Rabu, 11 Februari 2015
Khasiat Utama buah Kelapa bagi kesehatan
Kelapa | Cocos nucifera L.
Kelapa termasuk dalam Familia Arecaceae (Palmae). Kelapa adalah pohon yang mempunyai tinggi mencapai 20 – 30 m dengan diameter 40 cm dan membesar pada pangkalnya.
Batangnya ramping dan tegak lurus, tidak bercabang, dengan bekas daun yang lepas. Daun kelapa merupakan daun majemuk menyirip yang tumbuh berkumpul di ujung batang membentuk roset batang dengan panjang helaian daun mencapai 5 m. Pangkal tangkai daunnya melebar menjadi upih dan membalut batang. Anak daunnya panjang, keras seperti kulit dan mempunyai ujung runcing serta mudah rontok.
Kelapa mempunyai bunga kecil-kecil yang berwarna kuning putih dan berkelamin tunggal yang terdapat dalam satu pohon. Bunga tersebut tersusun dalam karangan berupa tongkol yang bercabang dan dikelilingi oleh seludang bunga.
Buahnya merupakan buah batu berbiji satu dengan diameter sekitar 15 cm dan mempunyai 3 mata lembaga dekat pangkal buah. Buahnya berbentuk bulat telur sungsang dengan diameter sekitar 25 x 17 cm dan terbukus serabut tebal dan mempunyai kulit dalam keras seperti tulang, berisi air dan daging yang mengandung santan.
Kelapa umumnya ditanam di tepi pantai pada tanah yang berpori dan kaya humus. Kelapa masih dapat berbuah sampai ketinggian 700 m di atas permukaan air laut. Pohon ini diperbanyak dengan biji.
Seluruh bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan oleh manusia. Dalam keadaan darurat, air kelapa muda dapat digunakan sebagai cairan infus. Kandungan kimia dan sifat kimiawi yang terdapat pada masing-masing bagian kelapa adalah sebagai berikut :
-Daun : mengandung cocositol dan mempunyai rasa pahit dan netral.
-Daging buah : mengandung minyak lemak, karbohidrat, protein, stigmasterin, fitosterin, kolin, asam undekanoat, asam tridekanoat, vitamin A, B, C, dan E serta mempunyai rasa manis dan netral.
-Minyak : mengandung stigmastatrienol, stigmasterol, dan fucosterol.
-Santan : mengandung glukosa, sakarosa, protein, asam karbonat, enzym (sacharase, oxidase, catalase, dan diastase), tanin dan air. Santan kelapa mempunyai rasa manis dan hangat.
-Air kelapa : mengandung glukosa (buah muda), sakarosa (buah masak), mineral, dan enzym.
-Tempurung : mengandung zat kapur, serat, pentose, dan minyak atsiri.
Bagian kulit akar, daun, tempurung, minyak, santan, dan daging buah kelapa dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan masing-masing bagian kelapa antara lain :
-Daun : mengobati mimisan, sakit maag, muntah, dan mencret.
-Tempurung : mengobati rematik.
-Daging buah : mengobati cacingan, fasciolopsiasis, sembelit, luka, dan sebagai pencahar.
-Minyak : mengobati kurap, kudis, radang kulit, kulit terbakar atau tersiram air panas.
-Santan : mengobati kencing manis, muntah darah, bengkak, menghilangkan hawa panas, menambah berat badan anak, rasa lemah, demam, gangguan saluran kencing, dan cacingan.
-Air kelapa : mengobati keracunan makanan, kolera, TBC, syphilis, gangguan pada saluran kencing, demam, menghilangkan haus, sebagai peluruh kencing dan pembersih darah, sebagai penawar (antidote) pada keracunan arsenic; biji Croton ; Jatropha (jarak pagar); dan Aleuritis dari Familia Euphorbiaceae.
-Akar : mengobati demam, disentri, gangguan sistem reproduksi (uterine disease), bronchitis, gangguan hati, peluruh kencing, penurun panas, penawar racun, pencegah kehamilan dan keputihan.
-Abu kulit batang : mengobati scabies dan sakit gigi.
-Tangkai bunga segar : mengobati sembelit (habitual constipation), sebagai peluruh kencing, pendingin dan pencahar.
Pengobatan menggunakan kelapa dilakukan dengan cara meminum air kelapa dengan dosis satu kali 1 buah dan untuk anak-anak separuhnya saja. Cara pengobatan untuk masing-masing penyakit dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :
-Muntah-muntah : merebus daun dan tangkai kelapa kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum.
-Fasciolopsiasis : memakan daging buah pagi hari sebelum makan, untuk dewasa 160 gr dan untuk anak-anak 80 gr. Setelah beberapa jam baru makan bubur.
-Menyuburkan rambut : mencampur minyak kelapa dengan sirih dan lemon kemudian mengoleskannya pada rambut.
-Sakit tenggorok : merebus akar muda kemudian menggunakan air rebusan untuk berkumur-kumur.
-Ganggren, borok yang membandel, bisul batu : mencuci tangkai bunga segar kemudian dibuat juice dan mencampurkan air juice dengan tepung beras lalu dipanaskan. Setelah itu, akan terbentuk cairan seperti tajin dan digunakan untuk mengoleskan ke tempat yang sakit.
-TBC , kolera, kencing nanah : 1 buah kelapa hijau muda dipangkas bagian atas dan bawahnya lalu dibuat lubang seperlunya. setelah itu, panaskan di atas bara api sampai mendidih selama 10 – 15 menit, lalu diangkat. Minum setelah dingin 1 – 2 x sehari.
-Borok : mengikis tempurung kelapa yang telah dibuang sabutnya kemudian ditaburkan pada borok.
-Keracunan makanan (jamur, jengkol, singkong, tempe bongkrek, udang) : mencampur 3/4 gelas minum air kelapa hijau muda dengan 1 sendok makan madu murni atau garam sebesar biji randu kemudian diaduk lalu diminum 1 x 2sehari.
-Luka bakar : mencampur minyak kelapa dengan kapur sirih lalu diaduk rata sampai sama seperti salep. Oleskan pada bagian yang melepuh.
-Cacing kremi : memarut 3 – 4 buah wortel lalu mencampur air perasannya dengan 2 sendok santan kental dan sedikit garam kemudian diminum.
-Disentri : merebus campuran dari 1 sendok teh biji adas, 10 gr akar pegagan, 1/2 jari tangan kayu pulosari, 1 jari tangan kayu manis, 1 sendok teh kayu secang, 1 sendok teh kayu angin, 2 kayu ules, 1 bawang merah, 1 sendok teh gula jawa, 5 batang akar tapak liman, 5 batang akar bayam hijau dengan 1,5 liter air sampai tersisa 1 liter air. Bila penderita haus, ramuan ini diminumkan sebanyak satu cangkir.
-Frambusia (patek) : meminum air kelapa hijau muda sebanyak 3 x sehari.
Catatan :
-Terlalu banyak meminum air kelapa dapat menyebabkan susah kencing dan terasa nyeri (Strangury)
-Kulit buah kelapa sawit mengandung betakaroten (provitamin A) yang dapat digunakan untuk obat kanker paru-paru dan payudara.
-Arang tempurung kelapa dipakai sebagai bahan penyerap.
Khasiat Utama tanaman Kembang Merak bagi kesehatan
Kembang Merak | Caesalpinia pulcherrima (L.) Sw.
Kembang merak termasuk dalam Familia Caesalpiniaceae (Leguminosae). Tanaman ini perdu tegak dan mempunyai tinggi 2 – 4 m, banyak bercabang dengan ranting kadang berduri tempel. Kayunya berwarna putih, padat, dan liat. Kembang Merak berasal dari Amerika Selatan dan biasa ditanam di taman-taman atau pekarangan rumah sebagai tanaman hias, kadang juga ditemukan tumbuh liar di alam.
Daunnya berupa daun majemuk menyirip genap ganda , dengan 4 – 12 pasang anak daun yang bentuknya bulat telur sungsang yang ujungnya bulat dan pangkalnya menyempit. Tepi daun rata dengan permukaan atas berwarna hijau dan permukaan bawah berwarna hijau kebiruan serta mempunyai panjang 1 – 3,5 cm dan lebarnya 0,5 – 1,5 cm. Pada malam hari tanaman ini akan menguncupkan daunnya.
Bunganya berupa bunga majemuk yang tersusun dalam tandan yang panjangnya 15 – 50 cm dan berwarn merah atau kuning.
Buahnya berupa buah polong yang berbentuk pipih dengan panjang 6 -12 cm dan lebarnya 1,5 cm. Buahnya berisi 1 – 8 buah biji yang dapat dimakan. Buah yang sudah tua berwarna hitam.
Bunga kembang merak mempunyai rasa manis, tawar, dan netral yang efektif melancarkan sirkulasi darah dan haid, abortivum, dan emenagogum. Kulit kayunya mempunyai rasa kelat dan berfungsi sebagai peluruh haid.
Kandungan kimia dalam kembang merak antara lain :
-bunga kembang merak mengandung tanin, gallic acid, resin, dan zat merah
-daunnya mengandung alkaloid, saponin, tanin, glucoside, calsium okdalat
-kulitnya mengandung plumbagin, lumbagol, zat samak, alkaloid, saponin, tanin, dan calsium oksalat.
Bunga, daun, kulit, dan akar tanaman ini dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan masing-masing bagian tersebut antara lain :
-Bunga : mengobati menstruasi (haid) tidak lancar, luka terpukul, panas, kejang panas pada anak, erysipelas, dan mata merah
-Kulit kayu : mengobati diare
-Akar : mengobati kejang pada anak, dan demam
-Daun : mengobati perut kembung, hepatitis, sariawan, demam, dan penyakit kulit
-Buah : mengobati diare dan disentri.
Pengobatan dengan tanaman ini dilakukan dengan merebus 3 – 5 gr bunga (yang segar 15 – 30 gr) kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum. Cara pengobatan menggunakan tanaman ini untuk masing-masing penyakit dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :
-Kejang panas pada anak : mencuci bersih 5 kuntum bunga, 1/4 genggam daun, 3 jari akar, dan 3 jari kulit batang lalu ditumbuk halus dan ditambahkan air garam secukupnya. Pakaikan ramuan tersebut untuk menggosok leher, punggung, dan kaki anak.
-Panas : menyeduh bunga kembang merak kemudian meminumnya
-Diare akut : menumbuk halus kulit batang kemudian menambahkan air sebanyak 1 gelas anggur lalu siap untuk diminum.
-Perut kembung : menumbuk daun kembang merak ditambah alang-alang dan bawang putih sampai menjadi bubur kemudian balurkan ke perut.
-Sariawan : merebus daun kembang merak dan menggunakan air rebusannya untuk berkumur-kumur
-Hepatitis : merebus daun kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum.
Catatan : Wanita hamil dilarang mengkonsumsi tanaman obat ini
Khasiat Utama tanaman Kembang Telang bagi kesehatan
Kembang Telang | Clitoria ternatea L.
Kembang telang termasuk dalam Familia Papilionaceae (Leguminosae). Tanaman ini merupakan perdu merambat yang membelit ke kiri dan tumbuh menahun dengan panjang tanaman 1 – 5 cm serta ditumbuhi bulu halus dan pangkalnya berkayu.
Kembang telang tumbuh di tanah kering, belukar atau di pagar-pagar dan kadang ditanam sebagai tanaman hias. Perdu ini dapat ditemukan sampai 700 m di atas permukaan air laut.
Daunnya berupa daun majemuk menyirip gasal dengan 3 – 9 anak daun yang berbentuk elips atau bulat telur. Tangkai daunnya pendek dengan ujung daun tumpul dan pangkal runcing. Tepi daun rata dengan panjang 2 – 7 cm dan lebar 1 – 4,5 cm. Daun kembang telang berwarna hijau dan mempunyai daun penumpu berbentuk garis.
Bunganya berupa bunga tunggal dan berbentuk seperti kupu-kupu yang keluar dari ketiak daun dengan panjang mahkota 3,5 – 4 cm dan berwarna biru nila dengan warna putih atau kekuningan di bagian tengah. Ada juga bunga yang berwarna putih.
Buahnya berupa buah polong dan berbentuk pipih dengan panjang 5 – 10 cm. Buahnya berisi 6 – 10 biji yang bentuknya seperti ginjal. Perasan daun atau bunga kembang talang dapat digunakan untuk mewarnai makanan/ kue atau bahan tikar.
Kandungan kimia yang terdapat dalam perdu ini antara lain saponin, flavonoid, alkaloid, ca-oksalat, dan sulfur. Daunnya mengandung kaemperol-3-glucoside dan triterpenoid yang berfungsi mempercepat pematangan bisul. Bunga perdu mengandung delphinidin 3,3′,5′, triglucoside, dan fenol. Akarnya mengandung racun (toksik) dan berfungsi sebagai laxative (pencahar), diuretik, perangsang muntah, dan pembersih darah.
Seluruh herba ini dapat digunakan untuk pengobatan beberapa penyakit, yaitu :
-Akar : mengobati busung air, demam, bronchitis chronis, sakit telinga, sembelit, iritasi kandung kemih dan saluran kencing, bisul, dan borok.
-Bunga : mengobati radang selaput lendir mata.
-Biji : mengobati cacingan dan sembelit (susah buang air besar)
Pengobatan menggunakan kembang telang untuk pemakaian dalam dilakukan dengan cara merebus 0,3 gr akar herba kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum.
Cara pengobatan menggunakan herba ini untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan sebagai berikut :
-Abses, bisul : -Menumbuk bunga warna biru sampai halus kemudian menambahkan gula jawa secukupnya dan membubuhkannya pada bisul/ abses.
-Meminum air rebusan akar kembang telang putih. Rebusan akar herba efektif untuk mencuci darah.
-Mencuci bersih 1/2 genggam daun kembang telang lalu digiling halus dan ditambahkan air garam secukupnya kemudian dipakai untuk menurap bisul.
-Radang mata merah (conjunctivitis) : merendam bunga kembang telang yang berwarna biru sampai airnya menjadi biru lalu dipakai untuk mencuci mata.
-Busung perut (ascites), embesaran organ perut : merendam 5 – 10 gr extrak akar di dalam alkohol.
-Sakit telinga : mencuci bersih daun herba kemudian dilumatkan. Air perasannya ditambah garam saat hangat dioleskan ke sekitar telinga yang sakit.
-Menghilangkan dahak pada bronkhitis kronis : meminum air rebusan akar.
Catatan : Akar kembang telang beracun dan dapat menimbulkan efek samping sakit perut dan kolik. Kelebihan dosis dapat menyebabkan turunnya kesadaran disertai rasa gelisah dan kehilangan daya ingat.
Khasiat Utama tanaman Kesumba Keling bagi kesehatan
Kesumba Keling | Bixa orellana L.
Kesumba keling termasuk dalam Familia Bixaceae dengan sinonim Pigmentaria Rumph. Tanaman ini merupakan perdu tegak atau pohon kecil dengan tinggi 2 – 8 m dan berasal dari Amerika tropis.
Kesumba keling banyak ditanam di taman, tepi jalan, dekat pagar dan kadang tumbuh liar di hutan dan tempat-tempat lain dari ketinggian 1 – 1200 m di atas permukaan air laut.
Daunnya berupa daun tunggal yang bertangkai panjang dan berbentuk bulat telur. Ujung daun runcing dengan pangkal daun rata dan kadang berbentuk jantung. Tepi daunnya rata dan memiliki panjang 8 – 20 cm dan lebar 5 – 12 cm serta berwarna hijau berbintik merah.
Bunganya indah dengan warnah merah muda atau putih dan berdiameter 4 – 6 cm. Buahnya seperti buah rambutan, tertutup rambut sikat berwarna merah tua atau hijau dan berbentuk pipihyang panjangnya 2 – 4 cm. Buahnya berisi banyak biji kecil berwarna merah tua.
Zat warna merah dan kuning yang dihasilkan dari kulit biji digunakan untuk mewarnai mentega dan keju, bahan anyaman, katun, atau dipakai untuk mengecat kuku dan membuat gincu. Kulit kayunya dibuat tali.
Batang dan daun kesumba keling mengandung tanin, calsium oxalat, saponin, dan lemak. Daun, akar, dan bijinya mengandung zat warna, bixine, orelline, glucoside, zat samak, dan damar.
Seluruh bagian tanaman ini dapat digunakan untuk pengobatan. Bagian-bagian kesumba keling dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit antara lain :
-Daun : mengobati disentri, diare, oedem, perut kembung, masuk angin, perdarahan, dan kurang napsu makan.
-Kulit batang dan kulit akar : mengobati demam influenza.
-Daging buah : sakit lambung (gastritis)
-Bubuk dari kulit biji : mengobati cacingan
-Biji : mengobati penyakit kulit, seperti erysipelas, antidote keracunan singkong, dan jarak pagar (Jatropha curcas).
Penggunaan kesumba keling untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 3 – 10 gr herba kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara menumbuk atau menggiling herba sampai halus kemudian membubuhkannya ke tempat yang sakit.
Cara pengobatan menggunakan herba ini untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan sebagai berikut :
-Masuk angin : mencuci bersih campuran 1/4 genggam daun kesumba keling, 1/4 genggam daun poko, 3 buah cabe jawa, 3 jari gula enau, kemudian direbus dengan 3 gelas minum air bersih sampai tersisa dua seperempat gelas. Setelah dingin disaring dan dibagi untuk 2 – 3 kali minum.
-Demam : mencuci 1/3 genggam daun kesumba keling kemudian direbus dengan 3 gelas minum air bersih sampai tersisa dua seperempat gelas. Setelah dingin lalu disaring dan ditambahkan gula secukupnya kemudian dibagi untuk 2 kali minum. Untuk pengobatan luar, daun diremas-remas dengan air kemudian air remasannya dipakai untuk membasahi / mengkompres kepala.
-Kurang napsu makan : mencuci bersih 3/5 genggam daun herba kemudian merebus dengan 3 gelas air minum bersih hingga tersisa dua seperempat gelas. Setelah dingin disaring, dan dibagi untuk 3 kali minum. Dapat diminum dengan menambahkan madu seperlunya.
-Diare : mencuci 1/3 daun herba kemudian merebusnya dengan 2 gelas air minum bersih sampai tersisa satu setengah gelas. Setelah dingin disaring, dan ditambahkan madu seperlunya lalu dibagi untuk 2 kali minum.
Khasiat Utama tanaman Kikio bagi kesehatan
Kikio | Platycodon grandiflorum (Jacq.) A.DC.
Kikio termasuk dalam Familia Campanulaceae dengan nama sinonim P. chinensis dan P. gaucum Nakai. Tanaman ini merupakan terna menahun yang berbatang tegak, tunggal atau bercabang dengan tinggi 30 – 120 cm.
Kikio berasal dari Siberia-China dan Jepang. Tanaman ini tumbuh di lereng bukit, semak-semak sampai ketinggian 1400 m di atas permukaan air laut.
Seluruh tanaman ini mengandung getah seperti susudan mempunyai akar yang berdaging dengan bentuk bulat panjang atau bercabang dan warnanya kuning kecoklatan.
Daun di tangkai bagian atas terletak beseling dan berbentuk lanset menyempit, sedangkan daun di bagian bawah kadang-kadang 3 – 4 daun tumbuh melingkari batang dan berbentuk lonjong membulat sampai lanset. Panjang daun Kikio 3 – 6 cm dan lebarnya 1 – 2,5 cm dengan pangkal menyempit, tepi bergerigi, dan berwarna hijau tua.
Bunganya berupa bunga tunggal dengan beberapa kuntum bunga keluar di ujung batang dan berwarna biru-ungu. Buahnya berbentuk lonjong.
Kikio mempunyai sifat kimiawi dengan rasa pedas, pahit, dan sedikit hangat yang memberi efek farmakologis menyejukkan tenggorokkan, peluruh dahat (expectorant), mengurangi pembengkakan, dan merangsang pengeluaran nanah. Herba ini masuk meridian paru dan lambung.
Kandungan kimia dalam akar kikio antara lain Platycodin A,C,D,D2, polygalacin D, D2, alpha-spinasterol, alpha-spinasterol-betha-D-glucoside, stigmast-7-enol, betulin, inulin, platycodonin, platycogenic acid A, B, C, dan vitamni A. Sedangkan bagian bunga herba mengandung Delphinidin-3-dicaffeoylrutinoside-5-glucoside.
Akar herba ini dapat digunakan untuk pengobata. Akar herba yang telah dicuci dan dibuang kulitnya dapat dijemur untuk disimpan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan herba ini antara lain :
-Flu, batuk berdahak, sakit tenggorok
-Radang paru (Pneumonia), abses paru, radang selaput paru (Pleuritis)
-Radang saluran napas (bronchitis)
-Muntah darah disertai nanah, disentri
-Bisul, abses
Penggunaan tanaman ini untuk pengobatan dapat dilakukan dengan merebus herba sebanyak 3 – 10 gr kemudian meminum air rebusannya atau membuat pil atau bubuk dari herba untuk dikonsumsi.
Cara pengobatan untuk beberapa penyakit dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :
-Flu, batuk : merebus campuran dari 6 gr Platycodon grandiflorum, 6 gr Glycyrrhiza uralensis, 10 gr Belamcanda chinensis kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum.
-Sakit tenggorok : merebus campuran dari 10 gr Platycodon grandiflorum, 6 gr Glycyrrhiza uralensis, 6 gr Belamcanda chinensis kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum.
-Abses paru dengan dahak keruh : 10 gr Platycodon grandiflorum, 6 gr Glycyrrhiza uralensis, 15 gr Coix lachryma-jobi dan 30 gr Houttuynia cordata kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum.
Catatan :
-Zat Platycodin berkhasiat sebagai peluruh dahak
-Godokan herba ini menurunkan kadar gula darah pada kelinci
-Sudah banyak dibuat obat paten berupa tablet, baik ramuan tunggal maupun digabung dengan tanaman obat lain.
Selasa, 10 Februari 2015
kegunaan Utama tanaman Lamtoro bagi kesehatan
Lamtoro | Leucaena glauca (L.) Benth
Lamtoro termasuk dalam Familia Mimosaceae (Leguminosae) dengan nama sinonim L. leucocephala (Lmk) De Wit dan nama asing tamarind. Tanaman ini merupakan perdu atau pohon kecil dengan tinggi 2 – 10 m yang mempunyai ranting bulat silindris dan ujungnya berambut rapat.
Lamtoro berasal dari Amerika tropis, biasa ditanam di pekarangan sebagai tanaman pagar atau tanaman peneduh, kadang tumbuh liar dan dapat ditemukan dari ketinggian 1 – 1500 m di atas permukaan air laut. Tanaman ini akan tumbuh baik apabila terkena cahaya matahari langsung.
Daunnya berupa daun majemuk menyirip genap ganda dua sempurna dengan anak daun kecil-kecil dan terdiri dari 5 – 20 pasang. Daunnya berbentuk lanset, berujung runcing dan bertepi daun rata dengan permukaan bawah daun berwarna hijau kebiruan, panjang daunnya 6 – 21 cm dan lebarnya 2 – 5 mm.
Bunganya berbentuk bongkol yang bertangkai panjang dan warnanya putih kekuningan, terangkai dalam karangan bunga majemuk.
Buahnya berupa buah polong, pipih, dan tipis dengan tangkai pendek yang mempunyai panjang 10 – 18 cm dan lebar sekitar 2 cm, terletak diantara biji ada sekat.
Bijinya terdapat sebanyak 15 – 30, terletak melintang dan berbentuk bulat telur sungsang dengan panjang sekitar 8 mm, lebar 5mm, dan tebal 3mm. Bijinya berwarna coklat kehijauan atau coklat tua, licin, dan mengkilap. Lamtoro dikembangbiakkan dengan stek.
Lamtoro dipakai untuk pupuk hijau, sedangkan daun muda, tunas bunga, dan polongnya dimakan sebagai lalab mentah atau dimasak terlebih dahulu. Menurut laporan, binatang berkuku satu seperti kuda dan babi yang makan daun lamtoro akan kehilangan bulu-bulunya.
Lamtoro mempunyai rasa agak pahit dan netral. Kandungan kimia dalam biji lamtoro antara lain mimosin, leukanin, protein, dan leukanol. Sedangkan daunnya mengandung protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B1, dan C.
Seluruh tanaman dan biji lamtoro dapat digunakan untuk pengobatan. Bijinya dapat dikeringkan lalu digiling menjadi bubuk untuk disimpan. Bebera fungsi dari bagian tanaman ini antara lain :
-Biji : mengobati cacingan. bengkak (oedem), radang ginjal, dan kencing manis.
-Akar : sebagai peluruh haid
-Seluruh tanaman : mengatasi susah tidur karena gelisah, mengobati luka terpukul, patah tulang, abses paru, dan bisul.
Pengobatan menggunakan herba ini untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 5 – 10 gr herba kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum atau merebus 3 -5 gr biji kering dan menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara melumatkan herba dan membubuhkannya ke tempat yang sakit.
Khusus untuk penyakit kencing manis dapat dilakukan dengan cara menyeduh 1 sendok teh bubuk dari biji herba dengan 1/2 cangkir air panas kemudian diminum hangat-hangat. Lakukan 2 – 3 kali sehari, setengah jam sebelum makan.
kegunaan Utama tanaman Landik bagi kesehatan
Landik | Barleria lupulina Lindl.
Landik termasuk dalam Familia Acanthaceae. Tanaman ini merupakan perdu bercabang banyak dengan tinggi 1 – 2 m, berduri, dan mempunyai batang berwarna coklat tua. Landik berasal dari Madagaskar dan dapat ditemukan tumbuh liar di hutan dan di ladang atau ditanam di halaman sebagai tanaman hias atau tanaman pagar dan dapat ditemukan sampai setinggi 100 m di atas permukaan air laut.
Daunnya berupa daun tunggal yang letaknya berhadapan, bertangkai pendek, dan pada pangkal tangkainya terdapat sepasang duri berwarna merah ungu. Helaian daunnya berbangun lanset dengan panjang 4 – 8 cm dan lebarnya 1,5 cm, berujung runcing dan pangkalnya menyempit. Daunnya berambut halus berwarna putih dengan warna daun hijau mengkilap dan mempunyai ibu tulang daun di tengah yang berwarna kuning.
Bunganya berwarna kuning emas dan berkumpul dalam rangkaian berbentuk bulir yang keluar di ujung batang. Landik dikembangbiakkan dengan stek.
Tanaman ini mempunyai rasa pedas, pahit, dan hangat dan berfungsi melancarkan aliran meridian. Bagian daun herba ini dapat digunakan untuk pengobatan. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan herba ini antara lain :
-Digigit ular berbisa dan anjing
-Bengkak karena terpukul atau terjatuh
-Bisul, luka berdarah, koreng
-Reumatik
Pengobatan menggunakan herba ini untuk pemakaian dalam dilakukan dengan cara merebus 6 – 10 gr daun herba kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara melumatkan daun dan menempelkannya ke tempat yang sakit.
Khusus untu penyakit rematik, pengobatan ini dilakukan dengan cara mencuci segenggam daun landik kemudian menggiling daun sampai halus lalu diremas dengan air kapur sirih secukupnya sampai menjdai seperti bubur. Ramuan tersebut dipakai untuk membalur dan menggosok bagian yang sakit.
Langganan:
Postingan (Atom)