Minggu, 05 Mei 2013

Enam Tahap Dalam Percintaan








Enam Tahap
Dalam Percintaan








Hubungan
percintaan, tentu saja tidak terjadi dengan sendirinya. Selalu ada awal dan
akhir. Apakah itu akan berakhir dalam pernikahan atau tidak, sangat tergantung
oleh masing-masing pasangan.


Sesungguhnya,
dalam percintaan ada tujuh tahapan yang dilewati. Jika kamu beruntung, cukup
enam tahapan saja yang dinikmati. Tapi kalau kurang beruntung, ya terpaksa
tujuh tahapan itu kamu lewati.


Setiap
pasangan pasti mengalami masa-masa sulit dalam melewati tahapan-tahapan
tersebut. Dan penyebab terbanyak adalah perselingkuhan.





Tahapan-tahapan
apa saja yang dilewati dalam menjalin asmara?
Simak penjelasan yang ini:


1. Tahap kegembiraan


Masa ini disebut juga masa ngegombal. Iyalah, ketika asmara berada di
puncaknya, si dia menjadi orang yang paling luar biasa. Segalanya nampak indah
dan hebat. Jangan bicara logika di sini karena itu tak ada gunanya.


Makanya jangan heran kalau banyak syair cinta yang
tidak masuk akal. Langkah pertama ini biasanya berlangsung secara tidak
sengaja. Ada
yang bertemu di kampus, kantor atau tempat-tempat umum lainnya.





2. Tahap mengkhayal


Kalau pasangan sudah mulai dekat, biasanya mulai masuk
ke masa ini. Mereka akan sibuk berandai-andai. Misalnya, seandainya menikah,
punya anak, dsb. Dalam tahap ini, sisi buruk pasangan biasanya belum terlihat.
Masing-masing berusaha menunjukkan bagian terbaik dari dirinya.


Yang fatal, orang juga cenderung meremehkan sikap
negatif pasangannya. Mereka yakin bahwa pasangan akan berubah jika bersamanya.
Karena segala sesuatunya kelihatan bagus, pasangan cenderung mendustai diri
sendiri.


Banyak kepura-puraan dilakukan hanya agar terlihat
hebat di depan si dia. Nah, dusta dan khayalan inilah yang nantinya kerap
membuat pasangan bubar di tengah jalan.





3.
Tahap penemuan


Tapi yang namanya sikap pura-pura, toh ada batasnya.
Tak semua orang sanggup terus bersandiwara. Alhasil, carut-marut pribadi si dia
mulai kelihatan. Sisi-sisi negatif si dia, mulai jadi ganjalan. Apalagi kalau
pihak luar ikut campur.





Misalnya dengan membocorkan sifat si dia yang
sesungguhnya. Kritik tak sedap dari teman dan keluarga juga mulai mempengaruhi.
Kamu didorong untuk melihat kekasih dengan mata yang jernih.


Kalau masing-masing pasangan tidak berusaha untuk
bertoleransi, menekan ego, mustahil rasanya hubungan bisa berlanjut.


Pasangan yang mau saling mengerti, biasanya dapat
menyelesaikan masalah tanpa harus merusak hubungan yang telah terjalin. Di
tahap ini pula, kesempatan untuk mengubah pasangan terbuka lebar.

















4.
Tahap kekecewaan


Tiba-tiba kok si dia berubah. Itu hal biasa yang kita
ungkapkan jika sedang kecewa pada kekasih. Tapi itu sebetulnya perubahan itu
bukan pada pasangan, melainkan perspektif kamu. Dulu kamu melihat larangannya
untuk ini-itu sebagai tanda sayang. Tapi kini, kamu menganggap hal tersebut
merupakan kekangan.


Tahap ini menjadi pemicu instrospeksi diri. Mencoba
untuk menerima bahwa sikap itu merupakan suatu kewajaran. Tidak ada manusia
yang sempurna. Namun sebagian pasangan yang telanjur kecewa, ada pula yang
memutuskan menamatkan hubungannya.





5.
Tahap kompromi


Ini biasanya untuk hubungan yang semi serius. Saling
menyesuaikan diri satu sama lain, menerima perbedaan yang ada serta kesediaan
untuk memaafkan.


Dalam tahap ini pasangan dituntut untuk saling percaya
dan meyakini bahwa tiap masalah pasti ada jalan keluarnya, jika mau bersama.
Capek memang, tapi ini bayarannya jika ingin bahagia bersama si dia.





6.
Tahap bersatu


Wah, ini yang ditunggu-tunggu. Pernikahan, pertunangan
atau hidup bersama merupakan salah satu diantaranya. Di tahap ini, pasangan
biasanya sudah saling percaya. Betapapun buruknya nasib yang menimpa, kamu dan
pasangan tidak akan terguncang. Semua itu malahan makin merekatkan hubungan.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar