Senin, 06 Mei 2013

Cinta Memang Bisa Bikin Buta

*Jakarta*, Cinta.. cinta... cinta, topik yang satu ini memang tak akan
ada habisnya dibahas. Berbagai perasaan timbul ketika jatuh cinta;
senang, bahagia, bahkan sampai terpuruk karena sakit hati. Intinya,
jatuh cinta.. memang sejuta rasanya!

Nah, perasaan tersebut menimbulkan rasa penasaran para peneliti. Mereka
pun peneliti aktivitas otak dan tubuh seseorang ketika sedang jatuh cinta.

Dilansir BBC, Rabu (16/8/2006) penelitian oleh Universitas London
membuktikan ketika sedang jatuh cinta, bagian otak manusia yang
mengontrol pikiran-pikiran kritis agak terganggu. Namun ini tak hanya
berlaku untuk cinta pada kekasih, kecintaan ibu pada anaknya juga bisa
menghasilkan hal serupa.

Penelitian ini melibatkan 20 orang yang diminta untuk memberikan
pendapat soal orang yang dicintainya. Sebelumnya, mereka ditunjukkan
foto orang tersebut.

Perasaan jatuh cinta membuat aktivitas otak yang terkait dengan
penilaian kritis menjadi terganggu. Aktivitas yang menimbulkan
emosi-emosi negatif pun menjadi berkurang.

Tak hanya itu saja, terjadi peningkatan aktivitas di bagian otak yang
merespon terhadap reward atau hal-hal baik. Sedangkan bagian otak yang
biasa membuat penilaian-penilaian negatif mengalami penurunan aktivitas.

Para responden ini seakan di'buta'kan oleh cinta mereka sehingga
penilaian tentang pasangan mereka tak seobyektif biasanya. Penilaian
terhadap orang yang dicintai lebih cenderung ke penilaian yang bersifat
positif. Sedangkan hal-hal negatif atau kesalahan pasangan kerap
terlewatkan oleh mereka.

Nah, yang membedakan antara cinta kekasih dan keluarga adalah, cinta
dengan kekasih bisa memicu aktivitas di hypotalamus. Hypotalamus ini
bertugas untuk mengontrol rangsangan yang berbau seksual.

Sementara itu, penelitian lain membuktikan, pria dan wanita yang sedang
jatuh cinta juga mengalami perubahan hormon. Pria yang sedang jatuh
cinta mengalami penurunan hormon testoteron sedangkan pada wanita
terjadi peningkatan hormon testoteron. Aktivitas ini terjadi pada enam
bulan pertama pasangan tersebut mulai jatuh cinta.

"Pria, menjadi seperti wanita, sedangkan wanita menjadi seperti pria.
Sepertinya ala, ingin menghilangkan perbedaan antara pria dan wanita
agar mereka bisa bersatu," ujar peneliti asal Italia, Donatella
Marazziti dari Universitas Pisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar