Rabu, 11 Februari 2015

Khasiat Utama tanaman Kesumba Keling bagi kesehatan



Kesumba Keling | Bixa orellana L.



Kesumba keling termasuk dalam Familia Bixaceae dengan sinonim Pigmentaria Rumph.  Tanaman ini merupakan perdu tegak atau pohon kecil dengan tinggi 2 – 8 m dan berasal dari Amerika tropis.



Kesumba keling banyak ditanam di taman, tepi jalan, dekat pagar dan kadang tumbuh liar di hutan dan tempat-tempat lain dari ketinggian 1 – 1200 m di atas permukaan air laut.



Daunnya berupa daun tunggal yang bertangkai panjang dan berbentuk bulat telur. Ujung daun runcing dengan pangkal daun rata dan kadang berbentuk jantung. Tepi daunnya rata dan memiliki panjang 8 – 20 cm dan lebar 5 – 12 cm serta berwarna hijau berbintik merah.



Bunganya indah dengan warnah merah muda atau putih dan berdiameter 4 – 6 cm. Buahnya seperti buah rambutan, tertutup rambut sikat berwarna merah tua atau hijau dan berbentuk pipihyang panjangnya 2 – 4 cm. Buahnya berisi banyak biji kecil berwarna merah tua.



Zat warna merah dan kuning yang dihasilkan dari kulit biji digunakan untuk mewarnai mentega dan keju, bahan anyaman, katun, atau dipakai untuk mengecat kuku dan membuat gincu. Kulit kayunya dibuat tali.



Batang dan daun kesumba keling mengandung tanin, calsium oxalat, saponin, dan lemak. Daun, akar, dan bijinya mengandung zat warna, bixine, orelline, glucoside, zat samak, dan damar.



Seluruh bagian tanaman ini dapat digunakan untuk pengobatan. Bagian-bagian kesumba keling dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit antara lain :



-Daun : mengobati disentri, diare, oedem, perut kembung, masuk angin, perdarahan, dan kurang napsu makan.



-Kulit batang dan kulit akar : mengobati demam influenza.



-Daging buah : sakit lambung (gastritis)



-Bubuk dari kulit biji : mengobati cacingan



-Biji : mengobati penyakit kulit, seperti erysipelas, antidote keracunan singkong, dan jarak pagar (Jatropha curcas).



Penggunaan kesumba keling untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 3 – 10 gr herba kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara menumbuk atau menggiling herba sampai halus kemudian membubuhkannya ke tempat yang sakit.



Cara pengobatan menggunakan herba ini untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan sebagai berikut :



-Masuk angin : mencuci bersih campuran 1/4 genggam daun kesumba keling, 1/4 genggam daun poko, 3 buah cabe jawa, 3 jari gula enau, kemudian direbus dengan 3 gelas minum air bersih sampai tersisa dua seperempat gelas. Setelah dingin disaring dan dibagi untuk 2 – 3 kali minum.



-Demam : mencuci 1/3 genggam daun kesumba keling kemudian direbus dengan 3 gelas minum air bersih sampai tersisa dua seperempat gelas. Setelah dingin lalu disaring dan ditambahkan gula secukupnya kemudian dibagi untuk 2 kali minum. Untuk pengobatan luar, daun diremas-remas dengan air kemudian air remasannya dipakai untuk membasahi / mengkompres kepala.



-Kurang napsu makan : mencuci bersih 3/5 genggam daun herba kemudian merebus dengan 3 gelas air minum bersih hingga tersisa dua seperempat gelas. Setelah dingin disaring, dan dibagi untuk 3 kali minum. Dapat diminum dengan menambahkan madu seperlunya.



-Diare : mencuci 1/3 daun herba kemudian merebusnya dengan 2 gelas air minum bersih sampai tersisa satu setengah gelas. Setelah dingin disaring, dan ditambahkan madu seperlunya lalu dibagi untuk 2 kali minum.

Khasiat Utama tanaman Kikio bagi kesehatan



Kikio | Platycodon grandiflorum (Jacq.) A.DC.



Kikio termasuk dalam Familia Campanulaceae dengan nama sinonim P. chinensis dan P. gaucum Nakai. Tanaman ini merupakan terna menahun yang berbatang tegak, tunggal atau bercabang dengan tinggi 30 – 120 cm.



Kikio berasal dari Siberia-China dan Jepang. Tanaman ini tumbuh di lereng bukit, semak-semak sampai ketinggian 1400 m di atas permukaan air laut.



Seluruh tanaman ini mengandung getah seperti susudan mempunyai akar yang berdaging dengan bentuk bulat panjang atau bercabang dan warnanya kuning kecoklatan.



Daun di tangkai bagian atas terletak beseling dan berbentuk lanset menyempit, sedangkan daun di bagian bawah kadang-kadang 3 – 4 daun tumbuh melingkari batang dan berbentuk lonjong membulat sampai lanset. Panjang daun Kikio 3 – 6 cm dan lebarnya 1 – 2,5 cm dengan pangkal menyempit, tepi bergerigi, dan berwarna hijau tua.



Bunganya berupa bunga tunggal dengan beberapa kuntum bunga keluar di ujung batang dan berwarna biru-ungu. Buahnya berbentuk lonjong.



Kikio mempunyai sifat kimiawi dengan rasa pedas, pahit, dan sedikit hangat yang memberi efek farmakologis menyejukkan tenggorokkan, peluruh dahat (expectorant), mengurangi pembengkakan, dan merangsang pengeluaran nanah. Herba ini masuk meridian paru dan lambung.



Kandungan kimia dalam akar kikio antara lain Platycodin A,C,D,D2, polygalacin D, D2, alpha-spinasterol, alpha-spinasterol-betha-D-glucoside, stigmast-7-enol, betulin, inulin, platycodonin, platycogenic acid A, B, C, dan vitamni A. Sedangkan bagian bunga herba mengandung Delphinidin-3-dicaffeoylrutinoside-5-glucoside.



Akar herba ini dapat digunakan untuk pengobata. Akar herba yang telah dicuci dan dibuang kulitnya dapat dijemur untuk disimpan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan herba ini antara lain :



-Flu, batuk berdahak, sakit tenggorok



-Radang paru (Pneumonia), abses paru, radang selaput paru (Pleuritis)



-Radang saluran napas (bronchitis)



-Muntah darah disertai nanah, disentri



-Bisul, abses



Penggunaan tanaman ini untuk pengobatan dapat dilakukan dengan merebus herba sebanyak 3 – 10 gr kemudian meminum air rebusannya atau membuat pil  atau bubuk dari herba untuk dikonsumsi.



Cara pengobatan untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :



-Flu, batuk : merebus campuran dari 6 gr Platycodon grandiflorum, 6 gr Glycyrrhiza uralensis, 10 gr Belamcanda chinensis kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum.



-Sakit tenggorok : merebus campuran dari 10 gr Platycodon grandiflorum, 6 gr Glycyrrhiza uralensis, 6 gr Belamcanda chinensis kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum.



-Abses paru dengan dahak keruh : 10 gr Platycodon grandiflorum, 6 gr Glycyrrhiza uralensis, 15 gr Coix lachryma-jobi dan 30 gr Houttuynia cordata kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum.



Catatan :



-Zat Platycodin berkhasiat sebagai peluruh dahak



-Godokan herba ini menurunkan kadar gula darah pada kelinci



-Sudah banyak dibuat obat paten berupa tablet, baik ramuan tunggal maupun digabung dengan tanaman obat lain.

Selasa, 10 Februari 2015

kegunaan Utama tanaman Lamtoro bagi kesehatan



Lamtoro | Leucaena glauca (L.) Benth



Lamtoro termasuk dalam Familia Mimosaceae (Leguminosae) dengan nama sinonim L. leucocephala (Lmk) De Wit dan nama asing tamarind. Tanaman ini merupakan perdu atau pohon kecil dengan tinggi 2 – 10 m yang mempunyai ranting bulat silindris dan ujungnya berambut rapat.



Lamtoro berasal dari Amerika tropis, biasa ditanam di pekarangan sebagai  tanaman pagar atau tanaman peneduh, kadang tumbuh liar dan dapat ditemukan dari ketinggian 1 – 1500 m di atas permukaan air laut. Tanaman ini akan tumbuh baik apabila terkena cahaya matahari langsung.



Daunnya berupa daun majemuk menyirip genap ganda dua sempurna dengan anak daun kecil-kecil dan terdiri dari 5 – 20 pasang. Daunnya berbentuk lanset, berujung runcing dan bertepi daun rata dengan permukaan bawah daun berwarna hijau kebiruan, panjang daunnya 6 – 21 cm dan lebarnya 2 – 5 mm.



Bunganya berbentuk bongkol yang bertangkai panjang dan warnanya putih kekuningan, terangkai dalam karangan bunga majemuk.



Buahnya berupa buah polong, pipih, dan tipis dengan tangkai pendek yang mempunyai panjang 10 – 18 cm dan lebar sekitar 2 cm, terletak diantara biji ada sekat.



Bijinya terdapat sebanyak 15 – 30, terletak melintang dan berbentuk bulat telur sungsang dengan panjang sekitar 8 mm, lebar 5mm, dan tebal 3mm. Bijinya berwarna coklat kehijauan atau coklat tua, licin, dan mengkilap. Lamtoro dikembangbiakkan dengan stek.



Lamtoro dipakai untuk pupuk hijau, sedangkan daun muda, tunas bunga, dan polongnya dimakan sebagai lalab mentah atau dimasak terlebih dahulu. Menurut laporan, binatang berkuku satu seperti kuda dan babi yang makan daun lamtoro akan kehilangan bulu-bulunya.



Lamtoro mempunyai rasa agak pahit dan netral. Kandungan kimia dalam biji lamtoro antara lain mimosin, leukanin, protein, dan leukanol. Sedangkan daunnya mengandung protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B1, dan C.



Seluruh tanaman dan biji lamtoro dapat digunakan untuk pengobatan. Bijinya dapat dikeringkan lalu digiling menjadi bubuk untuk disimpan. Bebera fungsi dari bagian tanaman ini antara lain :



-Biji : mengobati cacingan. bengkak (oedem), radang ginjal, dan kencing manis.



-Akar : sebagai peluruh haid



-Seluruh tanaman : mengatasi susah tidur karena gelisah, mengobati luka terpukul, patah tulang, abses paru, dan bisul.



Pengobatan menggunakan herba ini untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 5 – 10 gr herba kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum atau merebus 3 -5 gr biji kering dan menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara melumatkan herba dan membubuhkannya ke tempat yang sakit.



Khusus untuk penyakit kencing manis dapat dilakukan dengan cara menyeduh 1 sendok teh bubuk dari biji herba dengan 1/2 cangkir air panas kemudian diminum hangat-hangat. Lakukan 2 – 3 kali sehari, setengah jam sebelum makan.

kegunaan Utama tanaman Landik bagi kesehatan



Landik | Barleria lupulina Lindl.



Landik termasuk dalam Familia Acanthaceae. Tanaman ini merupakan perdu bercabang banyak dengan tinggi 1 – 2 m, berduri, dan mempunyai batang berwarna coklat tua. Landik berasal dari Madagaskar dan dapat ditemukan  tumbuh liar di hutan dan di ladang atau ditanam di halaman sebagai tanaman hias atau tanaman pagar dan dapat ditemukan sampai setinggi 100 m di atas permukaan air laut.



Daunnya berupa daun tunggal yang letaknya berhadapan, bertangkai pendek, dan pada pangkal tangkainya terdapat sepasang duri berwarna merah ungu. Helaian daunnya berbangun lanset dengan panjang 4 – 8 cm dan lebarnya 1,5 cm, berujung runcing dan pangkalnya menyempit.  Daunnya berambut halus berwarna putih dengan warna daun hijau mengkilap dan mempunyai ibu tulang daun di tengah yang berwarna kuning.



Bunganya berwarna kuning emas dan berkumpul dalam rangkaian berbentuk bulir yang keluar di ujung batang.  Landik dikembangbiakkan dengan stek.



Tanaman ini mempunyai rasa pedas, pahit, dan hangat dan berfungsi melancarkan aliran meridian. Bagian daun herba ini dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan herba ini antara lain :



-Digigit ular berbisa dan anjing



-Bengkak karena terpukul atau terjatuh



-Bisul, luka berdarah, koreng



-Reumatik



Pengobatan menggunakan herba ini untuk pemakaian dalam dilakukan dengan cara merebus 6 – 10 gr daun herba kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara melumatkan daun dan menempelkannya ke tempat yang sakit.



Khusus untu penyakit rematik, pengobatan ini dilakukan dengan cara mencuci segenggam daun landik kemudian menggiling daun sampai halus lalu diremas dengan air kapur sirih secukupnya sampai menjdai seperti bubur. Ramuan tersebut dipakai untuk membalur dan menggosok bagian yang sakit.

kegunaan Utama tanaman Krokot bagi kesehatan



Krokot | Portulaca oleracea L.



Krokot termasuk dalam Familia Portulacaceae dengan nama sinonimnya P. Laevis Wall. dan P. Suffruticosa Thw. Tanaman ini merupakan terna menahun yang bercabang mulai dari pangkalnya  dan banyak mengandung air.



Krokot dapat ditemukan tumbuh liar di tempat-tempat terbuka yang terkena sinar matahari dan sering menjadi tanaman pengganggu (gulma) di perkebunan, pekarangan, tepi jalan, atau ditanam sebagai tanaman sayur. Tanaman ini diperkirakan berasal dari Brazil, yang dapat tumbuh dari dataran rendah sampai 1800 m di atas permukaan air laut.



Batangnya bulat, tumbuh tegak, dan sebagian/ seluruhnya terletak di atas tanah tanpa mengeluarkan akar yang berwarna coklat keunguan dengan panjang 10 – 50 cm.



Daunnya berupa daun tunggal, tebal berdaging, datar, duduk tersebar atau berhadapan serta bertangkai pendek. Bentuk daunnya bulat telur sungsang dengan ujung daunnya berbentuk bulat, melekuk ke dalam dan pangkal membaji. Tepi daun rata dan mempunyai panjang daun 1 – 4 cm dan lebarnya 5 – 14 mm. Ketiak daun tidak berambut dengan permukaan atas daun berwarna hijau tua dan permukaan bawah berwarna merah tua.



Letak bunganya duduk, berkelompok 2 – 6 dan keluar dari percabangan dengan daun mahkota lima, kecil-kecil dan berwarna kuning. Bunganya mekar pada pagi hari antara pukul 08.00 – 11.00 siang dan layu menjelang sore.



Buahnya berupa buah kotak, berbiji banyak dan berwarna hitam coklat mengkilat. Krokot dikembangbiakkan dengan bijinya.



Krokot mempunyai rasa masam. Tanaman ini dapat menurunkan panas (antypiretik), menghilangkan sakit (analgetik), peluruh kencing (diuretik), anti-toksik, penenang (sedative), menurunkan gula darah, anti skorbut (karena kekurangan vitamin C), menguatkan jantung, (cardiotonic), menghilangkan bengkak dan melancarkan darah.



Kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman ini antara lain KCL, KSO4, KNO3, nicotinic acid, tanin, saponin, vitamin A, B, C, l-noradrenalin, noradrenalin, dopamin, dan dopa.



Seluruh tumbuhan baik yang segar maupun yang telah dikeringkan dapat digunakan untuk pengobatan. Cara mengeringkan herba tersebut yaitu dengan mencuci bersih herba kemudian diuapkan lalu dijemur dan digiling menjadi bubuk untuk disimpan.



Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan herba ini antara lain :



-Disentri, diare akut



-Radang akut usus buntu ( appendicitis acuta)



-Radang payudara (mastitis)



-Wasir berdarah (Hemorrhodal bleeding)



-Badan sakit dan pegal (rheumatism)



-Keputihan



-Gangguan sistem saluran kencing



-Sakit kuning (Hepatitis)



-Cacingan dan sesak napas (biji dan buahnya).



-Bisul, eczema, borok, erysipelas, gigitan ular dan serangga



Pengobatan menggunakan herba untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 9 – 13 gr herba kemudian menggunakan air rebusan untuk diminum atau melumatkan 60 – 120 gr herba segar lalu diperas dan airnya diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara melumatkan herba segar atau yang sudah menjadi bubuk kemudian diaduk dengan air dan ditempelkan ke tempat yang sakit. Untuk mencuci luka bisa dengan menggunakan air rebusan herba yang telah dingin.



Cara pengobatan menggunakan krokot untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :



-Radang akut usus buntu :

1. Mencuci segenggam herba segar kemudian ditumbuk lalu diperas sampai terkumpul 30 ml. Setelah itu, tambahkan gula putih secukupnya dan air matang yang sudah dingin sampai menjadi 100 ml, lalu diminum. Lakukan 3x sehari.

2. Merebus campuran krokot dan jombang (Taraxacum officinale) masing-masing 60 gr dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas kamudian dibagi untuk 3 kali minum.



-Luka gigitan lipan : mencuci bersih herba segar kemudian ditumbuk sampai halus dan diperas. Airnya dipakai untuk mengoles luka bekas gigitan.



-Borok, eczema, radang kulit : mencuci herba segar kemudian menumbuk sampai halus dan diperas lalu ditambahkan garam. Dipakai untuk menurap bagian yang sakit.



-Disentri : menguapkan 550 gr herba segar selama 3 – 4 menit lalu ditumbuk halus dan diperas sampai terkumpul air perasan kira-kira 150 cc. Minum sebanyak 50 cc, 3 x sehari.



-Sakit kuning, radang gusi : merebus 200 gr krokot kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum.



-Keputihan : membuat juice dengan 200 gr krokot kemudian diambil airnya. Setelah itu, masukkan putih telur dan ditim. Makan selagi hangat.



-Demam : merebus krokot sebentar tetapi tidak boleh terlalu matang kemudian dimakan.



-Gugup, gelisah : mengukus / menguapkan herba segar sebentar lalu digiling halus dan diperas. Kemudian menggunakan air perasannya untuk diminum.



-Jantung berdebar : mencuci bersih 4 batang tanaman krokot lalu digiling halus kemudian tambahkan 1/2 cangkir air masak dan 1 sendok madu. Setelah itu, diperas dan disaring lalu diminum. Lakukan 2x sehari.



-Bisul : minum teh krokot setiap hari



-Kencing darah : merebus campuran 100 gr krokot dan 25 gr daun sendok (Plantago mayor L.) kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum.







Catatan :



-Wanita hamil dilarang mengkonsumsi tanaman obat ini



-Tanaman obat ini sudah dibuat obat paten

kegunaan Utama tanaman Legundi bagi kesehatan



Legundi | Vitex trifolia L.

Legundi termasuk dalam Familia Verbenaceae. Tanaman ini merupakan perdu yang tumbuh tegak dengan tinggi 1 – 4 m, batangnya berambut halus dan dapat tumbuh di tempat-tempat yang tandus, panas, dan berpasir. Legundi dapat ditemukan di hutan jati, hutan sekunder, semak belukar atau sebagai tanaman pagar. Di Jawa tanaman ini dapat tumbuh sampai ketinggian 1000 m di atas permukaan air laut.



Daunnya berupa daun majemuk menjari beranak daun tiga, bertangkai, dan mempunyai anak daun berbentuk bulat telur sungsang yang panjangnya 4 – 9,5 cm dan lebarnya 1,75 – 3,75 cm. Ujung dan pangkal daunnya runcing dengan tepi daun rata, permukaan atas daun berwarna hijau dan permukaan bawah berambut rapat dan berwarna putih.



Bunganya berupa bunga majemuk bentuk tandan, berwarna ungu muda yang keluar dari ujung batang. Buahnya bulat. Legundi dikembangbiakkan melalui stek.



Daun tanaman ini berbau aromatik yang khas dan dapat digunakan untuk menghalau serangga atau kutu lemari.



Legundi mempunyai rasa pahit, pedas, dan sejuk. Tanaman ini masuk meridian liver, lambung, dan kandung kencing (vesica urinaria) yang memberikan efek farmakologis antara lain :



–Akar : pencegah kehamilan, perawatan setelah bersalin



-Biji : obat pereda, penyegar badan, perawat rambut



-Buah : obat cacing, peluruh haid



-Daun : mengurangi rasa nyeri (analgetik), penurun panas (anti-piretik), obat luka, peluruh kencing, peluruh kentut, pereda kejang, menormalkan siklus haid, dan germicide (pembunuh kuman).



Kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman ini yaitu camphene, L-alpha-piene, silexicarpin, casticin, terpenyl acetate, luteolin-7-glucoside flavopurposid, vitrisin, di-hidroksi asam benzoat, dan vitamin A.



Biji, daun, dan tangkai legundi dapat digunakan untuk pengobatan, diantaranya untuk mengobati penyakit :



-Influenza, demam



-Migrain, sakit kepala (chepalgia), sakit gigi, sakit perut



-Diare, mata merah



-Rematik, beri-beri, batuk



-Luka terpukul, luka berdarah, muntah darah, eczema



-Haid tidak teratur, prolapsus uteri



-Membunuh serangga



Pengobatan menggunakan tanaman ini untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 6 – 10 gr biji herba kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum atau membuat pil /bubuk kemudian diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dilakukan dengan cara melumatkan daun herba kemudian membubuhkannya ke tempat yang sakit atau merebus daun dan menggunakan air rebusan untuk mencuci bagian yang sakit.



Cara pengobatan menggunakan legundi untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan lebih detail sebagai berikut :



-Turun peranakan (prolapsus uteri) : menumbuk sampai halus campuran segenggam daun legundi ditambah 10 gr temu ireng, kemudian air perasannya ditambah 1 sendok teh madu, lalu diminum. Di ulang setiap 2 hari sampai rahim normal kembali.



-Muntah darah : meminum air rebusan daun legundi muda



-Eczema : mencuci bagian yang sakit dengan air rebusan daun legundi



-Penyegar badan, baru sembuh dari sakit  : merebus daun legundi secukupnya sampai airnya sudah berbau daun legundi kemudian saat hangat dipakai untuk mandi.



-Sakit Kepala (Chepalgia) : a.Menumbuk daun legundi dan daun jinten secukupnya sampai halus kemudian digunakan untuk tapal pada pelipis.

b.Menggiling biji legundi menjadi bubuk. Untuk sakit kepala ringan dipakai 5 gr , sedangkan sakit kepala berat 10 – 15 gr, diseduh dengan arak beras dan diminum hangat-hangat. Lakukan 3x sehari.



–Kurap : menumbuk daun herba sampai halus lalu balurkan ke tempat yang sakit.



-Sakit tenggorok : merebus daun herba secukupnya lalu air rebusan dipakai untuk berkumur-kumur setelah hangat.



-Batuk Kering : merebus daun legundi dengan kencur, sepotong kunyit dan gula batu secukupnya. Setelah dingin disaring, diminum 2x sehari.



-Batuk Rejan : menyeduh 3/4 teh serbuk daun legundi yang telah dikeringkan dengan 3/4 cangkir panas dan 1 sendok makan madu kemudian meminumnya saat hangat. Lakukan 2x sehari.



-Obat cacing gelang : menyeduh 1 sendok teh serbuk buah legundi dengan 1/3 cangkir air panas kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk. Minum saat hangat. Boleh diulang sampai beberapa hari.



-Obat cacing : mencuci 3/5 genggam daun herba kemudian direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 3/4-nya. Setelah dingin disaring lalu diminum dengan air gula secukupnya. Sehari 3 x 3/4 gelas.



-Beri-beri : menggiling 1 genggam daun herba sampai halus lalu dibungkus dengan daun pisang biji yang masih muda dan dikukus selama 15 menit. Setelah dingin, dipakai untuk menggosok dan melumaskan seluruh tubuh. Lakukan 2 x sehari.



-Panas sehabis melahirkan (demam nifas) : mencuci 1/4 genggam daun herba lalu digiling sampai halus. Setelah itu, beri air matang 3/4 cangkir dan garam secukupnya lalu diperas dan disaring. Minum 2 x sehari.



-TBC : mencuci 3/5 genggam daun legundi lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai menjadi dua seperempat gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum dengan madu seperlunya. Lakukan 3 x 3/4 gelas sehari.

kegunaan Utama tanaman Lidah Mertua bagi kesehatan



Lidah Mertua | Sansevieria trifasciata Prain



Lidah mertua termasuk dalam Familia Liliaceae dengan nama sinonim S. guineesis Auct. dan S. zeylanica Auct. Tanaman ini merupakan terna menahun dengan akar rimpang yang menjalar dan biasa ditanam sebagai tanaman pagar atau tanaman hias. Lidah mertua berasal dari Afrika tropis dan dapat ditemukan dari ketinggian 1 – 1000 m di atas permukaan air laut.



Daunnya berupa daun tunggal, kaku, dan keras yang permukaannya licin. Daunnya berkumpul sebagai roset akar yaitu 2 – 6 helai daun tumbuh berkumpul di pangkal akar. Bentuk daun panjang menyempit dengan ujung runcing, pangkal menyempit, dan berbentuk talang. Daun lidah mertua berwarna hijau dan mempunyai panjang 30 – 120 cm serta lebar 2,5 – 8 cm dengan kedua permukaan daunnya terdapat garis-garis bergelombang yang berwarna hijau tua dan letaknya melintang serta mempunyai tepi daun berwarna hijau tua. Daun ini biasanya digunakan sebagai variasi pada karangan bunga.



Bunganya berupa bunga majemuk yang berada dalam tandan yang panjangnya 30 – 80 cm dan berisi 3 – 8 kuntum bunga berkumpul tumbuh berbentuk bulir di tangkai yang warnanya hijau muda. Baunya harum dan mekar menjelang malam.



Buahnya berupa buah buni, berbiji 1 – 3, dan berbentuk bulat dengan diameter 3 mm yang berwarna merah tua.



Serat daunnya dapat digunakan untuk membuat tali. Tanaman ini dikembangbiakkan dengan anak tanaman yang tumbuh di dekat induk atau dengan stek daun. Tumbuhan sejenis dengan lidah mertua, yaitu Sanseviera Laurentii (N.E.Br) De Wild yang tepi daunnya berwarna kuning emas dan mempunyai khasiat yang sama.



Tanaman ini mempunyai rasa sejuk,masam, dan efektif digunakan sebagai antibiotik. Kandungan kimia dalam lidah mertua, yaitu abamagenin. Bagian daun lidah mertua dapat digunakan untuk pengobatan beberapa penyakit diantaranya :



-Influenza, batuk, radang saluran napas (bronchitis)



-Luka terpukul, keseleo



-Gigitan ular berbisa



-Borok, bisul



-Penyubur rambut



Pengobatan menggunakan tanaman ini untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 15 – 30 gr daun herba kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara menggiling daun sampai halus dan menempelkannya ke tempat yang sakit.