Minggu, 05 Mei 2013

LEBIH PENTING DARIPADA HADIAH

LEBIH PENTING DARIPADA HADIAH

 Seorang laki-laki pergi ke luar negeri untuk bekerja dan
meninggalkan
 gadis tunangannya tersedu-sedu. "Jangan khawatir, aku akan menulis
surat
 untukmu setiap hari", katanya.
 Selama bertahun-tahun laki-laki itu memang menulis surat untuk
 tunangannya. Tetapi karena dia senang dengan pekerjaannya, dia
tidak
 merencanakan untuk pulang dalam waktu dekat.

 Suatu hari, dia menerima undangan pernikahan. Ternyata kekasihnya
akan
 segera menikah. Dengan siapa ? Dengan tukang pos yang tiap hari
 mengantar surat yang dia tulis. Jarak pemisah telah membuat hati
berubah.

 Lelaki malang itu merenung, "Lho, apa salahku. Aku mengiriminya
 surat-surat, coklat, dan bahkan bunga-bunga".
 Ketika dalam suatu hubungan terjadi masalah, daftar barang-barang
yang
 telah diberikan atau hal-hal yang telah dilakukan untuk seseorang,
akan
 tiba-tiba muncul untuk dipermasalahkan. Kita akan berkata "Saya
telah
 memberimu ini dan itu... Saya telah melakukan semuanya demi kamu".
 Tampaknya cinta dapat dibuktikan secara mudah hanya dengan
pemberian
 hadiah-hadiah dan perbuatan baik.

 Namun, walaupun hadiah-hadiah itu penting juga, cinta memerlukan
hal
 yang mendasar: KEHADIRAN. Kehadiran sang kekasih, kehadiran orang
yang
 dicintai. Pengamatan saya terhadap anggrek ibu saya dapat dijadikan
 contoh. Saat ibu saya pergi agak lama, bunga-bunga itu tampak tak
subur
 dan banyak diantaranya yang layu. Tapi saat ia kembali hadir,
 bunga-bunga itu mekar dengan indahnya. Padahal ibu saya tidak
melakukan
 hal-hal yang luar biasa. Ia hanya memberikan banyak waktunya untuk
 berbicara dan merawat mereka.

 Saya kira, orang lebih memerlukan kehadiran perhatian dan
kepedulian.
 Cinta secara fundamental adalah sebuah komitmen terhadap seseorang.
Kita
 dapat mempunyai komitmen terhadap bisnis, pekerjaan, hobi,
olahraga,
 maupun keanggotaan di klub, tetapi dapat dikatakan dengan tegas:
semua
 itu tidak dapat mencintai kita. Hanya orang lain yang dapat
membalas
 cinta kita, dan untuk itu, komitmen tertinggi sebagai manusia
adalah
 memberikan waktu kita dengan orang yang kita cintai. Dan karena
manusia
 memerlukan kasih sayang dan makanan, hadiah-hadiah material hanya
dapat
 - secara terbatas - membantu untuk mengembangkan cinta. Tapi itu
semua
   tidak dapat menggantikan kehadiran pribadi, yang merupakan hadiah
   terbesar!

 Martha sedang sibuk dengan pekerjaannya. Dia yakin harus bekerja
keras,
 karena ia mencintai ayahnya yang sedang sakit kanker. Dia harus
 membeli obat-oabatan yang mahal. Saudara-saudaranya yang lain tetap
 tinggal dengan ayah mereka hampir setiap saat. Mereka
memandikannya,
 bernyanyi untuknya, menyuapi makan, ataupun sekedar menemani sang
ayah

 Suatu hari Martha sakit hati. Dia mendengar sang ayah berkata
kepada
 ibunya, "Semua anak-anak kita mencintaiku kecuali Martha".
 "Bagaimana mungkin?", pikir Martha. "Bukankah aku yang bekerja
 mati-matian untuk mendapatkan uang guna membeli semua obat-obatan?
 Saudara-saudaraku bahkan tidak berbagi sebesar yang aku berikan".

 Suatu hari, Martha pulang larut malam seperti biasanya. Dia
mengintip
 untuk pertama kalinya, ke dalam kamar di mana ayahnya berbaring.
Dia
 melihat ayahnya masih terjaga, maka dia memutuskan untuk datang
mendekat
 di samping tempat tidur ayahnya. Ayahnya memegang kedua tangan
Martha
dan
 berkata, "Aku merindukanmu. Aku sudah tidak punya banyak waktu
lagi.
 Tinggalah dan temani aku". Dan itu yang ia lakukan, semalaman
 ia tinggal menemani ayahnya, berpegang, menggenggam tangannya.

 Pagi harinya martha berkata pada semua orang, "Aku mengambil cuti.
Aku
 ingin menemani Ayah. Mulai saat ini aku akan memandikan dan
bernyanyi
 untuknya". Sebuah senyum bahagia muncul menghias wajah ayahnya.
Kali ini
 ia tahu Martha mencintainya.

 ** Seorang anak kecil memerlukan kehadiran orang-orang yang kita
cintai.
     Orang dewasapun memerlukannya **

 ---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar