Selasa, 10 Februari 2015
kegunaan Utama tanaman Lamtoro bagi kesehatan
Lamtoro | Leucaena glauca (L.) Benth
Lamtoro termasuk dalam Familia Mimosaceae (Leguminosae) dengan nama sinonim L. leucocephala (Lmk) De Wit dan nama asing tamarind. Tanaman ini merupakan perdu atau pohon kecil dengan tinggi 2 – 10 m yang mempunyai ranting bulat silindris dan ujungnya berambut rapat.
Lamtoro berasal dari Amerika tropis, biasa ditanam di pekarangan sebagai tanaman pagar atau tanaman peneduh, kadang tumbuh liar dan dapat ditemukan dari ketinggian 1 – 1500 m di atas permukaan air laut. Tanaman ini akan tumbuh baik apabila terkena cahaya matahari langsung.
Daunnya berupa daun majemuk menyirip genap ganda dua sempurna dengan anak daun kecil-kecil dan terdiri dari 5 – 20 pasang. Daunnya berbentuk lanset, berujung runcing dan bertepi daun rata dengan permukaan bawah daun berwarna hijau kebiruan, panjang daunnya 6 – 21 cm dan lebarnya 2 – 5 mm.
Bunganya berbentuk bongkol yang bertangkai panjang dan warnanya putih kekuningan, terangkai dalam karangan bunga majemuk.
Buahnya berupa buah polong, pipih, dan tipis dengan tangkai pendek yang mempunyai panjang 10 – 18 cm dan lebar sekitar 2 cm, terletak diantara biji ada sekat.
Bijinya terdapat sebanyak 15 – 30, terletak melintang dan berbentuk bulat telur sungsang dengan panjang sekitar 8 mm, lebar 5mm, dan tebal 3mm. Bijinya berwarna coklat kehijauan atau coklat tua, licin, dan mengkilap. Lamtoro dikembangbiakkan dengan stek.
Lamtoro dipakai untuk pupuk hijau, sedangkan daun muda, tunas bunga, dan polongnya dimakan sebagai lalab mentah atau dimasak terlebih dahulu. Menurut laporan, binatang berkuku satu seperti kuda dan babi yang makan daun lamtoro akan kehilangan bulu-bulunya.
Lamtoro mempunyai rasa agak pahit dan netral. Kandungan kimia dalam biji lamtoro antara lain mimosin, leukanin, protein, dan leukanol. Sedangkan daunnya mengandung protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B1, dan C.
Seluruh tanaman dan biji lamtoro dapat digunakan untuk pengobatan. Bijinya dapat dikeringkan lalu digiling menjadi bubuk untuk disimpan. Bebera fungsi dari bagian tanaman ini antara lain :
-Biji : mengobati cacingan. bengkak (oedem), radang ginjal, dan kencing manis.
-Akar : sebagai peluruh haid
-Seluruh tanaman : mengatasi susah tidur karena gelisah, mengobati luka terpukul, patah tulang, abses paru, dan bisul.
Pengobatan menggunakan herba ini untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 5 – 10 gr herba kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum atau merebus 3 -5 gr biji kering dan menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara melumatkan herba dan membubuhkannya ke tempat yang sakit.
Khusus untuk penyakit kencing manis dapat dilakukan dengan cara menyeduh 1 sendok teh bubuk dari biji herba dengan 1/2 cangkir air panas kemudian diminum hangat-hangat. Lakukan 2 – 3 kali sehari, setengah jam sebelum makan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar