi LDL dan triglyceride membuat orang rentan terhadap penyakit itu. Studi tersebut juga mengukur parameter lain seperti indeks massa tubuh (BMI), tekanan darah dan kandungan glukosa, demikian laporan IINA.

Dr. Omar Kamel Hallack, tenaga ahli didikan AS, menyajikan temuannya dalam World Congress of Cardiology pada April 2012, dan baru-baru ini menerbitkannya di Journal of the American Heart Association.

Kamis, 17 Mei 2012

TUGAS POKOK PEMIMPIN

Di setiap komunitas selalu ada pemimpinnya. Peran pemimpin beraneka ragam, di antaranya adalah sebagai penggerak, motivator, inspirator, penunjuk arah, menyatukan, pelindung, pengayom, penolong, pembagi kasih sayang, mencukupi serta mensejahterakan, dan seterusnya. Tugas pemimpin, dengan demikian memang banyak dan berat. Semua peran itu akan dipertanggung-jawabkan, baik di hadapan manusia yang dipimpinnya maupun di hadapan Tuhan kelak.

Sebagai penggerak dan motivator, maka pemimpin harus menjadikan semua orang yang dipimpinnya hidup. Jiwa, pikiran, dan semangat dari semua orang yang dipimpin menjadi hidup dan berkembang. Mereka yang sebelumnya berputus asa, tidak percaya diri, dan bahkan juga apaptis terhadap nasip dan masa depannya berubah mewnjadi percaya diri, optimis, memiliki harapan dan percaya bahwa nasip mereka akan bisa berubah menjadi lebih baik.

Untuk menggerakkan bagi semua yang dipimpinnya, seorang pemimpin membutuhkan kemampuan berkomunikasi untuk menyampaikan ide dan atau gagasannya. Pemimpin harus bertabligh kepada seluruh yang dipimpinnya. Berbeda dengan dulu, tugas ini sulit dilakukan, maka pada saat sekarang sangat mudah. Sarana berkomunikasi sudah sedemikian banyak dan canggih. Asalkan memiliki ide dan gagasan dan juga kemauan, pada setiap saat pemimpin bisa berkomunikasi dengan semua yang dipimpinnya.

Selain itu, untuk menggerakkan dan memotivasi orang, pemimpin harus memiliki visi dan misi yang jelas. Visi dan misi itu harus dirumuskan menjadi tema-tema yang jelas, jargon, semboyan, dan bahkan kalau perlu lagu atau nyanyian. Kita ingat, dulu Presiden Ir.Soekarno pintar sekali membuat kata, kalimat, atau semboyan-semboyan, hingga menjadikan jiwa rakyatnya hidup. Kalimat-kalimat yang keluar dari presiden pertama bangsa ini mampu menghidupkan dan juga menggerakkan hati rakyat. Misalnya, ia mengatakan bahwa bangsa Indonesia bukan bangsa tempe, tidak perlu bantuan PBB. Semboyan yang berbunyi rawe-rawe rantas, malang-malang putung, mampu menghidupkan dan menggerakkan semangat, apalagi terhadap anak-anak muda.

Kita pernah memiliki pemimpin yang mampu menggerakkan jiwa rakyatnya. Dengan cara itu, bangsa ini sekalipun masih miskin tetapi tidak merasa miskin. Sekalipun masih kecil, belum memiliki banyak universitas, sarana dan prasarana kehidupan masih ala kadarnya, tetapi sudah merasa besar dan percaya diri. Sekalipun masih serba berkekurangan tetapi merasa bangga dengan menjadi bangsa Indonesia. Rakyat merasa merdeka dan bangga dengan kemerdekaannya itu.

Mungkin cara itu dipandang kurang tepat, sehingga pemimpin berikutnya mengambil strategi lain, yaitu ingin lebih mensejahterakan dari aspek yang lebih nyata, yaitu dengan membangun ekonominya. Jika pemimpin sebelumnya terasakan lebih menggerakkan jiwanya, maka pemimpin selanjutnya terasa lebih terfokus pada upaya untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Pada setiap pidato, Ir Soekarno tanpa menggunakan teks, disampaikan dengan berapi-api. Berbeda dengan itu, pemimpin setelahnya, setiap pidato selalu menggunakan teks, dengan membaca apa saja yang telah dipersiapkan sebelumnya. Terasa benar mendengarkan pidato tanpa teks yang berapi-api tetapi jelas dengan mendengarkan pidato dengan pakai teks.

Ternyata setiap pemimpin memiliki gaya dan caranya masing-masing yang selalu berbeda antara satu dengan lainnya. Mungkin maksud dari semua pemimpin itu sama, yaitu mensejahterakan rakyat, tetapi jalan yang ditempuhnya berbeda-beda. Setiap pemimpin dituntut memiliki kemampuan untuk menggerakkan dan memotovasi terhadap seluruh yang dipimpinnya. Menggerakkan dan meotovasi orang bisa dilakukan dengan menggunakan kata-kata, kalimat-kalimat, gagasan, ide, dan semboyan-semboyan. Akan tetapi selain itu, menggerakkan orang banyak memang juga bisa dilakukan dengan menggunakan uang, materi, atau peraturan-peraturan. Masing-masing strategi atau cara, tentu ada kelebihan dan kekurangannya. Menggerakkan orang dengan uang dan juga peraturan, jika kurang tepat atau salah mengatur, akan melahirkan jiwa korup dan munafik. Saya kurang tahu persis, ------perlu diteliti, apakah korupsi yang sedemikian menggila di negeri ini sesungguhnya sebagai akibat saja dari kepemimpinan yang hanya menggunakan pendekatan uang dan peraturan. Jika betul demikian, sayang sekali banyak orang masuk penjara, hanya sebagai akibat dari para pemimpinnya kurang tepat dalam menggunakan strategi besar kepemimpinannya.

Peran pemimpin selanjutnya adalah sebagai sumber inspirasi. Oleh karena itu pemimpin harus cerdas dan memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas. Pemimpin harus kaya ide, mimpi-mimpi, khayalan-khayalan, gambaran ideal ke depan tentang bentuk bangunan masyarakat yang dicita-citakan. Bagi bangsa Indonesia, sesungguhnya cita-cita besar itu sudah dirumuskan oleh para pendiri negara dan bangsa ini. Bangsa Indonesia, menurut rumusan para pendirinya, akan dibangun menjadi bangsa yang ber-Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, berdasarkan UUD 1945. Akan tetapi, konsep dasar itu secara operasional masih perlu dirumuskan dan juga dikembangkan secara terus menerus hingga tergambar jelas bentuk kongkritnya. Pemimpin bangsa harus memiliki khayalan-khayalan, cita-cita, mimpi-mimpi atau gambaran kongkrit tentang bentuk masyarakat yang dipandang ideal itu semua.

Saya seringkali dihadapkan oleh pertanyaan, bagaimana agar seseorang pemimpin menjadi kaya inspirasi, kaya ide, khayalan-khayalan dan cita-cita. Biasanya, saya menjawab seenaknya. Saya selalu mengatakan bahwa kualitas seseorang sesungguhnya hanya tergantung pada dua hal, yaitu siapa pergaulannya dan apa buku bacaannya. Orang yang bergaul secara terbatas maka ide, gagasan dan cita-citanya juga terbatas. Orang desa yang komunikasinya terbatas, berbeda dengan orang yang hidup di perkotaan, apalagi di kota besar dan bergaul secara luas. Orang yang memiliki pergaulan luas biasanya juga akan memiliki ide besar, gagasan besar dan cita-cita besar.

Begitu pula, selain itu, orang yang berkeinginan mampu merumuskan gagasan besar, ide besar dan cita-cita besar harus memiliki bacaan yang berkualitas tinggi. Tidak akan mungkin orang yang bacaannya sederhana, terbatas dan apalagi kualitasnya rendah mampu merumuskan cita-cita besar. Orang yang tidak pernah mau dan mampu membaca, maka tidak akan memiliki khayalan-khayalan atau ide-ide besar. Atas dasar pandangan ini, maka pemimpin harus mampu menempatkan diri pada pergaulan yang tepat dan benar. Seorang pemimpin harus mau dan mampu bergaul dengan sumber-sumber inpirasi itu. Semakin hebat pergaulan dan bacaannya maka seorang pemimpin juga akan menjadi semakin hebat, sehingga bisa menjalankan kepemimpinannya secara hebat pula.

Pertanyaan selanjutnya adalah, lantas siapa sesungguhnya yang seharusnya dipergauli oleh sang pemimpin, apalagi pemimpin bangsa yang besar seperti bangsa Indonesia ini. Jawaban yang saya rasa gampang adalah, pergauli sajalah Dzat Yang Maha Kreatif, Maha Besar, Maha Tahu, Maha Bijaksana dan Penyandang sifat-sifat mulia lainnya. Mempergauli Dzat Yang Maha Pencipta tidak sulit dilakukan, yaitu dengan cara bangun malam untuk qiyamullail, segera bangkit setelah mendengar adzan di waktu subuh, bersama keluarga mendatangi suara adzan itu, selalu mendirikan sholat berjamaáh di setiap waktu sholat dan hal itu dilakukan secara istiqomah. Dengan cara itu maka artinya bahwa sang pemimpin memiliki pergaulan tetap dengan Dzat Yang Maha Tahu, Maha Mulia, Maha Adil, Maha Luas, Maha Tinggi dan segenap sifat-sifatnya yang mulia itu.

Pergaulan dengan Dzat Yang Maha Mulia itu, bagi seorang pemimpin juga harus disempurnakan dengan bacaan yang tepat, yaitu kitab yang pasti benarnya. Sedangkan yang saya maksud dengan kitab yang pasti benarnya itu, adalah kitab yang dikirim langsung oleh Allah swt., secara bertahap, yang diterimakan kepada Rasulnya, Muhammad saw., melalui malaikat Jibril, yaitu kitab al Qurán. Pemimpin harus secara istiqomah membaca kitab suci ini. Boleh saja, dan memang perlu membaca buku-buku dan informasi lainnya, tetapi jangan dilupakan membaca kitab suci ini. Sedangkan jika melengkapinya dengan membaca buku-buku lain, juga sesungguhnya harus diniatkan untuk membaca kitab Allah, yaitu berupa ayat-ayat kanuniyah. Bagi seorang pemimpin selalu dituntut membaca ayat-ayat quliyah dan kauniyah sekaligus. Akhirnya, jika pergaulan dan bahan bacaannya tepat, insya Allah pemimpin yang seharusnya kaya inspirasi, kaya ide, kaya gagasan dan khayalan-khayalan akan terpenuhi.

Pada hari ini insya Allah, Presiden dan Wakil Presiden terpilih bangsa ini akan dilantik. Kita tentu patut bergembira dan bersyukur atas pelatikan itu. Kita mendoakan agar keduanya selalu mendapatkan pertolongan, perlindungan, rakhmat dan petunjuk dari Allah. Kita juga berdoa semoga keduanya mampu bergaul dengan Dzat Maha Tahu, Maha Pencipta, Maha Benar melalui kegiatan ritual sehari-hari dan juga selalu membaca kitab suci yang dikirim langsung kepada RasulNya, ialah al Qurán. Sehingga, baik pergaulan dan bacaan para pemimpin bangsa ini benar-benar tepat. Wallahu a’lam. (bersambung pada tulisan yang akan datang).

Rabu, 16 Mei 2012

Tapak Suci UMY Raih Runner Up di UNAIR CUP

UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Tapak Suci Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berhasil membawa pulang medali Runner Up (Juara II) di Kompetisi UNAIR CUP, Surabaya. Tim Tapak Suci yang diwakili oleh Akbar Abdul Ghafar (Ilmu Ekonomi 2010) dan Wisnu Sapto Nugroho (Pertanian 2009) ini mengikuti jenis pertandingan “Fight”, yakni bertarung dengan sistem gugur dalam Invitasi Pencak Silat Tapak Suci Se-Jawa dan Sumatera 2012. Wisnu Sapto Nugroho berhasil menjadi Runner Up setelah tiga kali bertanding m elawan UAD (2 kali) dan STAI Lukman Hakim.

Seperti disebutkan Wisnu Sapto Nugroho pada Rabu (16/5) saat ditemui di Kampus Terpadu UMY, dirinya dan tim Tapak Suci UMY berangkat ke Surabaya pada tanggal 4 Mei untuk mengikuti jalannya acara sampai dengan tanggal 13 Mei 2012. Selama kurang lebih 9 hari, tim Tapak Suci UMY mengikuti rangkaian pertandingan yang melibatkan sekitar 800 orang peserta, mulai SD (Sekolah Dasar) hingga mahasiswa. “Untuk pertandingan mahasiswa, diikuti oleh 22 Universitas Se-Indonesia. Kami mengikuti pertandingan “Fight”, bertarung di matras dengan sistem gugur. Jenis pertandingannya ada dua, “Fight” dan “Seni”. Kalau yang “Seni”, lebih menekankan pada rangkaian jurus yang digunakan,” ujar mahasiswa kelahiran Banjarnegara, 21 Juli 1991 ini.

Walau pun membanggakan, Wisnu sebenarnya menginginkan untuk menjadi Juara Pertama. Namun demikian, banyak hal dapat dijadikan pembelajaran baginya. “Dilihat dari jam terbang kami, khususnya saya, masih kurang. Persiapan mengikuti pertandingan pun masih sangat kurang. Sehingga setelah mengikuti lomba ini, saya dapat membagi pengalaman saya kepada teman-teman di UKM Tapak Suci UMY, untuk lebih rajin berlatih. Latihan rutin itu wajib, selain itu juga harus sering try out keluar untuk semakin meningkatkan kemampuan,” tegas mahasiswa yang menargetkan untuk lebih baik lagi di pertandingan selanjutnya ini. Rekan satu tim Wisnu, Akbar Abdul Ghafar, bertanding hingga perempat final, namun kemudian gugur di perempat final tersebut.

Senin, 14 Mei 2012

SEKOLAH PENULIS

SEKOLAH PENULIS

Coba pikirkan pernyataan berikut ini, ”Dalam momen tertentu kehidupan kita, kemampuan mengungkapkan gagasan menjadi tulisan yang bisa dimengerti oleh orang lain, boleh jadi akan menentukan sejarah hidup kita selanjutnya.” Apakah pernyataan semacam itu bisa dianggap benar? Dan apakah setiap orang pernah mengalami suatu momentum di mana karya tulisnya memberikan dampak begitu besar?

Saya tidak tahu jawabnya. Namun, belakangan ini seorang perempuan muda bernama Eni Kusuma tengah mengalami apa yang saya sebut sebagai ”transformasi citra diri” lewat karyanya yang bertajuk ANDA LUAR BIASA!!! (Fivestar, 2007). Saya juga sempat menyaksikan bagaimana sebuah tumpukan naskah yang semula telah dianggap tak bernilai, kemudian mengubah pilihan-pilihan hidup seorang Edy Zaqeus, lewat buku kontroversinya KALAU MAU KAYA NGAPAIN SEKOLAH! (Gradien, 2004), yang mengalami cetak ulang belasan kali dan memberinya cukup modal untuk memulai sebuah penerbitan independen.

Saya pribadi memang mengalami banyak peristiwa yang bertalian dengan karya tulis. Lewat tulisan saya menumbuhkan citra diri sebagai orang yang berhasil ketika masih berusia remaja. Karya tulis ketika mahasiswa memberi saya nama dan nafkah, yang bahkan kemudian membawa saya ke dunia bisnis. Sulit sekali membayangkan kehidupan saya saat ini jika saya tidak belajar mengungkapkan gagasan melalui tulisan sejak usia belia dulu. Dalam banyak momen kehidupan saya, menulis tidak saja menjadi semacam terapi penghilang stres, tetapi juga memberikan nafkah lahiriah, memberikan nama baik, mendatangkan rasa hormat dan kagum, memperteguh tali silahturahmi, mendatangkan sejumlah sahabat baru, dan entah apalagi.

Bagi mereka yang sempat belajar di perguruan tinggi, sebagian besar tentu pernah menulis skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan. Pada momen itu, kemampuan menulis menentukan arah hidup. Sementara dalam dunia bisnis sehari-hari, sebuah sandek (sms), sebuah memo, sebuah surel (email), sebuah proposal atau sebuah makalah, ada kalanya akan menentukan masa depan dan karier seseorang. Dengan kata lain, kutipan pernyataan di awal tulisan ini, sekurang-kurangnya mengandung kebenaran dan dialami sejumlah orang.

Sejak tahun 2006 silam, saya pribadi mendapat kehormatan untuk memberikan pelatihan WRITING SKILLS di lingkungan Bank BCA. Pelatihan ini dimaksudkan untuk menolong pegawai yang akan naik jenjang karier dalam menyusun makalah berisi usulan perbaikan mengenai proses bisnis tertentu di departemennya. Makalah yang disusun menentukan sekitar 30 persen dari syarat kelulusan untuk naik ke jenjang karier
Ketika artikel pendek ini disusun, saya sendiri masih dalam tahap negosiasi untuk memberikan pelatihan WRITING SKILLS untuk kawan-kawan yang berkarier di Bank Mandiri. Dari informasi kawan yang menghubungi saya, pelatihan ini juga baru mulai dimasukkan ke dalam agenda pelatihan reguler karena dianggap penting.

Dalam berbagai kesempatan lain, saya juga berulang kali mendengar cetusan keinginan kawan-kawan di posisi manajer dan eksekutif perusahaan terkemuka di negeri ini, yang menaruh minat untuk bisa ”belajar menulis”. Mereka merasakan kebutuhannya, tetapi tidak memperoleh kesempatan untuk mengalami pelatihan WRITING SKILLS yang bernuansa bisnis, bukan pelatihan jurnalistik untuk calon-calon wartawan/wati. Apakah mereka melihat ada momentum dimana karya tulis mereka akan menentukan arah hidup berikutnya? Saya tidak tahu.

Yang jelas, pengamatan sekilas dan pengalaman pribadi tersebut di atas telah mendorong saya untuk mengajak sejumlah kawan mendirikan SEKOLAH PENULIS PEMBELAJAR. Sebuah sekolah tanpa dinding yang memfokuskan diri untuk mengajarkan WRITING SKILLS dalam berbagai macam konteks. Dan sebagai langkah awal kita mencoba untuk membantu kawan-kawan manajer dan eksekutif yang menaruh minat, tetapi selama ini tidak mendapatkan layanan yang tepat untuk meningkatkan keterampilannya dalam soal tulis menulis.

SEKOLAH PENULIS PEMBELAJAR (selanjutnya disingkat SPP), seperti mudah ditebak, merupakan kumpulan orang-orang yang selama ini terlibat dalam jaringan www.pembelajar.com yang saya mulai 14 Februari 2001 silam. Dengan pengalaman yang relatif menyentuh hampir semua aspek dalam industri berbasiskan karya tulis, SPP sebenarnya siap mendampingi siapa saja yang serius ingin belajar menulis. Perpaduan antara penulis-penulis buku laris, pelatih-pelatih jurnalistik yang berpengalaman, dan jaringan penyunting, ghost writer, sampai penerbit yang independen maupun yang sudah beken, membuat layanan SPP tampil unik dan holistik. Dan karenanya saya sungguh berharap komunitas ini akan eksis dan tumbuh menjadi komunitas penulis yang menunjukkan watak khasnya sebagai pembelajar sejati di sekolah kehidupan Indonesia.

Mari belajar menulis, belajar mengarang. Mari belajar mengekspresikan gagasan-gagasan yang cemerlang agar membuka peluang untuk karier yang lebih baik, membuka kesempatan untuk tampil secara berbeda, mempersiapkan warisan yang melampaui usia, membuka pintu-pintu kemungkinan dalam berbagai konteks kehidupan yang mengagumkan ini. Mari

Minggu, 29 April 2012

Kenali Penyakit Pada Organisasi

Kata Cohen dan Cohen (1993), ada dua kelompok penyakit psikologis perusahaan:

Kelompok pertama adalah penyakit psikosis (psychoses), yakni jenis penyakit psikologis yang menyebabkan penderitanya kehilangan kemampuan memahami realitas. Bila perusahaan menderita jenis penyakit ini, perusahaan sering memiliki persepsi yang salah tentang realita lingkungan bisnis yang mengitarinya. Oleh karenanya, dapat membuat inferensi yang salah terdapat pokok-pokok persoalan strategis yang dihadapi. Hal demikian tak hanya terjadi ketika signal lingkungan bisnis amat lemah, akan tetapi juga dapat terjadi ketika lingkungan bisnis telah memberikan signal yang nyata dan jelas. Termasuk dalam penyakit jenis ini adalah : perilaku mania (manic behavior), depresi mania (manic depression), sizoprenia (schizophrenia) dan paranoid.

Kelompok ke dua disebut neurosis (neuroses), yakni ketidakstabilan emosi. Sekalipun penderitanya tidak sampai kehilangan kontak dengan realitas, akan tetapi tidak mampu memahami realitas yang berlangsung. Indikasinya, perusahaan menunjukkan perilaku cemas, takut dan tidak rasional, lebih banyak bersikap reaktif dan tak mampu sama sekali bersikap proaktiv. Perusahaan cenderung memberi nilai pada aspek negatif yang berlebihan dibanding pada aspek positif terhadap peluang, tantangan, ancaman bisnis yang dihadapinya. Termasuk penyakit jenis ini antara lain perilaku neurotik (neurotic behavior), depresi (depression), intoksikasi (intoxication), obsesi kompulsi (obsessive compulsion) dan sindrom pasca trauma (post trauma syndrome).

Apabila perusahaan menderita penyakit psikologis secara kronis, bisa jadi perusahaan gagal mengembangkan keunggulan bersaing. Dalam keadaan yang demikian keunggulan bersaing yang dimiliki akan terus menerus mengalami penurunan (competitive sclerosis). (Gilad 1995)
Ujung-ujungnya, ia tidak mampu bersaing. Perusahaan tak lagi dapat menjalankan fungsi bisnisnya, yang disebut sebagai negaholik (corporate negaholic) oleh Carter-Scott (1991).

AKIBAT penyakit psikologik adalah :
a. rusaknya moral pegawai,
b. menurunnya produktivitas,
c. rendahnya kwalitas produk,
d. rendahnya mutu pelayanan konsumen,
e. frustrasi dan rusaknya karir pegawai,
f. praktik strategi bisnis yang tidak rasional dan memudarnya kepemimpinan.

1. Perilaku Mania
Memiliki kepercayaan diri yang berlebihan dan dipenuhi dengan rasa antusias yang tinggi yang pada gilirannya dapat menyebabkan sangat kecilnya peran logika dan prinsip bisnis dalam pengambilan keputusan. Perusahaan merasa memiliki kemampuan yang tak tertandingi. Oleh karenanya, perhatian ditujukan kepada perumusan rencana dan strategi bisnis yang berskala besar. Kadang manajemen menetapkan target bisnis yang amat tinggi, yang jika dievaluasi secara rasional berada jauh dari kemampuan yang selama ini dimiliki.

2. Depresi mania :
Jika digunakan metafora sebagai penjelas, maka organisasi yang menderita penyakit mania, selalu berada pada tangga nada suara yang tinggi secara terus menerus. Berbeda dengan depresi mania, organisasi yang sedang menderita penyakit ini, kadang berada pada tangga nada yang amat tinggi, namun di saat yang lain, secara mendadak berada pada tangga nada yang paling rendah. Berpindah-pindah pada dua titik ekstrim.
Lebih dari itu, proses tersebut terjadi berulang-ulang dan berkepanjangan. Ketika pada masa mania, organisasi berada pada moda yang antusias, memiliki kepercayaan yang berlebihan, namun jika berada pada moda depresi, organisasi secara mendadak kehilangan energi dan semangat sehingga organisasi hanya memiliki sifat yang apathis.

3. Sizophrenia:
Organisasi yang menderita penyakit ini, ditandai oleh perilaku manajerial yang tidak terorganisir (disorganized), diliputi suasana kebingungan, dan dengan demikian bersuasana chaos (kacau balau). Tak ditemukan perumusan dan implementasi strategi yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.
Oleh karenanya tak heran jika banyak perilaku organisasi yang tak dapat dipertanggungjawabkan secara logis dan tak dapat diduga. Satu departemen tertentu amat sering tidak mengetahui apa yang sedang terjadi/sedang dikerjakan oleh departemen lain dan (tidak merasakan ) keterkaitan antara departemen. Sering juga ditandai dengan sikap overactive, akan tetapi tak terarahkan pada suatu target tertentu.
Beda mania dengan sizophrenia adalah bila pada mania secara pokok memiliki visi, misi dan target yang sangat ambisius dan tak realistis, maka pada sizophrenia terletak pada tidak adanya visi, misi, tujuan dan strategi bersaing yang jelas dan logis. tak ada rumusan kebijaksanaan. Kalaulah ada hampir bisa dipastikan tidak koheren (runtut) dan tidak komprehensif. Oleh karena itu, suasana kerja diliputi ketegangan dan dengan tingkat stress yang tinggi. Dalam aktivitas sehari-hari, orang tidak memahami apa yang diharapkan akan dicapai oleh dirinya sendiri, yang pada gilirannya berakhir pada munculnya rasa khawatir (tidak aman) yang berlebihan.

4. Paranoid:
Organisasi yang menderita penyakit ini ditandai oleh rasa tidak percaya pada siapapun yang berada di dalam atau di luar organisasi. Organisasi memperlakukan siapa saja, termasuk pegawai dengan sikap curiga yang berlebihan. Mereka dilihat sebagai ancaman yang diperkirakan akan mencoba mengambil (mencuri) keunggulan bersaing yang dimiliki organisasi. Oleh karenanya tak jarang, lingkungan kerja menjadi tak bersahabat dan berkembang subur sikap saling curiga.

5. Neurotik:
Penyakit ini ditandai rasa takut yang berlebihan. Jelasnya, organisasi memiliki sifat sebagai penakut. Gejala yang terlihat adalah adanya kekhawatiran atau ketakutan akan ketidakmampuan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Orang-orang dalam organisasi cenderung memutuskan dan memulai aktivitas dengan menggunakan waktu, dana dan tenaga yang lebih ditujukan untuk menghindari kegagalan dibanding tujuan tuk memperoleh keberhasilannya.

6. Depresi:
Indikasinya adalah kapasitas organisasi terus menerus mengalami penurunan. Pemilik, manajer, dan karyawan yang terlibat di dalamnya bersikap apathis. Mereka tak peduli dengan masa depan organisasi karena mereka tak merasa memiliki kekuatan untuk berbuat sesuatu. Mereka tak memiliki gairah bekerja dan lebih dari itu tak memiliki komitmen. Mereka tak memiliki kemampuan untuk melakukan mobilisasi sumber daya dan dana untuk mencapai misi dan tujuan organisasi. Lebih tragis lagi, ketidakmampuan tersebut justru menjadi pendorong tingginya intensitas depresi yang diderita.

7. Intoksikasi:
Perilaku dalam organisasi persis seperti orang yang kecanduan alkohol atau obat terlarang, persis seperti perilaku orang mabuk. Sekalipun paham bahwa penyakit tersebut memberikan efek negatif, akan tetapi organisasi biasanya tak dapat menerima kenyataan bahwa dirinya sedang menderita penyakit intoksikasi. Oleh karena itu organisasi tidak memiliki keinginan atau bahkan tak mampu mendeteksi penyakit yang sedang diderita. Akibatnya organisasi cenderung menolak tantangan. Organisasi menutup mata dan telinga untuk menangkap signal bisnis, baik yang datang dari internal maupun eksternal. Cepat atau lambat, organisasi akan terjerumus ke dalam jurang kegagalan.

8. Obsesi kompulsi:
Penyakit ini ditandai dengan adanya keinginan yang kuat untuk mengerjakan segala sesuatu secara sempurna. Tak ada kata hanya sekedar baik atau cukup, apalagi minimalis. Akibatnya, organisasi tak mampu sedikitpun memeberikan toleransi terhadap sekecil apapun kesalahan yang terjadi, yang pada gilirannya dapat memberikan dorongan untuk memberikan hukuman kepada mereka yang berbuat kesalahan.

9. Syndrom pasca trauma:
Penyakit ini berupa ketidakstabilan emosional yang terjadi setelah seseorang mengalami pengalaman yang traumatis yang sulit dilupakan karena kesalahan antisipasi yang dibuat terhadap peristiwa yang dinilai memiliki pengaruh berkepanjangan dan signifikan tersebut.
Organisasi dapat mengalami sakit jenis ini setelah ia mengalami peristiwa yang traumatis, misalkan sebagai akibat pengambilan secara paksa (take over), kekalahan kontrak, reorganisasi besar-besaran, rekayasa ulang organisasi, kematian pemilik, kekalahan di pengadilan, perubahan lingkungan bisnis.
Bentuk riil penyakit ini berupa hilangnya orientasi organisasi (disorientasi), yang biasanya ditandai dengan ketidakajegan (inkonsistensi) kebijakan pokok organisasi.Gejala yang muncul misalnya berupa keterkejutan yang berlebihan (shock), perilaku yang tidak konsisten, diingat-ingatnya dan dipertimbangkannya secara terus menerus kegagalan masa lalu dalam pengambilan keputusan strategis, dan adanya konflik perencanaan dan eksekusi kebijaksanaan dengan kebutuhan riil yang mendesak.