Senin, 01 April 2013
TAPAK SUCI UMY MERIAHKAN SILATNAS KORKOM IMM SE-INDONESIA
Assalamualaikum Wr.Wb
Yogyakarta (Jum'at, 22 Maret 2013), bertempat di Gedung A.R Fachrudin B Lt.5 dilaksanakan kegiatan "ramah tamah dan penyambutan" acara tersebut adalah satu dari berbagai rangkaaian kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka Silatnas Korkom Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Se-Indonesia yang bertempat di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
kegiatan ini dimulai pukul 15.30 WIB, UKM Tapak Suci UMY mendapatkan tugas untuk mengisi acara dalam rangka turut memeriahkan kegiatan tersebut berupa Pementasan Gerak Atraksi Seni Beladiri Pencak Silat Tapak Suci. Persiapan latihan yang dilakukan selama 3 hari sebelum hari H, serta jumlah pesilat yang diturunkan dalam pementasan tersebut bisa dibilang minimal,tetapi tidak menyurutkan semangat para anggota kami.
Untuk pesilat yang menjadi tim Pementasan dari tapak suci sekitar 10 orang beserta tim lainnya, Tim tersebut terdiri dari :
1. Tim Pementasan Gerak Seni dan Jurus :
-Febry Wahyu M, M.Fanani Wilda, Zainuddin, Lyla, Tika.
2. Tim Pementasan Pernafasan/Pemecahan Benda Keras : -Dezza, Murdian, Munandar, Yuli Fitri Yanti.
Pementasan ini sangat menarik perhatian para peserta Silatnas Korkom IMM yang sudah sejak awal mengikuti kegiatan tersebut, gaya penampilan yang tak biasa, rasa penasaran para peserta terhadap tekhnik beladiri, serta ketelatenan dan ketangkasan Pesilat tersebut menarik seluruh mata di ruangan tersebut, hingga pementasan dari UKM Tapak Suci UMY tersebut selesai, terdengar banyak yang mengucapkan selamat atas suksesnya pementasan yang kami berikan tersebut.
Sungguh itu merupakan sebuah semangat bagi kami untuk bisa dan lebih meningkatkan kreatifitas serta prestasi kami di UKM Tapak Suci UMY. (F/w)
Dengan iman dan akhlak saya menjadi kuat;
Tanpa iman dan akhlak saya menjadi lemah.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Kamis, 21 Juni 2012
SELUK BELUK TAPAK SUCI
Aliran TAPAK SUCI, adalah keilmuan pencak silat yang berlandaskan Al Islam, bersih dari syirik dan menyesatkan, dengan sikap mental dan gerak langkah yang merupakan tindak tanduk kesucian dan mengutamakan Iman dan Akhlak, serta berakar pada aliran Banjaran-Kauman, yang kemudian dikembangkan dengan metodis dan dinamis
Perguruan TAPAK SUCI, adalah perguruan yang merupakan peleburan sekaligus kelanjutan dari tiga paguron yang pernah ada sebelumnya, yaitu: Kasegu, Seranoman, dan Kauman, berlandaskan Al Islam dan berjiwa ajaran KH. Ahmad Dahlan, membina pencak silat yang berwatak serta berkepribadian Indonesia, melestarikan budaya bangsa yang luhur dan bermoral, serta mengabdikan perguruan untuk perjuangan agama, bangsa, dan negara.
Organisasi TAPAK SUCI berkiprah sebagai organisasi pencak silat, berinduk kepada Ikatan Pencak Silat Indonesia, dan dalam bidang dakwah pergerakan TAPAK SUCI merupakan pencetak kader Muhammadiyah.
Pimpinan Pusat TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH berkedudukan di Kauman, Yogyakarta, dan memiliki kantor perwakilan di ibukota negara.
Terdapat tiga kategori tingkatan:
Siswa dasar (Kuning Polos)
Siswa Satu (Kuning melati cokelat satu)
Siswa Dua (Kuning melati cokelat dua)
Siswa Tiga (Kuning melati cokelat tiga)
Siswa Empat(Kuning melati cokelat empat)
Kader dasar(Biru Polos)
Kader Muda (Biru Melati Merah Satu)
Kader Madya(Biru Melati Merah Dua)
Kader Kepala(Biru Melati Merah Tiga)
Kader Utama(Biru Melati Merah Empat)
Pendekar Muda(Hitam Melati Merah Satu)
Pendekar Madya(Hitam Melati Merah Dua)
Pendekar Kepala(Hitam Melatih Merah Tiga)
Pendekar Utama(Hitam Melati Merah Empat)
Pendekar Besar(Hitam Melati Merah Lima)
Terdapat 8 (delapan) jurus khas di dalam TAPAK SUCI, yaitu:
Jurus Mawar
Jurus Katak
Jurus Naga
Jurus Ikan Terbang
Jurus Lembu
Jurus Rajawali
Jurus Merpati
Jurus Harimau.
Senjata khas beladiri itu di antaranya Pisau, Golok, Toya, Rante, Tekken, Clurit, Pedang, Trisula, Double-stick, Kerambit, Pecut, dan Keris. Selain itu, TAPAK SUCI secara serius mengembangkan permainan senjata yang merupakan tradisi TAPAK SUCI, yaitu Senjata Alif, Segu, Golok Mawar, Tombak Naga, dan Kipas.
Jumat, 13 April 2012
Lahirnya Senjata KOSEGU
Pada generasi ini juga tampil Wasthon Sudjak dan M.Bakir Odrus. Pada generasi ke-5, Ibu Pertiwi mencatat nama dua puluh orang murid Kauman di bawah pimpinan KH.Burhan, yang semuanya adalah anggota Laskar Angkatan Perang Sabil (APS), yang gugur sebagai kusuma bangsa ketika perlawananan senjata melawan Belanda di belahan barat Yogyakarta. Kelak untuk mewarisi jiwa patriotik itu, TAPAK SUCI membentuk kelompok inti yang terdiri dari 20 orang anggota, yang diberi nama KOSEGU (Korps Serba Guna). Untuk kali pertama KOSEGU secara aktif membantu penumpasan gerakan komunis di sekitar tahun 60-an di Yogyakarta.
Paguron Cikauman, yang dilanjutkan dengan Perguruan Seranoman, untuk selanjutnya kemudian melahirkan Paguron Kasegu, yang didirikan oleh M.Barie Irsjad, pada generasi ke-6. Sekalipun melahirkan paguron-paguron yang namanya berbeda, namun kesemua paguron itu berakar pada aliran pencak silat yang sama yaitu aliran Kauman-Banjaran, disamping kenyataan bahwa M.Barie Irsjad (Paguron Kasegu) memang berasal dari murid Seranoman, dan juga memang sebagai murid Cikauman.
Pada era Paguron Kasegu inilah, atau tepatnya pada bulan Janurari 1963, muncul gagasan untuk merealisasikan rencana mendirikan satu perguruan yang melebur serta melanjutkan paguron-paguron yang sealiran itu, yaitu satu perguruan yang berorientasi lebih luas, diorganisir dengan AD & ART, dengan materi latihan yang tersusun, teratur, dan memakai seragam. Gagasan ini disampaikan kepada Pendekar M.Wahib yang kemudian menyatakan bersedia untuk menilai ilmu yang akan diajarkan. Dengan dasar itulah, dan dengan pengertian dan maksud agar ada satu wadah yang menyatukan sehingga tidak selalu melahirkan paguron yang baru, Pendekar Besar A.Dimyati dan M.Wahib merestui bahwa Perguruan TAPAK SUCI adalah sebagai kelangsungan dari Paguron Kauman yang didirikan pada tahun 1925 dan berpusat di Kauman,Yogyakarta. Pada tahun 1963, murid-murid dari masing-masing paguron inilah yang bahu membahu mempersiapkan kelahiran TAPAK SUCI. Paguron TAPAK SUCI merupakan adalah amanat dari Pendekar-pendekar Cikauman (Kauman-Banjaran) kepada generasi penerus bangsa untuk dipelihara, dibina, dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya pada jalan kebenaran.
Sabtu, 01 Januari 2011
Tapak Suci Sejarah dan tantangan serta perkembangannya
Pencak Silat Tapak Suci
Pencak silat sebagai budaya luhur bangsa merupakan bentuk khas beladiri bangsa. Pencak silat pada hakikatnya merupakan usaha budidaya bangsa Indonesia yang didalamnya selain mengandung unsur beladiri, terdapat juga unsur-unsur lain seperti olahraga, seni, mental spritual, sebagai satu kesatuan yang padu.
Dalam perkembangannya hingga sekarang, pencak silat telah menyebar ke seluruh persada nusantara dan di negara-negara lain di dunia, dimana Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci merupakan salah satu bentuk aliran pencak silat tersebut.
Telah menjadi suratan sejarah bahwa perguruan Tapak Suci telah berkembang menjadi pelopor bagi perkembangan pencak silat modern yang metodis dinamis, sehingga sering mengukir prestasi dalam even kompetisi nasional maupun internasional. Hal ini semua berkat kebesaran para pendekar terdahulu yang memiliki visi jauh ke depan dengan menyatukan perguruan-perguruan yang telah ada sejak tahun 1925, menjadi satu wadah tunggal perguruan Tapak Suci.
Tantangan Masa Lalu
Tapak Suci hadir di tengah kondisi pergolakan masyarakat yang keras. Di internal lingkungan kampung Kauman Jogyakarta yang mayoritas warganya pemeluk muslim, terjadi friksi tajam antar kelompok yang melibatkan keberadaan paguron-paguron pencak silat di lingkungan warga Kauman sendiri. Kemudian dari sisi eksternal, gerakan umat Islam secara umum sedang menghadapi rongrongan dari kaum komunis pada saat-saat menjelang dan sesudah terjadinya peristiwa G30S/PKI.
Ketika Tapak Suci berdiri, seorang pemuda Kauman dengan penuh semangat mengatakan : “Tapak Suci akan menembus dunia.” Pernyataan itu disambut sinis oleh beberapa orang pemuda Kauman lainnya : “Jangankan menembus dunia, bisa menembus keluar dari Kauman saja mustahil”. Pernyataan Tapak Suci akan dapat menembus dunia dianggapnya mimpi belaka. Apalagi kalau diingat, waktu itu di Kauman Jogyakarta, kondisinya sedang marak terjadi persaingan antar berbagai aliran pencak silat yang sama-sama mengklaim dirinya sebagai yang berhak mengatasnamakan Kauman.
Namun ternyata sejarah membuktikan lain, dalam rentang waktu perjalanan hidup, telah mengubah impian menjadi kenyataan, Tapak Suci benar-benar telah menembus dunia. Bahkan kini telah berkembang menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Apa yang menjadi penyebab, motor penggerak tersebarnya Tapak Suci yang begitu luas dalam waktu relatif singkat. Pertama, adanya eskalasi yang begitu cepat secara nasional karena dukungan infrastruktur organisasi Muhammadiyah. Kedua, tersebarnya ke pelosok dunia karena kandungan intelektualitas para mahasiswa anggota Tapak Suci yang studi keluar negeri, mereka kemudian mendirikan cabang-cabang di negara-negara tempat studinya. Ketiga, keunggulan keilmuan Tapak Suci yang dikatakan metodis dinamis, tidak terlepas dari kepiawaian pendekar Moh Barie Irsjad. Keempat, berkat ketekunan seorang tokoh Muhammad Rustam Djundab yang menjadi dinamisator bergeraknya organisasi sejak awal berdiri dengan mengabdikan hampir seluruh waktunya diabdikan untuk Tapak Suci. Kelima, antusiasme para pendekar dari berbagai aliran warga Muhammadiyah yang sebelumnya telah memiliki atau memimpin perguruan-perguruan beladiri di daerah-daerahnya masing-masing, kemudian serta-merta bersedia membubarkan diri, memilih bergabung ke dalam Tapak Suci.
Itulah kelima faktor pendorong yang menjadikan perkembangan Tapak Suci begitu pesat sampai seantero nusantara dan seluruh dunia.
Minggu, 31 Oktober 2010
Pencak Silat Capoeira
Capoeira merupakan sebuah olah raga bela diri yang dikembangkan oleh para budak Afrika di Brasil pada sekitar tahun 1500-an. Gerakan dalam capoeira menyerupai tarian dan bertitik berat pada tendangan. Pertarungan dalam capoeira biasanya diiringi oleh musik dan disebut Jogo. Capoeira sering dikritik karena banyak orang meragukan keampuhannya dalam pertarungan sungguhan, dibanding seni bela diri lainnya seperti Karate atau Taekwondo.
Capoeira adalah sebuah sistem bela diri tradisional yang didirikan di Brazil oleh budak-budak Afrika yang dibawa oleh orang-orang Portugis ke Brazil untuk bekerja di perkebunan-perkebunan besar. Pada zaman dahulu mereka melalukan latihan dengan diiringi oleh alat-alat musik tradisional, seperti berimbau (sebuah lengkungan kayu dengan tali senar yang dipukul dengan sebuah kayu kecil untuk menggetarkannya) dan atabaque (gendang besar), dan ini juga lebih mudah bagi mereka untuk menyembunyikan latihan mereka dalam berbagai macam aktivitas seperti kesenangan dalam pesta yang dilakukan oleh para budak di tempat tinggal mereka yang bernama senzala. Ketika seorang budak melarikan diri ia akan dikejar oleh “pemburu” profesional bersenjata yang bernama capitães-do-mato (kapten hutan). Biasanya capoeira adalah satu-satunya bela diri yang dipakai oleh budak tersebut untuk mempertahankan diri. Pertarungan mereka biasanya terjadi di tempat lapang dalam hutan yang dalam bahasa tupi-guarani (salah satu bahasa pribumi di Brazil) disebut caá-puêra – beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa inilah asal dari nama seni bela diri tersebut. Mereka yang sempat melarikan diri berkumpul di desa-desa yang dipagari yang bernama quilombo, di tempat yang susah dicapai.
Quilombo yang paling penting adalah Palmares yang mana penduduknya pernah sampai berjumlah sepuluh ribu dan bertahan hingga kurang lebih selama enam puluh tahun melawan kekuasaan yang mau menginvasi mereka. Ketua mereka yang paling terkenal bernama Zumbi. Ketika hukum untuk menghilangkan perbudakan muncul dan Brazil mulai mengimport pekerja buruh kulit putih dari negara-negara seperti Portugal, Spanyol dan Italia untuk bekerja di pertanian, banyak orang negro terpaksa berpindah tempat tinggal ke kota-kota, dan karena banyak dari mereka yang tidak mempunyai pekerjaan mulai menjadi penjahat. Capoeira, yang sudah menjadi urban dan mulai dipelajari oleh orang-orang kulit putih, di kota-kota seperti Rio de Janeiro, Salvador da Bahia dan Recife, mulai dilihat oleh publik sebagai permainan para penjahat dan orang-orang jalanan, maka muncul hukum untuk melarang Capoeira. Sepertinya pada waktu itulah mereka mulai menggunakan pisau cukur dalam pertarungannya, ini merupakan pengaruh dari pemain capoeira yang berasal dari Portugal dan menyanyikan fado (musik tradisional Portugis yang mirip dengan keroncong). Pada waktu itu juga beberapa sektor yang rasis dari kaum elit Brazil berteriak melawan pengaruh Afrika dalam kebudayaan negara, dan ingin “memutihkan” negara mereka. Setelah kurang lebih setengah abad berada dalam klandestin, dan orang-orang mepelajarinya di jalan-jalan tersembunyi dan di halaman-halaman belakang rumah, Manuel dos Reis Machado, Sang Guru (Mestre) Bimba, mengadakan sebuah pertunjukan untuk Getúlio Vargas, presiden Brazil pada waktu itu, dan ini merupakan permulaan yang baru untuk capoeira. Mulai didirikan akademi-akademi, agar publik dapat mempelajari permainan capoeira. Nama-nama yang paling penting pada masa itu adalah Vicente Ferreira Pastinha (Sang Guru Pastinha), yang mengajarkan aliran “Angola”, yang sangat tradisional, dan Mestre Bimba, yang mendirikan aliran dengan beberapa inovasi yang ia namakan “Regional”.
Sejak masa itu hingga masa sekarang capoeira melewati sebuah perjalanan yang panjang. Saat ini capoeira dipelajari hampir di seluruh dunia, dari Portugal sampai ke Norwegia, dari Amerika Serikat sampai ke Australia, dari Indonesia sampai ke Jepang. Di Indonesia capoeira sudah mulai dikenal banyak orang, disamping kelompok yang ada di Yogyakarta, juga terdapat beberapa kelompok di Jakarta. Banyak pemain yang yang berminat mempelajari capoeira karena lingkungannya yang santai dan gembira, tidak sama dengan disiplin keras yang biasanya terdapat dalam sistem bela diri dari Timur. Seperti yang pernah dikatakan oleh seorang penulis besar dari Brazil Jorge Amado, ini “pertarungan yang paling indah di seluruh dunia, karena ini juga sebuah tarian”. Dalam capoeira teknik gerakan dasar dimulai dari “ginga” dan bukan dari posisi berhenti yang merupakan karateristik dari karate, taekwondo, pencak silat, wushu kung fu, dll...; ginga adalah gerakan-gerakan tubuh yang berkelanjutan dan bertujuan untuk mencari waktu yang tepat untuk menyerang atau mempertahankan diri, yang sering kali adalah menghindarkan diri dari serangan. Dalam roda para pemain capoeira mengetes diri mereka, lewat permainan pertandingan, di tengah lingkaran yang dibuat oleh para pemain musik dengan alat-alat musik Afrika dan menyanyikan bermacam-macam lagu, dan pemain lainnya bertepuk tangan dan menyanyikan bagian refrein. Lirik lagu-lagu itu tentang sejarah kesenian tersebut, guru besar pada waktu dulu dan sekarang, tentang hidup dalam masa perbudakan, dan perlawanan mencapai kemerdekaan. Gaya bermain musik mempunyai perbedaan ritme untuk bermacam-macam permainan capoeira, ada yang perlahan dan ada juga yang cepat.
Capoeira tidak saja menjadi sebuah kebudayaan, tetapi juga sebuah olahraga nasional Brazil, dan para guru dari negara tersebut membuat capoeira menjadi terus menerus lebih internasional, mengajar di kelompok-kelompok mahasiswa, bermacam-macam fitness center, organisasi-organisasi kecil, dll. Siswa-siswa mereka belajar menyanyikan lagu-lagu Capoeira dengan bahasa Portugis – “Capoeira é prá homi, / mininu e mulhé...” (Capoeira untuk laki-laki, / anak-anak dan perempuan).
Di Indonesia, sama seperti di negara-negara yang lain, kemungkinan Capoeira akan semakin berkembang.
Beberapa gerakan dalam Capoeira:
Ginga
Handstand
Backflip
Headspin
Handstand Whirling
GINGA merupakan suatu gerakan dasar capoeira(sebuah kuda - kuda dalam ilmu beladiri lainnya.Ginga dimulai dari posisi paralel,yaitu posisi seperti duduk tanpa kursi,kemudian tarik kaki kiri kebelakang,bersamaan dengan tangan kanan kedepan,ulangi dengan posisi paralel kemudian tarik kaki kanan kebelakang dan tangan kiri kedepan.Ulangi terus hal tersebut sampai tak canggung lagi melakukannya.Perlu diingat,bahwa tangan dan kaki yang digerkan secara bersamaan harus berbeda arah(tangan kanan maka kaki kiri,lalu tangan kiri maka kaki kanan).Ginga banyak variasinya,nantikan artikel saya selanjutnya tentang variasi gerakan ginga dan tentang filosofi Roda Capoeira."MUITO-MUITO OBRIGADO,CAMARA!!!"Contra Mestre Edinho(Santa Maria de Grupo Indonesia).
Kamis, 15 Januari 1998
PERKEMBANGAN dan PENGEMBARAAN PENCAK SILAT
Kata Pencak biasa digunakan oleh masyarakat pulau Jawa, Madura dan Bali, sedangkan kata Silat biasa digunakan oleh masyarakat di wilayah Indonesia lainnya maupun di Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam serta di Thailand (bagian Selatan) dan Filipina.
Penggabungan kata Pencak dan Silat menjadi kata majemuk untuk pertama kalinya dilakukan pada waktu dibentuk suatu organisasi persatuan dari perguruan Pencak dan perguruan Silat di Indonesia yang diberi nama Ikatan Pencak Silat Indonesia, disingkat IPSI pada tahun 1948 di Surakarta.
Sejak saat itu Pencak Silat menjadi istilah resmi di Indonesia. Perguruan-perguruan yang mengajarkan Pencak dan Silat asal Indonesia di berbagai negara kemudian juga menggunakan istilah Pencak Silat.
Di dunia internasional Pencak Silat menjadi istilah resmi sejak dibentuknya Organisasi Federatif Internasional yang diberi nama Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa, disingkat PERSILAT, di Jakarta pada. tahun 1980. Walaupun demikian, karena kebiasaan, kata Pencak dan Silat masih digunakan secara terpisah.
Di bawah ini secara singkat akan diuraikan beberapa hal sekitar Pencak Silat yang meliputi: sejarah, falsafah, jenis, aliran, perguruan dan pendekar Pencak silat, penelitian dan penulisan tentang Pencak Silat, pengembangan dan penyebaran Pencak Silat serta tantangan terhadap Pencak Silat. Keseluruhan uraian akan disimpulkan secara umum.
II. Sejarah Pencak Silat
Kebutuhan paling dasar manusia adalah keamanan dan kesejahteraan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia menciptakan dan mengembangkan berbagai cara dan sarana. Diantara ciptaan manusia yang menyangkut kebutuhan keamanan, adalah cara dan sarana fisik untuk menghadapi dan mengatasi berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan fisik, di antaranya adalah apa yang disebut "jurus" dan senjata.
"Jurus" adalah teknik gerak fisikal berpola yang efektif untuk membela diri maupun menyerang tanpa maupun dengan menggunakan senjata. Bentuk awalnya sangat sederhana dan merupakan tiruan dari gerak-gerik binatang yang disesuaikan dengan anatomi manusia. Kemudian terus dikembangkan, sejalan dengan perkembangan budaya manusia. Demikian pula senjata yang digunakan.
Masyarakat pribumi Asteng pada umumnya merupakan masyarakat agraris yang hubungan sosialnya dilaksanakan dengan sistem peguyuban. Warga masyarakat yang demikian mempunyai dasar pandangan dan kebijaksanaan hidup yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai serta kaidah-kaidah agama dan moral masyarakat. Dengan dasar itulah sistem paguyuban yang diperlukan bagi kehidupan agrarisnya dapat dilaksanakan dan ditegakkan.
Dalam kaitan dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah itu, "jurus" harus digunakan secara bertanggungjawab. Hal ini dapat terlaksana apabila si pengguna mampu mengendalikandiri. "Jurus" hanya boleh digunakan untuk pembelaan diri.
Di dalam memenuhi kebutuhan kesejahteraannya, manusia juga telah menciptakan berbagai cara dan sarana di antaranya
dengan pengembangan "jurus" ke dalam bentuk seni dan olahraga yang dapat memberikan kesejahteraan batin dan lahir.
Dalam perkembangan sosial dan budayanya, masyarakat pribumi Asteng telah menyerap pengaruh luar yang selaras dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah agama maupun moral yang dijunjung tinggi. Berkaitan dengan itu,falsafah dari luar yang selaras dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah tersebut,telah diserap dan digunakan untuk mengemas pandangan dan kebijaksanaan hidup masyarakat pribumi Asteng.
Dengan demikian jatidiri Pencak Silat ditentukan oleh tiga hal pokok sebagai satu kesatuan yakni :
Budaya masyaraka-t pribumi Asteng sebagai sumber dan coraknya.
Falsafah budi pekerti luhur sebagai jiwa dan sumber motivasi penggunaannya.
Substansi Pencak Silat itu sendiri yang mempunyai aspek mental spiritual (pengendalian diri), beladiri, seni dan olahraga sebagai satu kesatuan.
Pencak Silat dengan jatidiri yang demikian baru ada sekitar abad ke-4 Masehi, yakni setelah adanya kerajaan-kerajaan yang merupakan pusat pengembangan budaya di kawasan hidup masyarakat pribumi Asteng. Pada jaman kerajaan ini, mula-mula Hindu,kemudian Budha dan terakhir Islam, Pencak Silat dikembangkan dan menyebar luas.
Pada waktu sebagian besar kawasan hidup masyarakat pribumi Asteng berada di bawah kekuasaan penjajah asing dari Eropa Barat, pendidikan Pencak Silat yang dipandang menanamkan jiwa nasionalis, telah dibatasi dan kemudian dilarang.
Tetapi kegiatan pendidikain Pencak Silat berjalan terus secara tertutup. Pada jaman pendudukan Jepang, Pemerintah yang berkuasa memberikan keleluasaan kepada rakyat untuk mengembangkan budayanya agar mendapat dukungan dalam perangnya melawan sekutu. Pada jaman ini, pendidikan Pencak Silat dilaksanakan seperti semula dan lebih meluas. Setelah kawasan hidup masyarakat pribumi Asteng bebas dari kekuasaan asing dan lahir negara-negara yang merdeka dikawasan tersebut, perkembangan dan penyebaran Pencak Silat semakin pesat. Lebih-lebih setelah dibentuknya organisasi nasional Pencak Silat di sebagian dari negara-negara tersebut, yakni : Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA), Persekutuan Silat Singapura (PERSISI), Persekutuan Silat Kebangsaan Brunei Darussalam (PERSIB), Pencak Silat Association of Thailand (PSAT) dan Philippine Pencak Silat Association (PHILSILAT).
Di luar negara sumbernya, Pencak Silat juga berkembang dan nenyebar, lebih-lebih etelah dibentuknya Persekutuan Pencak Antarabangsa ( PERSILAT )
III. Falsafah Pencak Silat
Falsafah Pencak Silat dinamakan falsafah budi pekerti luhur. Hal ini disebabkan karena falsafah ini mengandung ajaran budi pekerti luhur. Falsafah budi pekerti luhur berpandangan bahwa masyarakat "tata-tentrem karta-raharja" (masyarakat yang aman-menentramkan dan sejahtera-membahagiakan) dapat terwujud secara maksimal apabila semua warganya berbudi pekerti luhur. Karena itu, kebijaksanaan hidup yang harus menjadi pegangan manusia adalah membentuk budi pekerti luhur dalam dirinya.
Budi adalah dimensi kejiwaan dinamis manusia yang berunsur cipta, rasa dan karsa. Ketiganya merupakan bentuk dinamis dari akal, rasa dan kehendak. Pekerti adalah budi yang terlihat dalam bentuk watak. Semuanya itu harus bersifat luhur, yakni ideal atau terpuji. Yang ingin dicapai dalam pembentukan budi pekerti luhur ini adalah kemampuan mengendalikan diri, terutama di dalam menggunakan "jurus".
"Jurus" hanya dapat digunakan untuk menegakkan kebenaran, kejujuran dan keadilan dalam rangka menjunjung tinggi nilai-nilai dan kaidah-kaidah agama dan moral masyarakat maupun dalam rangka mewujudkan masyarakat "tata-tentrem karta-raharja." Dalam kaitan itu falsafah budi pekerti luhur dapat disebut juga sebagai Falsafah pengendalian diri.
Dengan budi pekertinya yang luhur atau kemampuan pengendalian dirinya yang tinggi, manusia akan dapat nemenuhi kewajiban luhurnya sebagai mahluk Tuhan, mahluk pribadi, mahluk sosial dan mahluk alam semesta, yakni taqwa kepada Tuhannya, meningkatkan kualitas dirinya, menempatkan kepentingan masyarakat di atas kepentingan sendiri dan mencintai alam lingkungan hidupnya. Manusia yang demikian dapat disebut sebagai manusia yang taqwa, tanggap, tangguh, tanggon dan trengginas. Manusia yang dapat memenuhi kewajiban luhurnya adalah manusia yang bermartabat tinggi.
IV. Jenis dan aliran Pencak Silat
Berdasarkan pada 4 aspek yang terdapat pada substansinya, wujud fisikal dan visual atau praktek pelaksanaan Pencak Silat dapat dikategorikan dalam 4 jenis. Praktek pelaksanaan dari masing-masing jenis Pencak Silat itu mempunyai tujuan tersendiri dan berdasarkan pada tujuan tersebut akan lebih menekankan pada salah satu aspek tertentu dengan tidak meniadakan aspek-aspek yang lain.
Keempat jenis Pencak Silat tersebut adalah :
Pencak Silat Mental-Spiritual atau Pencak Silat Pengendalian Diri (karena wujud fisikal dan visual mental-spiritual adalah pengendalian diri), yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk memperkuat kemampuan mengendalikan diri dan karena itu lebih menekankan pada aspek mental-spiritual.
Pencak Silat Beladiri, yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk pembelaan diri secara efektif dan karena itu lebih nenekankan pada aspek beladiri
Pencak Silat Seni, yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk mempertunjukkan keindahan gerak dan karena itu lebih menekankan pada aspek seni.
Pencak Silat Olahraqa, yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk memperoleh kesegaran jasmani dan prestasi keolahragaan dan karena itu lebih menekankan pada aspek olahraga.
Aspek-aspek yang tidak menjadi fokus masih tetap terlihat dengan kadar yang berbeda, ada yang jelas dan ada yang samar-samar. Karena itu, masing-masing jenis Pencak Silat itu tetap mempunyai 4 aspek sebagai satu kesatuan dan kebulatan. Masing-masing memiliki nilai-nilai etis (mental-spiritual), teknis (beladiri), estetis (seni) dan sportif (olahraga) sebagai satu kesatuan.
Praktek pelaksanaan "jurus" dari masing-masing jenis Pencak Silat dilakukan dengan gaya yang bermacam-macam. Gaya unik dengan ciri-cirinya yang menonjol dan mudah dibedakan dari gaya lainnya, disebut "aliran" Pencak Silat. Bagaimana pun wujud keunikan suatu gaya (aliran), nilai-nilai keempat aspek Pencak Silat, yakni etis, teknis, estetis dan sportif sebagai satu kesatuan tetap ada dan terlihat • Jika tidak, ia tidak mempunyai nilai sebagai aliran Pencak Silat. Membedakan aliran-aliran Pencak Silat tidak mudah dan hanya dapat dilakukan oleh mereka yang ahli dan betul-betul memahami berbagai "jurus" Pencak Silat. Perbedaan aliran hanya menyangkut segi praktek fisikal dan tidak menyangkut segi mental-spiritual dan falsafah.
Dalam dunia Pencak Silat, aliran bukanlah faham atau mazhab. Karena itu jenis dan aliran Pencak Silat apapun tetap dijiwai falsafah budi pekerti luhur dan mempunyai aspek mental-spiritual sebagai aspek pengendalian diri.
Pada jenis Pencak Silat Beladiri, terdapat aliran yang menggunakan "tenaga supernatural" dalam gaya pelaksanaan "jurus"nya. Tenaga supranatural yang disebut "tenaga dalam", "tenaga dasar" atau "tenaga tambahan" ini merupakan penguat "jurus" atau kekebalan badan. Adanya aliran yang menggunakan "tenaga supernatural" telah memperkaya Pencak Silat.
V. Perguruan dan pendekar Pencak Silat
Pengertian perguruan Pencak Silat sering dikacaukan dengan aliran Pencak Silat. Perguruan Pencak Silat adalah lembaga pendidikan tempat berguru Pencak Silat. Berguru mempunyai konotasi belajar secara intensif yang prosesnya diikuti, dibimbing dan diawasi secara langsung dan tuntas oleh sang guru, sehingga orang yang berguru diketahui dengan jelas perkembangan kemampuannya, terutama kemampuan pengendalian dirinya atau budi pekertinya. Sang guru tidak akan mendidik, meningkatkan atau memperluas pendidikannya kepada seseorang yang mentalitasnya (kemampuan pengendalian diri atau budi pekertinya) dinilai tidak atau kurang memadai. Dalam kaitan itu, di waktu yang lalu tidak mudah bagi seseorang untuk menjadi murid atau anggota perguruan Pencak Silat. Ujian- ujian berat yang menyangkut sikap mental harus ditempuh lebih dulu dan lulus. Ditinjau dari segi jenis Pencak Silat yang diajarkan, maka terdapat 4 kategori perguruan Pencak Silat, yakni :
Perguruan Pencak Silat Mental-Spiritual, yang menekankan pendidikannya secara intensif pada aspek mental-spiritual Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk kemampuan pengendalian diri yang tinggi kepada murid atau anggotanya.
Perguruan Pencak Silat Beladiri, yang menekankan pendidikannya pada aspek beladiri Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk kemahiran teknik beladiri yang tinggi tanpa atau dengan menggunakan berbagai macam senjata kepada murid atau anggotanya.
Perguruan Pencak Silat Seni, yang menekankan pendidikannya pada aspek. seni Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk keterampilan mempertunjukkan keindahan gerak Pencak Silat kepada murid atau anggotanya, tanpa atau dengan iringan musik tradisional serta tanpa atau dengan menggunakan senjata, sesuai dengan ketentuan "wiraga" (teknik gerak), "wirama" (irama gerak yang selaras, serasi dan seimbang) dan "wirasa" (pelembutan dan penghalusan teknik dan irama gerak melalui kreativitas dan improvisasi yang dilandasi rasa penghayatan).
Perguruan Pencak Silat Olahraga, yang menekankan pendidikannya pada aspek olahraga Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk kemampuan mempraktekkan teknik- teknik Pencak Silat yang bernilai olahraga bagi kepentingan memelihara kesegaran jasmani atau pertandingan. Bagi kepentingan pertandingan, pendidikan disesuaikan dengan peraturan pertandingan yang berlaku.
Perguruan Pencak Silat Beladiri merupakan perguruan yang terbanyak, diantaranya ada yang mengajarkan "tenaga supernatural". Sejak tahun 1970-an, banyak perguruan Pencak Silat Beladiri yang mengajarkan Pencak Silat Olahraga untuk kepentingan pertandingan dengan tujuan agar murid atau anggotanya dapat mengikuti kejuaraan Pencak Silat Olahraga, karena hanya jenis Pencak Silat ini yang dipertandingkan. Pencak Silat Beladiri dan Pencak Silat Seni tidak dipertandingkan tetapi dilombakan dalam bentuk pertunjukan dan peragaan. Ditinjau dari segi tuntutan perkembangan jaman, perguruan Pencak Silat dapat dikategorikan dalam 3 kelompok, yakni:
Perguruan Pencak Silat tradisional, dengan ciri-cirinya yang menonjol antara lain:
Pucuk pimpinan perguruan bersifat turun-temurun.
Penerimaan calon murid melalui ujian seleksi dan masa percobaan yang ketat.
Metoda pendidikan bersifat monologis.
Pelanggaran terhadap disiplin perguruan dikenai sanksi pemecatan sebagai anggota.
Tidak mengenal atribut-atribut maupun bentuk-bentuk tertulis yang menyangkut perguruan dan pendidikannya.
Tidak memungut iuran atau sumbangan dari anggotanya.
Kegiatan perguruan dibiayai oleh pimpinan.
2. Perguruan Pencak Silat. modern, dengan ciri-ciri utamanya antara lain :
Pimpinan dan pengurus perguruan dipilih dari antara kader-kader perguruan yang dipandang handal sebagai calon.
Bersifat terbuka dan bebas dalam penerimaan calon murid.
Tidak mengadakan masa percobaan tetapi masa pendidikan sebagai pemula.
Metoda pendidikan bersifat dialogis dan analitis.
Disiplin perguruan ditegakkan melalui penyadaran dengan argumen rasional.
Mempunyai atribut-atribut dan bentuk-bentuk tertulis yang menyangkut perguruan dan pendidikannya.
Memungut iuran dan sumbangan dari anggotanya sebagai sumber dana untuk membiayai kegiatan perguruan.
Perguruan Pencak Silat: peralihan (transisional), dengan ciri-ciri pokoknya antara lain:
Pucuk pimpinan turun-temurun tetapi anggota pengurus perguruan dipilih dari antara kader-kader perguruan yang handal sebagai calon.
Penerimaan calon murid melalui seleksi dan yang diterima diberi Status sebagai anggota sementara.
Metoda pendidikan bersifat dialogis terbatas dalam arti tidak menyangkut hal-hal yang prinsipiil.
Disiplin perguruan ditegakkan melalui wejangan-wejangan.
Mempunyai atribut-atribut dan bentuk-bentuk tulisan yang menyangkut perguruan dan pendidikannya secara terbatas.
Tidak memungut iuran tetapi tidak menolak sumbangan dari anggotanya.
Kegiatan perguruan dibiayai oleh pimpinan dan dari dana sumbangan.
Penanaman nilai-nilai falsafah dan pendidikan mental-spiritual di semua perguruan Pencak Silat tidak dilakukan secara khusus tetapi pada waktu dilaksanakan latihan dalam bentuk wejangan-wejangan singkat, pengucapan sumpah atau prasetya perguruan. Sesuai dengan •tuntutan perkembangan masyarakat yang semakin rasional, semua perguruan Pencak Silat tradisional dan peralihan akan berkembang dan berubah menjadi perguruan Pencak Silat modern dengan sifat pengelolaan dan pendidikannya yang relatif profesional.
Di Indonesia terdapat 10 perguruan Pencak Silat yang disebut perguruan historis. Kesepuluh perguruan tersebut adalah :
Setia Hati (SH), Setia Hati Terate (SHT), Perisai Diri (PD), Perisai Putih, Phasadja Mataram, PERPI Harimurti, Tapak Suci, Persatuan Pencak Seluruh Indonesia (PPSI), Nusantara dan Putra Betawi.
Status historis disebabkan karena kesepuluh perguruan tersebut mempunyai hubungan kesejarahan dengan kelahiran dan perkembangan IPSI. Selain perguruan historis, di Indonesia terdapat juga perguruan besar. Yang menjadi ukuran adalah wilayah penyebaran dan jumlah anggota perguruan yang bersangkutan.
Yang termasuk perguruan besar di Indonesia antara lain:
Merpati Putih, Bangau Putih, Satria Muda Indonesia dan Kateda Indonesia.
Pimpinan perguruan Pencak Silat pada umumnya berkualifikasi pendekar, yakni suatu status tertinggi yang berkaitan dengan kemampuan pengamalan ajaran falsafah Pencak Silat secara konsisten dan konsekuen yang patut ditauladani sekaligus berkaitan juga dengan kemahiran dalam praktek pelaksanaan Pencak Silat menurut kaidahnya. Di lingkungan perguruan modern, istilah pendekar telah digunakan sebagai gelar untuk tingkat penguasaan kemahiran Pencak Silat, diantaranya ada yang sifatnya berjenjang.
VI. Penelitian dan penulisan tentang Pencak Silat
Baik penelitian maupun penulisan ilmiah tentang Pencak Silat hingga sekarang belum banyak dilakukan. Penelitian dan penulisan yang pernah dilakukan pada umumnya difokuskan pada segi teknis Pencak Silat. Segi non—teknis kurang atau belum mendapat perhatian, pada hal keduanya merupakan satu kesatuan. Tulisan-tulisan tentang Pencak Silat yang cukup terkenal adalah hasil karya Amy Shapiro yang berjudul "Martial Arts Language" dan hasil karya Don F. Draeger yang berjudul "Weapons and Fighting Arts of the Indonesian Archipelago". Amy Shapiro dalam tulisannya itu membedakan Pencak dengan Silat dalam pengertiannya. Menurut dia, "literally Pencak means skilled and specialized body movements, and silat means to fight using pencak. Don F. Draeger juga membedakan pengertian Pencak dan Silat tetapi keduanya tak dapat dipisahkan. Menurut dia, berdasarkan pengertian orang Minangkabau, '"pencak is a skillful body movement in variations for self-defence and silat is the fighting application of pencak; silat cannot exist without pencak; pencak without silat is purposeless". Menurut penulis ini, kata pencak, berasal dari bahasa Mandarin Shantung "pung-cha". Dikatakan olehnya bahwa "Pung means to parry and cover an attacking action, while cha implies to finalize by striking (chopping) action. The first ideogram implies an avalanche force while the second implies pressing". Sebagaimana telah dikemukakan dalam Bab Pendahuluan, kata Pencak dan Silat berasal dari bahasa masyarakat pribumi Asteng dan mempunyai pengertian yang sama. Hal ini sesuai dengan keterangan mengenai silat dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun oleh W.J.S. Poerwodarminto. Menurut Hisbullah Rachman dalam tulisannya yang berjudul "Sejarah Perkembangan Pencak Silat di Indonesia", pada masa jayanya kerajaan Sriwijaya, Universitas Nalanda di negara tersebut telah menjadi pusat pengembangan agama Budha dan sekaligus juga pusat penyebaran Pencak Silat. Banyak orang Cina yang mempelajari Pencak Silat dan menyebarkannya di negerinya.
Ligaya Fernando Amilbang dalam bukunya "Pangalay" (gerak yang indah) menulis tentang "Langka" di Filipina Selatan yang sama dengan Pencak Silat. Langka berarti langkah. Disebutkan adanya Langka Budjang, Langka Baluang, Langka Kuntaw, Langka Pansak (Pencak), Langka Silat, Langka Lima dan Langka Sayaw. Kesemuanya itu mempunyai ciri-ciri Pencak Silat Mental-spiritual, Pencak Silat Beladiri dan Pencak Silat Seni. Menurut penulis ini, di Myanmar Langka disebut "Lai-ka". Tulisan-tulisan tentang Pencak Silat dalam bahasa Indonesia yang beredar cukup luas di Indonesia, antara lain hasil karya Mariyun Sudirohadiprojo, Moh. Djumali dan Januarno. Ketiganya menyangkut penuntun teknis pelajaran atau pelatihan Pencak Silat Olahraga.
Majalah "Pendekar" berbahasa Melayu yang diterbitkan di Kuala Lumpur, mengkhususkan diri pada informasi-informasi sekitar Pencak Silat. Majalah "Pencak Silat" yang diterbitkan oleh PB IPSI dan terbitan perdananya baru bulan Mei 1990, juga bersifat serupa. Informasi tentang •teknik-teknik Pencak Silat cukup banyak dimuat dalam beberapa majalah yang diterbitkan di berbagai negara.
VII. Perkembangan dan penyebaran Pencak Silat
Pengembangan dan penyebaran Pencak Silat dilakukan oleh perguruan-perguruan Pencak Silat. Setelah Perang Dunia ke-2, kegiatan perguruan-perguruan tersebut di Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam dikordinasikan oleh organisasi nasional Pencak Silat, yakni IPSI yang dibentuk pada tahun 1948, PERSISI yang dibentuk pada tahun 1976, PESAKA yang dibentuk pada tahun 1983 dan PERSIB yang dibentuk pada tahun 1987. Organisasi nasional Pencak Silat juga dibentuk di negara- negara lain. Untuk mengarahkan dan mengkordinasikan upaya pengembangan dan penyebaran Pencak Silat secara internasional, pada tanggal 11 Maret 1980 di Jakarta dibentuk Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa (PERSILAT). Menurut konstitusinya, PERSILAT mempunyai 3 macam anggota, yakni :
Anggota Pendiri, yang terdiri dari IPSI, PESAKA, PERSISI dan PERSIB.
Anggota Gabungan, yang terdiri dari organisasi nasional Pencak Silat lainnya yang telah diakui oleh suatu badan tingkat nasional yang berwenang menangani masalah Pencak Silat di negara yang bersangkutan dan telah diterima menjadi anggota PERSILAT.
Anggota Bersekutu, yang terdiri dari organisasi Pencak Silat yang belum diakui oleh badan tingkat nasional yang berwenang menangani masalah Pencak Silat tetapi dinilai oleh PERSILAT dapat mewakili negaranya dan telah diterima menjadi anggota PERSILAT.
Pengembangan dan penyebaran Pencak Silat diusahakan untuk dapat dilaksanakan secara simultan, meliputi segi fisik dan non-fisik (mental- Spiritual dan falsafah). Tetapi hal ini belum sepenuhnya terlaksana. Yang sudah terlaksana baru Pencak Silat olahraga. Ini pun segi non-fisiknya belum mantap.
Upaya pengembangan dan penyebaran Pencak Silat Olahraga dilaksanakan antara lain dengan menyelenggarakan kejuaraan-kejuaraan. Di Indonesia setiap tahun diadakan kejuaraan nasional Pencak Silat untuk pesilat dewasa dan remaja secara berselang- seling, kecuali apabila dalam tahun yang bersangkutan diadakan PON (Pekan Olahraga Nasional) di mana Pencak Silat Olahraga juga diikutsertakan. Sejak tahun 1987, Pencak Silat Olahraga juga diikutsertakan dalam SEA Games. Dalam tahun- di mana Pencak Silat Olahraga ikutserta dalam SEA Games, IPSI juga tidak menyelenggarakan kejuaraan nasional. Setiap kejuaraan nasional selalu dimulai dari kejuaraan tingkat kecamatan. Upaya pengembangan dan penyebaran Pencak Silat Seni dilaksanakan dengan menyelenggarakan festival atau lomba. Di Indonesia IPSI baru melaksanakannya secara nasional pada tahun 1982. Untuk mengefisienkan penyelenggaraan, festival atau lomba tersebut diintergrasikan dengan kejuaraan Pencak Silat Olahraga. Lomba Pencak Silat Beladiri sedang diusahakan untuk juga dapat diselenggarakan, yang akan diintegrasikan juga dengan kejuaraan Pencak Silat Olahraga. Pada setiap kesempatan kejuaraan nasional Pencak Silat Olahraga, di Indonesia selalu diadakan pertemuan dan pernbicaraan dalam rangka peningkatan upaya pengembangan dan penyebaran Pencak Silat. Pembicaraan serupa dalam tingkat kebijaksanaan, dilakukan dalam Munas (Musyawarah Nasional) yang diadakan setiap 4 tahun sekali. Upaya lainnya yang telah dan akan dilakukan adalah Penataran Pelatih dan Wasit-Juri, penyempurnaan peraturan pertandingan, merumuskan standar nasional Pencak Silat Olahraga, kriteria penilaian lomba Pencak Silat Seni dan Pencak Silat Beladiri serta metoda pendidikan dan latihan Pencak Silat. Kejuaraan Pencak Silat Olahraga yang berskala internasional telah 6 kali dilaksanakan. Yang pertama dan kedua di Jakarta pada tahun 1982 dan 1984, yang ketiga di Wina pada tahun 1986, yang keempat di Kuala Lumpur pada tahun 1987, yang kelima di Singapura pada tahun 1988 dan yang keenam di Den Haag pada tahun 1990...**** Pada kesempatan itu juga dilaksanakan festival dan lomba Pencak Silat Seni dan pertemuan. Seminar Intemasional tentang Pencak Silat pernah diadakan, yakni pada kesempatan kejuaraan Internasional yang ke-IV di Kuala Lumpur. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi- informasi sekitar Pencak Silat di berbagai negara, antara lain tentang pengembangan dan penyebarannya.
Pencak Silat sekarang ini terdapat dan berkembang di 20 negara, yakni di Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Belanda, Austria, Jerman , Belgia, Denmark,
Swiss, Perancis, Yugoslavia, Spanyol, Inggris, Turki, Amerika Serikat, Suriname, Thailand, Filipina dan Australia.
Di beberapa negara lain sedang dirintis pengembangannya, antara lain di Myanmar, Kamboja, Laos dan Vietnam. Negara-negara ini berkeinginan untuk mengikuti pertandingan Pencak Silat Olahraga dalam SEA Games, diantaranya ada yang meminta bantuan pelatih dari Indonesia.
VIII.Tantangan terhadap Pencak Silat
Pencak Silat yang "terdapat di luar negara sumbernya belum seluruhnya berkualifikasi sebagai Pencak Silat, dalam arti memenuhi kriteria jatidirinya maupun kaidah pelaksanaannya yang bernilai etis, teknis, estetis dan olahraga sebagai satu kesatuan. Di antara peminat Pencak Silat di luar negara sumbernya, ada yang berkecenderungan mempelajari Pencak Silat hanya segi fisikalnya saja dan kurang berminat mengetahui apalagi menghayati nilai-nilai falsafahnya yang menjiwainya dan nilai-nilai budaya yang mendasari maupun mewarnainya. Selama ini penyebaran pengetahuan tentang jatidiri Pencak Silat dan kaidah Pencak Silat sebagai aturan dasar dalam praktek pelaksanaan Pencak Silat yang bernilai etis, teknis, estetis dan olahraga sebagai satu kesatuan memang belum pernah dilakukan secara khusus. Usaha kearah itu sedang dirintis oleh IPSI, yanq juga akan dilakukan melalui PERSILAT. Sesuatu yang bernama Pencak Silat tetapi ujud prakteknya tidak menurut kaidah Pencak Silat (yang dijiwai nilai-nilai jatidiri Pencak Silat), dengan sendirinya tidak bernilai Pencak Silat menurut pengertian yang sebenarnya. Hal ini pada gilirannya akan menjatuhkan citra Pencak Silat. Disinilah letak tantangannya. Tantangan yang kedua berkaitan dengan mutu pertandingan Pencak Silat Olahraga yang masih belum memadai, bahkan kadang-kadang diwarnai oleh kericuhan , Kritik tajam mengenai hal ini sering terdengar. Hal itu akan dapat, bahkan mungkin telah menjatuhkan Citra Pencak Silat. Faktor penyebab yang utama adalah karena kurang dihayati dan dilaksanakannya kaidah Pencak Silat oleh pihak-pihak yang terlibat dalam pertandingan. Penghayatan kaidah Pencak Silat harus dilandasi dengan pemahaman jatidiri Pencak Silat serta nilai- nilai-nilainya.
Selain itu, tujuan pertandingan juga belum dihayati. Diantara tujuan tersebut adalah mengembangkan dan memasyarakatkan Pencak Silat, mempererat persaudaraan dan persatuan serta meningkatkan citra Pencak Silat: dan menarik simpati (minat) masyarakat (nasional dan internasional) terhadap Pencak Silat. Tujuan tersebut harus menjadi motivasi dasar pihak-pihak yang terlibat dalam per-tandingan dalam melaksanakan fungsi dan peranannya. Gagasan Ketua Umum PB IPSI di dalam meningkatkan mutu pertandingan Pencak Silat: Olahraga adalah dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelatih IPSI yang berasal dari perguruan-perguruan yang kemudian dikembalikan ke perguruan-perguruan untuk melatih anggotanya,-terutama mereka yang akan diikutsertakan dalam kejuaraan. Hanya pesilat yang telah mendapat latihan dari pelatih IPSI inilah yang boleh mengikuti kejuaraan yang diselenggarakan oleh IPSI. Nantinya gagasan ini akan di internasionalkan melalui PERSILAT. Gagasan lainnya adalah penciptaan Pertandingan Sistem Baru (PSB), yang sekarang ini sedang diujicoba. Di samping tantangan yang bersifat umum, masih terdapat tantangan yang bersifat khusus dalam kaitan dengan pengembangan dan penyebaran Pencak Silat secara utuh maupun pemeliharaan dan peningkatan citra Pencak Silat.
IX. Kesimpulan dan penutup
Dari keseluruhan uraian yang telah dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan umum sebagai berikut :
Pencak Silat berasal dan merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat pribumi Asteng serta memiliki jatidiri tersendiri.
Berdasarkan pada nilai-nilai falsafahnya, Pencak Silat pada hakikatnya adalah substansi dan sarana pendidikan rohani dan jasmani untuk membentuk manusia utuh yang berkualitas tinggi baik mental maupun fisikal.
Tantangan-tantangan yang dapat menjatuhkan citra Pencak Silat perlu diatasi dengan penyebaran pengetahuan tentang jatidiri Pencak Silat, falsafah Pencak Silat dan kaidah Pencak Silat serta meningkatkan jumlah pelatih Pencak Silat yang handal dan profesional.
Semoga uraian tentang nilai-nilai dan perkembangan Pencak Silat ini dapat memberikan tambahan pengetahuan sekitar Pencak Silat bagi mereka yang berminat.
**** Tahun 1992 Kejuaraan Dunia di Indonesia (Jakarta )
Tahun 1994 Kejuaraan Dunia di Thailand ( Hatyai )
Tahun 1997 Kejuaraan Dunia di Malaysia
Tahun 2000 Kejuaraan Dunia di Indonesia ( Jakarta )
Tahun 2002 Kejuaraan Dunia di Malaysia ( Penang )
Tahun 2004 Kejuaraan Dunia di Singapura