Jumat, 11 Februari 2000

cara efektif menanam kuram agar cepat tumbuh dengan tehknik inkubator



 Bahan:
1.     Beberapa biji kurma segar yang dagingnya udah dimakan sampai bersih (yang eke pake kurma ‘Deglet Nour’)
2.    Gelas

3.    Air bersih
4.    Kapas
5.    Toples
6.    Pisau/pinset
7.    Pot-pot kecil (atau eke pake bekas gelas plastic jus yang bawahnya dilubangi utk drainase air)
8.    Media tanam (berupa campuran tanah+kompos+pasir+sekam yang bisa dibeli di penjual tanaman hias, ± IDR 6,000/karung.)

Langkah:

1.     Siapkan biji kurma yang telah dimakan daging buahnya sampai bersih. Siapkan lebih dari 3 biji ya, untuk jaga-jaga biji mana saja yang akan jadi jantan dan betina.
2.    Rendam biji2 tsb ke dalam gelas yang telah diisi air bersih selama 2 hari.
3.    Selama masa perendaman, cek keadaan air rendaman dan biji yang direndam. Jika air rendaman menjadi kecoklatan, maka ganti airnya. Jika kulit ari atau sisa2 daging buah dari biji tsb melunak dan mengelupas, maka buang kulit ari atau sisa2 daging buah tsb menggunakan ujung pisau/pinset. Perlu diperhatikan: biji yang akan disemai harus bersih dari kulit ari dan sisa-sisa daging buah agar saat penyemaian tidak ditumbuhi jamur.
4.   Siapkan toples, lapisi dasar toples menggunakan kapas bersih setebal 1 lapisan saja. Beri air pada lapisan kapas tersebut sampai lembab dan tidak perlu sampai menggenang.
5.    Letakkan biji-biji tersebut di atas lapisan kapas.

6.   Tutup toples dengan rapat, letakkan toples di tempat-tempat yang hangat dan terlindung dari cahaya matahari seperti: di dalam lemari, di dekat pemanas air, dsb. Perlu diperhatikan: dalam proses penyemaian dibutuhkan kondisi yang hangat dan lembab. Kira2 butuh T sekitar 30oC.
7.    Sesekali cek keadaan biji dan kapas di dalam toples. Bisa 3 atau 4 hari sekali. Jika kapas kering, maka berilah beberapa sendok makan air. Jika kapas menjadi kecoklatan dan ditumbuhi jamur, maka gantilah dgn yang baru. Jika biji ditumbuhi jamur, maka bersihkan permukaan biji dari jamur yang mengganggu dgn ujung pisau/pinset.
8.    Kira-kira dalam waktu 1 minggu di dalam toples, biji akan menampakkan bintik kecambah mungil tepat di tanda lingkaran yang ada di permukaan biji. Maka, biarkan biji tetap berkecambah di dalam toples yang hangat dan lembab.
9.    Saat kecambah mulai panjang ± 2 cm dalam waktu 1.5-2 minggu maka iniliah saatnya memindahkan biji ke dalam media tanam.

Kecambah yang telah berumur 1.5 minggu
10.  Siapkan pot yang telah diisi media tanam sampai dengan ketinggian ¾ pot. Siram media tanam tersebut sampai lembab (jangan ada genangan).
11.  Kubur biji yang berkecambah secara perlahan-lahan dengan kedalaman ± 1 cm. Sirami biji dengan beberapa sendok air tiap 2 hari sekali untuk menjaga tanah tetap lembab.
12.  Tunggu sampai muncul bakal daun. Tetap sirami tanaman tiap 2 hari sekali.
13.  Biarkan tanaman tetap tumbuh di dalam pot kecil dan pindahkan ke pot/halaman jika tanaman tumbuh lebih besar lagi.


Minggu, 31 Oktober 1999

Perguruan Silat Aikido

Aikido diformulasikan sejak akhir 1920-an sampai dengan 1930-an hingga pada bentuknya yang sekarang oleh Morihei Ueshiba ( 植芝 盛平 Ueshiba Morihei, 14 Desember 1883-26 April 1969, disebut juga sebagai o-sensei 大先生、翁先生 " guru besar"),[2]. Ueshiba memperkaya dan mengembangkan Aikido dengan berbagai koryu (seni beladiri/seni pedang lama)[3] selain "basis"-nya Daito ryu, menjadi suatu seni beladiri yang unik.[1] Morihei Ueshiba sebagai seorang murid merupakan murid yang berbakat dan mengabdi pada gurunya yaitu Sokaku Takeda. Sokaku Takeda memberi lisensi kelengkapan ilmunya kepada Morihei Ueshiba dalam bentuk "Mokuroku". Dengan lisensi tersebut Morihei Ueshiba mendirikan sekolah pertamanya dengan nama "Ueshiba Ryu Daito Aiki jutsu" yang kemudian berubah nama menjadi "Aiki Budo" dan akhirnya disempurnakan dengan nama "Aikido".Dojo pertama Aikido didirikannya di Tokyo dan hingga saat ini masih tetap ada dan bernama Aikikai Hombu Dojo, sebagai pusat pengembangan aikido di seluruh dunia.


Ueshiba menginginkan Aikido tidak hanya sebagai sebuah seni beladiri, tetapi juga ekspresi falsafah pribadinya yang bersifat damai dan universal.[4] Seumur hidupnya, Ueshiba dan murid-muridnya telah menyebarkan Aikido dengan cara mendidik dan menciptakan praktisi beladiri ini di seluruh dunia. Ueshiba meninggal pada tanggal 26 April 1969 karena penyakit kanker,[5] namun Aikido tetap berkembang pesat setelah kematiannya.

Aikido (bahasa Jepang: 合気道, aikidō) adalah seni beladiri yang mempunyai akar pertumbuhan dan budaya dari Jepang. Aikido merupakan manifestasi dari modernisasi pemikiran Jepang dengan selimut budaya Jepang tradisional. Hal ini membuat seni beladiri yang dikembangkan oleh Morihei Ueshiba sekitar tahun 1800-an( 植芝 盛平 Ueshiba Morihei) menjadi sangat diminati berbagai kalangan pada abad modern ini sebagai sebuah gaya hidup. Akar ilmu bela diri aikido terutama berasal dari sebuah tradisi bela diri kuno yang turun temurun hanya dimiliki oleh sebuah keluarga istana, yaitu "[1] Daito Ryu Aiki-Jujutsu (atau ju-jutsu)". Dalam tradisi lama "Jutsu" berarti sebuah "art" atau "seni", sehingga bentuk lama ini mempunyai pakem-nya sendiri sebagai sebuah tradisi dengan tatanan gerak tertentu. "Daito" adalah sebuah nama yang merujuk kepada nama sebuah istana, yaitu Daito. "Daito" merupakan istana milik putra keturunan Kaisar Seiwa bernama Minamoto Genji Yohimitsu. Yoshimitsu diwariskan ilmu ini oleh putra ke enam Kaisar Seiwa yaitu Pangeran Teijun yang sangat menggemari ilmu beladiri. Morihei Ueshiba yang biasa disebut sebagai O-Sensei mempelajari ilmu "Aiki" ini dari guru pewaris ilmu ini yaitu "Sokaku Takeda". "Takeda" adalah sebuah nama keluarga yang tidak lain adalah nama lain dari keluarga "Minamoto". Dengan bakat yang begitu besar, Morihei Ueshiba telah menyebarkan muridnya ke seluruh dunia untuk memperkenalkan keindahan ilmu seni beladiri aikido ini. Saat ini, aikido telah berkembang sekurangnya ke 93 negara di Asia, Eropa, Amerika, Australia dan sebahagian Afrika.Secara istilah "Aikido Indonesia" pertama kali digunakan oleh Perguruan Aikido Indonesia di bawah naungan Yayasan "Keluarga Beladiri Aikido Indonesia" yang biasanya dikenal dengan istilah umum "KBAI". Yayasan KBAI ini terbentuk secara resmi pada tahun 1994 di Jakarta dengan para pendirinya yang terdiri dari Bapak Ir. Muhammad Gazali, Bapak. Drs Muhammad Razif dan Ir. Ferdiansyah. Sedangkan aikido di Indonesia secara organisasi telah di organisir pertama kali oleh organisasi yang juga berbentuk yayasan, yaitu "Yayasan Indonesia Aikikai" atau "YIA" pada tahun 1984. Sedangkan menurut informasi lisan (penuturan), sejarah perkembangan aikido di Indonesia telah mulai berkembang sejak sekitar tahun 1970, bersamaan dengan kembalinya para putera Indonesia yang lulus sarjana dari Jepang yang disekolahkan Pemerintah RI sebagai akibat pampasan perang Jepang. Perkembangan aikido dan beladiri impor lainnya dari Jepang sebenarnya tumbuh dalam kurun waktu yang kurang lebih sama. Tetapi seni beladiri Kempo, Karate, Jujitsu dan Judo menjadi lebih dahulu populer dibandingkan Aikido pada masa itu. Dan pada kenyataannya seni beladiri aikido baru mulai tumbuh sejak tahun 1990 di Indonesia.

Jumat, 15 Oktober 1999

VIDEO TARUNG TAPAK SUCI UMY 2011

VIDEO INI MERUPAKAN HASIL DARI SPARRING/TARUNG SEBELUM MENG AKHIRI LATIHAN TAPAK SUCI, SMOGA TRADISI TARUNG SEPERTI INI BISA DI IMPLEMNTASIKAN UNTUK KEGIATAN LATIHAN SELANJUTNYA:


[youtube Kpw47wKtx1s]
lengkapnya klik disini

Kamis, 10 Juni 1999

Manfaat dan Khasiat Kecipir Bagi Kesehatan Serta Kandungan Kimianya

Manfaat dan Khasiat Kecipir Bagi Kesehatan Serta Kandungan Kimianya

kecipir memiliki nama latin Psophocarpus tetragonolobus merupakan tumbuhan yang diperkirakan berasal dari Indonesia bagian timur. Jadi bagi masyarakat Indonesia secara keseluruhan saya yakin sudah mengetahui dan mengenal kecipir ini. Pada umumnya pemanfaatan kecipir digunakan untuk kuliner (sayuran).  Untuk kuliner kecipir sering digunakan sebagai lalapan pelengkap masakan seperti pecel dan urap-urap. Tanaman kecipir ini tumbuh merambat dan menjalar sehingga untuk penanamannya diperlukan rambatan, namun jika ditanam dipinggir pohon lain biasanya tumbuhan kecipir akan merambat dan menjalar mengikuti pohon tersebut sebagai tumpangannya.

Manfaat dan Khasiat Kecipir Bagi Kesehatan Serta Kandungan KimianyaSelain itu biji kecipir juga kaya akan protein banyak yang menyatakan bahwa kandungan protein biji kecipir setara dengan kedelai. Tanaman kecipir ternyata di Indonesia memiliki banyak nama-nama berdasarkan pada daerah dan suku diantaranya disebut kacang botol untuk sebagian Sumatra Barat dan Minangkabau, jaat untuk sebutan di Sunda, kecipir, cipir bagi orang jawa seperti saya, kacang embing sebutan di Palembang, kelongkang sebutan di Bali, biraro sebutan di Manado, dan masih banyak nama-nama lain yang tidak saya sebutkan.

Ciri-ciri umum dari tanaman kecipir ini adalah kecipir tumbuh merambat, menjalar dan membelit tumpangannya jika ada. Agar tumbuh dengan baik maka dalam pembudidayaannya diperlukan tumpangan atau penyangga biar bisa tumbuh ke atas. Bentuk batang kecipir adalah silindris dan memiliki ruas yang banyak. Akar tanaman ini banyak dan tumbuh menjalar didalam tanah mendekati permukaan tanah.

Kecipir juga memiliki kandungan kimia yang sangat bermanfaat untuk kesehatan kita diantara kandunganya adalah :

•    Vitamin C
•    Protein = 27.8 sampai 36.6 %
•    Lemak = 14.8 sampai 17.9 %
•    Fosfo (pada biji)
•    Kalsium (pada biji)
•    Magnesium (pada biji)
•    Kalium (pada daun)
•    Karbohidrat
•    Tocopherol (antioksidan)

Dari kandungan senyawa kecipir ini, tentunya banyak memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh kita, apa saja manfaat kecipir bagi kesehatan ini? Mari kita simak lebih lanjut.

Manfaat kecipir dalam segi kesehatan :

    Untuk menjaga kesehatan mata, kandungan tocopherol pada kecipir akan berfungsi sebagai antioksidan yang merangsang tubuh untuk lebih menyerap vitamin A.
    Daun kecipir dapat dimanfaatkan untuk mengatasi dan mengobati bisul.
    Daun kecipir juga dipercaya bisa digunakan untuk mengobati sakit telinga dan mata bengkak.
    Dipercaya untuk menambah nafsu makan.
    Dan masih banyak yang lain

Itulah sebagian dari manfaat kecipir bagi kesehatan kita, sebenarnya masih banyak manfaat lain yang tidak saya sebutkan diatas. Dari keuntungan yang ditawarkan oleh tanaman ini maka perlu dipikirkan jika tidak suka dengan sayuran kecipir ini. Semoga bermanfaat.

Kamis, 15 Januari 1998

PERKEMBANGAN dan PENGEMBARAAN PENCAK SILAT

Pencak Silat adalah kata majemuk. Pencak dan Silat mempunyai pengertian yang sama dan merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat pribumi Asia Tenggara (Asteng), yakni kelompok masyarakat etnis yang merupakan penduduk asli negara-negara di kawasan Asteng (Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam).

Kata Pencak biasa digunakan oleh masyarakat pulau Jawa, Madura dan Bali, sedangkan kata Silat biasa digunakan oleh masyarakat di wilayah Indonesia lainnya maupun di Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam serta di Thailand (bagian Selatan) dan Filipina.

Penggabungan kata Pencak dan Silat menjadi kata majemuk untuk pertama kalinya dilakukan pada waktu dibentuk suatu organisasi persatuan dari perguruan Pencak dan perguruan Silat di Indonesia yang diberi nama Ikatan Pencak Silat Indonesia, disingkat IPSI pada tahun 1948 di Surakarta.

Sejak saat itu Pencak Silat menjadi istilah resmi di Indonesia. Perguruan-perguruan yang mengajarkan Pencak dan Silat asal Indonesia di berbagai negara kemudian juga menggunakan istilah Pencak Silat.

Di dunia internasional Pencak Silat menjadi istilah resmi sejak dibentuknya Organisasi Federatif Internasional yang diberi nama Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa, disingkat PERSILAT, di Jakarta pada. tahun 1980. Walaupun demikian, karena kebiasaan, kata Pencak dan Silat masih digunakan secara terpisah.

Di bawah ini secara singkat akan diuraikan beberapa hal sekitar Pencak Silat yang meliputi: sejarah, falsafah, jenis, aliran, perguruan dan pendekar Pencak silat, penelitian dan penulisan tentang Pencak Silat, pengembangan dan penyebaran Pencak Silat serta tantangan terhadap Pencak Silat. Keseluruhan uraian akan disimpulkan secara umum.

II. Sejarah Pencak Silat

Kebutuhan paling dasar manusia adalah keamanan dan kesejahteraan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia menciptakan dan mengembangkan berbagai cara dan sarana. Diantara ciptaan manusia yang menyangkut kebutuhan keamanan, adalah cara dan sarana fisik untuk menghadapi dan mengatasi berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan fisik, di antaranya adalah apa yang disebut "jurus" dan senjata.

"Jurus" adalah teknik gerak fisikal berpola yang efektif untuk membela diri maupun menyerang tanpa maupun dengan menggunakan senjata. Bentuk awalnya sangat sederhana dan merupakan tiruan dari gerak-gerik binatang yang disesuaikan dengan anatomi manusia. Kemudian terus dikembangkan, sejalan dengan perkembangan budaya manusia. Demikian pula senjata yang digunakan.

Masyarakat pribumi Asteng pada umumnya merupakan masyarakat agraris yang hubungan sosialnya dilaksanakan dengan sistem peguyuban. Warga masyarakat yang demikian mempunyai dasar pandangan dan kebijaksanaan hidup yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai serta kaidah-kaidah agama dan moral masyarakat. Dengan dasar itulah sistem paguyuban yang diperlukan bagi kehidupan agrarisnya dapat dilaksanakan dan ditegakkan.

Dalam kaitan dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah itu, "jurus" harus digunakan secara bertanggungjawab. Hal ini dapat terlaksana apabila si pengguna mampu mengendalikandiri. "Jurus" hanya boleh digunakan untuk pembelaan diri.

Di dalam memenuhi kebutuhan kesejahteraannya, manusia juga telah menciptakan berbagai cara dan sarana di antaranya

dengan pengembangan "jurus" ke dalam bentuk seni dan olahraga yang dapat memberikan kesejahteraan batin dan lahir.

Dalam perkembangan sosial dan budayanya, masyarakat pribumi Asteng telah menyerap pengaruh luar yang selaras dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah agama maupun moral yang dijunjung tinggi. Berkaitan dengan itu,falsafah dari luar yang selaras dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah tersebut,telah diserap dan digunakan untuk mengemas pandangan dan kebijaksanaan hidup masyarakat pribumi Asteng.

Dengan demikian jatidiri Pencak Silat ditentukan oleh tiga hal pokok sebagai satu kesatuan yakni :

Budaya masyaraka-t pribumi Asteng sebagai sumber dan coraknya.

Falsafah budi pekerti luhur sebagai jiwa dan sumber motivasi penggunaannya.

Substansi Pencak Silat itu sendiri yang mempunyai aspek mental spiritual (pengendalian diri), beladiri, seni dan olahraga sebagai satu kesatuan.

Pencak Silat dengan jatidiri yang demikian baru ada sekitar abad ke-4 Masehi, yakni setelah adanya kerajaan-kerajaan yang merupakan pusat pengembangan budaya di kawasan hidup masyarakat pribumi Asteng. Pada jaman kerajaan ini, mula-mula Hindu,kemudian Budha dan terakhir Islam, Pencak Silat dikembangkan dan menyebar luas.

Pada waktu sebagian besar kawasan hidup masyarakat pribumi Asteng berada di bawah kekuasaan penjajah asing dari Eropa Barat, pendidikan Pencak Silat yang dipandang menanamkan jiwa nasionalis, telah dibatasi dan kemudian dilarang.

Tetapi kegiatan pendidikain Pencak Silat berjalan terus secara tertutup. Pada jaman pendudukan Jepang, Pemerintah yang berkuasa memberikan keleluasaan kepada rakyat untuk mengembangkan budayanya agar mendapat dukungan dalam perangnya melawan sekutu. Pada jaman ini, pendidikan Pencak Silat dilaksanakan seperti semula dan lebih meluas. Setelah kawasan hidup masyarakat pribumi Asteng bebas dari kekuasaan asing dan lahir negara-negara yang merdeka dikawasan tersebut, perkembangan dan penyebaran Pencak Silat semakin pesat. Lebih-lebih setelah dibentuknya organisasi nasional Pencak Silat di sebagian dari negara-negara tersebut, yakni : Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA), Persekutuan Silat Singapura (PERSISI), Persekutuan Silat Kebangsaan Brunei Darussalam (PERSIB), Pencak Silat Association of Thailand (PSAT) dan Philippine Pencak Silat Association (PHILSILAT).

Di luar negara sumbernya, Pencak Silat juga berkembang dan nenyebar, lebih-lebih etelah dibentuknya Persekutuan Pencak Antarabangsa ( PERSILAT )

III. Falsafah Pencak Silat

Falsafah Pencak Silat dinamakan falsafah budi pekerti luhur. Hal ini disebabkan karena falsafah ini mengandung ajaran budi pekerti luhur. Falsafah budi pekerti luhur berpandangan bahwa masyarakat "tata-tentrem karta-raharja" (masyarakat yang aman-menentramkan dan sejahtera-membahagiakan) dapat terwujud secara maksimal apabila semua warganya berbudi pekerti luhur. Karena itu, kebijaksanaan hidup yang harus menjadi pegangan manusia adalah membentuk budi pekerti luhur dalam dirinya.

Budi adalah dimensi kejiwaan dinamis manusia yang berunsur cipta, rasa dan karsa. Ketiganya merupakan bentuk dinamis dari akal, rasa dan kehendak. Pekerti adalah budi yang terlihat dalam bentuk watak. Semuanya itu harus bersifat luhur, yakni ideal atau terpuji. Yang ingin dicapai dalam pembentukan budi pekerti luhur ini adalah kemampuan mengendalikan diri, terutama di dalam menggunakan "jurus".

"Jurus" hanya dapat digunakan untuk menegakkan kebenaran, kejujuran dan keadilan dalam rangka menjunjung tinggi nilai-nilai dan kaidah-kaidah agama dan moral masyarakat maupun dalam rangka mewujudkan masyarakat "tata-tentrem karta-raharja." Dalam kaitan itu falsafah budi pekerti luhur dapat disebut juga sebagai Falsafah pengendalian diri.

Dengan budi pekertinya yang luhur atau kemampuan pengendalian dirinya yang tinggi, manusia akan dapat nemenuhi kewajiban luhurnya sebagai mahluk Tuhan, mahluk pribadi, mahluk sosial dan mahluk alam semesta, yakni taqwa kepada Tuhannya, meningkatkan kualitas dirinya, menempatkan kepentingan masyarakat di atas kepentingan sendiri dan mencintai alam lingkungan hidupnya. Manusia yang demikian dapat disebut sebagai manusia yang taqwa, tanggap, tangguh, tanggon dan trengginas. Manusia yang dapat memenuhi kewajiban luhurnya adalah manusia yang bermartabat tinggi.

IV. Jenis dan aliran Pencak Silat

Berdasarkan pada 4 aspek yang terdapat pada substansinya, wujud fisikal dan visual atau praktek pelaksanaan Pencak Silat dapat dikategorikan dalam 4 jenis. Praktek pelaksanaan dari masing-masing jenis Pencak Silat itu mempunyai tujuan tersendiri dan berdasarkan pada tujuan tersebut akan lebih menekankan pada salah satu aspek tertentu dengan tidak meniadakan aspek-aspek yang lain.

Keempat jenis Pencak Silat tersebut adalah :

Pencak Silat Mental-Spiritual atau Pencak Silat Pengendalian Diri (karena wujud fisikal dan visual mental-spiritual adalah pengendalian diri), yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk memperkuat kemampuan mengendalikan diri dan karena itu lebih menekankan pada aspek mental-spiritual.

Pencak Silat Beladiri, yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk pembelaan diri secara efektif dan karena itu lebih nenekankan pada aspek beladiri

Pencak Silat Seni, yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk mempertunjukkan keindahan gerak dan karena itu lebih menekankan pada aspek seni.

Pencak Silat Olahraqa, yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk memperoleh kesegaran jasmani dan prestasi keolahragaan dan karena itu lebih menekankan pada aspek olahraga.

Aspek-aspek yang tidak menjadi fokus masih tetap terlihat dengan kadar yang berbeda, ada yang jelas dan ada yang samar-samar. Karena itu, masing-masing jenis Pencak Silat itu tetap mempunyai 4 aspek sebagai satu kesatuan dan kebulatan. Masing-masing memiliki nilai-nilai etis (mental-spiritual), teknis (beladiri), estetis (seni) dan sportif (olahraga) sebagai satu kesatuan.

Praktek pelaksanaan "jurus" dari masing-masing jenis Pencak Silat dilakukan dengan gaya yang bermacam-macam. Gaya unik dengan ciri-cirinya yang menonjol dan mudah dibedakan dari gaya lainnya, disebut "aliran" Pencak Silat. Bagaimana pun wujud keunikan suatu gaya (aliran), nilai-nilai keempat aspek Pencak Silat, yakni etis, teknis, estetis dan sportif sebagai satu kesatuan tetap ada dan terlihat • Jika tidak, ia tidak mempunyai nilai sebagai aliran Pencak Silat. Membedakan aliran-aliran Pencak Silat tidak mudah dan hanya dapat dilakukan oleh mereka yang ahli dan betul-betul memahami berbagai "jurus" Pencak Silat. Perbedaan aliran hanya menyangkut segi praktek fisikal dan tidak menyangkut segi mental-spiritual dan falsafah.

Dalam dunia Pencak Silat, aliran bukanlah faham atau mazhab. Karena itu jenis dan aliran Pencak Silat apapun tetap dijiwai falsafah budi pekerti luhur dan mempunyai aspek mental-spiritual sebagai aspek pengendalian diri.

Pada jenis Pencak Silat Beladiri, terdapat aliran yang menggunakan "tenaga supernatural" dalam gaya pelaksanaan "jurus"nya. Tenaga supranatural yang disebut "tenaga dalam", "tenaga dasar" atau "tenaga tambahan" ini merupakan penguat "jurus" atau kekebalan badan. Adanya aliran yang menggunakan "tenaga supernatural" telah memperkaya Pencak Silat.

V. Perguruan dan pendekar Pencak Silat

Pengertian perguruan Pencak Silat sering dikacaukan dengan aliran Pencak Silat. Perguruan Pencak Silat adalah lembaga pendidikan tempat berguru Pencak Silat. Berguru mempunyai konotasi belajar secara intensif yang prosesnya diikuti, dibimbing dan diawasi secara langsung dan tuntas oleh sang guru, sehingga orang yang berguru diketahui dengan jelas perkembangan kemampuannya, terutama kemampuan pengendalian dirinya atau budi pekertinya. Sang guru tidak akan mendidik, meningkatkan atau memperluas pendidikannya kepada seseorang yang mentalitasnya (kemampuan pengendalian diri atau budi pekertinya) dinilai tidak atau kurang memadai. Dalam kaitan itu, di waktu yang lalu tidak mudah bagi seseorang untuk menjadi murid atau anggota perguruan Pencak Silat. Ujian- ujian berat yang menyangkut sikap mental harus ditempuh lebih dulu dan lulus. Ditinjau dari segi jenis Pencak Silat yang diajarkan, maka terdapat 4 kategori perguruan Pencak Silat, yakni :

Perguruan Pencak Silat Mental-Spiritual, yang menekankan pendidikannya secara intensif pada aspek mental-spiritual Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk kemampuan pengendalian diri yang tinggi kepada murid atau anggotanya.

Perguruan Pencak Silat Beladiri, yang menekankan pendidikannya pada aspek beladiri Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk kemahiran teknik beladiri yang tinggi tanpa atau dengan menggunakan berbagai macam senjata kepada murid atau anggotanya.

Perguruan Pencak Silat Seni, yang menekankan pendidikannya pada aspek. seni Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk keterampilan mempertunjukkan keindahan gerak Pencak Silat kepada murid atau anggotanya, tanpa atau dengan iringan musik tradisional serta tanpa atau dengan menggunakan senjata, sesuai dengan ketentuan "wiraga" (teknik gerak), "wirama" (irama gerak yang selaras, serasi dan seimbang) dan "wirasa" (pelembutan dan penghalusan teknik dan irama gerak melalui kreativitas dan improvisasi yang dilandasi rasa penghayatan).

Perguruan Pencak Silat Olahraga, yang menekankan pendidikannya pada aspek olahraga Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk kemampuan mempraktekkan teknik- teknik Pencak Silat yang bernilai olahraga bagi kepentingan memelihara kesegaran jasmani atau pertandingan. Bagi kepentingan pertandingan, pendidikan disesuaikan dengan peraturan pertandingan yang berlaku.

Perguruan Pencak Silat Beladiri merupakan perguruan yang terbanyak, diantaranya ada yang mengajarkan "tenaga supernatural". Sejak tahun 1970-an, banyak perguruan Pencak Silat Beladiri yang mengajarkan Pencak Silat Olahraga untuk kepentingan pertandingan dengan tujuan agar murid atau anggotanya dapat mengikuti kejuaraan Pencak Silat Olahraga, karena hanya jenis Pencak Silat ini yang dipertandingkan. Pencak Silat Beladiri dan Pencak Silat Seni tidak dipertandingkan tetapi dilombakan dalam bentuk pertunjukan dan peragaan. Ditinjau dari segi tuntutan perkembangan jaman, perguruan Pencak Silat dapat dikategorikan dalam 3 kelompok, yakni:

Perguruan Pencak Silat tradisional, dengan ciri-cirinya yang menonjol antara lain:

Pucuk pimpinan perguruan bersifat turun-temurun.

Penerimaan calon murid melalui ujian seleksi dan masa percobaan yang ketat.

Metoda pendidikan bersifat monologis.

Pelanggaran terhadap disiplin perguruan dikenai sanksi pemecatan sebagai anggota.

Tidak mengenal atribut-atribut maupun bentuk-bentuk tertulis yang menyangkut perguruan dan pendidikannya.

Tidak memungut iuran atau sumbangan dari anggotanya.

Kegiatan perguruan dibiayai oleh pimpinan.

2. Perguruan Pencak Silat. modern, dengan ciri-ciri utamanya antara lain :

Pimpinan dan pengurus perguruan dipilih dari antara kader-kader perguruan yang dipandang handal sebagai calon.

Bersifat terbuka dan bebas dalam penerimaan calon murid.

Tidak mengadakan masa percobaan tetapi masa pendidikan sebagai pemula.

Metoda pendidikan bersifat dialogis dan analitis.

Disiplin perguruan ditegakkan melalui penyadaran dengan argumen rasional.

Mempunyai atribut-atribut dan bentuk-bentuk tertulis yang menyangkut perguruan dan pendidikannya.

Memungut iuran dan sumbangan dari anggotanya sebagai sumber dana untuk membiayai kegiatan perguruan.

Perguruan Pencak Silat: peralihan (transisional), dengan ciri-ciri pokoknya antara lain:

Pucuk pimpinan turun-temurun tetapi anggota pengurus perguruan dipilih dari antara kader-kader perguruan yang handal sebagai calon.

Penerimaan calon murid melalui seleksi dan yang diterima diberi Status sebagai anggota sementara.

Metoda pendidikan bersifat dialogis terbatas dalam arti tidak menyangkut hal-hal yang prinsipiil.

Disiplin perguruan ditegakkan melalui wejangan-wejangan.

Mempunyai atribut-atribut dan bentuk-bentuk tulisan yang menyangkut perguruan dan pendidikannya secara terbatas.

Tidak memungut iuran tetapi tidak menolak sumbangan dari anggotanya.

Kegiatan perguruan dibiayai oleh pimpinan dan dari dana sumbangan.

Penanaman nilai-nilai falsafah dan pendidikan mental-spiritual di semua perguruan Pencak Silat tidak dilakukan secara khusus tetapi pada waktu dilaksanakan latihan dalam bentuk wejangan-wejangan singkat, pengucapan sumpah atau prasetya perguruan. Sesuai dengan •tuntutan perkembangan masyarakat yang semakin rasional, semua perguruan Pencak Silat tradisional dan peralihan akan berkembang dan berubah menjadi perguruan Pencak Silat modern dengan sifat pengelolaan dan pendidikannya yang relatif profesional.

Di Indonesia terdapat 10 perguruan Pencak Silat yang disebut perguruan historis. Kesepuluh perguruan tersebut adalah :

Setia Hati (SH), Setia Hati Terate (SHT), Perisai Diri (PD), Perisai Putih, Phasadja Mataram, PERPI Harimurti, Tapak Suci, Persatuan Pencak Seluruh Indonesia (PPSI), Nusantara dan Putra Betawi.

Status historis disebabkan karena kesepuluh perguruan tersebut mempunyai hubungan kesejarahan dengan kelahiran dan perkembangan IPSI. Selain perguruan historis, di Indonesia terdapat juga perguruan besar. Yang menjadi ukuran adalah wilayah penyebaran dan jumlah anggota perguruan yang bersangkutan.

Yang termasuk perguruan besar di Indonesia antara lain:

Merpati Putih, Bangau Putih, Satria Muda Indonesia dan Kateda Indonesia.

Pimpinan perguruan Pencak Silat pada umumnya berkualifikasi pendekar, yakni suatu status tertinggi yang berkaitan dengan kemampuan pengamalan ajaran falsafah Pencak Silat secara konsisten dan konsekuen yang patut ditauladani sekaligus berkaitan juga dengan kemahiran dalam praktek pelaksanaan Pencak Silat menurut kaidahnya. Di lingkungan perguruan modern, istilah pendekar telah digunakan sebagai gelar untuk tingkat penguasaan kemahiran Pencak Silat, diantaranya ada yang sifatnya berjenjang.

VI. Penelitian dan penulisan tentang Pencak Silat

Baik penelitian maupun penulisan ilmiah tentang Pencak Silat hingga sekarang belum banyak dilakukan. Penelitian dan penulisan yang pernah dilakukan pada umumnya difokuskan pada segi teknis Pencak Silat. Segi non—teknis kurang atau belum mendapat perhatian, pada hal keduanya merupakan satu kesatuan. Tulisan-tulisan tentang Pencak Silat yang cukup terkenal adalah hasil karya Amy Shapiro yang berjudul "Martial Arts Language" dan hasil karya Don F. Draeger yang berjudul "Weapons and Fighting Arts of the Indonesian Archipelago". Amy Shapiro dalam tulisannya itu membedakan Pencak dengan Silat dalam pengertiannya. Menurut dia, "literally Pencak means skilled and specialized body movements, and silat means to fight using pencak. Don F. Draeger juga membedakan pengertian Pencak dan Silat tetapi keduanya tak dapat dipisahkan. Menurut dia, berdasarkan pengertian orang Minangkabau, '"pencak is a skillful body movement in variations for self-defence and silat is the fighting application of pencak; silat cannot exist without pencak; pencak without silat is purposeless". Menurut penulis ini, kata pencak, berasal dari bahasa Mandarin Shantung "pung-cha". Dikatakan olehnya bahwa "Pung means to parry and cover an attacking action, while cha implies to finalize by striking (chopping) action. The first ideogram implies an avalanche force while the second implies pressing". Sebagaimana telah dikemukakan dalam Bab Pendahuluan, kata Pencak dan Silat berasal dari bahasa masyarakat pribumi Asteng dan mempunyai pengertian yang sama. Hal ini sesuai dengan keterangan mengenai silat dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun oleh W.J.S. Poerwodarminto. Menurut Hisbullah Rachman dalam tulisannya yang berjudul "Sejarah Perkembangan Pencak Silat di Indonesia", pada masa jayanya kerajaan Sriwijaya, Universitas Nalanda di negara tersebut telah menjadi pusat pengembangan agama Budha dan sekaligus juga pusat penyebaran Pencak Silat. Banyak orang Cina yang mempelajari Pencak Silat dan menyebarkannya di negerinya.

Ligaya Fernando Amilbang dalam bukunya "Pangalay" (gerak yang indah) menulis tentang "Langka" di Filipina Selatan yang sama dengan Pencak Silat. Langka berarti langkah. Disebutkan adanya Langka Budjang, Langka Baluang, Langka Kuntaw, Langka Pansak (Pencak), Langka Silat, Langka Lima dan Langka Sayaw. Kesemuanya itu mempunyai ciri-ciri Pencak Silat Mental-spiritual, Pencak Silat Beladiri dan Pencak Silat Seni. Menurut penulis ini, di Myanmar Langka disebut "Lai-ka". Tulisan-tulisan tentang Pencak Silat dalam bahasa Indonesia yang beredar cukup luas di Indonesia, antara lain hasil karya Mariyun Sudirohadiprojo, Moh. Djumali dan Januarno. Ketiganya menyangkut penuntun teknis pelajaran atau pelatihan Pencak Silat Olahraga.

Majalah "Pendekar" berbahasa Melayu yang diterbitkan di Kuala Lumpur, mengkhususkan diri pada informasi-informasi sekitar Pencak Silat. Majalah "Pencak Silat" yang diterbitkan oleh PB IPSI dan terbitan perdananya baru bulan Mei 1990, juga bersifat serupa. Informasi tentang •teknik-teknik Pencak Silat cukup banyak dimuat dalam beberapa majalah yang diterbitkan di berbagai negara.

VII. Perkembangan dan penyebaran Pencak Silat

Pengembangan dan penyebaran Pencak Silat dilakukan oleh perguruan-perguruan Pencak Silat. Setelah Perang Dunia ke-2, kegiatan perguruan-perguruan tersebut di Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam dikordinasikan oleh organisasi nasional Pencak Silat, yakni IPSI yang dibentuk pada tahun 1948, PERSISI yang dibentuk pada tahun 1976, PESAKA yang dibentuk pada tahun 1983 dan PERSIB yang dibentuk pada tahun 1987. Organisasi nasional Pencak Silat juga dibentuk di negara- negara lain. Untuk mengarahkan dan mengkordinasikan upaya pengembangan dan penyebaran Pencak Silat secara internasional, pada tanggal 11 Maret 1980 di Jakarta dibentuk Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa (PERSILAT). Menurut konstitusinya, PERSILAT mempunyai 3 macam anggota, yakni :

Anggota Pendiri, yang terdiri dari IPSI, PESAKA, PERSISI dan PERSIB.

Anggota Gabungan, yang terdiri dari organisasi nasional Pencak Silat lainnya yang telah diakui oleh suatu badan tingkat nasional yang berwenang menangani masalah Pencak Silat di negara yang bersangkutan dan telah diterima menjadi anggota PERSILAT.

Anggota Bersekutu, yang terdiri dari organisasi Pencak Silat yang belum diakui oleh badan tingkat nasional yang berwenang menangani masalah Pencak Silat tetapi dinilai oleh PERSILAT dapat mewakili negaranya dan telah diterima menjadi anggota PERSILAT.

Pengembangan dan penyebaran Pencak Silat diusahakan untuk dapat dilaksanakan secara simultan, meliputi segi fisik dan non-fisik (mental- Spiritual dan falsafah). Tetapi hal ini belum sepenuhnya terlaksana. Yang sudah terlaksana baru Pencak Silat olahraga. Ini pun segi non-fisiknya belum mantap.

Upaya pengembangan dan penyebaran Pencak Silat Olahraga dilaksanakan antara lain dengan menyelenggarakan kejuaraan-kejuaraan. Di Indonesia setiap tahun diadakan kejuaraan nasional Pencak Silat untuk pesilat dewasa dan remaja secara berselang- seling, kecuali apabila dalam tahun yang bersangkutan diadakan PON (Pekan Olahraga Nasional) di mana Pencak Silat Olahraga juga diikutsertakan. Sejak tahun 1987, Pencak Silat Olahraga juga diikutsertakan dalam SEA Games. Dalam tahun- di mana Pencak Silat Olahraga ikutserta dalam SEA Games, IPSI juga tidak menyelenggarakan kejuaraan nasional. Setiap kejuaraan nasional selalu dimulai dari kejuaraan tingkat kecamatan. Upaya pengembangan dan penyebaran Pencak Silat Seni dilaksanakan dengan menyelenggarakan festival atau lomba. Di Indonesia IPSI baru melaksanakannya secara nasional pada tahun 1982. Untuk mengefisienkan penyelenggaraan, festival atau lomba tersebut diintergrasikan dengan kejuaraan Pencak Silat Olahraga. Lomba Pencak Silat Beladiri sedang diusahakan untuk juga dapat diselenggarakan, yang akan diintegrasikan juga dengan kejuaraan Pencak Silat Olahraga. Pada setiap kesempatan kejuaraan nasional Pencak Silat Olahraga, di Indonesia selalu diadakan pertemuan dan pernbicaraan dalam rangka peningkatan upaya pengembangan dan penyebaran Pencak Silat. Pembicaraan serupa dalam tingkat kebijaksanaan, dilakukan dalam Munas (Musyawarah Nasional) yang diadakan setiap 4 tahun sekali. Upaya lainnya yang telah dan akan dilakukan adalah Penataran Pelatih dan Wasit-Juri, penyempurnaan peraturan pertandingan, merumuskan standar nasional Pencak Silat Olahraga, kriteria penilaian lomba Pencak Silat Seni dan Pencak Silat Beladiri serta metoda pendidikan dan latihan Pencak Silat. Kejuaraan Pencak Silat Olahraga yang berskala internasional telah 6 kali dilaksanakan. Yang pertama dan kedua di Jakarta pada tahun 1982 dan 1984, yang ketiga di Wina pada tahun 1986, yang keempat di Kuala Lumpur pada tahun 1987, yang kelima di Singapura pada tahun 1988 dan yang keenam di Den Haag pada tahun 1990...**** Pada kesempatan itu juga dilaksanakan festival dan lomba Pencak Silat Seni dan pertemuan. Seminar Intemasional tentang Pencak Silat pernah diadakan, yakni pada kesempatan kejuaraan Internasional yang ke-IV di Kuala Lumpur. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi- informasi sekitar Pencak Silat di berbagai negara, antara lain tentang pengembangan dan penyebarannya.

Pencak Silat sekarang ini terdapat dan berkembang di 20 negara, yakni di Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Belanda, Austria, Jerman , Belgia, Denmark,

Swiss, Perancis, Yugoslavia, Spanyol, Inggris, Turki, Amerika Serikat, Suriname, Thailand, Filipina dan Australia.

Di beberapa negara lain sedang dirintis pengembangannya, antara lain di Myanmar, Kamboja, Laos dan Vietnam. Negara-negara ini berkeinginan untuk mengikuti pertandingan Pencak Silat Olahraga dalam SEA Games, diantaranya ada yang meminta bantuan pelatih dari Indonesia.

VIII.Tantangan terhadap Pencak Silat

Pencak Silat yang "terdapat di luar negara sumbernya belum seluruhnya berkualifikasi sebagai Pencak Silat, dalam arti memenuhi kriteria jatidirinya maupun kaidah pelaksanaannya yang bernilai etis, teknis, estetis dan olahraga sebagai satu kesatuan. Di antara peminat Pencak Silat di luar negara sumbernya, ada yang berkecenderungan mempelajari Pencak Silat hanya segi fisikalnya saja dan kurang berminat mengetahui apalagi menghayati nilai-nilai falsafahnya yang menjiwainya dan nilai-nilai budaya yang mendasari maupun mewarnainya. Selama ini penyebaran pengetahuan tentang jatidiri Pencak Silat dan kaidah Pencak Silat sebagai aturan dasar dalam praktek pelaksanaan Pencak Silat yang bernilai etis, teknis, estetis dan olahraga sebagai satu kesatuan memang belum pernah dilakukan secara khusus. Usaha kearah itu sedang dirintis oleh IPSI, yanq juga akan dilakukan melalui PERSILAT. Sesuatu yang bernama Pencak Silat tetapi ujud prakteknya tidak menurut kaidah Pencak Silat (yang dijiwai nilai-nilai jatidiri Pencak Silat), dengan sendirinya tidak bernilai Pencak Silat menurut pengertian yang sebenarnya. Hal ini pada gilirannya akan menjatuhkan citra Pencak Silat. Disinilah letak tantangannya. Tantangan yang kedua berkaitan dengan mutu pertandingan Pencak Silat Olahraga yang masih belum memadai, bahkan kadang-kadang diwarnai oleh kericuhan , Kritik tajam mengenai hal ini sering terdengar. Hal itu akan dapat, bahkan mungkin telah menjatuhkan Citra Pencak Silat. Faktor penyebab yang utama adalah karena kurang dihayati dan dilaksanakannya kaidah Pencak Silat oleh pihak-pihak yang terlibat dalam pertandingan. Penghayatan kaidah Pencak Silat harus dilandasi dengan pemahaman jatidiri Pencak Silat serta nilai- nilai-nilainya.

Selain itu, tujuan pertandingan juga belum dihayati. Diantara tujuan tersebut adalah mengembangkan dan memasyarakatkan Pencak Silat, mempererat persaudaraan dan persatuan serta meningkatkan citra Pencak Silat: dan menarik simpati (minat) masyarakat (nasional dan internasional) terhadap Pencak Silat. Tujuan tersebut harus menjadi motivasi dasar pihak-pihak yang terlibat dalam per-tandingan dalam melaksanakan fungsi dan peranannya. Gagasan Ketua Umum PB IPSI di dalam meningkatkan mutu pertandingan Pencak Silat: Olahraga adalah dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelatih IPSI yang berasal dari perguruan-perguruan yang kemudian dikembalikan ke perguruan-perguruan untuk melatih anggotanya,-terutama mereka yang akan diikutsertakan dalam kejuaraan. Hanya pesilat yang telah mendapat latihan dari pelatih IPSI inilah yang boleh mengikuti kejuaraan yang diselenggarakan oleh IPSI. Nantinya gagasan ini akan di internasionalkan melalui PERSILAT. Gagasan lainnya adalah penciptaan Pertandingan Sistem Baru (PSB), yang sekarang ini sedang diujicoba. Di samping tantangan yang bersifat umum, masih terdapat tantangan yang bersifat khusus dalam kaitan dengan pengembangan dan penyebaran Pencak Silat secara utuh maupun pemeliharaan dan peningkatan citra Pencak Silat.

IX. Kesimpulan dan penutup

Dari keseluruhan uraian yang telah dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan umum sebagai berikut :

Pencak Silat berasal dan merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat pribumi Asteng serta memiliki jatidiri tersendiri.

Berdasarkan pada nilai-nilai falsafahnya, Pencak Silat pada hakikatnya adalah substansi dan sarana pendidikan rohani dan jasmani untuk membentuk manusia utuh yang berkualitas tinggi baik mental maupun fisikal.

Tantangan-tantangan yang dapat menjatuhkan citra Pencak Silat perlu diatasi dengan penyebaran pengetahuan tentang jatidiri Pencak Silat, falsafah Pencak Silat dan kaidah Pencak Silat serta meningkatkan jumlah pelatih Pencak Silat yang handal dan profesional.

Semoga uraian tentang nilai-nilai dan perkembangan Pencak Silat ini dapat memberikan tambahan pengetahuan sekitar Pencak Silat bagi mereka yang berminat.

**** Tahun 1992 Kejuaraan Dunia di Indonesia (Jakarta )

Tahun 1994 Kejuaraan Dunia di Thailand ( Hatyai )

Tahun 1997 Kejuaraan Dunia di Malaysia

Tahun 2000 Kejuaraan Dunia di Indonesia ( Jakarta )

Tahun 2002 Kejuaraan Dunia di Malaysia ( Penang )

Tahun 2004 Kejuaraan Dunia di Singapura

Kamis, 08 Agustus 1996

SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA TAPAK SUCI

Pra-sejarah

Tapak Suci telah dimulai sejak lahirnya seorang putera dari KH. Syuhada, yang bernama Ibrahim, pada tahun 1872 di Banjarnegara (Jawa Tengah). Di usia remaja Ibrahim telah belajar pencak, dan kelak pemuda Ibrahim dikenal sebagai pemuda yang aktif menggunakan ilmu pencaknya itu untuk menentang penjajahan Belanda, kerap mengganggu dan melakukan perlawanan terhadap tentara Belanda. Hal ini membuatnya kerap menjadi buronan Belanda.

Dalam statusnya yang sering menjadi  buronan Belanda, Ibrahim kerap berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya. Selain bersembunyi dari kejaran pihak Belanda, Ibrahim juga mendalami dan mengasah ilmu pencaknya.Tersebutlah dalam riwayat beliau sempat singgah keBatavia, dititip pada seorang kerabatnya disana. Namun di Batavia Ibrahim juga sering membuat onar terhadap Belanda, hingga akhirnya beliau berangkat ke Tanah Suci.

Setelah menikah dengan puteri KH. Ali, Ibrahim kemudian mendirikan Pondok Pesantren Binorong di Banjarnegara. Sepulang dari ibadah haji, Ibrahim berganti nama menjadi KH. Busyro Syuhada. Adapun kelak kemudian Pondok Pesantren Binorong semakin berkembang pesat,. Diantara santri-santrinya antara lain : Achyat (H. Burhan) adik misan Ibrahim, M. Yasin (Abu Amar Syuhada) adik kandung, dan Sudirman. Sudirman kelak berkarir dalam dunia milter, dikenal sebagai Panglima Besar Jenderal Sudirman.

Sekitar tahun 1921 dalam konferensi Pemuda Muhammadiyah di Yogyakarta, KH. Busyro bertemu pertama kali dengan dua kakak beradik; A. Dimyati dan M. Wahib. Diawali dengan adu kaweruh antara M. Wahib dengan H. Burhan, selanjutnya A. Dimyati dan M. Wahib mengangkat KH. Busyro sebagai guru.

A. Dimyati dan M.Wahib berguru pencak kepada KH.Busyro di Binorong, Banjarnegara. KH. Busyro lebih terkenal menguasai ilmu pencak inti, sedangkan H. Burhan lebih terkenal menguasai ilmu pencak ragawi. Menurut riwayat, kedua kakak beradik A.Dimyati dan M.Wahib belajar selama lima hari untuk menguasai 15 Jurus, dan 5 Kembangan. Selanjutnya A.Dimyati dan M.Wahib kembali ke Yogyakarta, diikuti oleh KH.Busyro dan H.Burhan yang pindah ke Yogyakarta. Dalam kondisi demikian, masyarakat lingkungannya menyebut mereka sebagai Pendekar Pencak. Seiring dengan berpindahnya KH. Busyro ke Kauman,Yogyakarta, aliran Banjaran--yang pada awalnya dikembangkan melalui Pondok Pesantren Binorong--akhirnya untuk sementara waktu berpusat ke Kauman.

Pendekar A.Dimyati sifatnya pendiam dan cenderung tertutup, sedangkan M.Wahib sifatnya cenderung agresif dan terbuka. Pembawaan A.Dimyati lebih mirip dengan pembawaan H.Burhan. Sedangkan pembawaan M.Wahib dikatakan lebih mirip pembawaan gurunya, KH.Busyro. Untuk itu lebih menonjol nama M.Wahib daripada A.Dimyati. Sedangkan A.Dimyati yang banyak dikatakan ilmunya lebih tangguh dari adiknya, namun karena pendiam dan tertutup maka tidak kejadian yang dicatat.

Karena sifat kedua kakak beradik yang berbeda ini, sering mengakibatkan keduanya terlibat bentrok, termasuk dalam hal adu kaweruh. KH.Busyro memahami karakter kedua kakak beradik ini. Sekalipun berbeda, menurut beliau keduanya sama-sama memiliki bakat pencak yang tinggi.

Melihat hal demikian KH.Busyro Syuhada menunjuk Pendekar A.Dimyati untuk berkelana ke arah barat, sebagaimana yang pernah dijalani oleh Pendekar KH.Busyro. Sesuai dengan tradisi yang berlaku bahwa Pendekar A.Dimyati yang sudah mengangkat guru kepada KH.Busyro tidak boleh berguru kepada guru pencak lainnya.Untuk itu dalam berkelana ini yang dilakukan adalah "adu kaweruh". Diriwayatkan bahwa Pendekar A.Dimyati berhasil menguasai ilmu Cikalong-Cimande, dan Cibarosa.

Adapun KH.Busyro menunjuk M.Wahib untuk berkelana ke arah timur, hingga beberapa tempat sempat disinggahi oleh Pendekar M.Wahib, antara lain Bawean dan Madura. Karena sifatnya yang agresif dan terbuka dari Pendekar M.Wahib, maka "adu kaweruh" diartikan dengan berkelahi,  menguji ilmu dengan pendekar-pendekar yang mengklaim dirinya sebagai pendekar sakti. Menurut kisah yang diceritakan oleh M.Wahib: "Kemana-mana saya naik turun panggung (gelanggang) untuk tarung pencak untuk mendapatkan uang (menang), kalau diperlukan saya memakai senjata handuk dan sepotong besi sejengkal berlafal Alif".

Setelah pengembaraan Pendekar A.Dimyati ke barat, dan pengembaraan Pendekar M.Wahib ke timur, keduanya kembali ke Yogyakarta. Kebiasaan mencari lawan tanding Pendekar M.Wahib diarahkan kepada anak-anak Belanda ataupun tentara Belanda.

Cikauman

Pada tahun 1925, bertempat di lingkungan Kauman Tengah, atas restu Pendekar Besar KH. Busyro, A.Dimyati dan M.Wahib membuka latihan pencak. Diriwayatkan puluhan murid ikut  berlatih. Pada saat inilah Pendekar M.Wahib menyatakan CIKAUMAN adalah satu-satunya pencak yang ada di KAUMAN. Penamaan aliran ini sebagaimana menunjuk nama satu tempat sebagai nama aliran. Adapun penyebutan aliran Cikauman ini mengandung pengertian sebagai aliran Banjaran-Kauman, dengan makna bahwa aliran ini merupakan kelanjutan dari aliran Banjaran.
Pada waktu itu digariskan dengan tegas dasar yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua murid-muridnya, yaitu:

  1. Cikauman/Pencak Kauman, berlandaskan Al Islam dan berjiwa ajaran KH.Ahmad Dahlan, membina pencak silat yang berwatak serta berkripadian Indonesia, bersih dari sesat dan sirik.

  2. Mengabdikan perguruan untuk perjuangan agama serta bangsa dan negara.

  3. Sikap mental dan gerak langkah anak murid harus merupakan tindak-tanduk Kesucian.


Dalam literatur Pencak Silat, perkembangan pencak silat di Indonesia sangat dipengaruhi dua hal:

  1. Geografis: berupa dataran tinggi, dataran rendah, dan pantai.
    Masing-masing memiliki karakter yang khas, salah satunya dalam hal kuda-kuda.


Kultural: berupa budaya dan adat istiadat yang mempengaruhi sebuah aliran pencak silat. Dua jalur besar dalam hal ini yaitu aliran Bangsawan dan aliran Rakyat.

  1. Aliran Bangsawan:



  • Tertutup, tidak mudah berasimilasi, bertahan kepada kemurniannya.

  • Daya gunanya pada seni pencak silat

  • Disiplin.


Aliran Rakyat:

  • Terbuka, mudah berasimilasi, cenderung berbaur dan tidak murni.

  • Daya guna pada bela diri.

  • Tidak disiplin.


Kalau dilihat pada aliran Cikauman,  dua definisi tersebut kurang cocok sepenuhnya, karena sifat Cikauman adalah:

  • Tertutup, akan tetapi mudah berasimilasi.

  • Tidak disiplin, tetapi patriotik.

  • Daya guna sama kuat antara seni dan bela diri.


Hal ini dapat dimaklumi karena dalam masa perkembangan aliran Banjaran-Kauman sejak awal hingga seterusnya, aliran ini senantiasa berinteraksi dan berdampingan dengan aliran-aliran pencak lainnya yang ada, baik aliran rakyat maupun aliran bangsawan.

Perguruan Cikauman (Kauman-Banjaran), dipimpin langsung oleh Pendekar Besar M. Wahib dan Pendekar Besar A. Dimyati. Murid angkatan pertama adalah M. Djuraimi (Mbah Djur) dan M. Syamsuddin. Kehandalan M. Syamsuddin terletak pada permainan sabetan kaki dan tangan. Hal ini ditunjang oleh postur tubuh M. Syamsuddin yang kekar, karena selain gemar pencak M. Syamsuddin juga seorang pemain sepak bola yang handal.

Setelah dinyatakan lulus dari Perguruan Cikauman, M. Syamsuddin diizinkan untuk menerima murid dan selanjutnya mendirikan Perguruan SERANOMAN. 

Seranoman

Perguruan Seranoman melahirkan seorang Pendekar bernama M. Zahid, anak murid Seranoman yang berotak cemerlang dan berkemampuan tinggi, serta pergaulannya luas. Kehandalan M. Zahid bertumpu pada ketajaman gerak. Selain itu beliau berhasil mengembangkan dari 5 menjadi 8 Kembangan, dan berhasil merancang pengajaran keilmuan sehingga keilmuan pencak mudah untuk dimassalkan. Namun sayangnya beliau berpulang ke Rahmatullah sehingga belum sempat mendirikan perguruan baru. Sekalipun begitu M. Zahid sempat melahirkan seorang murid berbakat, yaitu Moh. Barie Irsyad. Selanjutnya Moh. Barie Irsjad dibina langsung oleh A. Dimyati dan M. Wahib.

Pada perkembangan selanjutnya Moh. Barie Irsyad diarahkan untuk menghadapi aliran-aliran hitam. Puncaknya adalah tantangan adu kaweruh melawan aliran hitam dengan taruhan siapa yang kalah harus pergi (terusir) dari Kauman. Di bawah kesaksian Pemuda Muhammadiyah ranting Kauman, pada suatu malam -- tepatnya tengah malam, bertempat di pelataran Mesjid Gede Kauman, Yogyakarta, berlangsunglah pertarungan tersebut. Atas izin Allah SWT, seluruh murid menyaksikan bahwa yang bathil tidak akan dapat mengalahkan yang haq. Moh. Barie Irsyad berhasil melumpuhkan ilmu sihir dari aliran hitam.

Pada waktu di bai'at Pendekar Moh. Barie Irsyad berhasil mempertanggung jawabkan 11 Kembangan. Lalu Pendekar Moh. Barrie Irsyad, sebagai murid angkatan ke-6 yang telah dinyatakan lulus dalam menjalani penggemblengan oleh Pendekar M. Zahid, M. Syamsuddin, M. Wahib dan A. Dimyati, kemudian diberi restu untuk menerima murid. Moh. Barie Irsyad kemudian mendirikan Perguruan KASEGU.

 

Kasegu

Nama Kasegu diambil dari Segu atau Kasegu, yaitu senjata khas yang berlafadz "MUHAMMAD", diciptakan oleh Pendekar Moh. Barrie Irsyad. Selanjutnya Segu menjadi senjata khas Perguruan TAPAK SUCI. Kasegu juga bermakna "KAuman SErba GUna". Pada selanjutnya ada orang yang menyebutnya sebagai Kasegu Badai Selatan (mengingat operasionalnya berpusat di bagian selatan Kauman).

Selanjutnya, dalam angkatan ketujuh ini tercatat antara lain:

  1. Murid Cikauman (murid langsung Pendekar M. Wahib): Achmad Djakfar, Moh. Dalhar Suwardi, M. Slamet.

  2. Murid Seranoman (murid langsung Pendekar M. Syamsuddin):M. Zundar Wiesman dan Anis Susanto.

  3. Murid Kasegu (murid langsung Pendekar Moh.Barie Irsyad): Irfan Hadjam, M. Djakfal Kusuma, M. Sobri Ahmad, dan M. Rustam Djundab.


Murid angkatan ketujuh ini mulai berlatih di tahun 1957, biasanya empat kali seminggu mulai pukul delapan (ba'da Isya) sampai mendekati Shubuh.

Lahirnya TAPAK SUCI

Atas desakan murid-murid kepada Pendekar Moh. Barie Irsyad, muncullah gagasan untuk mendirikan satu perguruan yang mengabungkan perguruan yang sejalur (Cikauman, Seranoman dan Kasegu). Namun untuk mencapai itu mestilah melalui jalan yang tidak mudah. Karena pengertian kelahiran perguruan yang baru kelak bukanlah merupakan suatu aliran yang baru melainkan tetap berakar dari aliran Cikauman (Banjaran-Kauman), apalagi mengingat Pendekar Moh.Barie Irsjad berada pada generasi ke-6 dalam silsilah, maka perlu dilakukan silaturahim dengan para sesepuh. Maka pembuktian demi pembuktian senantiasa dilakukan dalam berbagai pertemuan keilmuan, sekaligus untuk memantapkan perumusan keilmuan yang akan diturunkan. Dalam setiap pertemuan keilmuan senantiasa dilakukan pembuktian demi pembuktian, yang melibatkan para sesepuh aliran.

Sudah takdir Ilahi ketika Pendekar Moh.Barie Irsyad selesai menampilkan JURUS HARIMAU, Pendekar M.Wahib menyatakan puas dan pembuktian dinilai telah cukup. Selanjutnya Pendekar A.Dimyati memberikan pesan dan petunjuk: "Kalau ketemu  aliran pencak silat apapun, nilailah kekuatannya." Kelihatannya sangat sederhana, akan tetapi sikap ini adalah sangat kontradiktif dengan sifat jago pencak pada umumnya yang tidak mau melihat kelebihan orang lain dan selalu merasa dirinya yang terbaik dan terkuat. Sikap mental Pendekar A.Dimyati ini selanjutnya menjadi dasar sikap mental Pendekar-pendekar TAPAK SUCI.

Ujian lainnya yang harus dihadapi memang cukup beragam. Salah satunya adalah penilaian bahwa pengembang atau pun pendiri dalam silsilah aliran ini tidak berasal dari darah biru (ningrat), apalagi para penggagas TAPAK SUCI hanya kalangan rakyat biasa. Akan tetapi dalam hal ini kemudian dinyatakan bahwa TAPAK SUCI bukan milik dan gerakan Kampung Kauman, bahkan ketika itu dinyatakan bahwa TAPAK SUCI adalah gerakan dunia.

Dalam proses pendirian TAPAK SUCI ini juga tidak lepas dari dukungan dan restu yang datang dari para pendekar, ulama dan aktifis Muhammadiyah, dengan harapan kelak perguruan pencak yang terorganisir ini dapat menjadi wadah pengkaderan dan wadah silaturahim para ahli pencak di lingkungan Muhammadiyah. Sekalipun ujan demi ujian harus dilalui

Maka berbagai perangkat organisasi pun disiapkan sedemikian rupa, antara lain:

  • Nama Perguruan dirumuskan dengan mengambil dasar dari ajaran Perguruan Kauman, maka ditetapkan nama TAPAK SUCI.



  • Tata tertib upacara disusun oleh Moh. Barie Irsyad.



  • Doa dan Ikrar disusun oleh H. Djarnawi Hadikusuma.



  • Lambang Perguruan diciptakan oleh M. Fahmie Ishom.



  • Lambang Anggota diciptakan oleh Suharto Sujak.



  • Lambang Tim Inti Kosegu dibuat oleh Ajib Hamzah.



  • Bentuk dan warna pakaian ditentukan oleh M. Zundar Wiesman dan Anis Susanto.


Kemudian, atas izin dan restu Allah SWT telah menjadi suatu kenyataan sejarah bahwa pada tanggal 31 Juli 1963 di Kauman, Yogyakarta, TAPAK SUCI telah ditakdirkan untuk lahir dan berkembang di seluruh Nusantara dan kelak meluas ke mancanegara, untuk menjadi pelopor pengembangan pencak silat yang methodis dan dinamis.

Semuanya ini berkat kebesaran jiwa para Pendekar pendahulu (sesepuh) yang mampu memandang jauh ke depan. Tapak Suci adalah amanat dari Pendekar-pendekar Cikauman (Kauman-Banjaran) kepada generasi penerus bangsa untuk dipelihara, dibina, dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya.

Pada waktu lahirnya Tapak Suci, telah digariskan bahwa:

  1. Tapak Suci berjiwa ajaran KH. Ahmad Dahlan

  2. Keilmuan Tapak Suci bersifat Methodis dan Dinamis

  3. Keilmuan Tapak Suci bersih dari syirik dan menyesatkan


Pasca Kelahiran

Tahun-tahun 1960-an kita ketahui bahwa gerakan komunis di Indonesia telah semakin menjadi-jadi di seluruh pelosok negeri. Mereka mengintimidasi kaum Muslim dan menggerogoti kesatuan Bangsa. Hal ini terjadi juga di Kauman. Tak sedikit anak-anak Kauman yang diganggu, sekalipun Kauman sudah menjadi perkampungan Muslim. Maka kehadiran Tapak Suci memberi rasa aman bagi kaum Muslim di situ. Masa-masa awal ini adalah masa-masa perlawanan terhadap gerakan Komunis yang terampil dalam mengintimidasi, menfitnah, dan merusak.

Saat itu konsentrasi beladiri Tapak Suci di arahkan untuk menghadapi gerakan komunis. Gerakan anti komunis inipun akhirnya diikuti oleh kelompok-kelompok pemuda yang membentuk sel-sel (kelompok) tersendiri di kampung-kampung lain dalam rangka menggerogoti kekuatan komunis, seperti Benteng Melati di Kampung Kadipaten, Perkasa di Kampung Suronatan, termasuk M. Djuraimi kelak membentuk perguruan Eka Sejati di Kampung Karangkajen, yang seolah sebagai sel dari gerakan di Kauman.

Namun kiranya sepak terjang pemuda-pemuda Tapak Suci kelak ternyata diharapkan di daerah-daerah lainnya, apalagi jika daerah itu merupakan kampung umat Muhammadiyah.  Beberapa wilayah mengajukan permintaan untuk dibuka latihan Tapak Suci. Selain  itu Tapak Suci juga tersebar karena dibawa oleh aktifis perguruan yang berkelana atau merantau keluar daerah.  Maka hal inilah yang kelak mendorong lahirnya Tapak Suci di daerah-daerah.

Seiring dengan tersebarnya Tapak Suci ke daerah, maka masuklah beberapa ahli pencak yang berada di lingkungan Muhammadiyah ke dalam Tapak Suci. Hal ini tentu semakin menyemarakkan gegap gempita Tapak Suci dari sisi organisasi dan keilmuan. Perguruan Tapak Suci yang awalnya hanya di Yogyakarta akhirnya berkembang keluar Yogyakarta dan masuk ke daerah-daerah lainnya.

Setelah meletusnya pemberontakan G30 S/PKI, Tapak Suci kembali ke sarang dan berkonsetrasi kembali pada organisasi. Di tahun 1966 diselenggarakan Konferensi Nasional I Tapak Suci yang dihadiri oleh para utusan Perguruan Tapak Suci yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Pada saat itulah berhasil dirumuskan pemantapan organisasi secara nasional, dan Perguruan Tapak Suci dikembangkan lagi namanya menjadi Gerakan dan Lembaga Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Kemudian pada Sidang Tanwir Muhammadiyah di tahun 1967, Tapak Suci Putera Muhammadiyah ditetapkan menjadi organisasi otonom ke-11 di lingkungan Muhammadiyah.

Prestasi olahraga dan seni

Dalam Kejuaraan Nasional I Tapak Suci tahun 1967 di Jember, pertandingan Pencak Silat Tapak Suci dilaksanakan dengan pertarungan bebas. Hal ini bercermin dari tradisi perguruan sejak dulu dalam melakukan sabung (pertarungan) yaitu dengan menggunakan full-body contact, yang mana setiap anggota tubuh adalah sasaran sah untuk diserang, kecuali mata dan kemaluan. Namun ternyata sistem pertarungan seperti itu tidak dapat diterapkan dalam pertandingan olahraga karena dapat mengakibatkan cidera, cacat permanen, bahkan kematian. Maka seiring dengan itu pula maka pasca Kejurnas I di Jember tahun 1967 itu sistem pertandingan olahraga Tapak Suci terus mengalami penyempurnaan demi penyempurnaan, sekalipun hingga beberapa dasawarsa ke depan kemudian, sistem pertandingan olahraga Tapak Suci tetap tidak menggunakan pelindung badan (body-protector), dengan pengertian bahwa "pelindung badan" pesilat Tapak Suci adalah keilmuan dan ketangkasan si pesilat. Pada Kejurnas I di Jember itu pun sudah diperlombakan pencak silat seni, yang mana yang dilombakan adalah Kerapihan Teknik Permainan.

Ketika Tapak Suci memantapkan diri dalam gerakan olahraga dan seni, keilmuan Tapak Suci ditampilkan melalui 4 aspek; mental-spiritual, olahraga, seni, dan beladiri. Adapun ilmu pengebalan tubuh ataupun anggota tubuh berupa alat penyasar, mulai ditinggalkan. Hal ini mengingat adanya anjuran dari Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah agar ilmu tersebut disimpan, kalau toh itu ilmu yan haq, akan tetapi dikhawatirkan dapat menjadi satu kesombongan.

Perguruan Historis IPSI

Pada masa-masa perkembangan Perguruan Tapak Suci yang telah merambah ke persada nusantara, maka dipandang perlu bagi Perguruan Tapak Suci untuk mencari induk organisasi pencak silat. Pada waktu itu sekurang-kurangnya ada tiga organisasi yang menamakan diri sebagai induk organisasi pencak silat Indonesia, yaitu: PPSI yang digerakkan dari Bandung, IPSI yang digerakkan dari Jakarta, dan BAPENSI yang digerakkan dari Yogyakarta, yang masing-masing mencari kekuatan pendukung.

Melalui Rapat Kerja Nasional yang dilaksanakan pada tanggal 19 s.d 20 April 1967 di Pekalongan, disamping memutuskan dan mengesahkan Anggaran Rumah Tangga, Tapak Suci berketetapan hati memilih Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (sekarang Ikatan Pencak Silat Indonesia) sebagai induk organisasi pencak silat. Untuk itu Tapak Suci didaftarkan kepada PB. IPSI dan langsung diterima menjadi anggota nasional. Kelak kemudian Tapak Suci didudukkan sebagai salah satu dari 10 Perguruan Historis IPSI, mengingat peran Tapak Suci yang menunjang tegak berdirinya PB. IPSI yang kala itu kondisinya sedang kritis.

Kiprah Tapak Suci

Maka kelak kiranya Tapak Suci menjalankan tugas dan peran yang tidak mudah. Di satu sisi Tapak Suci adalah organisasi dakwah yang berinduk ke Muhammadiyah. Di sisi lain Tapak Suci adalah organisasi pencak silat dengan induknya IPSI. Pada dimensi lainnya, Tapak Suci adalah sebuah ilmu beladiri, namun juga merupakan gerakan olahraga dan seni. Hal ini menuntut organisasi dan keilmuan dapat seiring sejalan. Kelak itulah mengapa Sabuk yang terurai pada pesilat Tapak Suci, harus sama panjang di kedua sisi dan tepat jatuhnya di tengah, tidak lebih panjang di satu sisi saja.

Jumat, 08 September 1995

SISWA I

 SISWA I


 

  1. I.                  SALAM NASIONAL


 

  1. II.               JURUS DASAR


    1. 1.                 Pagutan Merpati

    2. 2.                 Merpati mengibas sayap

    3. 3.                 Sambaran Merpati

    4. 4.                 Tandukan Naga Jantan

    5. 5.                 Sambaran Naga

    6. 6.                 Pagutan Naga

    7. 7.                 Ikan Terbang Menerjang Sarang

    8. 8.                 Benturan Harimau

    9. 9.                 Kibasan Harimau

    10. 10.             Harimau menggoyang ekor

    11. 11.             Terkaman Harimau

    12. 12.             Belitan Tangkai Mawar





  1. III.           CARA MELANGKAH DAN HINDARAN


    1. 1.                 Melipat maju 3X, Mundur 3X

    2. 2.                 Meloncat Maju 3X, Mundur 3X

    3. 3.                 Harimau Tidur (4 Penjuru mata angin)

    4. 4.                 Harimau Lapar Meliuk diri

    5. 5.                 Memutar maju 3X, Mundur 3X

    6. 6.                 Menggulung kedepan 3X, kebelakang 3X




  1. IV.             KELOMPOK JURUS DASAR


    1. 1.                 Mawar Mekar

    2. 2.                 Mawar Layu

    3. 3.                 Katak Melempar Tubuh

    4. 4.                 Merpati Mengibas Sayap

    5. 5.                 Ikan Terbang Menjulang ke Angkasa

    6. 6.                 Ikan Terbang Menggoyang Sirip

    7. 7.                 Ikan Terbang Menerjang sarang




  1. V.                RANGKAIAN JURUS


    1. 1.                 Bunga Rampai Putih Dasar

    2. 2.                 Bunga Rampai Kuning Dasar




  1. VI.             JURUS DASAR TOYA


    1. 1.                 3 Jenis Serangan

    2. 2.                 2 Jenis Tangkisan




  1. VII.         TEKNIK PRAKTIS


    1. 1.                 Katak Melempar Tubuh, Tandukan Naga VS Mawar Mekar, Rajawali mengibas sayap Dalam

    2. 2.                 Tandukan Naga, Merpati mengibas sayap VS Mawar layu, Rajawali Mengibas sayap atas

    3. 3.                 Ikan Terbang menjulang angkasa,Ikan Terbang menggoyang sirip VS Mawar layu,Rajawali Mengibas sayap Bawah

    4. 4.                 Harimau membuka jalan (Kanan-kiri) VS Mawar Layu (kanan-kiri).





    • VIII.      FISIK




      • 1.                 Push Up Putra 15X Putri 10X

      • 2.                 Sit Up Putra 15X Putri 10X

      • 3.                 Back Up Putra 15X Putri 10X